You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN GAGAL GINJAL AKUT


PRERENAL

KASUS
Ny X usia 22 tahun. Datang ke RS dengan keluhan Penurunan produksi miksi/urin
nyeri d bagian bawah (kaki sebelah kanan edema). Urine klien kurang dari biasanya ,
Klien merasa mual , muntah , Klien mengalami diare hingga terjadi dehidrasi . setelah di
lakukan perawatan di dapatkan data klien mengkonsumsi obat-obatan , mempunyai
riwayat sakit hipertensi , DM dan infeksi pada saluran kemih .
TTV pada klien TD : 170/100 Mmhg , RR : 26 X/menit ,HB : 7 mg/dl . klien tampak
lemas , pucat dan pengeluaran urin klien sedikit.
Diagnosa medis : Gagal ginjal akut prerenal

A. PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS
Nama

: Ny. X

Dx medis

: Gagal ginjal akut


prerenal

II.

Umur

: 22 Th

Status marital

: Suami

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Laki - Laki

Suku

: Jawa

Penanggung jawab

: Tn. M

Pendidikan

: SMA

Alamat

: Manyar, Gresik

Pekerjaan

: Swasta

Tgl. MRS

: 29 Feb 2016

Alamat

: Manyar, Gresik

Tgl. Pengkajian

: 29 Feb 2016

No. Reg

: 07.98.38

KELUHAN UTAMA

Penurunan produksi miksi/urin


III.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Urine klien kurang dari biasanya
Klien mual , muntah
Klien Diare hingga terjadi dehidrasi
Klien mengkonsumsi obat-obatan

IV.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Glomerulonefritis akut pasca streptokok
Penyakit infeksi pada saluran kemih yang penyembuhannya tidak adekuat sehingga
menimbulkan obstruksi.
Klien menderita sakit DM dan Hipertensi

V.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Kluarga klien ada yang menderita hipertensi.


VI.

.RIWAYAT PSIKOSOSIALCULTURAL
Adanya kelemahan fisik, penurunan urine output dan prognosis penyakit yang berat
akan memberikan dampak rasa cemas dan koping yang maladaptif pada klien.

VII.

ACTIVITY DAILY LIFE (ADL )


1) Nutrisi

: Nafsu makan menurun (anorexia), muntah

2) Eliminasi

: Jumlah urine berkurang sampai 10 30 ml sehari (fase oliguria)

3) Aktivitas

: Klien mengalami kelemahan

4) Istirahat tidur

: Kesadaran menurun

PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan Umum:
BB meningkat
TD dapat normal
meningkat atau berkurang tergantung penyebab primer gagal ginjal.
B. Pemeriksaan Fisik:
1. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala
Mata

Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Dada
Adomen
Ekstremitas
Genitalia
2. Pemeriksaan Penunjang :
a. Darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas.
b. Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat jenis.
c. Kenaikan sisa metabolisme proteinureum kreatinin dan asam urat.
d. Gangguan keseimbangan asam basa : asidosis metabolik.
e. Gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatremia atau hiponatremia,
hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
f. Volume urine biasanya kurang dari 400 ml/24 jam yang terjadi dalam 24 jam setelah
ginjal rusak.
g. Warna urine : kotor, sedimen kecoklatan menunjukan adanya darah, Hb, Mioglobin,
porfirin.
h. Berat jenis urine : kurang dari 1,020 menunjukan penyakit ginjal, contoh :
glomerulonefritis, piolonefritis dengan kehilangankemampuan untuk memekatkan;
menetap pada 1,010menunjukan kerusakan ginjal berat.
i. PH. Urine : lebih dari 7 ditemukan pada ISK., nekrosis tubular ginjal, dan gagal ginjal
kronik.
j. Osmolaritas urine : kurang dari 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan ginjal, dan ratio
urine/serum sering 1:1.
k. Klierens kreatinin urine : mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan
kreatinin serum menunjukan peningkatan bermakna.
l. Natrium Urine : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/L bila ginjal tidak
mampu mengabsorbsi natrium.
m. Bikarbonat urine : Meningkat bila ada asidosis metabolik.
n. SDM urine : mungkin ada karena infeksi, batu, trauma, tumor, atau peningkatan GF.
o. Protein : protenuria derajat tinggi (3-4+) sangat menunjukan kerusakan glomerulus
bila SDM dan warna tambahan juga ada. Proteinuria derajat rendah (1-2+) dan SDM
menunjukan infeksi atau nefritis interstisial. Pada NTA biasanya ada proteinuria
minimal.
p. Warna tambahan : Biasanya tanpa penyakit ginjal ataui infeksi. Warna tambahan
selular dengan pigmen kecoklatan dan sejumlah sel epitel tubular ginjal terdiagnostik
pada NTA. Tambahan warna merah diduga nefritis glomular.
B. ANALISA DATA

NO
1.

