You are on page 1of 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor arus searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad.
Keberadaan motor DC telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor
induksi, atau terkadang disebut AC Shunt Motor. Motor DC telah memunculkan
kembali Silicon Controller Rectifier yang digunakan untuk memfasilitasi kontrol
kecepatan pada motor. Mesin listrik dapat berfungsi sebagai motor listrik apabila
didalam motor listrik tersebut terjadi proses konversi dari energi listrik menjadi
energi mekanik. Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan
untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor dan mengangkat bahan. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer,
bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik terkadang disebut kuda kerja
nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70%
beban listrik total di industri.
Sedangkan untuk motor DC itu sendiri memerlukan suplai tegangan yang
searah pada kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi
mekanik. Pada motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor DC
sering dimanfaatkan sebagai penggerak pintu geser otomatis dan dalam rangkaian
robot sederhana.
Motor DC memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan seharihari dan dalam dunia industri. Motor DC memudahkan pekerjaan sehingga proses
industri dapat berjalan efisien. Semakin banyak industri yang berkembang, maka
akan semakin banyak mesin yang digunakan. Semakin banyak mesin yang
digunakan, maka semakin banyak penggunaan motor DC.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Mahasiswa dapat mengenal motor arus searah (DC)
2. Mahasiswa dapat mengerti tentang motor arus searah (DC)

3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis motor arus searah (DC) dan kegunaan
dari motor arus searah (DC)
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam laporan praktikum motor dc ini terdapat sistematuka penulisan sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.
BAB II Teori Dasar
Bab ini terdiri dari teori teori dasar yang mengenai motor arus searah.
BAB III Jurnal Praktikum
Bab ini terdiri dari maksud dan tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, table
pengamatan, grafik hasil pengamatan dan kesimpulan.
BAB IV Pembahasan Soal
Bab ini terdiri dari soal soal yang berkaitan dengan motor arus searah beserta
jawabannya.
BAB V Penutup
Bab ini berisikan tentang kesimpulan kesimpulan yang dapat ditarik dari
praktikum yang telah dilaksanakan.

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian Motor DC

Sebuah motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.


Kebanyakan motor listrik beroperasi melalui interaksi medan magnet dan
konduktor pembawa arus untuk menghasilkan kekuatan, meskipun motor
elektrostatik menggunakan gaya elektrostatik. Proses sebaliknya, menghasilkan
energi listrik dari energi mekanik, yang dilakukan oleh generator seperti
alternator, atau dinamo. Banyak jenis motor listrik dapat dijalankan sebagai
generator, dan sebaliknya.Motor listrik dan generator yang sering disebut sebagai
mesin-mesin listrik.
Motor listrik DC (arus searah) merupakan salah satu dari motor DC. Mesin
arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC. Generator DC alat yang
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC. Motor DC alat yang
mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran. Sebuah motor DC
dapat difungsikan sebagai generator atau sebaliknya generator DC dapat
difungsikan sebagai motor DC.
Pada motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi
putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul
tagangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga
merupakan tegangan bolak-balik.
Prinsip dari arus searah adalah membalik phasa negatif dari gelombang
sinusoidal menjadi gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan
komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar
yang berputar dalam medan magnet,dihasilkan tegangan (GGL) seperti yang
terlihat pada Gambar dibawah ini sebagai berikut :

Gambar 2.1 Grafik


2.2 Bagian-bagian Motor DC

Gambar 2.2 Bagian Motor DC


2.2.1. Badan Mesin
Badan mesin ini berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks magnet
yang dihasilkan kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan
ferromagnetik. Ferromagnetik adalah bahan yang sangat kuat menarik gaya
magnetic seperti besi, nikel, kobalt, dan gadolinium, jika dikenai medan
magnetic tersebut walaupun medan luar dihilangkan, sifat kemagnetan bahan
masih tetap ada. Sifat kemagnetan bahan ferromagnetic akan hilang bila
dipukul-pukul ataupun dipanaskan. Fungsi lainnnya adalah untuk meletakkan
alat-alat tertentu dan mengelilingi bagian-bagian dari mesin, sehingga harus
terbuat dari bahan yang benar-benar kuat, seperti dari besi tuang dan plat
campuran baja.
2.2.2. Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet
Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet ini berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik agar dapat terjadi proses elektromagnetik. Adapun
aliran fluks magnet dari kutub utara melalui celah udara yang melewati badan
mesin.
2.2.3. Sikat-sikat

