Professional Documents
Culture Documents
TUGAS UTAMA :
1. Perencanaan:
Menyusun standar kebutuhan sarana, tenaga, alat dan bahan kegiatan untuk insatalasi.
2. Pelaksanaan:
3. Penilaian:
TANGGUNG JAWAB
1. Mengatur pembagian tugas rutin dan isidentil untuk seluruh petugas instalasi.
2. Mengiventarisasi sarana, tenaga, alat dan bahan untuk instalasi.
3. Melakukan pemeriksaan jumlah dan kesiapan alat dan bahan yang akan dipakai.
4. Melakukan pemeriksaan waktu daluwarsa bahan.
WEWENANG
1. Memberikan pemahaman visi, misi dan uraian tugas seluruh petugas.
2. Membuat bahan organisasi dengan uraian tugasnya.
3. Melaksanakan rapat koordinasi instalasi.
4. Mengkoordinasikan peningkatan pasar diluar pasien BRSU, dokter/RS Swasta.
5. Mengkoordinasikan perbaikan tempat kerja.
6. Mengkoordinasikan perbaikan fasilitas pendukung.
7. Mengkoordinasikan pelatihan dan penyegaran teknis.
8. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan rekam medis.
9. Melakukan koordinasi dengan instalasi terkait untuk melaksanakan penelitian.
10. Memastikan Instalasi Penyediaan Air Bersih beroperasi dengan baik.
11. Memastikan kualitas Air bersih memenuhi persyaratan kesehatan.
12. Memastikan Instalasi Pengolahan Air Limbah beroperasi dengan baik.
13. Memastikan kualitas air buangan memenuhi persyaratan standar baku mutu lingkungan.
14. Memastikan Instalasi Pengolahan sampah medis beroperasi dengan baik.
15. Memastikan bangunan/ gedung dalam keadaan baik (layak pakai).
16. Merencanakan & mengelola SDM yang ada.
17. Mengusulkan anggaran biaya untuk pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.
18. Mengusulkan sarana dan prasarana untuk kelancaran tugas pemeliharaan Instalasi
Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah
Medis dan Gedung.
19. Pendataan dan Analisis kebutuhan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.
20. Melakukan koordinasi dengan unit terkait.
21. Memonitoring operasional Instalasi Penyediaan Air bersih, Instalasi Pengolahan Air
Limbah, Instalasi Pengelolaan Sampah Medis dan Gedung.
IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah kantornya para
teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis
dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah
Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS.
Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting
fungsi dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata
lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih
tinggi.Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari semakin pesat menyebabkan
pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut
akan menjadi sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar.
Tugas dan Kegiatan Umum IPSRS
Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training kepada tenaga
kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar.
Maintenance, perawatan rutin.
Perencanaan kegiatan pemeliharaan.
Pengukuran dan kalibrasi.
Rekayasa dan rancang bangun.
Manajemen informasi dan pemeliharaan.
Rujukan pemeliharaan.
Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan tenaga kerja.
Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja.
Sebagai tekhnisi kita harus punya peralatan yang memadai sebelum melakukan suatu maintenance
ataupun perbaikan, yaitu senjata harus ada sebelum berperang ! ! ! Tapi suatu yang menjadi khas
sebagai tekhnisi yaitu membawa testpen.
Peralatan yang lain, minimal :
obeng plus minus
multimeter
tang
IPSRS dibagi dalam beberapa unit bagian, yaitu :
Unit Administrasi
Unit Sarana dan Prasarana
Unit Bangunan
Unit Biomedical (teknisi elektromedik)
Unit IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan sampah medis
Unit Listrik dan AC
Unit Telekomunikasi
Sistematika Tugas IPSRS
Direktur mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian
teknis dalam menyelenggarakan kegiatan IPSRS.
Kepala IPSRS, mempunyai tugas sebagai penanggungjawab semua kegiatan IPSRS.
Administrasi, mempunyai tugas mencatat semua pemasukan dan pengeluaran.
Sie Medis, mempunyai tugas menangani jenis pemeliharaan dan perbaikan alat-alat medis.
Sie Non Medis, mempunyai tugas menangani jenis pemeliharaan dan perbaikan alat-alat non medis.
Sie Bangunan, mempunyai tugas menangani segala bentuk tentang bangunan.
Sie Sanitasi, mempunyai tugas menangani tentang kebersihan, pengairan dan limbah Rumah Sakit.
Infection Control
Infection control yaitu pengendalian infeksi di lingkungan Rumah Sakit. Karena RS itu adalah
tempatnya orang sakit, maka banyak virus dan bakteri yang dibawa.
