Professional Documents
Culture Documents
hypothesis merupakan
hypothesis
reaksi
yang
memprediksikan
berlawanan
sekuritas
yang
dengan
masuk
kategori loser dan biasanya mempunyai return rendah justru akan mempunyai abnormal
return yang tinggi (Sukmawati dan Daniel, 2002).
biasanya
masuk
kategori
winner justru
akan
Investor akan risk averse berkaitan dengan keuntungan dan risk taking berkaitan
dengan kerugian. Penilaian terpisah antara prospek keuntungan dan kerugian
investor berperilaku risk taking. Dalam menghadapi berita buruk, investor menahan
sekuritas dan tidak mau merealisasi kerugian, bahkan membeli lebih banyak saham yang
menurun karena investor memiliki probabilitas tinggi akan membaiknya sekuritas. Dalam
hal ini investor menambah risiko.
B. Contoh Anomali Pasar Modal Efisien
Meskipun hipotesis pasar efisien telah menjadi konsep yang dapat diterima
dibidang keuangan, namun pada kenyataannya beberapa penelitian menunjukkan adanya
kejadian yang bertentangan yang disebut anomali pasar. Beberapa anomali yang terdapat
di pasar modal antara lain :
Post-Announcement Drift
Fenomena ini merupakan suatu anomali pasar modal efisien yang disebut
dengan istilah post-announcement drift. Fenomena merupakan tantangan serius
dan penting dalam pasar modal efisien.
Rasio Keuangan
effect merupakan
anomali
pasar
yang
menyatakan
LIMIT TO ARBITRAGE
A. Definisi Arbitrase
"Arbitrase" (bahasa Inggris:arbitrage), yang dalam dunia ekonomi dan keuangan
adalah praktik untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan harga yang terjadi di antara
dua pasar keuangan. Arbitrase ini merupakan suatu kombinasi penyesuaian transaksi atas
dua pasar keuangan di mana keuntungan yang diperoleh adalah berasal dari selisih antara
harga pasar yang satu dengan yang lainnya.
Dalam dunia akademis, istilah "arbitrase" ini diartikan sebagai suatu transaksi
tanpa arus kas negatif dalam keadaan yang bagaimanapun, dan terdapat arus kas positif
atas sekurangnya pada satu keadaan , atau dengan istilah sederhana disebut sebagai
"keuntungan tanpa risiko" (risk-free profit).
Seorang yang melakukan arbitrase disebut "arbitraser" atau dalam istilah asing
disebut juga arbitrageur. Istilah ini utamanya digunakan dalam perdagangan instrumen
keuangan seperti obligasi, saham, derivatif, komoditi dan mata uang.
Apabila harga pasar tidak memungkinkan dilakukannya arbitrase yang
menguntungkan, maka harga tersebut merupakan ekuilibrium arbitrase atau juga dikenal
dengan istilah arbitrage equilibrium atau pasar bebas arbitrase. Ekulibrium atau
keseimbangan arbitrase ini adalah prakondisi dari teori keseimbangan umum atau general
equilibrium.
Arbitrase statistik merupakan suatu ketidak seimbangan atas nilai yang
diperkirakan . Suatu kasino menggunakan arbitrase statistik ini pada hampir semua
permainan yang menawarkan kesempatan menang.
B. Kondisi Arbitrase
Arbitrase adalah dimungkinkan apabila salah satu dari ketiga kondisi ini terjadi :
1. Aset yang sama tidak diperdagangkan dengan harga yang sama pada setiap pasar.
2. Dua aset dengan arus kas yang identik tidak diperdagangkan dengan harga yang
sama.
3. Suatu aset dengan nilai kontrak berjangka yang diketahui, dimana aset tersebut pada
saat ini tidaklah diperdagangkan pada harga kontrak berjangka dengan dikurangi
potongan harga berdasarkan suku bunga bebas risiko (atau terdapat biaya
penyimpanan gudang atas aset tersebut yang tidak dapat diabaikan).
