Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini
sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan
dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka
kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada
masa neonates. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai
perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi
1.
Peredaran darah
paru untuk bernafas
(pertukaran oksigen
2.
Saluran cerna
3.
Ginjal berfungsi
lagi oleh tubuh untuk
mempertahankan
4.
Hati berfungsi
yang tidak diperlukan
badan
Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi
Perubahan suhu, dimana ketika di dalam rahim suhu berkisar 100 F namun suhu di luar
0
berkisar 60 -70 F.
Bernafas, jika tali pusar diputus maka bayi mulai harus bernafas sendiri.
Mengisap dan menelan, bayi sudah tidak dapat lagi mendapat makanan melalui tali pusar
tetapi memperoleh makan dengan cara mengisap dan menelan.
Masa bayi Neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan.
Masa ini hanya dimulai dari kelahiran sampai tali pusar lepas dari pusarnya.
Masa bayi Neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal. Masa ini dimana
suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar.
3.
Masa Neonatal
Ketika periode prenatal
sedang berkembang
4.
Masa bayi
perkembangan selanjutnya.
Perkembangan
dilahirkan.
5.
Masa bayi Neonatal
ini berbahaya karena
sulitnya menyesuaikan
Ikterus
atau jaringan lain akibat
penimbunan bilirubin
penting penyakit hati
atau kelainan fungsi hati, saluran empedu dan penyakit darah. Bila kadar bilirubin darah
melebihi 2 mg %, maka ikterus akan terlihat. Namun pada neonatus ikterus masih belum
terlihat meskipun kadar bilirubin darah sudah melampaui 5 mg %. Ikterus terjadi karena
(conjugated). Bilirubin indirect akan mudah melewati darah otak apabila bayi terdapat
keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia dan hipoglikemia (Markum H, 2005).
Ikterus neonatorum didefinisikan sebagai keadaan dimana terdapat warna kuning pada kulit,
konjungtiva dan mukosa akibat penumpukan bilirubin, sedangkan
hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah
terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dikendalikan
(Mansjoer, 2000). Berdasarkan dua pengertian di atas, dengan demikian ikterus adalah
menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh atau
akumulasi bilirubin yang meningkat.
Ikterus Fisiologis
Ikterus
faktor fisiologis yang
merupakan gejala
Ikterus fisiologis diantara
sebagai berikut:
a.
Timbul pada
b.
Kadar bilirubin
neonatus cukup bulan dan
12,5 mg%
c.
Kecepatan
perhari.
d.
Ikterus
Ikterus Patologi
Ikterus patologi adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah
mencapai nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus jika tidak
ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis.
Adapun ikterus patologis menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
Ikterus patologi
Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg%
pada neonatus kurang bulan
Ikterus patologi
Ikterus yang
karakteristik
1)
Ikterus
2)
Peningkatan
hiperbilirubinemia dengan
24 jam
3)
Konsentrasi
neonatus < bulan dan 12,5
% pada
4)
Ikterus
darah, defisiensi enzim
Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu, asfiksia, hipoksia,
sindrom gangguan pernafasan, infeksi, hipoglikemia, hiperkapnia, hiperosmolalitas
darah.
Pembentukan
Lahir
Hemoglobin
Hem
Globin
Besi
Bilirubin
Plasma Protein
Hati Glukoronil
Transfer
1. Etiologi Ikterus
Peningkatan
karena hemolisis
berumur lebih
Fungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim glukuronil transferase, ligand
dalam protein belum adekuat)
Peningkatan kadar bilirubin yang berlebih (ikterus nonfisiologis) menurut (Moeslichan, 2004)
dapat dipengaruhi oleh faktor faktor di bawah ini:
Infeksi, septikemia, sepsis, meningitis, Infeksi saluran kemih, infeksi intra uterin
Polisitemia
Asidosis
Hipoksia/asfiksia
a) Faktor maternal
(1)
Ras atau
, Yunani)
(2)
Komplikasi
Rh)
Penggunaan
ASI
Faktor Perinatal
Trauma
Faktor Neonatus
Prematuritas
Faktor genetik
Hipoglikemia
Hipoalbuminemia
D. Penyebab Ikterus
Terjadi akibat produksi bilirubin yang mengikat yang terjadi pada hemolisis sel
darah merah.
