You are on page 1of 7

Engineering (Teknik)

Bagian Teknik pada PT. Meprofarm memiliki tugas dalam melakukan


pemeliharaan fasilitas utility dan alat pendukung Pemeliharaan tersebut termasuk
juga melakukan perawatan dan perbaikan mesin produksi. Perawatan mesin
produksi dilakukan 2x dalam setahun dan penjadwalan perawatan berkoordinir
dengan bagian produksi agar tidak mengganggu jadwal produksi. Permintaan
perbaikan mesin produksi dilakukan oleh bagian produksi dengan menggunakan
form work order yang ditandangi oleh kasir, manager bagian yang meminta
perbaikan. Setelah dilakukan perbaikan maka dibuat service report dan dimasukan
dalam kartu perawatan mesin yang disimpan selama 5 tahun. Tugas lain dari
bagian teknik adalah memberikan pelayanan spare part (mesin dan alat listrik) dan
menyediakan fasilitas pendukung. Fasilitas pendukung yang termasuk dalam
bagian teknik adalah pengolahan air bersih, HVAC (Heating Ventilating Air
Conditioning), boiler, compressed air, listrik dan generator, serta instalasi
pengolahan air limbah. Struktur organisasi dari bagian teknik PT. Meprofarm
dapat dilihat pada Gambar 3.5:

Gambar 3.5. Struktur Organisasi Engineering PT. Meprofarm

Proses Pengolahan Air (Water Treatment Plant)


Air merupakan kebutuhan dasar dalam proses yang berkaitan dengan
produksi sediaan baik secara langsung atau tidak langsung. Dalam menghasilkan
air untuk produksi sediaan PT. Meprofarm melakukan pengelolaan air yang terdiri
dari 3 fase yaitu
a. Pre Water Treatment
Kebutuhan air di PT. Meprofarm baik yang digunakan untuk produksi
atau non produksi dapat mencapai 8000 L/hari. Kebutuhan air yang cukup tinggi

tersebut dipenuhi dari air yang bersumber dari sumur dalam dengan kedalaman
150-200 meter dimana pada kedalaman tersebut menghasilkan air dengan kualitas
yang cukup baik dan memiliki debit air yang cukup banyak. Air yang berasal dari
sumur dipompa dan kemudian ditampung dalam bak penampungan air sumur
yang memiliki kapasitas 15 m3. Di dalam bak penampungan air sumur
ditambahkan dengan natrium hipoklorit yang berfungsi untuk menjernihkan air
serta mengendapkan Fe yang mungkin terkandung dalam air. Pengurasan pada
bak penampungan ini dilakukan setiap tahun untuk menghilangkan endapan. Air
sumur yang ditampung dalam bak penampung air sumur selanjutnya disaring
menggunakan sand filter. Media sand filter yang digunakan adalah pasir kwarsa
karena pasir kwarsa tidak akan menggumpal ketika terkena air. Backwash
terhadap media dilakukan setiap hari sedangkan untuk penggantian media
dilakukan setiap tahun. Proses penyaringan menggunakan sand filter dilakukan
untuk menyaring partikel yang berukuran maksimal 60 . Setelah dilakukan
penyaringan dengan sand filter selanjutnya dilakukan penyaringan menggunakan
carbon filter yang bertujuan untuk menjernihkan air serta menghilangkan bau.
Media yang digunakan pada tahap ini adalah sisa pembakaran batok kelapa. air
yang telah disaring tersebut kemudian ditampung ke dalam bak penampung 2
yang memiliki kapasitas penampungan air sebanyak 150.000 L. Pada tahap ini
dihasilkan air bersih yang setara dengan air PDAM.
Proses dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar Proses Pre Water Treatment


b. Reverse Osmosis (RO)
Air yang telah melewati fase pre water treatment selanjutnya akan masuk
ke dalam tangki softener yang berisi media kation untuk menurunkan kesadahan
air dimana tingkat kesadahan air menunjukkan kandungan logam-logam mineral
yang dikandung oleh air. Setelah melewati tangki softener selanjutnya air akan
disaring oleh filter 3dan kemudian akan melalui proses Reverse Osmosis (RO).
Pada PT. Meprofarm proses RO yang digunakan adalah sistem double pass RO.
Pada proses RO air akan melewati melewati 5 tabung berisi filter semi permeable
yang berfungsi untuk menurunkan konduktivitas air hingga dicapai konduktivitas
tertentu. Kemudian masuk ke dalam tangki RO dengan kapasitas 1000 L. Tahapan
proses dapat dilihat pada Gambar berikut

