You are on page 1of 11

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri dari ribuan
pulau dengan budaya, sosial dan kondisi perekonomian yang berbeda antar masingmasing daerah sehingga membutuhkan suatu sistem pembangunan daerah yang lebih
efektif. Selain itu, di era globalisasi yang menuntut daya saing di setiap negara juga
menuntut daya saing pada setiap pemerintah daerahnya. Daya saing pada pemerintah
daerah tersebut diharapkan dapat tercapai melalui otonomi daerah dengan peningkatan
kemandirian pemerintah daerah yang dapat diraih. Sehingga, dengan adanya otonomi
daerah pengelolaan keuangan berada pada pemerintah daerah. Menghadapi kondisi yang
demikian pemerintah melakukan reformasi dalam pengelolaan keuangan dengan
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) disusun dan disajikan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah
ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Apabila pengelolaan keuangan daerah tersebut
berhasil maka hal itu Berdasarkan Undang-Undang tersebut, pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). SAP merupakan pedoman atau acuan bagi pemerintah untuk
penyusunan laporan keuangan.
Pada tahun 2010, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah selesai disusun
oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan ditetapkan sebagai Peraturan
Pemerintah dalam PP No. 71 Tahun 2010. Dalam peraturan tersebut, laporan keuangan
pemerintah pusat maupun daerah secara bertahap didorong untuk menerapkan akuntansi
berbasis akrual dan paling lambat tahun 2015 seluruh laporan keuangan pemerintah
daerah sudah menerapkan SAP berbasis akrual. Bentuk laporan pertanggungjawaban atas
pengelolaan keuangan daerah selama satu tahun anggaran adalah dalam bentuk Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Laporan keuangan pemerintah daerah tersebut
harus mengikuti SAP sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 dengan

tujuan agar lebih accountable dan kualitas laporan keuangan tersebut semakin
berkualitas. Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang
dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi
B. Teori Akuntansi Sektor Publik
Suatu teori perlu didukung dari berbagai riset yang didalamnya terdapat hipotesa
-hipotesa yang di uji kebenaranya. Teori memiliki 3 karakteristik, yaitu:
a. Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability to
explain).
b. Kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict).
c. Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena).
Pada dasarnya terdapat 3 tujuan dalam mempelajari teori akutansi, yaitu:
1. Untuk memahami praktek akuntansi yang ada saat ini.
2. Mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktek akuntansi yang saat ini di
lakukan,
3. Memperbaiki praktek akuntansi yang akan datang.
Suatu disiplin ilmu dapat di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu
murni atau abstrak (abstract sciences), ilmu deskriptif (general descriptive sciences),
ilmu derivative (special derivative sciences), ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu
terapan (appliend sciences).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat di
andalkan terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan
tersebut adalah :
1. Obyektivitas
Obyektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang
relevan. Sering kali terjadi masalah obyektivitas laporan kinerja disebabkan oleh
adanya benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan
stakeholder. Masalah obyektifitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak,
menajemen menggunakan variable artivisial misalnya dengan pemilihan teknik
akuntansi yang bisa menujukkan kinerja yang lebih baik dan menggunakan variabel
rill (transaksional) yang dilakukan dengan cara melakukan manipulasi transaksi. Oleh

karena itu, teknik akuntansi yang di gunakan manajemen harus memiliki derajat
obyektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi stakeholder.
2. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaaan metode atau teknik akuntansi yang sama
untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu
secara berturut turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat di bandingakan
kinerjanya dari tahun ketahun.
3. Daya banding
Kendala daya banding terkait dengan obyektivitas arena semakin obyektif suatu
laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya, karena dengan dasar
yang sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Adanya alternative
penggunaan akuntansi juga dapat menyulitkan tercapainya daya banding.
4. Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta untuk menghindari
tertundanya keputusan tersebut. Permasalahnya adalah semakin banyak kebutuhan
informasi maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
informasi tersebut.
5. Ekonomis dalam penyajian laporan
Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat
yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
laporan tersebut.
6. Materialitas
Suatu informasi di anggap material apabila mempengaruhi keputusan atau jika
informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda.

Informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan pemerintah daerah


harus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif yang sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, yakni:
1. Relevan
Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta
menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Unsur-unsur
informasi yang relevan sebagai berikut:
a. Memiliki Manfaat Umpan Balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengkoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Memiliki Manfaat Prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang
berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat Waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam
pengambilan keputusan.
d. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan

dengan

memperhatikan

kendala

yang

ada.

Informasi

yang

melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan


keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah.
2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan


dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara juur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Unsur-unsur informasi yang andal memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam lapran keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netral
Informasi diarhakan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan
pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya.
4. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna.
Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh
pemerintah harus sesuai dengan kriteria nilai informasi yang disyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan. Laporan keuangan pemerintah kemudian disampaikan kepada

DPR/DPRD dan masyarakat umum setelah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).