peninggian konjugasi bilirubin yang larut dalam air yang terbagi menjadi:
a. Intrahepatik:
ductuskoleductus
Ekstrahepatik:
Ikterus hepatoseluler
Penyebab Ikterus
24 jam pertama
Ikterus yang
lain:
Infeksi intra uterin (oleh virus, toksoplasma, lues dan kadang bakteri)
Ikterus yang timbul 24 72 jam setelah lahir dengan penyebab anatara lain:
Masih ada kemungkinan inkompatibitas darah ABO atau Rh atau golongan lain. Hal ini
diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg%/24 jam
Polisitemia
Hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan sub oiponeurosis, perdarahan hepar sub kapsuler
dan lain-lain)
Dehidrasis asidosis
Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai minggu pertama dengan
penyebab antara
Biasanya
Dehidrasi
Defisiensi
Pengaruh obat
Tanda
Tanda dan gejala yang timbul dari ikterus menurut Surasmi (2003) yaitu:
Letargi (lemas)
Kejang
f. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot,
epistotonus,
Perut membuncit
Tampak ikterus: sklera, kuku, kulit dan membran mukosa. Joundice pada 24 jam pertama
yang disebabkan oleh penyakit hemolitik waktu lahir, sepsis, atau ibu dengan
diabetik/infeksi.
2. Gejala
menjadi:
a. Gejala akut :
kernikterus pada neonatus
adalah letargi,
b. Gejala kronik
meliputi hipertonus dan
opistonus
sisa berupa paralysis
serebral dengan
sebagian otot mata dan
displasia
Bila
penunjang sebagai
berikut :
Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat kelahiran
Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk menyimpan darah tali pusat pada
setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan
Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24 jam pertama
kelahiran.
G. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul dari ikterus neonatorum terjadi kernikterus, yaitu
kerusakan pada otak akibat perlengketan bilirubin indirect pada otak terutama pada korpus
striatum, thalamus, nucleus subtalamus hipokampus, nucleus merah didasar ventrikel IV
(Ngastiyah, 2005).
Kern Ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirect pada otak.
Kern Ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup bulan
dengan ikterus berat (bilirubin lebih dari 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik berat dan
pada autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara klinis secara kronik
(Markum, 2005).
H. Penatalaksanaan
Pengobatan
yang mungkin dan
memastikan kondisi
(fisiologis) ataukah
sudah patologis.
bilirubin indirect
dalam darah tidak
neurotoksisitas, dianjurkan
dilakukan transfuse tukar dan atau fototerapi. Resiko cidera susunan saraf pusat akibat
bilirubin harus diimbangi dengan resiko pengobatan masing-masing bayi. Kriteria yang harus
dipergunakan untuk memulai fototerapi. Oleh karena fototerapi membutuhkan waktu 12-24
jam, sebelum memperlihatkan panjang yang dapat diukur, maka tindakan ini harus dimulai
pada kadar bilirubin, kurang dari kadar yang diberikan. Penggunaan fototerapi sesuai dengan
anjuran dokter biasanya diberikan pada neonates dengan kadar bilirubin tidak lebih dari 10
mg%.
1. Penatalaksanaan umum
yaitu:
a. Memeriksa golongan darah ibu, (Rh, ABO) dan lain lain pada waktu hamil
b. Mencegah trauma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang
Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan kebutuhan
bayi baru lahir imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat
Ikterus
timbulnya gejala dan
diatasi dengan
a. Ikterus yang
dilakukan:
1)
Kadar
2)
Darah tepi
3)
Golongan
4)
Pemeriksaan
darah atau biopsi
hepar bila
Ikterus yang timbul 24 72 jam setelah lahir: Pemeriksaan yang perlu diperhatikan:
Bila keadaan bayi baik dan peningkatan tidak cepat dapat dilakukan pemeriksaan darah
tepi
c. Ikterus
yang
timbul
sesudah
72 jam pertama sampai minggu pertama
Ikterus
yang
timbul
pada
akhir minggu pertama dan selanjutnya
Pemeriksaan yang dilakukan :
Ragam Terapi
Jika setelah tiga-empat hari kelebihan bilirubin masih terjadi, maka bayi harus
segera mendapatkan
disesuaikan dengan
kadar kelebihan
a) Terapi Sinar
Terapi
setidaknya sampai kadar
bilirubin
. Dengan fototerapi,
bilirubin
mudah larut dalam air
tanpa harus
juga berupaya menjaga
kadar bilirubin
menimbulkan risiko yang
lebih fatal. Sinar yang digunakan pada fototerapi berasal dari sejenis lampu neon dengan
panjang gelombang tertentu. Lampu yang digunakan sekitar 12 buah dan disusun secara
paralel. Di bagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut flexy glass yang berfungsi
meningkatkan energi sinar sehingga intensitasnya lebih efektif.