Gambar 3.7. Proses Reverse Osmosis (RO)


c. Purified Water (PW)
Air RO yang berada pada tangki RO selanjutnya akan disaring dengan
filter berukuran 1 kemudian akan melewati lampu UV yang berfungsi untuk
membunuh mikroba. Air selanjutnya akan masuk ke unit Electro De Ionization
(EDI). Proses EDI berfungsi untuk menyerap ion positif dan negatif dengan
tegangan 24 Volt DC. Apabila konduktivitas air dan Total Organic Carbon (TOC)
memenuhi persyaratan Purified Water (PW) maka akan masuk ke dalam tangki
penampungan dengan kapasitas sebesar 4000 L. Standar konduktivitas air PW
pada PT. Meprofarm maksimal sebesar 5,1S dan TOC sebesa 500 ppb. PW yang
di dapat pada fase ini dapat digunakan untuk memproduksi sediaan non steril. Air
dalam tangki penampungan PW distribusikan dengan looping system pada suhu
70 oC. Looping system merupakan sistem dimana air berputar secara terus
menerus untuk mencegah pertumbuhan bakteri di dalam pipa. Sanitasi dilakukan
setiap minggu selama 30 menit dengan cara menaikkan suhu dari suhu normal.
Tahapan proses dapat dilihat pada Gambar 3.8
Gambar 3.8. Proses Purified Water
d. Water For Injection (WFI)
Purified Water (PW) selanjutnya di proses untuk menjadi WFI yang
digunakan untuk memproduksi sediaan steril. PW dari tangki selanjutnya difilter
dengan menggunakan filter berukuran 0,2 dan kemudian akan disaring kembali
dengan filter yang berukuran lebih kecil yaitu 0,04. Setelah melewati proses
penyaringan selanjutnya air akan didestilasi secara bertahap ke dalam destiler
dimana air akan dipanaskan dengan steam kemudian uap air yang terbentuk akan
jatuh ke penampungan. Tetesan uap air yang jatuh merupakan WFI dan
selanjutnya disimpan ke dalam tangki dengan ukuran sebesar 3000L.
HEATING VENTILATING AIR CONDITIONING (HVAC)
HVAC merupakan sistem menyeluruh yang mengatur suhu, kelembaban
dan sirkulasi udara di dalam ruangan sehingga tercapai standar yang ditetapkan
untuk proses produksi. HVAC memiliki beberapa bagian yaitu:
Plenum berfungsi sebagai penampung udara bebas (fresh air) yang
kemudian masuk ke prefilter dengan efisiensi 45% kemudian masuk ke
electric heater.
Electric heater berfungsi untuk mengatur kelembaban dengan cara
dipanaskan lalu masuk ke proses cooling coil.

Cooling coil berfungsi sebagai pendingin untuk mengatur suhu kemudian


masuk ke blower.
Blower berfungsi untuk mendistribusikan udara ke dalam ruangan yang
sebelumnya harus melewati medium filter dengan efisiensi 80-90% dan
HEPA filter dengan efisiensi 99,99% berfungsi untuk menjamin kualitas
udara yang masuk.