Sikat - sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus jangkar
dengan bebas, dan juga memegang peranan penting untuk terjadinya proses
komutasi.
2.2.4. Komutator
Komutator ini berfungsi sebagai penyearah mekanik yang akan dipakai
bersama-sama dengan sikat. Sikat-sikat ditempatkan sedemikian rupa
sehingga komutasi terjadi pada saat sisi kumparan berbeda.

2.2.5. Jangkar
Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic dengan maksud agar
kumparan jangkar terletak dalam daerah yang induksi magnetiknya besar,
agar GGL induksi yang dihasilkan dapat bertambah besar.
2.2.6. Belitan jangkar
Belitan jangkar merupakan bagian yang terpenting pada mesin arus
searah, berfungsi untuk tempat timbulnya tenaga putar motor.
2.3 Prinsip Kerja Motor Listrik
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum :
2.3.1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.

Gambar 2.3 Medan Magnet

2.3.2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran
atau loop maka kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan
mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.

Gambar 2.4 Medan Magnet


2.3.3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar atau torque untuk memutar
kumparan.

Gambar 2.5 Kumparan


2.3.4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

2.4 Prinsip Kerja Motor DC


Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor.
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.6 Medan Magnet

Pada motor DC, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari
energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui
medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan
energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

In Energi Listrik
Out Energi Mekanik

Gamabar 2.7 Proses Perubahan Energi


Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi
lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka
menimbulkan perputaran pada motor.
Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri.
Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke
kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus
searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya
Lorentz, yang besarnya sama dengan F. Prinsip motor adalah aliran arus di dalam
penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan.
Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui penghantar
bertambah besar.
2.5 Tiga Komponen Utama Motor DC
2.5.1. Kutub medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang

stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub
medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan.
Garis magnetik energi membesar melintasi bukan diantara kutub-kutub dari utara ke
selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagnet.Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai
penyedia struktur medan.

Gambar 2.8 Kutub Medan


2.5.2. Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.
Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke penggerak untuk menggerakan
beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika
hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.

Gambar 2.9 Dinamo


Commutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam
transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

Gambar 2.10 Bagian Mesin Motor DC


Catu tegangan DC dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh
komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan

pada gambar di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk
komponen yang berputar di antara medan magnet.
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar /
torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.
Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok :
a) Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torque konstan adalah corveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
b) Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepatn operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa
sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
c) Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
2.6 Jenis-Jenis Motor DC

Gambar 2.11 Bagan


2.6.1. Motor Arus Searah Penguat Terpisah

Motor jenis ini, penguat magnetnya mendapat arus dari sumber tersendiri dan
terpisah dengan sumber arus ke rotor. Sehingga arus yang diberikan untuk jangkar
dengan arus yang diberikan untuk penguat magnet tidak terikat antara satu dengan
lainnya secara kelistrikan.

Gambar 2.12 Arus Searah Penguat Terpisah


2.6.2.

Motor Arus Searah dengan Penguat Sendiri


Motor jenis ini yaitu jika arus penguat magnet diperoleh dari motor itu sendiri.
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap lilitan jangkar motor DC
dengan penguat sendiri dapat dibedakan :
a. Motor Shunt
Motor ini dinamakan motor DC shunt karena cara pengkabelan motor
ini yang parallel (shunt) dengan kumparan armature. Motor DC shunt
berbeda dengan motor yang sejenis terutama pada gulungan kawat yang
terkoneksi parallel dengan medan armature. Kita harus ingat bahawa teori
elektronika dasar bahwa sebuah sirkuit yang parallel juga disebut sebagai
shunt. Karena gulungan kawat diparalel dengan armature, maka disebut
sebagai shunt winding dan motornya disebut shunt motor. Motor DC shunt
memiliki skema berikut:

Gambar 2.13 Arus Searah Penguat Sendiri


Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan
penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
a) Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga
torque tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan
mesin.
b) Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan
pada arus medan (kecepatan bertambah).

Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai melakukan
putaran seperti pada medan kumparan seri .Hal ini berarti motor parallel mempunyai

1
4

torsi awal yang lemah. Ketika voltase diaplikasikan ke motor listrik, resistansi yang
tinggi pada kumparan parallel menjaga arus mengalir lambat.
Kumparan armature untuk motor shunt pada dasarnya sama dengan motor seri
dan menggunakan arus untuk memproduksi medan magnetik yang cukup kuat untuk
membuat kumparan armature memulai putaran. Dalam industry, motor shunt
digunakan pada Mesin bubut, Drills, Boring Mills, pembentuk, dan Spinning. Berikut
adalah contoh boring mills yang sering digunakan pada industri.
Motor shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit konstan,
motor ini mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi perubahan beban.
Perubahan kecepatan hanya sekitar 10 %. Misalnya untuk pemakaian kipas angin,
blower, pompa centrifugal, elevator, pengaduk, mesin cetak, dan juga untuk
pengerjaan kayu dan logam.

Gambar 2.14 Grafik Speed Torque


2.6.3. Motor Seri
Motor ini dipasang secara seri dengan kumparan armature. Armature terdiri
dari sebatang besi yang berbentuk slindris dan diberi slot-slot, poros, komulator
serta kumparan armature dan berfungsi untuk merubah energy listrik menjadi
energy mekanik (gerak), dalam bentuk gerak putar .Motor ini, kurang stabil. Pada
torsi yang tinggi kecepatannya menurun dan sebaliknya. Namun, pada saat tidak
terdapat beban motor ini akan cenderung menghasilkan kecepatan yang

sangat tinggi. Tenaga putaran yang besar ini dibutuhkan pada elevator dan Electric
Traction. Kecepatan ini juga dibutuhkan pada mesin jahit. Motor DC disusun
dengan skema berikut:

Gambar 2.15 Motor Seri


Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A). Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
a) Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
b) Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.

Karena kumparan medan terseri dengan kumparan armature, motor DC seri


membutuhkan jumlah arus yang sama dengan arus yang mengalir melalui kumparan
armature.Pengoperasian dari motor ini sangat mudah untuk dimengerti. Kita tahu,
bahwa kumparan medan terkoneksi secara seri dengan kumparan armature. Hal ini

berarti bahwa power akan teraplikasi pada salah satu ujung dari kumparan medan yang
seri dan ujung lain dari kumparan armature yang terkoneksi dengan brush.
Ketika voltase diberikan, arus mulai mengalir dari terminal power supply yang
negative ke kumparan yang seri dan kumparan armature. Kumparan armature tidak
berputar ketika tegangan pertama kali diberikan dan satu-satunya hambatan pada
sirkuit berasal dari konduktor yang digunakan pada armature dan kumparan penguat
medan. Kerena konduktor ini sangat besar, maka konduktor ini hanya akan memiliki
hambatan yang kecil.
Hal ini menyebabkan motor mengambil arus yang besar dari power supply.
Ketika arus yang besar mulai mengalir ke kumparan penguat medan dan kumparan
armature maka akan terbentuk medan magnetic yang cukup kuat. Karena arusnya amat
besar, hal ini menyebabkan kumparan menjadi jenuh, yang akan memproduksi medan
magnet yang amat kuat.
Dalam industri, motor ini digunakan sebagai electric traction, elevator,
kompresor udara, penyedot debu, dan pengering rambut. Contoh yang nyata, dapat
kita temui pada mesin mobil. Ketika pada saat pertama kali dihidupkan, mobil
memerlukan tenaga putaran yang kuat untuk membuat mesin dalam mobil hidup.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal
yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist

Gambar 2.16 Grafik Speed


2.6.4. Motor Kompon
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri
dengan gulungan dinamo (A). Sehingga, motor kompon memiliki torque
penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri),
makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini..
Dalam industri, motor ini digunakan untuk pekerjaan apa saja yang membutuhkan
torsi besar dan kecepatan yang constant.

Gambar 2.17 Motor Kompon


Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara
seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan seri
dan paralel dengan angker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan seperti
gambar dibawah disebut motor kompon shunt panjang.

