You are on page 1of 29

PORTOFOLIO

KASUS MEDIS
Demam Berdarah Dengue Derajat II

Disusun oleh:
dr. Laras Puspa Nirmala
Pembimbing:
dr. Saefudin Zyuhri, Sp.A
Pendamping:
dr. HD Paska

DOKTER INTERNSHIP PERIODE JUNI 2015-MEI 2016


RSUD BENDAN
KOTA PEKALONGAN

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal


Nama

2016 telah dipresentasikan oleh:


: dr. Laras Puspa Nirmala

Dengan Judul/Topik : Demam Berdarah Dengue Derajat II


Nama Pendamping

: dr. H. D. Paska

Lokasi Wahana

: RSUD Bendan Kota Pekalongan

No.

Nama Peserta Presentasi

dr. Laras Puspa Nirmala

dr. Sabrina Ayu Larasati

dr. Darlingga Panji Setyo

dr. Ridzky Firmansyah

dr. Rizka Nugraheni M

Tanda Tangan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr. H. D. Paska)

BAB I
IDENTITAS PENDERITA
Nama

An.ZA

Umur

9 tahun

Jenis Kelamin

Perempuan

Alamat

Sutan Syahrir, Pekalongan

Agama

Islam

Pekerjaan

Pelajar

Masuk RS

19 Maret 2016

No. CM

135437

I. DAFTAR MASALAH
No
1.

Problem Aktif
Demam tinggi

Tanggal
18-03-2016

2.

Muntah > 5kali

19-03-2016

3.

Muncul bintik-bintik merah pada 21-03-2015

Problem Pasif

Tanggal

tubuh
4.

II.

Mimisan 1 kali

21-03-2015

ANAMNESIS
Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan Ayah dan Ibu pasien di Ruang Sekar
Jagad RSUD Bendan Kota Pekalongan, tanggal 22 Maret 2016 pukul 13.00 WIB.
a. KeluhanUtama

Demam
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi dan terus menerus sejak hari
jumat pagi (18-3-2016), pasien muntah > 5kali pada hari sabtu malam (19-32016), pada demam hari ke-3 (21/3/2016) mimisan 1kali dan mucul bintikbintik merah pada tubuh pasien.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal
Riwayat mondok di RS sebelumnya disangkal
Riwayat alergi disangkal
d. Riwayat Imunisasi
Pasien mendapat imunisasi lengkap di puskesmas.
e. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir pada usia kehamilan 9 bulan, secara spontan dan di tolong oleh
bidan, kondisi saat dilahirkan sehat.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama dengan pasien di keluarga disangkal
g. Riwayat Sosial Ekonomi
Riwayat keluhan yang sama di lingkungan rumah dan sekolah disangkal
Pasien merupakan siswa Sekolah Dasar.
Kesan sosial ekonomi : cukup

III.

PEMERIKSAAN FISIK (22 Maret 2016, pukul 13.00 WIB di IGD)


Keadaan Umum : lemah
Kesadaran

: composmentis

Tanda Vital

: Tensi : 100/60 mmHg


Nadi
RR

: 90 x/menit
: 22 x/menit

Suhu : 39oC
BB

: 35 kg

Kulit

: turgor kulit cukup

Mata

: konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-) refleks direk


(+/+), refleks indirect (+/+), pupil isokor 3mm/3mm

Hidung

: discharge (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut

: bibir kering (-), bibir sianosis (-)

Thorax
Paru
I

: datar

Pa

: ketinggalan gerak (-)

Pe

: sonor di seluruh kedua lapangan paru

Au

: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Jantung
I

: ictus cordis tidak tampak

Pa

: ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea


mid clavicula sinistra

Pe

: konfigurasi jantung dalam batas normal

Au

: bunyi jantung I-II normal, irama reguler, suara tambahan (-)

Abdomen

: datar

Pa

: supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

Pe

: timpani

Au

: bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Status vegetatif
Miksi
Defekasi

Superior

Inferior

Akral hangat

(+/+)

(+/+)

Sianosis

(-/-)

(-/-)

Edema

(-/-)

(-/-)

Ptekie

(+/+)

(+/+)

: dalam batas normal


: dalam batas normal

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 21 Maret 2016)
Hemoglobin

:13,6 gr/dl (11,5-16,5)

Leukosit

:2400 uL (4.000-10.000)

Trombosit

:52.000 uL (150.000-450.000)

