Professional Documents
Culture Documents
KASUS MEDIS
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Disusun oleh:
dr. Laras Puspa Nirmala
Pembimbing:
dr. Saefudin Zyuhri, Sp.A
Pendamping:
dr. HD Paska
: dr. H. D. Paska
Lokasi Wahana
No.
Tanda Tangan
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
(dr. H. D. Paska)
BAB I
IDENTITAS PENDERITA
Nama
An.ZA
Umur
9 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Alamat
Agama
Islam
Pekerjaan
Pelajar
Masuk RS
19 Maret 2016
No. CM
135437
I. DAFTAR MASALAH
No
1.
Problem Aktif
Demam tinggi
Tanggal
18-03-2016
2.
19-03-2016
3.
Problem Pasif
Tanggal
tubuh
4.
II.
Mimisan 1 kali
21-03-2015
ANAMNESIS
Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan Ayah dan Ibu pasien di Ruang Sekar
Jagad RSUD Bendan Kota Pekalongan, tanggal 22 Maret 2016 pukul 13.00 WIB.
a. KeluhanUtama
Demam
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi dan terus menerus sejak hari
jumat pagi (18-3-2016), pasien muntah > 5kali pada hari sabtu malam (19-32016), pada demam hari ke-3 (21/3/2016) mimisan 1kali dan mucul bintikbintik merah pada tubuh pasien.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal
Riwayat mondok di RS sebelumnya disangkal
Riwayat alergi disangkal
d. Riwayat Imunisasi
Pasien mendapat imunisasi lengkap di puskesmas.
e. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir pada usia kehamilan 9 bulan, secara spontan dan di tolong oleh
bidan, kondisi saat dilahirkan sehat.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama dengan pasien di keluarga disangkal
g. Riwayat Sosial Ekonomi
Riwayat keluhan yang sama di lingkungan rumah dan sekolah disangkal
Pasien merupakan siswa Sekolah Dasar.
Kesan sosial ekonomi : cukup
III.
: composmentis
Tanda Vital
: 90 x/menit
: 22 x/menit
Suhu : 39oC
BB
: 35 kg
Kulit
Mata
Hidung
Mulut
Thorax
Paru
I
: datar
Pa
Pe
Au
Jantung
I
Pa
Pe
Au
Abdomen
: datar
Pa
Pe
: timpani
Au
Ekstremitas :
Status vegetatif
Miksi
Defekasi
Superior
Inferior
Akral hangat
(+/+)
(+/+)
Sianosis
(-/-)
(-/-)
Edema
(-/-)
(-/-)
Ptekie
(+/+)
(+/+)
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 21 Maret 2016)
Hemoglobin
Leukosit
:2400 uL (4.000-10.000)
Trombosit
:52.000 uL (150.000-450.000)
Eritrosit
Hematokrit
:39,4 % (35-49)
MCV
:78,6 fl (79-99)
MCH
:27,1 pg (27-31)
MCHC
RDW CV
:11,6 % (11,5-14,5)
RDW SD
:33 fl (35-47)
PDW
:12,0 fl (35-47)
MPV
:10,3 fl (9-13)
P-LCR
:26,7 % (15-25)
Eosinofil
: 0,00 % (0-3)
Basofil
:0,00 % (0-1)
Neutrofil
:52,90 % (25-70)
Limfosit
:39,60 % (20-40)
Monosit
: 7,50 % (0-9)
Golongan Darah
: B/ Rh +
Widal
S. Thyphi O
S. Thyphi H
S. Parathyphi A H
S. Parathyphi B H
S. Parathyphi C H
S. Parathyphi A O
S. Parathyphi B O
S. Parathyphi C O
DIAGNOSIS
Demam Berdarah Dengue Derajat II
VI.