Kami sebagai teknik elektromedik, sebagai salah satu staff atau pegawai pasti akan menjaga untuk
infection control agar kita sebagai tenaga kesehatan tidak terkena infeksi ataupun sebagai carrier
(pembawa infeksi) atau malah menjadi sumber infeksi bagi orang lain.
Memang secara tidak langsung dan secara frekuensi, kita tidak berhadapan langsung dengan pasien.
Tapi peralatan kesehatan ataupun hal-hal lain bisa menjadi sumber infeksi yang infeksius, maka
dari itu parameter untuk infection control sangat diperlukan.
Biaya yang diperlukan untuk infection control memang sangat tinggi dan pengawasannya haruslah
ketat, karena hal tersebut demi kepentingan bersama (bagi pasien ataupun pengunjung juga bagi
tenaga kesehatan).
I.
Menciptakan tenaga professional yang berstandar internasional dalam pendidikan, penelitian dan
pemeliharaan kesehatan.
Menciptakan lingkungan akademik yang optimal untuk mendukung pendidikan, penelitian, dan
pemeliharaan kesehatan
Mempelopori inovasi pemeliharaan kesehatan melalui penelitian yang unggul dan perbaikan mutu
pelayanan berkesinambungan
Terciptanya Sumber Daya Manusia handal yang tulus dalam mengintegrasikan pendidikan,
penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
Terbinanya tim kerjasama professional yang solid dengan perbaikan mutu kinerja
berkesinambungan.
Terselenggaranya jejaring rumah sakit yang mengemban tugas pendidikan, penelitian, dan
pemeliharaan kesehatan.
Analisis:
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPSRS belum mampu merumuskan visi,
misi, tujuan, dan falsafah khusus untuk instalsi tersebut. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja
para staf. Alasan belum adanya visi, misi, tujuan, dan falsafah tersendiri ini adalah karena RS
UNHAS baru beroperasi sekitar 1 tahun, sehingga masih perlu pembenahan-pembenahan. Namun,
jika tidak ada perumusan sesegera mungkin, maka para staf akan bekerja tanpa target yang jelas
untuk instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit secara khusus.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi IPSRS RS. Unhas Tahun 2011
Analisis :
Struktur organisasi instalasi ini menganut sistem organisasi garis. Di mana dalam bagan
organisasinya terlihat adanya kesatuan komando karena kepemimpinan berada ditangan satu orang
dan setiap bawahan hanya bertanggung jawab terhadap satu orang pemimpin saja.
Struktur organsisasi ini sudah cocok untuk perusahaan ini, karena telah menggambarkan
lima aspek struktur organisasi yang utama yaitu :
1. Menggambarkan pembagian kerja, dimana setiap kotak mewakili tanggung jawab seseorang atau
sub bagian untuk bagian tertentu dari beban kerja unit.
2. Menunjukkan siapa atasan dan siapa bawahan sehingga jelas terlihat siapa melapor kepada siapa.
3.
Keterangan kotak-kotak telah menunjukkan tugas-tugas kerja dan tanggung jawab yang berbeda
untuk setiap peranan yang berbeda.
4. Keseluruhan bagan telah menunjukkan dasar pembagian aktivitas unit yang menurut penulis dibagi
atas dasar fungsinya.
5. Semua bagian unit pada tingkatan yang sama melapor pada orang yang sama.
Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa sistem kerja di IPSRS tersebar di empat bagian
area kerja, yaitu bagian peralatan medik, bagian peralatan nonmedik, bagian bangunan, serta bagian
administrasi dan logistik, yang bertanggungjawab kepada koordinator IPSRS. Kemudian
koordinator tersebut bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan sarana
medik secara langsung. secara langsung.
Pembagian wilayah kerja dan tanggung jawab yang jelas ini, dapat mengoptimalkan hasil
dari pekerjaan itu sendiri. Namun, jumlah SDM yang menempati bagian-bagian tersebut masih
kurang. Hal ini dikarenakan RS UNHAS masih baru dalam beroperasi, sehingga masih dalam tahap
awal proses pembenahan-pembenahan.
3.1.7 Tupoksi Instalasi IPSRS
Rumah sakit harus menyelenggarakan IPSRS, karena tanpa IPSRS, seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan alat kesehatan maupun sarana-prasarana yang rusak akan terganggu dan tidak
berjalan lancar.
Instalasi kerja IPSRS mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan rapat secara teratur
2. Membuat laporan dan melaporkannya kepada pimpinan rumah sakit tepat waktu
3. Melakukan rapat secara teratur dan menghadiri rapat tersebut.
4.
Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training kepada tenaga
kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar.