Sinar yang muncul dari lampu tersebut kemudian diarahkan pada tubuh bayi. Seluruh
pakaiannya dilepas, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan menggunakan
kain kasa. Tujuannya untuk mencegah efek cahaya
Pada saat dilakukan fototerapi, posisi tubuh bayi akan diubah-ubah, telentang lalu
telungkup agar penyinaran berlangsung merata. Dokter akan terus mengontrol apakah
kadar bilirubinnya sudah kembali normal atau belum. Jika sudah turun dan berada di
bawah ambang batas bahaya, maka terapi bisa dihentikan. Rata-rata dalam jangka
waktu dua hari si bayi sudah boleh dibawa pulang.
Meski
dampak fototerapi. Ada
kecenderungan
mengalami dehidrasi
karena malas
bilirubin justru akan
meningkatkan
usus. Hasilnya gerakan
peristaltik
tak semua bayi akan
mengalaminya,
pasti, untuk menghindari
terjadinya
ASI pada si kecil
(www.revell-indonesia.com).
b) Terapi Transfusi
Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus
meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih, maka perlu dilakukan terapi
transfusi darah. Dikhawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel
saraf otak (kern ikterus). Efek inilah yang harus diwaspadai karena anak bisa
mengalami beberapa gangguan perkembangan. Misalnya keterbelakangan mental,
cerebral palsy, gangguan motorik dan bicara, serta
gangguan penglihatan dan pendengaran. Untuk itu, darah bayi yang sudah teracuni
akan dibuang dan ditukar dengan darah lain. Proses tukar darah akan dilakukan
bertahap.
Bila dengan sekali tukar darah, kadar bilirubin sudah menunjukkan angka
yang menggembirakan, maka terapi transfusi bisa berhenti. Tapi bila masih tinggi
maka perlu dilakukan proses tranfusi kembali. Efek samping yang bisa muncul
adalah masuknya kuman penyakit yang bersumber dari darah yang dimasukkan ke
dalam tubuh bayi. Meski begitu, terapi ini terbilang efektif untuk menurunkan
c)
Terapi Obat
Terapi
obat Phenobarbital
atau luminal
bilirubin yang
Ada juga obat-obatan
yang
untuk mengurangi
timbunan
hati. Biasanya terapi
ini dilakukan
. Jika sudah tampak
perbaikan
bahkan dihentikan. Efek
sampingnya adalah mengantuk. Akibatnya, bayi jadi banyak tidur dan kurang
minum ASI sehingga dikhawatirkan terjadi kekurangan kadar gula dalam darah
yang justru memicu peningkatan bilirubin. Oleh karena itu, terapi obat-obatan
Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan urin. Untuk itu bayi
harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI memiliki
zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan kecilnya.
Terapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya dianjurkan setelah
bayi selesai dirawat di rumah sakit. Caranya, bayi dijemur selama setengah jam dengan posisi
yang berbeda-beda. Seperempat jam dalam keadaan telentang, misalnya, seperempat jam
kemudian telungkup. Lakukan antara jam 7.00 sampai 9.00. Inilah waktu dimana sinar surya
efektif
mengurangi
melihat
langsung ke
matahari
situasi
di sekeliling,
keadaan udara
Penilaian Ikterus
Ikterus dimulai
lahir dalam lima bagian bawah sampai tumit, tumit-pergelangan kaki dan bahu pergelangan
tangan dan kaki serta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan. Cara pemeriksaannya
ialah dengan menekan jari telunjuk di tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung,
tulang dada, lutut dan lain-lain. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari tiap-tiap nomor
disesuaikan dengan angka rata-rata di dalam gambar di bawah ini.
Penilaian ikterus dan derajat ikterus dengan cara Kramer yaitu membagi derajat ikterus bayi
baru lahir dalam 5 bagian yang dimulai cara:
Derajat I
Derajat II Apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan sampai dengan umbilicus.
Derajat III Apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, paha sampai dengan lutut.
Derajat IV Apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, ekstremitas sampai dengan
pergelangan tangan dan kaki.
Derajat V Apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, semua ekstremitas sampai
dengan ujung jari.
kadar
Derajat
rata-rata
Prematur
Ikterus
(gr/dl)
1
Kepala sampai
2
Kepala, badan
9,4
Kepala, badan,
11,4
Kepala, badan
4
pergelangan
13,3
5
dengan ujung jari
-
Sumber : Rachmat F boedjang, Penatalaksanaan Icterus Neonatal, Icterus pada Neonatus, FKUI, tahun 1984,
hlm. 81-82, dikutip dari Sri Agung Lestari, 2009
Tabel 2.1
Diusahakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar dapat seluas mungkin dengan membuka
pakaian bayi.
Kedua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan cahaya
agar tidak membahayakan retina mata dan sel reproduksi bayi.
Bayi diletakkan 8 inci di bawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak yang terbaik untuk
mendapatkan energi yang optimal.
Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar bagian tubuh bayi yang terkena
cahaya dapat menyeluruh.