TERAPI
IVFD RL loading 350 cc lanjut 30 tpm (makro)
Inj. Ceftriaxone 800 mg
Inj. Norages 400 mg
Inj. Ondansentron Amp
: lemah
Kesadaran
: composmentis
Tanda Vital
: 20 x/menit
Suhu : 38,3oC
BB
: 35 kg
Kulit
Mata
Hidung
Mulut
Thorax
Paru
I
: datar
Pa
Pe
Au
Jantung
I
Pa
Pe
Au
Abdomen
: datar
Pa
Pe
: timpani
Au
Ekstremitas :
Status vegetatif
Miksi
Superior
Inferior
Akral hangat
(+/+)
(+/+)
Sianosis
(-/-)
(-/-)
Edema
(-/-)
(-/-)
Ptekie
(+/+)
(+/+)
Defekasi
Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Terapi
-
: sedang
Kesadaran
: composmentis
Tanda Vital
: 88 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
BB
: 35 kg
Kulit
Mata
Hidung
Mulut
Thorax
Paru
I
: datar
Pa
Pe
Au
Jantung
I
Pa
Pe
Au
Abdomen
: datar
Pa
Pe
: timpani
Au
Ekstremitas :
Status vegetatif
Miksi
Defekasi
Superior
Inferior
Akral hangat
(+/+)
(+/+)
Sianosis
(-/-)
(-/-)
Edema
(-/-)
(-/-)
Ptekie
(+/+)
Laboratorium
Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 23 Maret 2016)
(+/+)
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Terapi
-
: sedang
Kesadaran
: composmentis
Tanda Vital
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
BB
: 35 kg
Kulit
Mata
Hidung
Mulut
Thorax
Paru
10
: datar
Pa
Pe
Au
Jantung
I
Pa
Pe
Au
Abdomen
: datar
Pa
Pe
: timpani
Au
Ekstremitas :
Status vegetatif
Miksi
Defekasi
Superior
Inferior
Akral hangat
(+/+)
(+/+)
Sianosis
(-/-)
(-/-)
Edema
(-/-)
(-/-)
Ptekie
(+/+)
Laboratorium
Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 24 Maret 2016)
Hemoglobin
:14,1 gr/dl (11,5-16,5)
Hematokrit
: 39,8 % (35-49)
Leukosit
:5440 uL (4.000-10.000)
11
(+/+)
Trombosit
Eritrosit
:36.000 uL (150.000-450.000)
:5,1 juta uL (4,1-5,8) x 10^6
Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Terapi
-
: sedang
Kesadaran
: composmentis
Tanda Vital
: 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
BB
: 35 kg
Kulit
Mata
Hidung
Mulut
Thorax
Paru
I
: datar
Pa
12
Pe
Au
Jantung
I
Pa
Pe
Au
Abdomen
: datar
Pa
Pe
: timpani
Au
Ekstremitas :
Status vegetatif
Miksi
Defekasi
Superior
Inferior
Akral hangat
(+/+)
(+/+)
Sianosis
(-/-)
(-/-)
Edema
(-/-)
(-/-)
Ptekie
(+/+)
Laboratorium
Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 25 Maret 2016)
Hemoglobin
:13,8 gr/dl (11,5-16,5)
Hematokrit
: 39,7 % (35-49)
Leukosit
:5190 uL (4.000-10.000)
Trombosit
:82.000 uL (150.000-450.000)
Eritrosit
:5,1 juta uL (4,1-5,8) x 10^6
Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II
13
(+/+)
Terapi
-
: sedang
Kesadaran
: composmentis
Tanda Vital
: 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
BB
: 35 kg
Kulit
Mata
Hidung
Mulut
Thorax
Paru
I
: datar
Pa
Pe
Au
Jantung
14
Pa
Pe
Au
Abdomen
: datar
Pa
Pe
: timpani
Au
Ekstremitas :
Status vegetatif
Miksi
Defekasi
Superior
Inferior
Akral hangat
(+/+)
(+/+)
Sianosis
(-/-)
(-/-)
Edema
(-/-)
(-/-)
Ptekie
(+/+)
Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Terapi
Pasien diperbolehkan untuk pulang
15
(+/+)
BAB III
TINJAUANPUSTAKA
DEMAM BERDARAH DENGUE
A. Definisi
Demam berdarah merupakan suatu infeksi arbovirus tipe B ( arthropodeborne virus) disebabkan oleh virus dengue (serotype DEN-1, DEN-2, DEN3, DEN-4) yang ditularkan nyamuk Aedes sp.(Depkes, 2004; Kemenkes
2010; Mansjoer, 2005; WHO; 1997)
B. Patogenesis
Patogenesis DBD dan SSD (Sindrom syok dengue) merupakan masalah
yang kontroversial. Dua teori yang banyak dianut pada DBD dan SSD
adalah hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologous infection)
atau hipotesis immune enhancement. Hipotesis ini menyatakan secara tidak
langsung bahwa pasien yang mengalami infeksi kedua kalinya dengan
serotipe virus dengue yang heterolog mempunyai risiko yang lebih berat
untuk menderita DBD/berat. Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya
akan mengenai virus lainyang akan menginfeksi dan kemudian membentuk
kompleks antigen antibodi yang kemudian berikatan dengan Fc reseptor
dari membran sel leukosit terutamam makrofag. Oleh karena antibodi
heterolog maka virus tidak dinetralisasikan oleh tubuh sehingga akan bebas
melakukan replikasi dalam sel makrofag. Dihipotesiskan juga mengenai
antibodi
dependent
enhancement
(ADE),
suatu
proses
yang
akan
yang
kemudian
menyebabkan
peningkatan
permeabilitas
16
17
C. Kriteria Diagnosis
Disebut Demam Berdarah Dengue bila terdapat 2 atau lebih gejala klinis
dan ditambah 2 tanda laboratoris (Latief,2008; Pudjiadi, 2010).
a. Klinis
1. Demam tinggi mendadak, terus menerus selama 2-7 hari.
Tipe demam bifasik/pelana kuda.
2. Manifestasi Perdarahan (terdapat minimal 1)
Uji bendung (Rumple Leed) positif
Perdarahan mukosa seperti mimisan (epistaksis)
Ptekie, ekimosis, purpura
Hematemesis, Melena
3. Hepatomegali
4. Syok
b. Laboratoris
1. Hemokonsentrasi
Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standard sesuai umur
dan jenis kelamin.