Untuk lingkungan kerjanya, sebagian besar stafnya adalah laki-laki, terutama di bagian
ruang panel atau bengkel. Hal ini karena, beban kerja dan risiko pekerjaannya cukup tinggi terkait
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana. Sehingga, staf perempuan ditempatkan pada
bagian Administrasiinistrasi instalasi ini dan tidak terjun langsung ke lapangan secara langsung.
3.1.8 Uraian Tugas
a. Logistik
b. Teknisi
c. Mekanikal
Pengecekkan kebocoran
Memperbaiki WC
e. Elektrikal
Memperbaiki Saklar
f. Pemeliharaan Gedung
Membersihkan dan mengatur ruangan yang akan digunakan dan telah digunakan
Tugas dan
Peranannnya
Koordinator IPSRS
Logistik
Teknisi Alkes
Teknisi
Telekomunikasi
Mekanikal
Elektrikal
Pemelihara gedung
No
CPNS
1 Kontrak, 1
CPNS, 2 Magang
1 CPNS, 1
Kontrak
Pendidika
n
S1
S1 (1)
D3 (3)
S1 (1)
D3 (1)
Kontrak
D3
1 Kontrak, 5
Magang
1 CPNS, 3
Kontrak
1 CPNS, 1
Magang
S1 (1)
D3 (5)
S1 (3)
D3 (1)
S1 (1)
D3 (1)
Status
Jumlah
1
4
2
1
6
4
2
Jumlah staf pada masing-masing bagian masih kurang. Namun, karena masih baru
dalam beroperasi, maka kekurangan ini masih dapat dimaklumi. Selain itu, para staf juga belum
terlalu terbebani dengan beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah SDM.
3.2.2 Waktu Kerja
Shift kerja di IPSRS terbagi dua, yaitu :
Pegawai : 08.00-16.00
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, dan
pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus.
3.
Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah
dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai.
4.
Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang bawah jendela
minimal 1,00 meter dari lantai.
5.
Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan baik, bila ventilasi
alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik, harus dilengkapi dengan
penghawaan mekanis (exhauster).
6. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai.
Analisis:
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, bahwa bangunan ruang IPSRS di RS
UNHAS telah memenuhi semua standar yang telah ditetapkan untuk bangunan ruangan berisiko
tinggi, mulai dari dinding, lantai, ventilasi, dan lain-lain.
B. Kualitas Udara, Pencahayaan, Suhu, Kelembaban, Tekanan Udara, dan Kebisingan
Kualitas udara ruangan yang diharapkan sesuai Kepmenkes 1204 tahun 2004 adalah tidak
berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak, serta kadar debu (particulate matter) berdiameter
kurang dari 10 micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 g/m3,
dan tidak mengandung debu asbes. Selain itu, konsentrasi maksimum indeks angka kumannya
harus sekitar 200-500 Mikro-organisme per m2 Udara (CFU/m3).
Indeks pencahayaan untuk instalasi IPSRS minimal 100 lux, dengan suhu 21-26 C, tekanan
udara seimbang dan toleransi kebisingan minimal 45 dBA dengan waktu pemaparan 8 jam.
Analisis:
Dari hasil observasi, didapatkan bahwa kondisi kualitas udara pencahayaan, suhu, tekanan
udara, kelembaban, dan kebisingan telah sesuai dengan apa yang menjadi standar, sehingga
berpengaruh positif pada kebetahan dan kenyamanan staf dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
3.4.4 Sarana dan Prasarana Instalasi IPSRS
Di bawah ini merupakan daftar inventaris sarana dan prasarana IPSRS :
Tabel 3.2
Inventaris Sarana Prasarana Instalasi IPSRS RS UNHAS
Tahun 2011
NO
NAMA BARANG
KETERANGAN
JUMLAH BAIK RUSAK
Tool Cabinet
1 unit
1 unit
1 unit
Regulator Manifold
1 unit
Sesuai keb.
Sesuai keb.
Sesuai keb.
Lasdop Kabel
Sesuai keb.
Klem Kabel
Sesuai keb.
10
Kabel UTP
Sesuai keb.
11
RJ 45
Sesuai keb.
12
Sesuai keb.
13
Sesuai keb.
14
Dos OB clipsal
Sesuai keb.
15
Sesuai keb.
16
Sesuai keb.
17
Sesuai keb.
