Professional Documents
Culture Documents
A.
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat di sekelilinnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang-undang
Kesehatan Tahun 1992). Konsep dari upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi
permasalahan, mengevaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan
kerja adalah manusia dan meliputi aspek kesehatan dari pekerja itu sendiri. (Ferry efendi.2009)
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
baik fisik atau mental maupun sosial dalam usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakitpenyakit akibat kerja, gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lapangan kerja, serta penyakit-penyakit umum(Sumamur, 1995).
Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan
pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di
semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya
Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi kesehatan
masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang
menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahan
tersebut. Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan
kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah: penyakit dan kecelakaan
akibat kerja dapat dicegah. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu
perusahaan adalah sangat menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah
meningkatkan produktifitas seoptimal mungkin
Berdasarkan defenisi tersebut diatas, kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat disekelilingnya agar
diperoleh produktifitas kerja yang optimal sejalan dengan perlindungan tenaga kerja (Depkes RI,
1991).
B.
Perlindungan bagi masyarakat sekitar lingkungan kerja agar terhindar dari bahaya-bahaya
pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan
Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produkproduk perusahaan. (Sumamur,1995).
D.
Fungsi dan Peran Perawat dalam Kesehatan Kerja (Occupational Health Nursing)
Fungsi dan peran perawat dalam kesehatan kerja (K3) di industri adalah sebagai berikut
(Nasrul Effendy,1998).
Fungsi Perawat
1.
2.
3.
4.
Tugas Perawat
1.
2.
3.
4.
5.
Merencnakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah pada pekerja dan
keluarga pekerja yang mempunyai masalah kesehatan.
6.
7.
8.
9.
mengantisipasi
permasalahan
tersebut,
maka
dikeluarkanlah
peraturan
kesehatan
serta
pengaruh
buruk
yang
diakibatkan
oleh
pekerjaan.
(2) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi pekerja di sektor formal
dan informal.
(3) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi setiap orang selain
pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja.
(4) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku juga bagi
kesehatan pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta
kepolisian Republik Indonesia.
(5) Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2).
(6) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat
(5)
dan
menjamin
lingkungan
kerja
yang
sehat
serta
pengobatan
dan
pemulihan
serta
wajib
menanggung
F.
dilaporkan untuk mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap penyakit
akibat kerja didalam system manajemen kesehatan kerja. Upaya pencegahan kecelakaan kerja :
1.
Pendekatan manusia
Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusianya harus berawal pada hari pertama kerja.
Setiap karyawan harus mengetahui fungsi, jabatan, pekerjaan, dan tanggung jawab. Selain itu
juga harus dipegang prinsi bahwa kesalahan utama pada manusia adalah kurang bergairah,
kurang terampil, kurang tepat, terganggu emosi, dan lain-lain (Andi, 2001). Dengan demikian
manajemen harus menyeleksi calon karyawan dan mengadakan pelatihan agar dapat kualitas
sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya, agar mendapat pekerjaan yang :
Beban kerja
Beban kerja yang diberikan pada setiap pegawai harus disesuaikan dengan kemampuan setiap
pekerja, agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan beban kerja. Sehingga dapat mnguragi
gairah dalam bekerja.
3.
Shift kerja
Permasalahan pada system shift adalah pekerja kesulitan untuk beradaptasi dengan system shift.
Misalnya, hanya bekerja pada shift malam. Oleh karena itu, pihak manajemen berperan dalam
menentukan shift, agar setiap pekerja memperoleh jam istirahat yang cukup dalam menjalankan
sistem shift.
4.
Jam kerja
Lama kerja yang baik adalah 40 jam/minggu atau 8 jam/hari. Apabila tuntutan pekerjaan
mengharuskan untuk bekerja lebih dari jam kerja maka pihak manajemen harus memberikan
kompensasi untuk kelebihan jam kerja.
5.
Pendekatan lingkungan
Pendekatan manajemen
Manajemen merupakan sarung ilmu yang mencakup aspek sosial dan eksak sehingga tidak
terlepas dari tanggung jawab kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu, manajemen
harus menyadari :