Hemoglobin harus diperiksa secara berkala terutama pada bayi dengan hemolisis.
Perhatikan kecukupan cairan tubuh bayi. Bila perlu konsumsi cairan bayi dinaikkan.
a. Tingkat
Pengetahuan
atau kepandaian yang
dimiliki oleh
latihan atau melalui proses
belajar. Proses
memiliki kemampuan
membaca,
memiliki kemampuan
memecahkan
beradaptasi, kreatif dan
inovatif, kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang lebih
baik. Pengetahuan merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah namun sangat
penting, karena dapat membentuk perilaku seseorang. (Noto Admojo, S 2005)
kognitif paru ibu terhadap terjadinya ikterus patologis maupun fisiologis pada bayi
baru lahir, dianjurkan semakin banyak pula perubahan perilaku positif dalam
memberikan ASI sedini mungkin.
b. Usia
Perkembangan organ-organ reproduksi pada ibu yang masih muda belum optimal,
juga kematangan jiwa dan emosi yang kurang dan menurut Depkes usia yang baik
untuk hamil adalah 20-35 tahun. Bayi - bayi yang berasal dari ibu yang berusia muda
mempunyai angka kematian yang lebih tinggi, kejadian prematuritas dan BBLR yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi-bayi dari ibu
yang lebih
biasanya disertai dengan
kelainan
epilepsi, Retardasi
mental, dan
ini jika berhasil hidup
akan menimbulkan
bayi tersebut akan
mengaalami
terhambat/tidak
optimal,
termasuk cacat
psikososial yang
kurang
memadai/
c. Tingkat
Pendidikan merupakan alat yang dapat mengubah nilai dan norma keluarga. Melalui
pendidikan, seseorang dapat menerima lebih banyak informasi dan memperluas
cakrawala berfikir sehingga mudah mengembangkan diri dalam mengambil keputusan
dan bertindak. Ibu yang berpendidikan rendah sulit untuk menerima motivasi. Ibu
yang berpendidikan rendah biasanya kurang menyadari pentingnya perawatan pra
kelahiran, punya keterbatasan dalam memperoleh pelayanan antenatal yang adekuat,
keterbatasan mengkonsumsi makanan yang bergizi selama hamil yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kondisi ibu dan
janin yang dikandungnya. Dari penelitian (Sri Agung, 2009) Menunjukan bahwa
sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan perawatan bayi tinggi
sekitar 73,3%, dan 70% bayi yang tidak mengalami ikterus.
ia merasa
antenatal. Pada
setiap kunjungan
dan menganalisis data
mengenai
fisik untuk mendapatkan
diagnosis
masalah
atau komplikasi
(Saifuduin,
Kunjungan
ibu
hamil dengan
pemberi
dan petugas kesehatan (Henderson, 2006). Menurut Depkes RI (1994) tujuan ANC
adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan
dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Sebenarnya bukan hanya untuk ibu, pemeriksaan kehamilan pun bermanfaat untuk
kesejahteraan janin. "Untuk ibu, misalnya, pemeriksaan berguna untuk mendeteksi
menstruasi, tanggal kehamilan. Misalnya, makan berkurang atau sebelumnya jika itu
bukan
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan
pucat,
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan drah terdiri dari: HB, gula darah, sampai golongan darah guna mengetahui
ada atau tidaknya ketidaksesuaian golongan darah dan rhesus.
Faktor bayi
a. Inkompatibilitas Rhesus
Kira-kira 85% orang kulit putih mempunyai rhesus positif dan 15% rhesus negatif.
Hemolisis biasanya terjadi bila ibu mempunyai rhesus negatif dan janin
rhesus positif. Bila sel darah janin masuk ke peredaran darah ibu, maka ibu akan
dirangsang oleh antigen Rh sehingga membentuk antibodi terhadap Rh. Zat antibodi
Rh ini dapat melalui plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin dan
selanjutnya menyebabkan penghancuran sel darah merah janin (hemolisis). Hemolisis
ini terjadi dalam kandungan dan akibatnya ialah pembentukan sel darah merah
dilakukan oleh tubuh bayi secara berlebihan, sehingga akan didapatkan sel darah
merah berarti yang banyak. Oleh karena itu pula keadaan ini disebut erotroblastosis
fetalis. Pengaruh kelainan ini biasanya tidak terlihat pada anak pertama, akan tetapi
menjadi makin nyata pada anak yang dilahirkan selanjutnya.
Bila
mendapat transfusi
darah
yang
dengan janin
yang
mempunyai
rhesus ini akan
terlihat pada
Bayi
hidrops fetalis yang
hanya dapat
berat, asites, anemia
dan
mempunyai
plasenta
yang
besar,
bayi
berwarna
kuning
emas.