18
OHM Sakar
1 buah
19
1 buah
20
1 buah
21
Splitter
2 buah
22
Hammer stoning
1 buah
23
1 buah
24
Electrical tape
5 buah
25
Wrench ballpoint
1 buah
26
1 buah
27
Kanebo
1 buah
28
Changeover Switch
1 buah
Ka.IPSRS membuat program maintenance acuan dan dijadikan pedoman petunjuk teknis dalam
penyusunan program kerja maintenance
Teknisi pelaksana melakukan kegiatan maintenance sesuai jadwal yang telah dibuat untuk setiap
jenis peralatan atau ruangan
Jika dalam pelaksanaan maintenance diperlukan perbaiakan maka dilakukan prosedur perbaikan,
sedangkan jika tidak diperlukan perbaikan maka teknisi mengkonfirmasikan ke user/pemakai alat
lalu teknisi mencatat dalam buku laporan.
Prosedur Perbaikan
Laporan dari user/ruangan masuk ke IPSRS melalui blangko laporan kerusakan atau via telepon
ditembuskan ke Ka.IPSRS
Ka.IPSRS nenelaah dan memberikan mandat kepada Kordinator peralatan baik itu medik atau nonmedik
Kordinator peralatan mengidentifikasi jenis kerusakan barang lalu memberi mandat kepada teknisi
pelaksana untuk mengecek dan memperbaiki peralatan yang telah dilaporkan user
Jika peralatan yang dicek kerusakannya tidak membutuhkan spare part, maka alat langsung
diperbaiki
Apabila membutuhkan spare part maka spare part di ambil di gudang logistik IPSRS lalu dipasang
di alat.
Namun jika spare part yang dibutuhkan tidak ada maka kordinator administrasi dan logistik IPSRS
membuat daftar permintaan spare part yang dibutuhkan, lalu Ka.IPSRS dan Kordinator peralatan
menandatangani daftar kebutuhan tersebut.
Jika alat tersebut selesai diperbaiki dan baik, maka teknisi mengkonfirmasikan ke user dan dicatat
dalam buku kegiatan
Sedangkan jika alat tersebut tidak dapat diperbaiki/tidak berfungsi dengan baik dikarenakan tingkat
kesulitan yang tinggi dan membutuhkan spare part yang spesifik stau rusak berat,maka alat tersebut
di rencanakan untuk dikerjakan pihak III atau dihapuskan.
Prosedur Penghapusan
Kordinator peralatan IPSRS menelaah tingkat kerusakan alat yang dikerjakan oleh teknisi
pelaksana
Jika alat mengalami kerusakan berat maka Kordinator peralatan IPSRS memerintahkan Kordinator
Administrasi dan Logistik untuk membuat laporan daftar barang yang mau di hapus.
Ka. IPSRS dan Kordinator peralatan IPSRS menandatangani laporan daftar barang yang mau
dihapus tersebut Laporan daftar barang yang mau dihapus tersebut lalu diteruskan ke Direktorat
Umum dan Operasional.
Analisis:
Untuk kebijakan-kebijakan ini masih dalam tahap perbaikan. Karena, saat ini RS UNHAS masih
dalam tahap proses pembuatan kebijakan GCI secara keseluruhan.
Maintenance Program
Kamis, 14 Mei 2009 oleh. Administrator
Hits : 2764 Share :
Banyak factor yang mempengaruhi mengapa program maintenance sulit diaplikasikan dan
Keterbatasan
Keterbatasan
Keterbatasan
Kurang
diperhatikannya
Tidak
tersedianya
sumber
peralatan
ruanglgudang
masalah
tekhnik
dana
rutin
daya
oleh
untuk
manusia
maintenance
maintenance
manajemen
maintenance
9
Klasihkasi
optimalisasi
maintenance
Mechanical
Maintenance
Electrical
Maintenance
Instrument
and
Medical
Equipment
Maintenance
Non Medical Supporting Equipment Maintenance (Kitchen & Laundry Equipment)
Medical
Gas
Maintenance
Electric
power
maintenance
Workshop
Maintenance
Building
and
Furniture
Maintenance
IT
and
Communication
system
Maintenance
Tugas
SDM
Maintenance
Menyelesaikan
perbaikan
peralatan
agar
kembali
berjalan
normal
Melumasi mesin-mesin atau peralatan yang, membutuhkan pelumasan dan menjaga ke ersihan
peralatan
Memeriksa
secara
rutin
keadaan
peralatan
Bila diperlukan melakukan modihkasi peralatan, agar dapat berfungsi lebih optimal
Melakukan perbaikan-perbaikan pada kerusakan kerusakan Hsik secar berkala
Minjaga
kondisi
semua
peralatan
agar
tetap
running
well
Melakukan
program
pengecatan
bangunan
secara
berkala
Membuat
evalusi
dan
Iaporan
kondisi
peralatan
Pedoman
SDM
Maintenance
dalam
pelaksanaan
tugasnya:
SOP
yang
ada
Manual
Operation
Pengalaman atas mesin-mesin terdahulu (untuk RS yang telah lama beroperasi)
Informasi dari distributor atau agen, bahkan kalau perlu dari pabriknya
Dasar
Kegiatan preventive
pada
peralatan
Kebijakan
Maintenance:
Planned
(preventive)
Maintenance
Breakdown
(corrective)
Maintenance
maintenance bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan
dan
agar
supaya
kondisi
peralatan
selalu
siap
pakai
Pedoman
Pelaksanaan
Maintenance
Regular
Preventive
Maintenance
Inspection
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan cara memeriksa setiap bagian peralatan secara
periodic
dan
berurutan
sesuai
dengan
schedule.