Gambar 2.18 Generator Compound Panjang


Bila motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti gambar dibawah disebut motor
kompon shunt pendek

Gambar 2.19 Generator Compound Pendek


2.7 Aplikasi Motor DC
Motor listrik ditemukan dalam aplikasi yang beragam seperti industri, blower kipas
dan pompa, peralatan mesin, peralatan rumah tangga, alat-alat listrik, dan disk drive.

Mereka mungkin didukung oleh (misalnya, perangkat portabel bertenaga baterai atau
kendaraan bermotor) langsung saat ini, atau dengan arus bolak-balik dari kotak distribusi
sentral listrik. Motor terkecil dapat ditemukan pada jam tangan listrik. Menengah dimensi
motor sangat standar dan karakteristik menyediakan tenaga mesin nyaman untuk
kegunaan industri. Motor listrik sangat terbesar digunakan untuk penggerak kapal,
kompresor pipa, dan pompa air dengan peringkat dalam jutaan watt. Motor listrik dapat
diklasifikasikan oleh sumber tenaga listrik, dengan konstruksi internal, dengan aplikasi,
atau dengan jenis gerakan yang diberikan.
Untuk motor DC sendiri sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang teknologi, antara
lain :
a) Aplikasi motor DC sebagai penggerak pintu geser pada otomatisasi sistem
monitoring ruangan penyimpanan database menggunakan PLC omron CPM1A
I/O 30. Penggerak pintu pada sistem penggerak pintu geser pada otomatisasi
sistem monitoring penyimpanan database menggunakan PLC omron CPM1A
I/O 20 yang digunakan adalah motor DC. Untuk menggerakkan motor DC
diperlukan driver motor DC yaitu driver H-Bridge yang digunakan untuk
mengatur motor agar dapat berputar dalam dua arah yaitu forward (searah
jarum jam) dan Reverse(berlawanan arah jarum jam). Berputarnya motor DC
juga dipengaruhi oleh terhalang tidaknya sensor IR pada pintu. Ketika sensor
IR terhalangi maka motor akan membalik putarannya sehingga akan membuka
pintu. Jika pintu dibuka secara paksa maka alarm akan menyala dikarenakan
sensor IR terhalangi oleh benda.
b) Aplikasi motor DC menggunakan paralel port dalam rangkaian robot
sederhana. Motor DC dapat dikendalikan komputer (PC) melalui paralel port.
Untuk dapat mengendalikannya, motor DC perlu dihubungkan sedemikian
rupa dengan relay, transistor, dan resistor. Pengembangan dari rangkaian
pengendali motor DC ini dapat berupa sebuah robot berjalan. Pada robot ini
digunakan dua buah motor DC dan empat buah roda, dua roda untuk sisi,
dimana tiap motor DC dihubungkan dengan roda depan. Sehingga roda
penggeraknya berada di roda depan.
c) Aplikasi penyearah Thyristor gelombang penuh satu phasa pada pengendalian
arah putaran motor DC untuk membalik arah putaran kekanan dan putaran ke
kiri adalah sebagai berikut, terdapat dua kelompok penyearah Thyristor yaitu
penyearah 1 dan penyearah 2. Penyearah 1 jika dijalankan, maka motor DC

akan berputar kekanan. dan ketika penyearah 2 dijalankan, maka motor DC


akan berputar ke kiri. Sedangkan untuk mengatur kecepatan motor DC
tersebut, dapat dilakukan dengan mengatur besarnya tegangan yang masuk ke
terminal motor DC.

Gambar 2.20 Terminal Motor DC

2.8 Mengatur Kecepatan Pada Armateur


Jika fluks tetap dijaga konstan, dan kecepatannya berubah berdasarkan
armature voltage (Es). Dengan naiknya atau turunnya Es, kecepatan motor akan naik atau
turun sesuai dengan perbandingannya.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa Es dapat divariasikan dengan
menghubungkan motor armature M ke excited variable voltage dc generator G yang
berbeda. Field excitation dari motor tetap dijaga tetap kosntan, tetapi generator Ix bisa
divariasikan dari nol sampai maksimum dan bahkan sebaliknya. Oleh sebab itu generator
output voltage Es bisa divariasikan dari nol sampai maksimum, baik dalam polaritas
positif maupun negatif. Oleh karena itu, kecepatan motor dapat divariasikan dari nol
sampai maksimum dalam dua arah. Metode speed control ini, dikenal sebagai sistem
Ward-Leonard, ditemukan di pabrik baja (steel mills), lift bertingkat, pertambangan, dan
pabrik kertas.