Eritroblastosis fetalis pada saat lahir tampak normal, tetapi beberapa jam kemudian
timbul ikterus yang makin lama makin berat (hiperbilirubinemia) yang dapat
mengakibatkan kernikterus, hepatosplenomegali dan pada pemeriksaan darah tepi
akan didapat anemia, retikulositolis, jumlah normoblas dan eritroblas lebih banyak
daripada biasa, banyak sel darah (seri granulosit) muda. Kadar bilirubin direct dan
indirect meninggi, juga terdapat bilirubin dalam urin dan tinja. (Hasan Rusepno,
Alatas Husen, 2005).
b. Inkompatibilitas ABO
Menurut statistik kira-kira 20% dari seluruh kehamilan terlihat dalam ketidakselarasan
golongan darah ABO dari 75% dari jumlah ini terdiri dari ibu golongan darah O dan
janin golongan darah A atau B. Walaupun demikian hanya pada sebagian kecil tampak
pengaruh hemolisis pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan oleh karena isoaglutonin
anti A dan anti-B yang terdapat dalam serum ibu. Sebagian besar berbentuk19-S,
yaitu gamaglobulin-M yang tidak dapat melalui plasenta (merupakan makroglobulin) dan disebut isoaglutinin natura. Hanya sebagian kecil dari ibu yang
mempunyai golongan darah O, mempunyai antibodi 7-S, yaitu gamaglobulin g
(Isoglutinin imun) yang tinggi dan dapat
melalui
Pada
Biasanya menggunakan
eritrosit
com/2009/02/html).
Masa Gestasi
Masa gestasi adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran,
dihitung dari hari pertama haid terakhir (menstrual age of pregnancy) (http://PerpusAkmr.Blog.Co.Uk).
yaitu:
Kehamilan cukup bulan (term / aterm) : masa gestasi 37-42 minggu ( 259
294 hari).
Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari).
Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42 minggu (294 hari).
Berat badan berasal dari kata berat dan badan, menurut kamus besar
Bahasa
besar ukurannya atau
hasil ukur,
ukur dari tubuh bayi
saat di
2) Pembagian
a) Berat
gram
Berat
e. Bayi Prematur
Bayi prematur adalah bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu atau kurang
saat kelahiran disebut bayi prematur. Walaupun kecil, bayi prematur sesuai masa
kehamilan tetapi perkembangan intrauterine yang belum sempurna dapat
menimbulkan komplikasi pada saat postnatal. Bayi baru lahir mempunyai berat 2500
gram atau kurang dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu
disebut dengan kecil masa kehamilan, ini berbeda dengan prematur, walaupun 75%
dari neonates yang mempunyai berat dibawah 2500 gram lahir prematur.
Problem klinis terjadi lebih sering pada bayi prematur dibandingkan dengan bayi lahir
normal. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi sistem,
membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah penyakit.
Jenis persalinan
Definisi
a) Persalinan spontan
Persalinan tidak spontan adalah persalinan yang memerlukan bantuan atau tindakan
yang terdiri dari persalinan anjuran dan buatan.
Asfiksia
Definisi asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur
setelah lahir. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat
mengakibatkan
Asfiksia juga dapat
mempengaruhi
2005).
2) Pengelompokan
Tingkat
yaitu:
a)
Asfiksia
Pada
kurang dari 100 kali
per
reflek iritabilitas tidak
ada.
b)
MildAPGAR 4 6
Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100
x/menit, tonus otot kurang baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada.
Dalam hal ini bayi dianggap sehat tetapi masih memerlukan pembersihan lendir pada
saluran pernapasan (http://trisnoners.blogspot.com/archive.html).
Dalam hal ini dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa
(http://trisnoners.blogspot.com/archive.html).
h. Asupan ASI
ASI merupakan gizi bayi terbaik, sumber makanan utama dan paling sempurna bagi
bayi usia 0-6 bulan. ASI eksklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk,
ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan
bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna
makanan selain ASI. Setelah masa ini, bayi
mesti
dikenalkan
Contohnya bubur
susu,
bubur
saring,
pencernaan,
enzim
pencernaan,
siap untuk menerima
makanan lain
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal
Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram
Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram
Sinar matahari pagi memiliki spektrum sinar biru yang bermanfaat mengurangi kadar
bilirubin dalam darah. Kegunaan sinar matahari pagi Berikutnya adalah
menghangatkan tubuh bayi sekaligus membantu mengeluarkan lendir dari
tenggorokannya. Alhasil, suara ngrok-ngrok napas bayi, terutama yang
berbakat
dijemur dalam posisi
telentang,
ditepuk-tepuk dengan
lembut.
Sinar
vitamin D dalam tubuh.