Major
maintenance
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan mengadakan pembongkaran ebagian peralatan,
meneliti bagian peralatan serta melakukan penggantian suku cadang peralatan sesuai dengan
spesitikasinya
Tekhnik
Pelaksanaan
Maintenance
Maintenance work order atau work order system (pemeliharaan dengan permintaan)
Check
list
system
maintenance
(system
dattar
pengecekan)
Quarter
planning
maintenance
(Rencana
kerja
tiga
bulanan)
Semester
maintenance
(pemeliharaan
tengah
tahunan)
Annual
maintenance
(pemeliharaan
tahunan)
Contoh
Kasus
Work
Order
Maintenance:
Apa
yang
harus
dikerjakan
Siapa
yang
mengerjakan
dan
bertanggung
jawab
Alat-alat
yang
dibutuhkan
serta
macamnya
Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan pemeliharaan ters:-abut dan kapan waktu
penyelesaiannya.
Maintenance
Safety
Factor:
Hal-hal yang harus diperhatikan agar fal keamanan bagi operator maupun perlatan terjamin:
suhu
ruang
daya
listrik
tekanan
udara
tekanan
gas
tekanan
dan
kualitas
air
operator harus memperhatikan alatalat pengaman yang ada pada semua peralatan
Prosedur
Preventive
Maintenance
Mendistribusikan
kegiatan
secara
merata
dalam
skala
waI
Menggunakan checklist dengan instruksinya, untuk dipakai sebagai pedoman oleh petugas
maintenance,
serta
untuk
keseragaman
pelaksanaan
pengecekan
Perawatan
Pencegahan dilakukaan tepat waktu, kecualai peralatan sedang diperbaiki karena kerusakan atau
sedang
dibongkar
Perawatan pencegahan dilakukan menurutjadwal tertentu sehingga tidak mengganggu jadwal
produksi
Contoh
kasus
preventive
maintenance
Checklist yang memuat instruksi untuk perawatan pencegahan pada peralatan Dish Washing
Machine:
Periksa
kondisi
suplai
air
Periksa
kondisi
suplai
steam
Periksa
kondisi
suplai
Iistrik
Periksa
kondisi
saluran
pembuangan
Periksa
kcndisi
deterjen
pump
Perisa
kondisi
tangki
air
Prosedur
Breakdown
(Corrective)
Maintenance:
Kegiatan perawatan atas kerusakan peralatan dilaksanakan atas dasar pesanan dari bagian
produksi dan bagian lainnya mengenai kerusakan umum atau mendadak dari fasilitas (peralatan)
produksi
Biaya-biaya
yang
dibutuhkan
untuk
kagiatan
Biaya
spare
Biayatenaga
Biaya
material
maintenance:
part
karja
Iainnya
Kesimpulan
Maintenance yang dilakukan secara rutin dan terprogram dengan baik maka akan memperkecil
biaya prcduksi; fungsi peralatan akan maksimal, sehingga waktu prcduksinya akan Iebih cepat
karena peralatan tidak ngadat, tidak terjadi disfungsi dalam prcses produksinya dll.
Sebaliknya bila maintenance tidak dilakukan dengan baik maka biaya produksi akan mahal dan
keterlambatan pasti akan terjadi, bahkan gagal produksi tidak dapat dihindari, sehingga harus
mengulangi prcses produksinya, ctomatis kerugian dalam hal biaya dan waktu akan terjadi.
