Professional Documents
Culture Documents
Harus ada
Informasi pasien :
Nama
No EEG
Informasi lain (pada
lembaran tersendiri)
Introduksi
Medikasi yg sedang dikonsumsi secara
rutin
Premedikasi yg diberikan untuk
perekaman
Derajad kesadaran
Keadaan puasa
Elektroda yg digunakan, jika tidak
menggunakan jumlah elektroda yang
biasa dipakai pada sistem 10-20
Durasi perekaman bila berbeda dengan
durasi perekaman rutin
4
Deskripsi
Semua temuan harus OBYEKTIF
(tidak terpengaruh klinis)
Tujuan deskripsi :
mendapatkan laporan yg lengkap &
obyektif, & dapat dimengerti oleh
EEGer lain dapat memberi
kesimpulan tentang
normalitas/derajad keabnormalannya,
tanpa harus melihat rekaman EEGnya.
5
Isi Deskripsi
Aktifitas latar belakang/irama
dasar/background activity :
frekuensi, amplitudo, kuantitas,
lokasi, simetri atau asimetri, ritmis,
regularitas dan reaktifitas terhadap
buka dan tutup mata.
Beta
Adakah asimetri (amplitudo )
6
Isi deskripsi
Adakah perlambatan:
BSA (Background Slow Activity ),
Isi deskripsi
Deskripsi prosedur aktifasi :
Hiperventilasi : usaha cukup/kurang
Durasi tidur, stadium tidur
Stimulasi fotik, frekuensi harus
dicantumkan
Isi Deskripsi
Artefak hanya dicantumkan
bila :
Meragukan dan bisa
merupakan aktifitas serebral
Tidak biasa/berlebihan, yang
dapat memberikan informasi
diagnostik (nistagmus )
Interpretasi
Impresi
Korelasi klinis
10
Impresi
Pernyataan subyektif dari
pembaca tentang
normal/abnormalitas rekaman.
Impresi harus singkat dan jelas,
karena klinisi biasanya tidak
membaca deskripsi tapi
langsung membaca impresinya.
11
Impresi
Kalau temuannya abnormal,
sebaiknya digradasikan.
Setelah dikategorikan
normal/abnormal dan
digradasikan, maka sebaiknya
dijelaskan mengapa
digradasikan demikian.
12
Impresi
Bila ditemukan banyak
abnormalitas maka cukup ditulis
2 atau 3 buah abnormalitas yang
paling berat.
Bila ada rekaman EEG
sebelumnya maka bandingkan
dengan EEG sekarang.
13
Korelasi klinis
korelasi klinis bertujuan :
untuk menerangkan bagaimana
temuan EEG tersebut cocok/tidak
cocok dengan gambaran klinis.
Keterangan ini harus disesuaikan
dengan tipe dokter pengirim.
14
Korelasi klinis
Sebaiknya berhati - hati dalam membuat
kalimat, bila dokter pengirim kurang paham
dengan EEG / ilmu neurologi.
Kalau EEG abnormal, maka hal itu
mengindikasikan adanya disfungsi serebral.
- sering terdengar terlalu berat
- hanya untuk abnormalitas sedang / berat
- hanya bila informasi klinis cukup untuk
memberikan pernyataan realistik.
.
15
16
Korelasi klinis
17
Korelasi klinis
18
Korelasi klinis
Harus dijabarkan :
Bila temuan EEG tdk sesuai dg
klinis
Bila temuan EEG disebabkan efek
terapi medikasi atau intervensi lain
19
Korelasi klinis
Diperkenankan menganjurkan
rekomendasi EEG ulang dg
prosedur tambahan :
Berdasarkan gejala klinis yang diderita,
maka rekaman tidur akan sangat
bermanfaat
Karena rekaman EEG dibuat segera
setelah kejang klinis berakhir, maka EEG
ulang akan berguna untuk membedakan
apakah perlambatan yang ada
permanen atau hanya sementara.
20
Korelasi klinis
Rekaman normal pada umumnya
tidak memerlukan penjelasan lebih
lanjut.
Meskipun demikian, ketika
informasi klinis sulit membedakan
2 kondisi seperti histeria dan
epilepsi maka perlu penjelasan
tambahan seperti EEG normal
belum menyingkirkan epilepsi.
21
Korelasi klinis
Jika gambaran klinis jelas,
maka bisa dianjurkan untuk
melakukan perekaman
dengan prosedur aktifasi
tertentu yang dikenal dapat
memunculkan gelombang
yang dikehendaki.
22
23