Dalam instalasi modern, generator sering digantikan dengan high power


electronic converter yang mengubah ac power dari listrik ke dc. Ward-Leonard sistem
lebih dari sekadar cara sederhana dengan menerapkan suatu variabel dc ke armature dari
motor dc. Hal tersebut benar-benar dapat memaksa motor utnuk mengembangkan torsi
dan kecepatan yang dibutuhkan oleh beban.
Contohnya, misalkan Es disesuaikan dengan sedikit lebih tinggi daripada Eo dari motor.
Arus akan mengalir dengan arah sesuai dengan gambar di atas, dan motor
mengembangkan torsi yang positif. Armature dari motor menyerap power karena I
mengalir ke terminal positif.
Sekarang, misalkan kita mengurangi Es dengan mengurangi excitation G.
Segera setelah Es menjadi kurang dari Eo, arus I berbalik. Hasilnya, torsi motor berbalik
dan armature dari motor menghantarkan daya ke generator G. Akibatnya, motor dc
mendadak menjadi generator dan generator G mendadak menjadi motor. Maka, dengan
mengurangi Es, motor tiba-tiba dipaksa untuk memperlambat.
Saat generator menerima daya listrik, generator beroperasi sebagai motor
mengendalikan motor ac sendiri sebagai asynchrounous generator. Hasilnya, ac power
memberikan kembali ke rangkaian yang biasanya memberikan motor ac. Kenyataannya
daya bisa diperoleh kembali, cara ini membuat Ward-Leonard sistem menjadi sangat
efisien.
Kecepatan dari motor dan dihubungkan ke beban mekanis akan cepat jatuh
dibawah pengaruh electromechanical braking torque.
Cara lain untuk mengontrol kecepatan dari motor dc adalah menempatkan rheostat yang
diserikan dengan armature. Arus dalam rheostat menghasilkan voltage drop jika
dikurangi dari fixed source voltage Es, menghasilkan tegangan suplai yang lebih kecil
dari armature. Metode ini memungkinkan kita untuk mengurangi kecepatan dibawah
kecepatan nominalnya. Ini hanya direkomendasikan untuk motor kecil karena banyak
daya dan pasa yang terbuang dalam rheostat, dan efisiensi keseluruhannya rendah. Di
samping itu, pengaturan kecepatan lemah, bahkan untuk rheostat yg diatur fixed.
Akibatnya, IR drop sedangkan rheostat meningkat sebagaimana arus armature
meningkat. Hal ini menghasilkan penurunan kecepatan yang
besar dengan naiknya beban mekanis.

2.9 Mengatur Kecepatan Dengan Field


Berdasarkan persamaan di atas kita juga dapat memvariasikan kecepatan motor dc
dengan memvariasikan field fluks . Tegangan armature Es tetap dijaga konstan agar
numerator pada persamaan di atas juga konstan. Oleh sebab itu, kecepatan motor
sekarang berubah perbandingannnya ke fluks ; jika kita menaikkan fluksnya, kecepatan
akan jatuh dan sebaliknya.
Metode dari speed control ini seringkali digunakan saat motor harus dijalankan
diatas kecepatan rata-ratanya disebut base speed. Untuk mengatur fluks (dan
kecepatannya), kita menghubungkan rheostat Rf secara seri dengan field-nya.
Untuk mengerti metode speed control, awalnya berjalan pada kecepatan konstan.
Counter emf Eo sedikit lebih rendah dari tegangan suplai armature Es, karena penurunan
IR armature. Jika tiba-tiba hambatan dari rheostat ditingkatkan, baik exciting current Ix
dan fluks akan berkurang. Hal ini segera mengurangi emf Eo, menyebabkan arus
armature I melonjak ke nilai yang lebih tinggi. Arus berubah secara dramatis karena
nilainya tergantung pada perbedaam yang sangat kecil antara Es dan Eo.
Meskipun field-nya lemah, motor mengembangkan torsi yang lebih besar dari
sebelumnya. Itu akan mempercepat sampai Eo hampir sama dengan Es.
Untuk lebih jelasnya, untuk mengembangkan Eo yang sama dengan fluks yang
lebih lemah, motor harus berputar lebih cepat. Oleh karena itu kita dapat meningkatkan
kecepatan motor di atas nilai nominal dengan memperkenalkan hambatan di dalam seri
dengan field. Untuk shunt wound motors, metode dari speed control memungkinkan high
speed/base speed rasio setinggi 3 : 1. Range broader speed cenderung menghasilkan
ketidakstabilan dan miskin pergantian.
Di bawah kondisi-kondisi abnormal tertentu, fluks mungkin akan drop ke nilai
rendah yang berbahaya. Sebagai contoh, jika arus exciting dari motor shunt sengaja
diputus, satu-satunya fluks yang tersisa adalah remanent magnetism (residual
magnetism) di kutub. Fluks ini terlalu kecil bagi motor untuk berputar pada kecepatan
tinggi yang berbahaya untuk menginduksi yang diharuskan. Perangkat keamanan
diperkenalkan untuk mencegah kondisi seperti pelarian.