Daftar
pustaka:
Prawirosentono Suyadi, Managemen Operasional. Bumi Aksara Edisi ke 4
Experience
Base
in
Several
Government
Hospital
in
Indonesia
Experience Ba e in Several Government Ho pital in Nigeria
Menyediakan
kebutuhan
alat
tulis
kantor
dan
mebeler
hingga
sarana
dan
prasarana
event-event)
di
Universitas
rekapitulasi
Merencanakan
permohonan
pemesanan
dan
ATK
dari
pengadaan
unit
ATK
kerja
dan
kepada
fakultas
rekanan
Mencatat
penerimaan
dan
Membuat
laporan
ATK
pendistribusian
ATK
secara
berkala
dan
lembaga
intra
laporan
penerimaan
dan
pengeluaran
jas
almamater
kelengkapan
dan
wisuda
instalansi
Melakukan
dan
perbaikan
maintenance
serta
mebeler
kebersihan
dan
dan
peralatan
taman.
lain
dan
laporan
fakultas
inventarisasi
secara
periodik
dan
Inventarisasi
Asset
komputer
Melakukan
presensi
datang
dan
Menyiapkan
Melayani
pelayanan
permintaan
Melakukan
Menjadwal
Melakukan
pulang
ATK
dan
rekap
pemakaian
pengecekan
penggandaan
berkas-berkas
permintaan
auditorium
auditorium
yang
yang
akan
ATK
telah
digunakan
disetujui
dan
setelah
digunakan
Melayani
peminjaman
peralatan
Pengelolaan
jas
almamater
almamater dilakukan dalam tiga periode atau 3 kali dalam rentan waktu yang
berbeda sesuai dengan jumlah gelombang penerimaan mahasiswa baru tiap
tahunnya. Pengambilan jas almamater oleh mahasiswa baru dilakukan sesuai
dengan alur registrasi mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang.
Pengelolaan
kelengkapan
wisuda
Pengelolaan
kalender
dilakukan secara tim oleh Kepala Biro Administrasi Umum dan Biro Administrasi
Keuangan setelah adanya laporan jumlah berapa yang harus diadakan serta
didasarkan kebutuhan, baik untuk karyawan /dosen, mahasiswa serta untuk
UPT PMB sebagai media promosi yang bekerjasama dengan rekanan yang
ditunjuk. Kalender diperuntukkan bagi civitas akademika Universitas
Muhammadiyah Malang. Bagi mahasiswa, pengambilan kalender dilakukan
dengan membawa kwitansi her registrasi semester ganjil dengan rentan waktu
pengambilan bulan Oktober s/d Desember (1 kwitansi/mahasiswa = 1
kalender).
Pelayanan
acara/kegiatan
universitas
Pengelolaan
ATK
dan
mesin
RISO
(ATK).
Pengelolaan
ATK
yang
dimaksud
adalah
perencanaan,
digambarkan
sebagaimana
bagan
berikut
ini.
auditorium
yang
menjadi
tanggung
jawab
dan
wewenang
dengan
ditandatangani
oleh
pimpinan
dalam
unit
kerja
dan
fakultas,
User
o
1
2
3
4
Fakultas
Jurusan
Laboratorium
Lembaga dan Badan
5
6
7
Biro
UPT
Lembaga
Intra/LSO
fakultas
Lembaga
Intra
universitas/UKM/IMM
Yang mengajukan
Pimpinan Fakultas
Kepala Jurusan
Kepala Laboratorium
Kepala
Lembaga
dan
Badan
Kepala biro terkait
Kepala UPT
tingkat
Mengetahui
Ketua
PD III
tingkat
Mengetahui
Ketua
Kemahasiswaa
n
INVENTARISASI ASET
Universitas Muhammadiyah Malang dibangun diatas tanah seluas 34,654 ha
yang terbagi dalam kampus I, II, III, rumah sakit, dan lahan luar kampus.
Perkembangan pesat berupa bangunan Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai lembaga pendidikan tinggi membutuhkan pengelolaan yang signifikan
dan tersistematis. Oleh karena itu, bagian perlengkapan dan rumah tangga
diberi wewenang untuk menjaga dan merawat asset kampus untuk menangani
inventarisasi asset yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Malang.
meliputi
tanah,
bangunan/gedung.
Pada bagan tersbut di atas, disebutkan bahwa salah satu tugas dari urusan
inventarisasi asset adalah membuat laporan secara periodik yang dikeluarkan
pada akhir tahun. Dalam laporan inventarisasi asset tersebut barang-barang
bergerak maupun tidak bergerak yang berada di Univesitas Muhammadiyah
Malang diberi pengkodean khusus guna memudahkan dalam mengelompokkan
ketegori barang/asset Universitas Muhammadiyah Malang.
SOP MAINTENANCE
1.
Persyaratan fungsional
Yang dimaksud persyaratan fungsional adalah persyaratan yang terkait dengan fungsi
bangunan. Setiap bangunan memiliki fungsional umum dan khusus yang perlu
dipenuhi. Persyaratan umum contohnya adalah
bangunan mampu melindungi
pemakainya dari lingkungan luar. Sedangkan persyarat khusus sangat tergantung
pada jenis dan fungsi bangunan tersebut.