Eritrosit

:5,0 juta uL (4,1-5,8) x 10^6

Hematokrit

:39,4 % (35-49)

MCV

:78,6 fl (79-99)

MCH

:27,1 pg (27-31)

MCHC

: 34,5 g/dl (33-37)

RDW CV

:11,6 % (11,5-14,5)

RDW SD

:33 fl (35-47)

PDW

:12,0 fl (35-47)

MPV

:10,3 fl (9-13)

P-LCR

:26,7 % (15-25)

Eosinofil

: 0,00 % (0-3)

Basofil

:0,00 % (0-1)

Neutrofil

:52,90 % (25-70)

Limfosit

:39,60 % (20-40)

Monosit

: 7,50 % (0-9)

Golongan Darah

: B/ Rh +

Widal
S. Thyphi O

: 1/80 (Non Reaktif)

S. Thyphi H

: 1/80 (Non Reaktif)

S. Parathyphi A H

: 1/80 (Non Reaktif)

S. Parathyphi B H

: 1/80 (Non Reaktif)

S. Parathyphi C H

: 1/80 (Non Reaktif)

S. Parathyphi A O

: 1/80 (Non Reaktif)

S. Parathyphi B O

: 1/80 (Non Reaktif)

S. Parathyphi C O

: Non Reaktif (Non Reaktif)

Dengue Blood IgG

: Reaktif (Non Reaktif)

Dengue Blood IgM

: Non Reaktif (Non Reaktif)

Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 22 Maret 2016 pk.06.35)


Hemoglobin
:15,3 gr/dl (11,5-16,5)
Hematokrit
: 44,1 % (35-49)
Leukosit
:3760 uL (4.000-10.000)
Trombosit
:32.000 uL (150.000-450.000)
Eritrosit
:5,7 juta uL (4,1-5,8) x 10^6
V.

DIAGNOSIS
Demam Berdarah Dengue Derajat II

VI.

TERAPI
IVFD RL loading 350 cc lanjut 30 tpm (makro)
Inj. Ceftriaxone 800 mg
Inj. Norages 400 mg
Inj. Ondansentron Amp

FOLLOW UP di Ruang Sekar Jagad RSUD Bendan


22 Maret 2016 pukul 21.00
Keluhan : Demam (+), muncul bintik-bintik merah pada tubuh (+), mimisan (-),
muntah (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: lemah

Kesadaran

: composmentis

Tanda Vital

: Tensi : 100/60 mmHg


Nadi : 88 x/menit
RR

: 20 x/menit

Suhu : 38,3oC
BB

: 35 kg

Kulit

: turgor kulit cukup

Mata

: konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-)

Hidung

: discharge (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut

: bibir kering (-), bibir sianosis (-)

Thorax
Paru
I

: datar

Pa

: ketinggalan gerak (-)

Pe

: sonor di seluruh kedua lapangan paru

Au

: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Jantung
I

: ictus cordis tidak tampak

Pa

: ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea


mid clavicula sinistra

Pe

: konfigurasi jantung dalam batas normal

Au

: bunyi jantung I-II normal, irama reguler, suara tambahan (-)

Abdomen

: datar

Pa

: supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

Pe

: timpani

Au

: bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Status vegetatif
Miksi

Superior

Inferior

Akral hangat

(+/+)

(+/+)

Sianosis

(-/-)

(-/-)

Edema

(-/-)

(-/-)

Ptekie

(+/+)

: dalam batas normal

(+/+)

Defekasi

: dalam batas normal

Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 22 Maret 2016 pk.16.23)


Hemoglobin
:14,7 gr/dl (11,5-16,5)
Hematokrit
: 42,4 % (35-49)
Leukosit
:3760 uL (4.000-10.000)
Trombosit
:24.000 uL (150.000-450.000)
Eritrosit
:5,4 juta uL (4,1-5,8) x 10^6

Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Terapi
-

Post loading ulang 350 cc pukul 19.35

IVFD RL 30 tpm (makro)

Inj. Ceftriaxon 2 x 800 mg

Inj. Norages 3 x 400 mg

Inj. Ondansentron 3 x amp

23 Maret 2016 13.00


Keluhan : Demam (-), muncul bintik-bintik merah pada tubuh (+), mimisan (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: sedang