Arbitrase bukanlah merupakan suatu tindakan sederhana dari pembelian produk
disuatu pasar dan menjualnya dipasar lain dengan harga yang lebih tinggi kelak.
Transaksi arbitrase harus terjadi secara kesinambungan guna menghindari terungkapnya
risiko pasar ataupun risiko perubahan harga pada salah satu pasar sebelum kedua
transaksi selesai dilaksanakan. Dalam segi praktik, hal ini umumnya hanya dimungkinkan
untuk dilakukan terhadap sekuriti dan produk keuangan yang dapat diperdagangkan
secara elektronis.
C. Resiko
Transaksi arbitrase pada pasar sekuriti modern memiliki risiko yang rendah.
Umumnya adalah tidak mungkin untuk menutup 2 atau 3 transaksi pada saat yang
bersamaan, oleh karenanya ada kemungkinan bahwa sewaktu satu transaksi ditutup maka
akan terjadi kenaikan harga di pasar secara cepat yang membuat tidak mungkin
dilakukannya transaksi lain dengan harga menguntungkan. Terdapat juga risiko pada
mitra pengimbang dimana pihak mitra pengimbang gagal melaksanakan kesepakatan,
bahaya ini sangat serius sebab suatu kuantitas yang amat besar harus diperdagangkan
guna memperoleh keuntungan atas perbedaan harga yang amat kecil tersebut. Resiko ini
akan membesar apabila terdapat daya ungkit atau uang yang digunakan adalah uang
pinjaman.
Resiko lainnya terjadi apabila barang yang dibeli dan dijual tidak sama dan
arbitrase dilakukan berdasarkan asumsi bahwa harga barang tersebut adalah saling
berhubungan atau terprediksi.
Persaingan di pasar juga dapat menciptakan risiko sepanjang trasnaksi arbitrase.
Misalnya, apabila ada orang yang bermaksud untuk mengambil keuntungan dari
perbedaan harga saham IBM yang diperdagangkan di NYSE dan yang diperdagangkan di
London Stock Exchange, maka mereka dapat saja melakukan pembelian dalam jumlah
yang amat besar atas saham IBM di pasar NYSE lalu ternyata bahwa mereka tidak dapat
menjualnya di pasar LSE. Hal ini menjadikan si arbitraser pada posisi risiko tanpa
lindung nilai.
Pada era tahun 1980an, risiko arbitrase menjadi umum. Dalam spekulasi bentuk
ini, yang seorang memperdagangkan sekuriti yang secara nyata harganya di bawah
ataupun di atas nilai sebenarnya, dimana sewaktu dilihatnya bahwa valuasi yang salah
tersebut akan terkoreksi oleh suatu peristiwa.
D. Keunggulan dan Kelemahan Arbitrase
Keunggulan arbitrase dapat disimpulkan melalui Penjelasan Umum Undang
Undang Nomor 30 tahun 1999 dapat terbaca beberapa keunggulan penyelesaian sengketa
melalui arbitrase dibandingkan dengan pranata peradilan. Keunggulan itu adalah :
dihindari ;
para pihak dapat memilih arbiter yang berpengalaman, memiliki latar belakang yang
Menurut Prof. Subekti bagi dunia perdagangan atau bisnis, penyelesaian sengketa lewat
arbitrase atau perwasitan, mempunyai beberapa keuntungan yaitu bahwa dapat dilakukan
dengan cepat, oleh para ahli, dan secara rahasia. Sementara HMN Purwosutjipto
mengemukakan arti pentingnya peradilan wasit (arbitrase) adalah:
kelemahan arbitrase. Dari praktek yang berjalan di Indonesia, kelemahan arbitrase adalah
masih sulitnya upaya eksekusi dari suatu putusan arbitrase, padahal pengaturan untuk
eksekusi putusan arbitrase nasional maupun internasional sudah cukup jelas.