2.
Persyaratan Performance
3.
4.
A.
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dengan interval waktu
tertentu untuk mempertahankan gedung pada kondisi yang diinginkan / sesuai.
Contohnya pengecatan dinding luar gedung
2 tahunan, pengecatan interior 3
tahunan, pembersihan dinding luar, dll. Namun jenis pekerjaan pemeliharaan rutin
juga bias berupa perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Kerusakan
kerusakan tersebut bias diakibatkan oleh proses secara alami ( contoh : Kerapuhan,
kusam ) atau proses pemakaian ( contohnya : goresan,pecah dll ).
Pada pemeliharaan rutin sangat penting untuk menentukan siklus pemeliharaan.
Siklus pemeliharaan bias ditentukan berdasarkan data fisik gedung dan equipment
yang cukup dalam bentuk dokumentasi, manual pemeliharaan ataupun catatan
pengalaman dalam pekerjaan pemeliharaan sebelumnya.
Dalam suati rencana program pemeliharaan, jika siklus kegiatannya sudah ditentukan,
maka jenis pekerjaan dan anggaran dapat segera dibuat.
Kendala kendala yang sering terjadi dalam pemeliharaan rutin adalah :
Pemilik / Owner
Seringkali para pemilik gedung tidak melaksanakan program pemeliharaan yang
sudah dibuat,bahkan cenderung memperpanjang interval pemeliharan dengan tujuan
mengurangi beban biaya pemeliharaan agar keuntungan yang di dapat lebih besar.
Padahal dengan tertundanya jadwal pemeliharaan rutin akan mengakibatkan
bertumpuknya kualitas kerusakan ( Multipier effect ) yang akhirnya akan
membutuhkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar.
B.
Pemeliharaan Remedial
Pemeliharaan remedial adalah pemeliharaan perbaikan yang dapat diakibatkan oleh :
1.
2.
Difinisi :
Tenant / penghuni
Masing masing pihak memiliki tuntutan performance bangunan yang berbeda. Hal
ini bisa menyulitkan untuk menentukan standart sejauh apa kegiatan pemeliharaan
bangunan perlu dilakukan. Mengingat kompleksitas pekerjaan yang sangat besar,
maka manajen pemeliharaan dalam gedung bertingkat tinggi biasanya dilakukan oleh
suatu organisasi pemeliharaan yang disebut dengan ORGANISASI PEMELIHARAAN
GEDUNG.
Organisasi
pemeliharaan
gedung
ini
bertanggung
jawab
dalam
perencanaan,pengawasan dan penentuan pelaksanaan / operasi pemeliharaan.
Organisasinya bisa In House atau berasal dari lembaga diluar pemilik seperti
konsultan atau kontraktor khusus bidang pemeliharaan.
Dalam pembentukan organisasi pemeliharaan gedung ada 2 hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
AC
2.
3.
4.
5.
Elevator
6.
Gondola
7.
8.
9.
Sound system
10.
Dll
2.
3.
4.
Melakukan inspeksi
Chief
Supervisor
Teknisi / Pelaksana
URAIAN PEKERJAAN
SCHEDULE
Perawatan Genset
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Penggantian olie
Penggantian filter olie
Penggantian filter solar
Running genset
Pembersihan
Pengisian air accu
Pengisian solar
Pembersihan
Penggantian olie pompa
Pemberian Grece ( gemuk )
Penggantian Bearing Motor dan pompa
Pemberian Chemical
HCL
Soda api
Kaporite
Asam sulfat
f.
Penggantian V Belt
Perawatan Pompa Pompa
a.
b.
Pembersihan
Pemberian Grece ( gemuk )
Seminggu sekali
1 tahun sekali
c.
a.
Preventif
Pembersihan kabin
Pembersihan Atas sangkar
Pembersihan Rel pintu
b. Service
Pengechekan level pintu
3
Pengecheckan olie dan panel utama
Perawatan Gondola
a.
b.
Preventive
Service
4
a.
Service meliputi
Pembersihan body unit indoor outdoor
Pembersihan Filter indoor
Pembersihan Evaporator dan condensor
Pengecekan drainase
Pembersihan
Bak penampung
Bak chemikal
Filter
b. Penggantian media filter
c. Pemberian chemikal
PAC
5
NAOH
SPO ( Kaporit )
d. Beckwhose
Perawatan Panel Listrik
6.
a.
b.
Pembersihan
Check Conection
Ampere
Tegangan
c. Infrared
Perawatan Instalasi Listrik
a.
Pengecheckan Conection
7 b.
a.
b.
c.
d.