Kesadaran

: composmentis

Tanda Vital

: Tensi : 100/70 mmHg


Nadi

: 88 x/menit

RR

: 20 x/menit

Suhu : 36,5oC
BB

: 35 kg

Kulit

: turgor kulit cukup

Mata

: konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-)

Hidung

: discharge (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut

: bibir kering (-), bibir sianosis (-)

Thorax
Paru
I

: datar

Pa

: ketinggalan gerak (-)

Pe

: sonor di seluruh kedua lapangan paru

Au

: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Jantung
I

: ictus cordis tidak tampak

Pa

: ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea


mid clavicula sinistra

Pe

: konfigurasi jantung dalam batas normal

Au

: bunyi jantung I-II normal, irama reguler, suara tambahan (-)

Abdomen

: datar

Pa

: supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

Pe

: timpani

Au

: bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Status vegetatif
Miksi
Defekasi

Superior

Inferior

Akral hangat

(+/+)

(+/+)

Sianosis

(-/-)

(-/-)

Edema

(-/-)

(-/-)

Ptekie

(+/+)

: dalam batas normal


: dalam batas normal

Laboratorium
Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 23 Maret 2016)

(+/+)

Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit

:15,0 gr/dl (11,5-16,5)


: 42,7 % (35-49)
:6590 uL (4.000-10.000)
:23.000 uL (150.000-450.000)
:5,5 juta uL (4,1-5,8) x 10^6

Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Terapi
-

IVFD RL 30 tpm (makro)

Inj. Ceftriaxon 2 x 800 mg

Inj. Norages 3 x 400 mg

Inj. Ondansentron 3 x amp

24 Maret 2016 13.00


Keluhan : Demam (-), muncul bintik-bintik merah pada tubuh (+), mimisan (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: sedang

Kesadaran

: composmentis

Tanda Vital

: Tensi : 100/60 mmHg


Nadi

: 80 x/menit

RR

: 20 x/menit

Suhu : 36,7oC
BB

: 35 kg

Kulit

: turgor kulit cukup

Mata

: konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-)

Hidung

: discharge (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut

: bibir kering (-), bibir sianosis (-)

Thorax
Paru

10

: datar

Pa

: ketinggalan gerak (-)

Pe

: sonor di seluruh kedua lapangan paru

Au

: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Jantung
I

: ictus cordis tidak tampak

Pa

: ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea


mid clavicula sinistra

Pe

: konfigurasi jantung dalam batas normal

Au

: bunyi jantung I-II normal, irama reguler, suara tambahan (-)

Abdomen

: datar

Pa

: supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

Pe

: timpani

Au

: bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Status vegetatif
Miksi
Defekasi

Superior

Inferior

Akral hangat

(+/+)

(+/+)

Sianosis

(-/-)

(-/-)

Edema

(-/-)

(-/-)

Ptekie

(+/+)

: dalam batas normal


: dalam batas normal

Laboratorium
Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 24 Maret 2016)
Hemoglobin
:14,1 gr/dl (11,5-16,5)
Hematokrit
: 39,8 % (35-49)
Leukosit
:5440 uL (4.000-10.000)

11

(+/+)

Trombosit
Eritrosit

:36.000 uL (150.000-450.000)
:5,1 juta uL (4,1-5,8) x 10^6

Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II

Terapi
-

IVFD RL 20 tpm (makro)

Inj. Ceftriaxon 2 x 800 mg

Inj. Norages 3 x 400 mg

Inj. Ondansentron 3 x amp

25 Maret 2016 13.00 (Hari ke-7 dari demam awal)


Keluhan : Demam (-), muncul bintik-bintik merah pada tubuh (+), mimisan (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: sedang

Kesadaran

: composmentis

Tanda Vital

: Tensi : 100/60 mmHg


Nadi : 88 x/menit
RR

: 20 x/menit

Suhu : 36,8oC
BB

: 35 kg

Kulit

: turgor kulit cukup

Mata

: konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-)

Hidung

: discharge (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut

: bibir kering (-), bibir sianosis (-)

Thorax
Paru
I

: datar

Pa

: ketinggalan gerak (-)

12

Pe

: sonor di seluruh kedua lapangan paru

Au

: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Jantung
I

: ictus cordis tidak tampak

Pa

: ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea


mid clavicula sinistra

Pe

: konfigurasi jantung dalam batas normal

Au

: bunyi jantung I-II normal, irama reguler, suara tambahan (-)