Terdapat dua jenis HEPA filter yaitu H13 dan H14 dimana terdapat
perbedaan pada efisiensi, untuk HEPA H13 memiliki efisiensi 99,99%, sedangkan
untuk HEPA H14 memiliki efisiensi 99,999%. Tahapat proses dapat dilihat pada
gambar 3.9. Berikut adalah serangkaian sistem HVAC:

Gambar 3.9 Sistem HVAC


BOILER
Boiler merupakan suatu perangkat yang digunakan sebagai penghasil
sumber panas (steam/ uap panas), baik contact atau non contact produk untuk
keperluan produksi. Boiler yang digunakan oleh PT. Meprofarm menggunakan
bahan bakar solar, dan berkapasitas 1,5 ton. Boiler terdiri beberapa bagian yaitu
burner, fire tube dan pipa kapiler. Burner berfungsi sebagai penghasil api yang
akan memanaskan pipa kapiler yang terdapat didalam tangki kemudian akan
menghasilkan uap panas, uap panas yang dihasilkan ini selanjutnya akan
digunakan untuk keperluan produksi seperti digunakan dalam sistem pengeringan
granul menggunakan Fluid Bed Dryer (FBD) dan proses coating. Uap-uap panas
ini akan ditampung terlebih dahulu sebelum digunakan, dan akan dibagi dengan
menggunakan header (pembagi) yang bertekanan setting minimum 5 bar.

Boiler

COMPRESSED AIR
Compressed air merupakan suatu perangkat yang menghasilkan udara
bertekanan. PT. Meprofarm memiliki 3 unit Compressed air dengan tegangan
masing-masing 22 kW. Compressed air berfungsi dalam proses coating dan proses
filling dalam menggerakkan pengisi. Compressed air bekerja dengan cara udara
(fresh air) yang masuk ke dalam unit compressor dan dimampatkan lalu masuk ke
dalam tangki penyimpanan udara (air receiver tank/ ARV), lalu diteruskan menuju
air dryer untuk mengeringkan udara. Udara yang dikeringkan akan mengalir dan
melalui 3 filter. Filter pertama berfungsi untuk menyaring partikel, filter kedua
untuk mengurangi kandungan minyak sehingga udara bebas dari minyak (oil
free), dan filter ketiga (combine filter) untuk menyaring partikel dan minyak.
Setelah proses filter selesai, maka akan didistribusikan ke ruang produksi.
Compressed air yang digunakan harus memenuhi syarat OFDA (Oil Free Dry
Air). Tahapan Proses dapat dilihat pada Gambar 3.10

Keterangan :
F1 : untuk saring partikel dan mikroorganisme
F2 : untuk saring kandungan minyak/ oli
F3 : untuk menyaring kandungan minyak/ oli, partikel dan mikroorganisme yang
tak tersaring di F1 dan F2
AD : Air Dryer sebagai pengering
Gambar 3.10. Tahapan Compressed Ai
LISTRIK DAN GENERATOR
PT. Meprofarm mendapatkan supply listrik yang bersumber dari PLN
sebesar 2180 KVA. PT. Meprofarm juga memiliki genset sebanyak 2 buah yang
digunakan pada saat terdapat gangguan listrik dari PLN sehingga produksi masih
dapat terus berjalan. Kapasitas sebuah genset tersebut adalah 1500 KVA yang
dapat menyala secara otomatis dalam waktu 10 detik ketika terdapat gangguan