Komponen Laporan Keuangan


Perbandingan komponen laporan keuangan antara basis kas menuju akrual dengan
basis akrual sebagai berikut:
Basis Kas Menuju Akrual
1. Laporan Realsiasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Basis Akrual
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Arus Kas (LAK)
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Masing-masing laporan dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Laporan Realisasi Angggaran (LRA)
Laporan ini menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya
keuangan yang dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandiangan antar
anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. LRA terdiri dari pendapatan
LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya.
b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah.
4. Laporan Operasional (LO)
LO menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaanya yang dikelola oleh pemerintah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintah dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup yaitu Pendapatan LO,
beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.
a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih.
b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil.
d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi
karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak
diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh
entitas bersangkutan.
C. Teori Pelaporan Dalam Sektor Publik
Laporan keuangan organisasi sector public merupakan komponen penting untuk
menciptakan akuntabilitas sector public. Laporan keuangan sector public merupakan
representasi informasi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas sector public. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan ini nantinya akan
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik itu eksternal maupun internal.
Dilihat dari sisi penggunaan ekternal, laporan keuangan sebagai alat pengendalian dan
evaluasi kinerja manajerial organisasi sector public. adanya tuntutan yang semakin besar
terhadap pelaksanaan akuntabilitas public menimbulkan implikasi bagi manajemen sector

public untuk memberikan informasi kepada public, salah satunya adalah informasi
akuntansi yang berupa laporan keuangan.
Tujuan Umum dari Laporan Keuangan Sektor Publik
1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna
laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective
reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
public, untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar
untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah
ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika
ada, serta memungkinkan pihak luar untuk memperolleh informasi biaya atas barang
dan jasa yang diterima dan untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya organisasi.
3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberkan data perencanaan kebijakan
dan aktivitas di masa yang akan datang dan memberikan informasi pendukung
mengenai otorisasi penggunaan dana.
4. Kelangsungan Organisasi (viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan
apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan
jasa (pelaayanan) di masa yang akan datang
5. Hubungan Masyarakat (public relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada
organisasi, untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada
pemilik yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat serta sebagai alat komunikasi
dengan public dan pihak lain yang berkepentingan.
6. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)

Laporan keuangan bertujuan untuk memberika informasi kepada kelompok


kepentingan yang ingi mengetahui organisasi secara lebih mendalam.
D. Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan sector public yang minimal dan terintegrasi, meliputi:
a. Neraca
Pada laporan ini menyajikan posisi aktiva, utang, dan modal pemilik selama satu
periode. Secara umum, laporan posisi keuangan harus memasukkan pos-pos yang
menyajikan jumlah berikut:
1. Properti, pabrik dan perlatan.
2. Aktiva tidak berwujud.
3. Aktiva keuangan.
4. Investasi yang diperlakukan dengan metode ekuitas.
5. Persediaan.
6. Pemulihan transaksi nonpertukaran, termasuk pajak dan transfer.
7. Piutang dari transaksi pertukaran
b. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit)
Laporan yang menyajikan pelaporan atas pendapatan dan beban dalam satu periode
sebagai berikut:
1. Pendapatan dari aktiva operasi
2. Surplus atau defisit dari aktiva operasi
3. Biaya keuangan
4. Surplus atau deficit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang menggunakan
metode ekuitas
5. Surplus atau defisit dari aktiva biasa
6. Pos-pos luar biasa
c. Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Neto
Pada laporan ini menggambarkan kenaikan atau penurunan kekayaan berdasarkan
prinsip pengukuran tertentu. Pendapatan dan biaya lainnya diakui secara langsung
sebagai perubahan aktiva/ekuitas neto dari setiap kontribusi dan distribusi kepada
pemilik. Laporan ini meliputi:
1. Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik
2. Saldo akumulasi surplus-defisit pada awal periode, pada tanggal pelaporan, dan
pergerakan selama periode
3. Pengungkapan komponen asset/ekuitas neto secara terpisah dan rekonsiliasi
antara nilai tercatat setiap komponen asset/ekuitas neto pada awal dan akkhir
periode yang mengungkapkan setiap perubahan.

d. Laporan Arus Kas


Pada laporan ini hanya menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran
kas selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklarifikasikan
menurut kegiatan operasi, pembiayaan, dan kegiatan investasi.
e. Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan
CaLK adalah bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan yang menyajikan
informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan
yang memadai.
Berdasarkan PP No 8 Tahun 2006 dan Pemendagri No. 13 Tahun 2006 junto
Permendagri No. 59 Tahun 2007, CaLK harus mencakup sebagai berikut:
1. Kebijakan fiscal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target undang-undang
APBN/PERDA APBD
Kebijakan fiscal yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
adalah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan, efisiensi
belanja, dan penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan.
2. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
Ikhtisar pembahasan kinerja keuangan dalam catatan atas laporan keuangan harus:
a) Mengurangi strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan.
b) Memberikan gambaran yang jelas tentang realisasi dan rencana kinerja
keuangan dalam suatu entitas pelaporan.
c) Mengurangi prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh manajemen agar
dapat memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi kinerja
keungannya dilaporlan itu relefan dan andal.
3. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan ini memuat:
a) Entitas pelaporan
b) Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
c) Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
d) Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi
e) Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
4. Komponen perkiraan laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas:
a) Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan
Belanja
Transfer
Pembiayaan
b) Neraca
Aset lancar

Investasi jangka panjang


Aset tetap
Aset lainnya
Kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka panjang
Ekuitas dana lancer
Ekuitas dana investasi
c) Laporan Arus Kas
Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan
Arus kas dari aset pembiayaan
Arus kas dari aktivitas nonanggaran
d) Pengungkapan lainnya
Pengungkapan lainnya ini berisi hal-hal yang mempengaruhi laporan
keuangan antara lain:
Penggantian manajeman pemerintah selama tahun berjalan
Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen

baru
Kontijensi
Komitmen
Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan
Kejadian yang mempunyai dampak social
Kejadian penting setelah tanggal neraca yang berpengaruh secara
signifikan terhadap akun yang disajikan dalam neraca.

You might also like