Abdomen

: datar

Pa

: supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

Pe

: timpani

Au

: bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Status vegetatif
Miksi
Defekasi

Superior

Inferior

Akral hangat

(+/+)

(+/+)

Sianosis

(-/-)

(-/-)

Edema

(-/-)

(-/-)

Ptekie

(+/+)

: dalam batas normal


: dalam batas normal

Laboratorium
Hematologi dan kimia klinik (Tanggal 25 Maret 2016)
Hemoglobin
:13,8 gr/dl (11,5-16,5)
Hematokrit
: 39,7 % (35-49)
Leukosit
:5190 uL (4.000-10.000)
Trombosit
:82.000 uL (150.000-450.000)
Eritrosit
:5,1 juta uL (4,1-5,8) x 10^6
Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II

13

(+/+)

Terapi
-

IVFD RL 20 tpm (makro)

Inj. Ceftriaxon 2 x 800 mg

Inj. Norages 3 x 400 mg

Inj. Ondansentron 3 x amp

26 Maret 2016 14.00 ( Hari ke-8 dari demam awal )


Keluhan : Demam (-), muncul bintik-bintik merah pada tubuh (+) berkurang,
mimisan (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: sedang

Kesadaran

: composmentis

Tanda Vital

: Tensi : 100/60 mmHg


Nadi : 88 x/menit
RR

: 20 x/menit

Suhu : 36,8oC
BB

: 35 kg

Kulit

: turgor kulit cukup

Mata

: konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-)

Hidung

: discharge (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut

: bibir kering (-), bibir sianosis (-)

Thorax
Paru
I

: datar

Pa

: ketinggalan gerak (-)

Pe

: sonor di seluruh kedua lapangan paru

Au

: suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

Jantung

14

: ictus cordis tidak tampak

Pa

: ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial linea


mid clavicula sinistra

Pe

: konfigurasi jantung dalam batas normal

Au

: bunyi jantung I-II normal, irama reguler, suara tambahan (-)

Abdomen

: datar

Pa

: supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-)

Pe

: timpani

Au

: bising usus (+) normal

Ekstremitas :

Status vegetatif
Miksi
Defekasi

Superior

Inferior

Akral hangat

(+/+)

(+/+)

Sianosis

(-/-)

(-/-)

Edema

(-/-)

(-/-)

Ptekie

(+/+)

: dalam batas normal


: dalam batas normal

Assesment
Demam Berdarah Dengue Derajat II
Terapi
Pasien diperbolehkan untuk pulang

15

(+/+)

BAB III
TINJAUANPUSTAKA
DEMAM BERDARAH DENGUE
A. Definisi
Demam berdarah merupakan suatu infeksi arbovirus tipe B ( arthropodeborne virus) disebabkan oleh virus dengue (serotype DEN-1, DEN-2, DEN3, DEN-4) yang ditularkan nyamuk Aedes sp.(Depkes, 2004; Kemenkes
2010; Mansjoer, 2005; WHO; 1997)
B. Patogenesis
Patogenesis DBD dan SSD (Sindrom syok dengue) merupakan masalah
yang kontroversial. Dua teori yang banyak dianut pada DBD dan SSD
adalah hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologous infection)
atau hipotesis immune enhancement. Hipotesis ini menyatakan secara tidak
langsung bahwa pasien yang mengalami infeksi kedua kalinya dengan
serotipe virus dengue yang heterolog mempunyai risiko yang lebih berat
untuk menderita DBD/berat. Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya
akan mengenai virus lainyang akan menginfeksi dan kemudian membentuk
kompleks antigen antibodi yang kemudian berikatan dengan Fc reseptor
dari membran sel leukosit terutamam makrofag. Oleh karena antibodi
heterolog maka virus tidak dinetralisasikan oleh tubuh sehingga akan bebas
melakukan replikasi dalam sel makrofag. Dihipotesiskan juga mengenai
antibodi

dependent

enhancement

(ADE),

suatu

proses

yang

akan

meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue di dalam sel mononuklear.


Sebagai tanggapan terhadap infeksi tersebut, terjadi sekresi mediator
vasoaktif

yang

kemudian

menyebabkan

peningkatan

permeabilitas

pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovalemia dan syok.