Vitamin ini
agar mudah terserap ke
dalam aliran
tulang. Paparan yang
dibutuhkan
pagi
hari. Terapi ini
dilakukan
hingga 9
selama sekitar
setengah jam dengan dilakukan variasi posisi (telentang dan tengkurap maupun
(www.catri.blogsome.com).
j. Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama dan menit kelima
setelah kelahirannya menggunakan sistem APGAR. Nilai APGAR akan membantu
dalam, menentukan tingkat keserisan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta
langkah segera yang akan diambil. Hal yang perlu dinilai anatara lain
warna kulit bayi, frekuensi jantung reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan
pernapasan bayi, masing-masing diberi tanda 0, 1 atau 2. Sesuai dengan kondisi bayi.
(www.perfspot.com)
Klasifikasi klinik:
Tanda-tanda
0
1
2
A:Apperience
Seluruh
tubuh
(warna kulit)
Pucat-biru
Tubuh merah
merah
P: Puls
100,detak
(frekuensi jantung)
kuat
G : Grimace(reaksi
terhadap
rangsangan)
A: Activity (tonus
otot)
ekstremitas
aktif
R:Respiration
(pernapasan)
kuat
1. Masa Gestasi
Masa gestasi adalah masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung
dari hari pertama haid terakhir (menstrual age of pregnancy) (Perpus-Akmr.Blog.Co.Uk).
yaitu:
Kehamilan cukup bulan (term / aterm) : masa gestasi 37-42 minggu ( 259 294 hari).
Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari).
Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42 minggu (294 hari).
Masa gestasi
Masa
hidup bayi. Makin
rendah masa
dilahirkan, makin tinggi
morbiditas
belum berfungsi seperti
bayi matur,
kesulitan untuk hidup di
luar uterus
kurang pertumbuhan
alat alat
terjadi komplikasi
dan makin
normal pada bayi prematur 10 mg/dl. Hiperbilirubinemia pada bayi prematur bila tidak
segera diatasi dapat menjadi kren ikterus yang akan menimbulkan gejala sisa yang
permanen (Surasmi, 2003).
Gangguan Imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig G gamma
globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk anti bodi dan daya tahan
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
Perdarahan Intraventrikuler
Lebih
intraventrikuler. Hal ini
disebabkan
apnea, asfiksia berat
dan
mengalami hipoksia,
hipertensi,
dan dapat menimbulkan
bahaya
Berat Badan
Definisi berat
Berat badan berasal dari kata berat dan badan, menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(1997) berat mengandung pengertian besar ukurannya atau hasil ukur, sedangkan berat
badan bayi lahir adalah hasil ukur dari tubuh bayi saat di timbang.
Pembagian berat badan lahir menurut WHO tahun 1961 berat badan bayi lahir
dikelompokan menjadi tiga yaitu:
Berat badan bayi kurang dari atau sama dengan 2500 gram
Berat badan lahir yang kurang dari normal dapat mengakibatkan berbagai kelainan yang
timbul dari dirinya., salah satunya bayi akan rentan terhadap infeksi yang nantinya dapat
menimbulkan ikterus neonatorum. Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi
dengan berat lahir <2500gram) mengalami ikterus pada minggu pertama hidupnya. Data
epidemiologi yang ada menunjukkan bahwa lebih dari 50% bayi baru lahir menderita
ikterus yang dapat dideteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya
(Moslichan, 2004).
Jenis persalinan
Definisi jenis
Jenis
(1997) adalah
berbagai
macam cara
pengeluaran hasil
konsepsi
(janin dan
hidup di luar kandungan
melalui jalan
tanpa bantuan (kekuatan
sendiri)
jenis persalinan adalah
Pengelompokan persalinan
Persalinan spontan
Adalah persalinan normal tanpa memerlukan tindakan dan komplikasi bagi bayi baru
lahir.
Persalinan tidak spontan terdiri dari persalinan anjuran dan buatan, persalinan tidak
spontan.
Persalinan dengan tindakan adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan operasi caesarea, forsep dan vakum ekstraksi. Persalinan
dengan tindakan terdiri dari:
Sectio Caesarea
Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500
gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (Prawirohardjo, 2005).
Cunam
Forseps
dengan tarikan pada
kepala
untuk membantu atau
c) Ekstraksi
Ekstarksi
yang bertujuan untuk
ekstraksi
c. Jenis persalinan
neonatorum
Terjadinya persalinan dengan tindakan dapat menyebabkan terjadinya asfiksia dan cidera
pada bayi, yang dapat menimbulkan infeksi dan dapat berakibat kelainan pada bayi,
salah satunya ikterus neonatorum. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian bayi pada
jangka pendek dan keterbelakangan mental untuk jangka panjang.