Pembersihan
Pengecatan
Pemberian soda api untuk instalasi air kotor
Pembuangan air di instalasi pipa hidrant
Perawatan PABX
a.
b.
Pembersihan
Pengecheckan conection
Perawatan MATV
a.
b.
Pembersihan
Check signal
Parabola 10 fit
Boster
Spliter
Outlet MATV
Perawatan Panel alarm
a.
b.
Pembersihan
Pengecheckan conection
Bel
Head detector
Smoke detector
Splinkler
Perawatan Lampu Taman
Pembersihan
Cover lampu
9
Panel control
b. Pengecheckan conection
a.
Setiap hari
Setiap 3 bulan sekali
10
a.
b.
a.
Pembersihan
11
Service rutin
Evaforator
Filter udara
Blower indoor
12 Colling tower
Strainer
Motor indoor dan outdoor
Body unit
b. Schelling
Pipa instalasi
Condenser
13
Setiap 1 bulan sekali
Setiap hari
14
Setiap 1 bulan sekali
Setiap hari
15
Setiap 6 bulan sekali
Setiap 1 tahun sekali
16
Setiap 1 bulan sekali
17
Setiap 3 bulan sekali
Checklist harian
Menanggani komplain
Mengkoordinasikan kegiatan
dengan atasan
Setiap teknisi yang melakukan tugas checklist harian harus paham terhadap
standarisasi pengcheckan.apa saja standarisaisi pengecheckan itu antara lain :
NO PEKERJAAN
KETERANGAN STANDART KERUSAKAN
1
Genset
a.
Check olie
Encer
Hitam
b. Air accu
Panel Listrik
Trafo
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Ampere
Tegangan 380 V / 400 V
Bunyi
Check fisik
Rembesan olie
Temperatur trafo 50
Olie
Bunyi
Conection elastimol
a.
b.
Fuse
Conection
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Bocor
Rembes
Valve macet
Karat
Valve dalam kondisi on
Check tekanan
Nozzel
Selang
a.
b.
Bocor
Mampet
a.
Tubecle
MCB
Panas
Bunyi
b. Tegangan
Voltase 220 V / 240 V
c. Ampere
d. Check kabel
Conection
Fisik kabel
a.
b.
Hydrant dan splinkler c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
5
Listrik
Pompa
a.
b.
otomatis
Instalasi pipa tidak ada yang bocor
Valve dalam keadaan On
Pastikan groundtank cukup air
Panel pompa
Tegangan
Fisik kabel
Ampere
Bunyi
Panas
Freon ( tekanan freon )
Filter udara
Filter dryer
Fan belt
Temperatur/ suhu kedinginan
Drainaser
ampere
Body kropos
AC ( air conditioning )
Panel Panel
10
Ac chillier / central
Catatan :
a.
b.
Di dalam Pemeliharaan dan perawatan gedung memiliki SOP yang berbeda beda
sesuai dengan kapasitas ataupun kemampuan dalam membuat standart operasional
prosedur.jadi SOP ini tidak selalu mengikat karena disesuaikan dengan kebutuhan
ataupun setiap masing masing perusahaan yang menanganinya.
Untuk menunjang kwantitas dan kwalitas mantenance harus lebih spesifik dalam
menanggani suatu pekerjaan harus mengetahui peralatan yang akan digunakan dan
fungsi suatu alat kerja,berikut standart kerja disesuaikan dengan pekerjaan yang akan
dilakukan :
N
O
JENIS PEKERJAAN
1
Service AC
Perbaikan Pompa
Penggantian MCB
Pengecatan
Perbaikan sipil
PERALATAN
a.
b.
Obeng ( - ) dan ( + )
c.
Tang Kombinasi
d.
Kunci inggris
e.
Tang ampere
f.
Multi tester
g.
Plastik service
h.
Penjepit plastik
i.
Presmeter
j.
Ember
k.
Chemikal / applied
a.
b.
Kunci sock
c.
Tang jepit
d.
Obeng ( - ) dan ( + )
e.
Obeng ketok
f.
Kunci inggris
g.
WD
h.
Palu
i.
Kunci pipa
a.
b.
Kunci sock
c.
Kunci inggris
d.
Kunci pipa
e.
Olie
f.
Obeng ( - ) dan ( + )
a.
Obeng ( - ) dan ( + )
b.
Tespen
c.
Tang Ampere
d.
Multitester
e.
Tang kombinasi
f.
Tang buaya
g.
Tang potong
a.
Kuas
b.
Rool
c.
Tangga
d.
Bak cat
e.
Kain lap
a.
Kapek
b.
Amplas
c.
Pahat
d.
Palu