2.10 Reaksi Jangkar


Terjadinya gaya torsi pada jangkar disebabkan oleh hasil interaksi dua garis
medan magnet. Kutub magnet menghasilkan garis medan magnet dari utara ke selatan
melewati jangkar. Interaksi kedua magnet berasal dari stator dengan magnet yang
dihasilkan jangkar mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya torsi putar berlawanan
arah jarum jam. Karena medan utama dan medan jangkar terjadi bersama sama hal ini
akan menyebabkan perubahan arah medan utama dan akan mempengaruhi berpindahnya
garis netral yang mengakibatkan kecenderungan timbul bunga api pada saat komutasi.
Untuk itu biasanya pada motor DC dilengkapi dengan kutub bantu yang terlihat seperti
gambar dibawah ini:

Gambar 2.21 kutub bantu (interpole) pada motor DC


Kutub bantu ini terletak tepat pada pertengahan antara kutub utara dan kutub
selatan dan berada pada garis tengah teoritis. Lilitan penguat kutub ini dihubungkan seri
dengan lilitan jangkar, hal ini disebabkan medan lintang tergantung pada arus jangkarnya.
Untuk mengatasi reaksi jangkar pada mesin-mesin yang besar dilengkapi dengan lilitan
kompensasi. Lilitan kompensasi itu dipasang pada alur-alur yang dibuat pada sepatu
kutub dari kutub utama. Lilitan ini seperti juga halnya dengan lilitan kutub bantu
dihubungkan seri dengan lilitan jangkar. Arah arusnya berlawanan dengan arah arus
kawat jangkar yang berada dibawahnya.

2.11 Pengereman Regeneratif


Bagan rangkaian di bawah ini menjelaskan mengenai rangkaian pemenggal yang
bekerja sebagai pengerem regeneratif. Vo adalah gaya gerak listrik yang dibangkitkan
oleh mesin arus searah, sedangkan Vt adalah tegangan sumber bagi motor sekaligus
merupakan baterai yang diisi. Ra dan La masing-masing hambatan dan induktansi
jangkar.

Gambar 2.22 Bagan Pengereman Regeneratif


Prinsip kerja rangkaian ini sebagai berikut :
Ketika saklar pemenggal dihidupkan, maka arus mengalir dari jangkar,
melewati scalar dan kembali ke jangkar. Ketika skalar pemenggal dimatikan, maka
energi yang tersimpan pada induktor jangkar akan mengalir melewati dioda, baterai
dengan tegangan Vt dan kembali ke jangkar. Analogi rangkaian sistem pengereman
regeneratif dari gambar di atas dapat dibagi menjadi dua mode. Mode 1 ketika saklar on
dan mode ke-2 ketika saklar off seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.23 Rangkaian ekuivalen untuk a) saklar on; b) saklar off


dengan :
Vo = gaya gerak listrik
La = induktansi jangkar
Ra = resistansi jangkar
Vt = tegangan batera
i1 = kuat arus jangkar ketika pemenggal on (arus tidak melewati baterai)
i2 = kuat arus jangkar ketika pemenggal off ( arus melewati baterai)
Sedangkan Gambar di bawah ini menunjukkan arus jangkar yang kontinyu dan yang
tidak kontinyu.