Data Penunjang

Etiologi
Gangguan pada ginjal

Ds :
Klien mengatakan

glomerulonefritis , GGA

merasa Perubahan

Tidak berfungsi sebagai

haluaran pada urine.


Klien mengatakan nyeri

Problem
Kelebihan volume cairan

hemodianamik
Aliran darah ke ginjal menurun

di bagian exstremitas
bawah ( kaki kanan )
Do :
Terdapat edema pada
kaki sebelah kanan
TD : 170/100 Mmhg
RR : 26 X/menit
HB : 7 mg/dl
Skala nyeri : 4

GFR menurun
Pelepasan rennin angiotensin
Retensi Na + H2O menurun
Meningkatnya tekanan darah
Tekanan hidrostatik kapiler
meningkat
Edema

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Engram (1999) dan Speer (2008) diagnosa keperawatan yang dapat muncul
pada anak dengan gagal ginjal akut prerenal antara lain:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Tekanan hidrostatik kapiler
meningkat / Edema.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan nyeri sendi sekunder terhadap
gagal ginjal.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
dan muntah
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan pemahaman instruksi perawatan di
rumah
5. Risiko Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema dan pruritus sekunder
terhadap gagal ginjal.
6. Nyeri akut yang berhubungan dengan kram pada bagian yang terkena sekunder
terhadap peregangan ginjal
7. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kelebihan volume cairan.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Tekanan hidrostatik kapiler


meningkat / Edema.
Tujuan :
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama . X 24 jam Klien mampu
mempertahankan volume cairan.
kriteria hasil :

Terbebas dari edema, efusi, anaskara


Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau bingung

Intervensi :
1)

Timbang berat badan klien tiap hari dan pantau haluaran urinenya setiap 4 jam.

Rasional : Menimbang berat badan setiap hari dan pemantauan haluaran urine yang sering
memungkinkan deteksi dini dan terapi yang tepat terhadap perubahan yang terjadi
pada status cairan anak. Kenaikan berat badan yang cepat mengindikasikan
retensi cairan. Penurunan haluaran urine dapat mengindikasikan ancaman gagal
ginjal kronik.
2)

Kaji anak untuk deteksi edema, ukur lingkar abdomen setiap 8 jam, dan (untuk anak

laki-laki) periksa pembengkakan pada skrotum.


Rasional : Pengkajian dan pengukuran yang sering memungkinkan deteksi dini dan
pemberian terapi yang tepat terhadap setiap perubahan kondisi anak. Lingkar
abdomen yang bertambah dan pembengkakan pada skrotum biasanya
mengindikasikan asites.
3)

Pantau anak dengan cermat untuk melihat efek samping pemberian terapi diuretic,

khususnya ketika menggunakan hidroklorotiazid atau Furosemid.


Rasional : Obat-obatan diuretic ini dapat menyebabkan hipokalemia sehingga membutuhkan
pemberian suplemen kalium per intravena.
4)

Pantau dan catat asupan cairan anak.

Rasional : Anak membutuhkan pembatasan asupan cairan akibat retensi cairan dan
penurunan laju filtrasi glomerulus, ia juga membutuhkan restriksi asupan natrium.
5)

Kaji warna, konsistensi dan berat jenis urine anak.

Rasional : Urine yang berbusa mengindikasikan peningkatan deplesi protein, suatu tanda
kerusakan fungsi ginjal
6)

Pantau semua hasil uji laboratorium yang diprogramkan.

Rasional : Peningkatan kadar nitrogen urea darah dan kreatinin dapat mengindikasikan
kerusakan fungsi ginjal
E. IMPLEMENTASI
No.Dx
1

IMPLEMENTASI
1. Menimbang berat badan klien tiap hari dan pantau haluaran

TTD

urinenya setiap 4 jam.


2. Mengkaji anak untuk deteksi edema, ukur lingkar abdomen
setiap 8 jam, dan (untuk anak laki-laki) periksa
pembengkakan pada skrotum.
3. Memantau anak dengan cermat untuk melihat efek samping
pemberian terapi diuretic, khususnya ketika menggunakan
hidroklorotiazid atau Furosemid.
4. Memantau dan catat asupan cairan anak.
5. Mengkaji warna, konsistensi dan berat jenis urine anak.
6. Memantau semua hasil uji laboratorium yang
diprogramkan.
F. EVALUASI
No.Dx
CATATAN PERKEMBANGAN
1
S : Klien mengatakan merasa tidak ada perubahan pada urine.
klien mengatakan tidak merasa nyeri .
O : Terdapat edema pada kaki sebelah kanan
TD : 120/100 Mmhg
RR : 20 X/menit
HB : 11 mg/dl
Skala nyeri : 0
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan , klien pulang .

TTD

You might also like