Asfiksia
a. Definisi asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur
setelah lahir. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan
otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya
(Prawirohardjo, 2005).
Pengelompokan asfiksia
Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 kali per menit,
tonus otot buruk, sianosis berat dan pucat reflek iritabilitas tidak ada.
2) Mild-
Pada
tonus ada.
3) Vigorous
Dalam
46
masih memerlukan
pembersihan
pernapasan
(http://trisnonersblogspot.com/archive.html).
Dalam hal ini dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa
(http://trisnoners.blogspot.com/archive.html).
kematian. Kerusakan dan gangguan ini dapat reversible atau tidak tergantung dari berat dan
lamanya asfiksia. Disamping perubahan klinis juga terjadi gangguan metabolisme dan
keseimbangan asam basa pada neonatus. Pada tingkat awal menimbukan asidosis respiratorik,
bila gangguan berlanjut terjadi metabolisme anaerob yang berupa glikolisis glikogen tubuh,
sehingga glikogen tubuh pada hati berkurang dan akan mengakibatkan neonatus mengalami
ikterus. Bila kekurangan glikogen terjadi di otak, kerusakan sel otak dapat menyebabkan
kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
L. Penelitian Terkait
Dimana
baru lahir adakalanya
merupakan kejadian
penyakit tertentu dapat
terjadi pada 25%
kehamilan yang cukup),
dan presentasinya
Ikterus berarti
dalam aliran darah
yang menyebabkan pigmentasi kuning pada plasma darah yang menimbulkan perubahan
warna pada jaringan yang memperoleh banyak aliran darah tersebut. Jaringan permukaan
yang kaya elastin sklera.
Dari hasil penulusuran literatur yang dilakukan, ditemukan hasil penelitian yang terkait
dengan penelitian ini, yang dilakukan oleh Sri Agung Lestari(2009) dengan judul Hubungan
Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan Bayi Dengan Kejadian Ikterus. Menunjukan
bahwa sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan perawatan bayi tinggi
sekitar 73,3%, dan 70% bayi yang tidak mengalami
ikterus. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, pendidikan, dan pekerjaan
dengan perawatan bayi ikterus.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Avysia Tri Marga Wulan (2009), yang berjudul
Hubungan antara insiden ikterus neonatorum dengan asfiksia ditemukan sekitar 50-60%
kematian janin disebabkan oleh masalah asfiksia. Sedangkan penyebab kematian tertinggi
neonatus pada minggu pertama kelahiran adalah asfiksia lahir dan prematuritas berat.
Asfiksia pada bayi baru lahir menjadi penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian bayi baru
lahir setiap tahun. Angka kejadian Asfiksia neonatorum
sebanyak 11,72%.
Dari hasil
judul Kejadian
Hiperbilirubinemia
dimana angka
kejadian ikterus
fisiologis maupun ikterus
patologis yang
juga memegang peranan
penting dalm terjadinya
M. Kerangka Teori
Kerangka
berdasarkan kajian
berbagai aspek, baik
secara teoritis maupun empiris yang menumbuhkan gagasan dan
Ikterus neonatorum adalah menguningnya sklera, kulit, atau jaringan lain akibat
penimbunan bilirubin dalam tubuh. Keadaan ini merupakan tanda penting penyakit hati atau
kelainan fungsi hati, saluran empedu dan penyakit darah. Bila kadar bilirubin darah melebihi
2 mg %, maka ikterus akan terlihat. Namun pada neonatus ikterus masih belum terlihat
meskipun kadar bilirubin darah sudah melampaui 5 mg %. Ikterus terjadi karena peninggian
kadar bilirubin indirect (unconjugated) dan kadar
bilirubin direct (conjugated). Bilirubin indirect akan mudah melewati darah otak apabila
bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia dan hipoglikemia (Markum H,
2005).
Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Ikterus, terdiri dari: tingkat
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki oleh
seseorang yang diperoleh dari pengalaman latihan atau melalui proses belajar. Proses
belajar seseorang tidak hanya dituntut memiliki kemampuan membaca, menulis dan
berhitung. Mereka juga dituntut memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengambil
keputusan, kemampuan beradaptasi, kreatif dan inovatif,
kemampuan tersebut
belajar yang lebih
baik.(Noto Admojo,
Dengan
kognitif paru ibu
terhadap terjadinya
baru lahir, dianjurkan
semakin banyak pula
ASI sedini mungkin.