16

Hipotesis Secondary Heterologous Infection (Pudjiadi, 2010)

17

C. Kriteria Diagnosis
Disebut Demam Berdarah Dengue bila terdapat 2 atau lebih gejala klinis
dan ditambah 2 tanda laboratoris (Latief,2008; Pudjiadi, 2010).
a. Klinis
1. Demam tinggi mendadak, terus menerus selama 2-7 hari.
Tipe demam bifasik/pelana kuda.
2. Manifestasi Perdarahan (terdapat minimal 1)
Uji bendung (Rumple Leed) positif
Perdarahan mukosa seperti mimisan (epistaksis)
Ptekie, ekimosis, purpura
Hematemesis, Melena
3. Hepatomegali
4. Syok
b. Laboratoris
1. Hemokonsentrasi
Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standard sesuai umur
dan jenis kelamin.
2. Trombositopenia, trombosit < 100.000
D. Pemeriksaan Penunjang
Selain pemeriksaan laboratorium hematokrit dan trombosit, berikut
beberapa gambaran pemeriksaan penunjang pada kasus demam berdarah
dengue (Depkes, 2004; Latief,2008 Pudjiadi, 2010).
1. Jumlah leukosit
Jumlah leukosit normal, tetapi biasanya menurun dengan dominasi sel
limfosit. Selanjutnya pada akhir fase demam, jumlah leukosit dan sel
neutrofil bersama-sama menurun sehingga jumlah sel limfosit secara
relatif meningkat. Peningkatan jumlah sel limfosit atipikal atau sel
limfosit plasma biru > 4 % di daerah tepi dapat dijumpai pada hari sakit
ketiga sampai hari ketujuh.

18

2. Pemeriksaan Radiologis
Pada foto thorax (DBD derajat III/IV dan sebagian besar derajat II)
didapatkan efusi pleura, terutama di sebelah hemitoraks kanan.
Pemeriksaan foto thorax sebaiknya dilakukan dalam posisi lateral
dekubitus kanan (pasien tidur di sisi kanan).
3. Uji Serologis
Uji serologis merupakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan
untuk mengkonfirmasi terjangkitnya Demam Berdarah Dengue. Uji
serologis yang sering digunakan sebagai RDT (Rapid Diagnosis Test)
adalah pemeriksaan IgM dan IgG Dengue dan NS1.
a. IgM dan IgG Dengue
Pemeriksaan IgM dan IgG tes adalah suatu tes cepat dengan teknik
pengujian

immunochromatographic

untuk

mendeteksi

secara

kualitatif sekaligus membedakan antibodi IgM dan IgG terhadap


virus dengue didalam serum.
IgM terdeteksi mulai hari ke 3 5 meningkat sampai minggu ke 3 dan
menghilang setelah 30 60 hari.
IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14 dan dapat bertahan seumur hidup.
Pada infeksi primer IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14 sedangkan pada
infeksi sekunder mulai terdeteksi pada hari ke 2. Infeksi dengue sekunder
ditunjukkan dengan tingkat antibodi IgG meningkat dalam 1-2 hari setelah
gejala muncul dan merangsang respon antibodi IgM setelah 20 hari
infeksi.
Interpretasi hasil pengujian
Negatif : tidak terdeteksi adanya antibody IgG dan IgM . Maka perlu
diulangi tes 3-5 hari kemudian jika di duga ada infeksi dengue.
IgM Positif : Positif antibody IgM terhadap virus

dengue.

Mengindikasikan infeksi dengue primer.


IgG Positif : Positif antibody IgG

dengue.

terhadap

virus

Mengindikasikan infeksi dengue sekunder ataupun infeksi dengue masa


lalu.

19

IgG dan IgM Posotif : Positif pada kedua antibiodi IgG dan IgM terhadap
virus dengue. Mengindikasikan infeksi dengue primer akhir atau awal
infeksi dengue sekunder
b. NS1
Rapid tes NS1 adalah suatu tes in vitro immunochromatographic, suatu tes
satu langkah untuk menentukan secara kualitatif Antigen NS Dengue virus
didalam serum manusia untuk diagnosis dini pada infeksi dengue akut.
Antigen NS1 ditemukan pada hari pertama hingga hari ke sembilan sejak
awal demam pada pasien-pasien dengan infeksi dengue primer maupun
infeksi dengue sekunder.

E. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue


1. Derajat I

: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya

manifestasi perdarahan adalah uji bendung.