2. Trombositopenia, trombosit < 100.000
D. Pemeriksaan Penunjang
Selain pemeriksaan laboratorium hematokrit dan trombosit, berikut
beberapa gambaran pemeriksaan penunjang pada kasus demam berdarah
dengue (Depkes, 2004; Latief,2008 Pudjiadi, 2010).
1. Jumlah leukosit
Jumlah leukosit normal, tetapi biasanya menurun dengan dominasi sel
limfosit. Selanjutnya pada akhir fase demam, jumlah leukosit dan sel
neutrofil bersama-sama menurun sehingga jumlah sel limfosit secara
relatif meningkat. Peningkatan jumlah sel limfosit atipikal atau sel
limfosit plasma biru > 4 % di daerah tepi dapat dijumpai pada hari sakit
ketiga sampai hari ketujuh.
18
2. Pemeriksaan Radiologis
Pada foto thorax (DBD derajat III/IV dan sebagian besar derajat II)
didapatkan efusi pleura, terutama di sebelah hemitoraks kanan.
Pemeriksaan foto thorax sebaiknya dilakukan dalam posisi lateral
dekubitus kanan (pasien tidur di sisi kanan).
3. Uji Serologis
Uji serologis merupakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan
untuk mengkonfirmasi terjangkitnya Demam Berdarah Dengue. Uji
serologis yang sering digunakan sebagai RDT (Rapid Diagnosis Test)
adalah pemeriksaan IgM dan IgG Dengue dan NS1.
a. IgM dan IgG Dengue
Pemeriksaan IgM dan IgG tes adalah suatu tes cepat dengan teknik
pengujian
immunochromatographic
untuk
mendeteksi
secara
dengue.
dengue.
terhadap
virus
19
IgG dan IgM Posotif : Positif pada kedua antibiodi IgG dan IgM terhadap
virus dengue. Mengindikasikan infeksi dengue primer akhir atau awal
infeksi dengue sekunder
b. NS1
Rapid tes NS1 adalah suatu tes in vitro immunochromatographic, suatu tes
satu langkah untuk menentukan secara kualitatif Antigen NS Dengue virus
didalam serum manusia untuk diagnosis dini pada infeksi dengue akut.
Antigen NS1 ditemukan pada hari pertama hingga hari ke sembilan sejak
awal demam pada pasien-pasien dengan infeksi dengue primer maupun
infeksi dengue sekunder.
perdarahan lain.
3. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
kecil tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang), atau hipotensi,
sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak
gelisah.
4. Derajat IV (DSS) : Syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak
terukur (Latief,2008; Pudjiadi, 2010).
F. Penatalaksanaan
Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok
1. Berikan anak minum banyak, minum larutan oralit, atau jus buah, air sirup, air
susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam,
muntah/diare.
2. Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen
karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
20
21
6. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam.
7. Ingatlah banyak kematian karena pemberian cairan yang terlalu banyak
daripada pemberian yang terlalu sedikit (Depkes, 2004; Lardo, 2015;
Latief,2008 Pudjiadi, 2010).
Tatalaksan komplikasi
1. Perdarahan
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin. Bira tidak beri
koloid.
2. Penanganan kelebihan cairan
Kelebihan cairan merupakan komplikasi penting dalam penanganan syok. Hal
ini dapat terjadi karena :
a. Kelebihan dan atau pemberian cairan yang terlalu cepat.
b. Penggunaan jenis cairan yang hipotonik.
c. Pemberian cairan intravena yang terlalu lama
d. Pemberian cairan itravena yang jumlahnya terlalu banyakdengan
kebocoran yang hebat.
Tanda awal kelebihan cairan :
Napas cepat, tarikan dinding dada ke dalam (retraksi dinding dada), efusi
pleura yang luas, asites, aedema peri-orbital atau jaringan lunak (Depkes,
2004; Lardo, 2015; Latief,2008 Pudjiadi, 2010).
22
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. Tata laksana DBD.2004. [Diakses tanggal 28 Maret 2016] Diunduh dari
www.depkes.go.id/download/Tata%Laksana%DBD.pdf
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Informasi Imum Demam Berdarah Dengue.
[Diakses
tanggal
28
Maret
23
2016]
Diunduh
dari
www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/INFORMASI_UMUM_DEMAM_
BERDARAH_DBD_2011.pdf
Lardo S. 2013. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue dengan Penyulit. CDK208; (40) p.656-60
Latief, Abdul. Dkk,. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
FKUI
Mansjoer A., dkk. 2005. Demam Berdarah Dengue. Kapita Selekta Kedokteran edisi
ketiga jilid II. Jakarta. Media Aesculapius. h. 419-422.
Pudjiadi, Antonius H. dkk,. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Demam Berdarah
Dengue:153-156. Jakarta:IDAI
WHO. 1997. Dengue Hemorrhage Fever. Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. Second edition. Geneva. p.1-92
LAMPIRAN
ALUR TATALAKSANA DEMAM BERDARAH DENGUE
24
25
26
27
28