27

Gambar 2.24 Arus jangkar a). Kontinu; b). Arus terputus


dengan:
I1o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai on.
I2o = kuat arus jangkar saat pemenggal mulai off.
ton = lama waktu pemenggal on.
toff = lama waktu pemenggal off.
td = lama waktu dimana i2 tidak nol.
Tp = perioda pemenggal, Tp = ton + off.

BAB III
JURNAL PRAKTIKUM
3.1 Maksud dan Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal motor DC.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja motor DC.
3. Mahasiswa mengetahui komponen motor DC dan fungsinya..
4. Mahasiswa dapat menggunakan motor DC.
3.2 Alat dan Bahan
1. Tacometer.
2. Motor DC.
3. Motor speed control.
4. Kabel.
3.3 Langkah Kerja
1. Menghubungkan speed control motor dc ke sumber listrik.
2. Atur kecepatan motor dc.
3. Menghitung kecepatan motor dengan menggunakan dc motor speed.
4. Buatlah hasil pengukuran.

3.4 Tabel Pengamatan


Pengamatan I
Karakteristik V-Rpm (tanpa beban)
Tegangan (V) Naik
5 Volt
20 Volt
30 Volt
40 Volt
50 Volt

Kecepatan (Rpm)
114,9
147,1
305,2
527,5
535,8

Tegangan (V) Turun


50 Volt

Kecepatan (Rpm)
873,6

40 Volt
30 Volt
20 Volt
5 Volt

681,3
497,2
467,3
18,3

3.5 Grafik Hasil Pengamatan


V

Rpm
Gambarkan grafik perubahan V Rpm . Hitunglah nilai K motor !
Y= . x + b
Karena b = 0
Y=.x
V = Rpm

3.6 Kesimpulan
1. Semakin besar tegangannya maka semakin besar pula RPM-nya.
2. Semakin rendah tegangannya maka semakin rendah pula RPM-nya.

BAB IV
PEMBAHASAN SOAL
4.1 Pertanyaan
1. Buatlah skema dari motor DC yang sederhana dan tulis nama-nama bagiannya !
2. Bagaimana prinsip kerja dari motor DC ?
3. Jelaskan mekanisme kerja dari seluruh jenis motor secara umum !

4. Jelaskan cara mengukur kecepatan putaran motor menggunakan tachometer !

31

4.2 Jawaban
1. Bagian-bagian dari motor DC.

2. Prinsip kerja dari motor DC yaitu :


Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor

32

Aturan genggaman tangan kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis
fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol
mengarah pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis
fluks.

Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut
3. Mekanisme kerja dari seluruh jenis motor secara umum yaitu:
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga.
4. Cara mengukur kecepatan putaran motor menggunakan tachometer
a. Nyalakan motor yang akan diukur putarannya.
b. Nyalakan tachometer untuk mengukurnya, kemudian dekatkan dan
arahkan tachometer sampai inframerahnya bertepatan dengan poros motor
yang akan di ukur.
c. Lihat pada tachometer angka yang muncul.
d. Catat setiap percobaan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa motor DC
adalah salah satu motor listrik yang arusnya searah dalam mengubah energi
elektromagnetis ke energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar
impeller pompa, blower, menggerakan kompresor, dan mengangkat bahan. Satuan daya
motor ialah watt.
Praktikum yang telah dilaksanakan pada akhirnya memperoleh data pengamatan
kecepatan putaran motor beserta tegangannya. Semakin besar tegangannya maka semakin
besar juga RPM-nya dan semakin kecil tegangannya maka semakin kecil juga RPM-nya.
Dalam pengoperasiannya, layaknya motor listrik lainnya operator disarankan
untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja terutama bagi para pemula agar tetap
selalu berada dalam pengawasan pembimbingnya.

DAFTAR PUSTAKA
Panduan Praktikum Rekayasa Dasar Mesin, Tim Laboratorium, Fakultas Teknik Universitas
Pancasila, Jakarta, 2008
Sarwito, Sardono, Perencanaan Instalasi Listrik Kapal, 1998

33

You might also like