listrik/pemadaman listrik. Bahan bakar yang digunakan pada genset tersebut


adalah solar.
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
PT. Meprofarm membagi limbahnya menjadi 2 bagian yaitu limbah padat
dan limbah cair. Limbah padat selama 3 x 30 hari dikumpulkan dan ditampung
pada penampungan sementara yang dimiliki oleh PT. Meprofarm dan kemudian
dikirmkan pada PT. Wastec untuk diolah dan dibuat berita acaranya yang dikirim
pada PT. Meprofarm. Hal yang perlu diperhatikan adalah limbah padat sediaan
obat NAPZA karena saat pemusnahan di PT. Wastec harus disaksikan oleh
personil PT. Meprofarm dan juga BPOM. Limbah cair terbagi menjadi 2 yaitu
limbah cair yang dapat diolah dan limbah cair yang tidak dapat diolah. Limbah
cair yang tidak dapat diolah adalah reagen yang kemudian dikumpulkan dan
dikirim pada PT. Wastec untuk dilakukan pengolahan. Limbah cair yang dapat
diolah dibagi PT. Meprofarm menjadi 2 yaitu limbah cair yang mengandung
antibiotik -lactam dan sefalosporin yang ditampung pada bak penampungan 1
dan limbah cair non antibiotik yang ditampung pada bak penampungan 2. Bak
penampungan 1 yang mengandung antibiotik kemudian diberikan NaOH 2%
dengan tujuan inaktivasi antibiotik dan dialirkan menuju bak penampungan 2.
Penanda bahwa antibiotik telah diinaktifasi adalah dengan adanya perubahan pH.
Bak penampungan 2 kemudian mengalami proses yang dinamakan clarifier
dimana pada proses ini akan ditambahan koagulan dan flokulan sehingga dapat
memisahkan kotoran padat dari limbah cair tersebut. Koagulan yang digunakan
adalah N3279 dan flokulan yang digunakan adalah N9602. Dari proses ini akan
didapatkan limbah padat yang kemudian dikumpulkan pada tong sebelum
akhirnya dikirim pada PT. Wastec dan limbah cair yang akan mengalami proses
lebih lanjut. Proses selanjutnya yang terjadi adalah netralisasi pH limbah pada
rentang 6-9. Netralasi pH dilakukan dengan menambahkan NaOH dan HCl dan
penambahan itu terjadi secara otomatis namun dapat juga ditambahkan secara
manual. Penetralan pH dimaksudkan agar terjadi perkembangan bakteri aerob
yang optimal. Kemudian air mengalir menuju bak Aerasi I dimana akan terjadi
penambahan nutrisi untuk kembang biak bakteri aerob, yaitu NPK dan Urea.
Bakteri aerob digunakan supaya limbah tidak lagi berbau. Setelah proses aerasi I
selesai maka akan memasuki aerasi II yang merupakan tempat hidup bakteri dan
terjadi prosen perkembang biakan bakteri lebih lama. Tahapan yang terjadi
selanjutnya adalah sedimentasi dimana limbah cair akan dibiarkan dan pada tahap
ini apabila masih tertinggal lumpur aktif maka lumpur aktif tersebut akan dibawa
masuk kembali pada proses aerasi 1 sedangkan bagian cairnya akan menuju pada
karbon filter yang bertujuan agar dapat menjernihkan limbah dan kualitas limbah
menjadi lebih baik. Setelah melewati karbon filter maka limbah akan melewati

biofilter yang digunakan untuk menyaring air limbah dan menuju pada bak
kontrol 1 dan bak kontrol 2. Penggunaan bak kontrol 1 dan bak kontrol 2 adalah
untuk mengurangi debit air. Pada bak kontrol 2 pula terdapat ikan air tawar seperti
ikan mas yang digunakan sebagai indikator. Apabila terjadi kematian pada ikan
tersebut maka proses akan dihentikan dan dilakukan pemeriksaan terhadap
limbah. Limbah cair kemudian dibuang dari bak kontrol 2 menuju sungai
Cipanjalu. Batas pembuangan air limbah cair PT. Meprofarm ke sungai tersebut
adalah 3m3/hari yang diukur dengan menggunakan meteran. Pengujian air limbah
dilakukan setiap hari oleh PT. Meprofarm. Pengujian yang dilakukan antara lain
pengujian pH, pengujian COD, dan pengujian BOD. Sedangkan pengujian yang
oleh BPOM dilakukan sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan terlebih
dahulu. Batas pengujian pH pada bak adalah 6-9, BOD (Biochemical Oxygen
Demand) limbah pada kota bandung adalah 75 mg/L, dan COD (Chemical
Oxygen Demand) limbah pada kota bandung adalah 150 mg/L. BOD adalah total
oksigen yang diperlukan oleh bakteria untuk mendegradasi komponen organik
yang terdapat dalam air/limbah sedangkan COD adalah total semua bahan kimia
(organik dan anorganik) yang ada pada air/limbah. Skema pengolahan limbah
pada PT. Meprofarm dapat dilihat pada gambar 3.11

You might also like