2. Derajat II

: Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau

perdarahan lain.
3. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
kecil tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang), atau hipotensi,
sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak
gelisah.
4. Derajat IV (DSS) : Syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak
terukur (Latief,2008; Pudjiadi, 2010).
F. Penatalaksanaan
Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok
1. Berikan anak minum banyak, minum larutan oralit, atau jus buah, air sirup, air
susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam,
muntah/diare.
2. Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen
karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.

20

3. Berikan infuse sesuai dengan dehidrasi sedang:


Berikan hanya larutan isotonic seperti Ringer laktat/asetat
Kebutuhan cairan parentral
Berat Badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
Berat Badan 15-40 kg : 5 ml/kgBb/jam
Berat Badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
4. Pantau tanda vital dan dieresis setiap jam, serta periksa laboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit, dan hemoglobin) tiap 6 jam.
5. Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik,, turunkan jumlah
cairan secara bertahap sampai dengan stabil. Cairan intravena biasanya hanya
memerlukan waktu 24-48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan
setelah pemberian cairan.
6. Apabila terjadi perburukan klinis berikan tata laksana sesuai dengan tata
laksana syok terkompensasi (Depkes, 2004; Lardo, 2015; Latief,2008
Pudjiadi, 2010).
Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok
1. Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 liter per menit
secara nasal.
2. Berikan 20 ml/kgBB larutan kristaloid seperti ringer laktat/ asetat secepatnya.
3. Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20
ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian
koloid 10-20 ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
4. Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi , berikan transfuse
darah/komponen.
5. Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapilerdan perfusi perifer mulai
membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam
sesuai kondisi klinis dan laboratorium.

21

6. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam.
7. Ingatlah banyak kematian karena pemberian cairan yang terlalu banyak
daripada pemberian yang terlalu sedikit (Depkes, 2004; Lardo, 2015;
Latief,2008 Pudjiadi, 2010).
Tatalaksan komplikasi
1. Perdarahan
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin. Bira tidak beri
koloid.
2. Penanganan kelebihan cairan
Kelebihan cairan merupakan komplikasi penting dalam penanganan syok. Hal
ini dapat terjadi karena :
a. Kelebihan dan atau pemberian cairan yang terlalu cepat.
b. Penggunaan jenis cairan yang hipotonik.
c. Pemberian cairan intravena yang terlalu lama
d. Pemberian cairan itravena yang jumlahnya terlalu banyakdengan
kebocoran yang hebat.
Tanda awal kelebihan cairan :
Napas cepat, tarikan dinding dada ke dalam (retraksi dinding dada), efusi
pleura yang luas, asites, aedema peri-orbital atau jaringan lunak (Depkes,
2004; Lardo, 2015; Latief,2008 Pudjiadi, 2010).

Kriteria memulangkan pasien :


(Depkes, 2004; Lardo, 2015; Latief,2008 Pudjiadi, 2010)
1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
2. Nafsu makan membaik
3. Tampak perbaikan secara klinis
4. Hematokrit stabil
5. Tiga hari setelah syok teratasi

22

6. Jumlah trombosit >50.000


Tidak dijumpai distress pernafasan (akibat efusi pleura atau asidosis) .

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. Tata laksana DBD.2004. [Diakses tanggal 28 Maret 2016] Diunduh dari
www.depkes.go.id/download/Tata%Laksana%DBD.pdf
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Informasi Imum Demam Berdarah Dengue.
[Diakses

tanggal

28

Maret

23

2016]

Diunduh

dari

www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/INFORMASI_UMUM_DEMAM_
BERDARAH_DBD_2011.pdf
Lardo S. 2013. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue dengan Penyulit. CDK208; (40) p.656-60
Latief, Abdul. Dkk,. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
FKUI
Mansjoer A., dkk. 2005. Demam Berdarah Dengue. Kapita Selekta Kedokteran edisi
ketiga jilid II. Jakarta. Media Aesculapius. h. 419-422.
Pudjiadi, Antonius H. dkk,. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Demam Berdarah
Dengue:153-156. Jakarta:IDAI
WHO. 1997. Dengue Hemorrhage Fever. Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. Second edition. Geneva. p.1-92

LAMPIRAN
ALUR TATALAKSANA DEMAM BERDARAH DENGUE

24

1. Penatalaksanaan tersangka DBD (Depkes, 2004)

25

2. Penatalaksanaan kasus DBD (Depkes, 2004)

26

27

3. Penatalaksanaan Kasus DSS (Depkes, 2004)

28

You might also like