Usia adalah
yang masih muda belum
optimal, juga
Depkes usia yang
baik untuk hamil
dari ibu yang berusia
muda mempunyai angka kematian yang lebih tinggi, kejadian prematuritas dan BBLR
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi-bayi dari ibu yang lebih tua, hal ini dapat
juga menyebabkan terjadinya ikterus(Hartono, 2001). Tingkat pendidikan dari penelitian
(Sri Agung, 2009) Menunjukan bahwa sebagian besar responden yang memiliki tingkat
pengetahuan perawatan bayi tinggi sekitar 73,3%, dan 70% bayi yang tidak mengalami
ikterus. Ibu yang berpendidikan rendah sulit untuk menerima motivasi. Ibu yang
berpendidikan rendah biasanya kurang menyadari pentingnya perawatan pra kelahiran,
punya keterbatasan dalam memperoleh pelayanan antenatal yang
adekuat, keterbatasan mengkonsumsi makanan yang bergizi selama hamil yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin yang dikandungnya.
Riwayat Kesehatan Ibu Pada Saat Hamil Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil.
Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan Antenatal
Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan tahu dokter sedini mungkin semenjak
ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap
kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi
untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan
komplikasi (Saifuduin,
2002).
Inkompatibilitas
ibu mempunyai rhesus
negatif dan janin
peredaran darah ibu, maka
ibu akan dirangsang
antibodi terhadap Rh. Zat
antibodi Rh ini
peredaran darah janin dan
selanjutnya menyebabkan
(hemolisis). Hemolisis ini
terjadi dalam kandungan dan akibatnya ialah pembentukan sel darah merah dilakukan
oleh tubuh bayi secara berlebihan, sehingga akan didapatkan sel darah merah berarti
yang banyak. Oleh karena itu pula keadaan ini disebut erotroblastosis fetalis.
Eritroblastosis fetalis pada saat lahir tampak normal, tetapi beberapa jam kemudian
timbul ikterus yang makin lama makin berat (hiperbilirubinemia) yang dapat
mengakibatkan kernikterus, hepatosplenomegali dan pada pemeriksaan darah tepi akan
didapat anemia, retikulositolis, jumlah normoblas dan eritroblas lebih banyak daripada
biasa, banyak sel darah (seri granulosit) muda. Kadar bilirubin direct dan indirect
meninggi, juga terdapat bilirubin dalam urin dan tinja. (Hasan Rusepno, Alatas Husen,
2005).
Inkompatibilitas ABO menurut statistik kira-kira 20% dari seluruh kehamilan terlihat
dalam ketidakselarasan golongan darah ABO dari 75% dari jumlah ini terdiri dari ibu
golongan darah O dan janin golongan darah A atau B. Walaupun demikian hanya pada
sebagian kecil tampak pengaruh hemolisis pada bayi baru lahir. Hal ini disebabkan
oleh karena isoaglutonin anti A dan anti-B yang terdapat dalam serum ibu.
(http://bidan2009.blogspot. com/2009/02/html). Masa Gestasi adalah masa sejak
terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid
terakhir (menstrual
Co.Uk).
Jenis-jenis
(1979) dikelompokan
menjadi tiga yaitu:
gestasi 37-42 minggu (
259 294 hari),
kurang dari 37 minggu
(259 hari), Kehamilan
dari 42 minggu (294
hari).
Berat Badan
kata berat dan badan,
menurut kamus
pengertian besar
ukurannya atau hasil ukur, sedangkan berat badan bayi lahir adalah Hasil ukur dari tubuh
bayi saat di timbang. Pembagian berat badan lahir menurut WHO tahun 1961 berat
badan bayi lahir dikelompokan menjadi tiga yaitu: Berat badan bayi kurang dari atau
sama dengan 2500 gram, berat badan bayi antara 2500 - 4000 gram, berat badan >
4000 gram. Bayi Prematur adalah bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
atau kurang saat kelahiran disebut bayi prematur. Walaupun kecil, bayi prematur sesuai
masa kehamilan tetapi perkembangan intrauterine yang belum sempurna dapat
menimbulkan komplikasi pada saat postnatal. Bayi baru lahir mempunyai berat 2500
gram atau kurang dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu disebut dengan kecil
masa kehamilan, ini berbeda dengan prematur, walaupun 75% dari neonates yang
mempunyai berat dibawah 2500 gram lahir prematur. Prematuritas menimbulkan
imaturitas perkembangan dan fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi untuk
melakukan koping terhadap masalah penyakit. Masalah yang umum terjadi diantaranya
disstres syndrome (RDS), hiperbilirubinemia, hypoglikemia, edema paru. (www.
Perfspot.com).
Jenis persalinan Jenis menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1997) adalah berbagai
macam cara. Sedangkan persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
teratur setelah lahir. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan
kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital
lainnya (Prawirohardjo, 2005).
Usia ibu
Tingkat pendidikan
Masa gestasi
Jenis persalinan
Inkomtabilitas Rhesus
Inkomtabilitas ABO
Asfiksia
Prematur
APGAR Score
Asupan ASI