You are on page 1of 8

PRE PLANNING FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

DI RUANG MELATI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE


SAMARINDA

OLEH
KELOMPOK I:
Alwani Hetty M, S. Kep
Andrani Ratte, S. Kep
Beni, S. Kep
Juliana Nainggolan, S. Kep
Kristiani Tandi Sau, S. Kep
Noraini, S. Kep
Paulina Bawung kaha, S. Kep
Setiani Ningsih, S. Kep
Sri Hariyanti, S. Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
PRE PLANNING FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
STASE KEPERAWATAN MANAJEMEN
DI RUANG MELATI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Samarinda, 26 Oktober 2015


Penyusun

Kelompok 1

CI KLINIK

( ......................................... )

CI AKADEMIK

( ........................................ )

PRE PLANNING FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)


DI RUANG MELATI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

Topik

: Menentukan prioritas masalah asuhan keperawatan dan


menganalisa akar masalah di Ruang Melati RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda
: Semua perawat yang dinas di Ruang Melati RSUD Abdul Wahab

Sasaran

Sjahranie
Hari / Tanggal : Kamis, 29 oktober 2015
Waktu
: 08.30 selesai
Tempat
: Ruang Melati

A. Pengertian
Focus Group Discussion adalah suatu tehnik yang digunakan untuk
mengumpulkan data secara cepat dengan sasaran kelompok yang homogen,
yang mempunyai masalah yang sama, serta untuk mencapai tujuan yang sama
(Efendy, 1997). Sehingga Focus group discussion (FGD) dapat diartikan
sebagai upaya penyelesaian masalah melalui diskusi yang dilakukan secara
sistematis

dan terarah dengan melibatkan berbagai persoalan yang

bersangkutan dengan cara mengungkapkan pemikiran dan perasaan untuk


menemukan satu titik temu puncak permasalahan yang terjadi dalam suatu
organisasi. Jumlah pesertanya dapat bervariasi antara 8 12 orang dan
dilaksanakan dengan dipimpin oleh seorang leader (fasilitator) dan dibuka
oleh moderator.
Pada

dasarnya

FGD

memiliki dua tahapan

untuk

menyelesaikan

masalah yang disebut dengan FGD I dan FGD II. FGD I untuk penentuan
prioritas masalah sekaligus untuk menentukan akar masalah dan FGD II
untuk penyelesaian masalah
B. Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan FGD ini adalah untuk menemukan dan


mendiskusikan akar masalah yang terdapat di Ruang Rawat Inap cempaka
menggunakan metode CARL (Capability, Accessability, Rediness, dan
Leverage). Koentjoro (2005) menyebutkan kegunaan FGD adalah sebagai
cara pengumpul data, sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data serta
orang-orang yang terlibat dalam organisasi sekaligus alat re-check terhadap
berbagai keterangan/ informasi yang didapat melalui berbagai metode
penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya, baik
keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan. Sehingga FGD dapat
berguna untuk:
Memperoleh informasi yang banyak secara cepat
1. Mengidentifikasi dan menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap
dan perilaku kelompok tertentu
2. Menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam
3. Cross-check data dari sumber lain atau dengan metode lain
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menentukan dan mendiskusikan akar masalah asuhan keperawatan yang
terdapat di Ruang

Rawat Inap Melati dengan menggunakan metode

CARL (Capability, Accessability, Rediness, dan Leverage).


2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan akar masalah asuhan keperawatan yang terdapat
pada Ruang Rawat Inap Melati.
b. Menentukan prioritas masalah asuhan keperawatan yang terdapat
diRuang Rawat Inap Melati menggunakan metode CARL (Capability,
Accessability, Rediness, dan Leverage).
D. Analisa Masalah
Untuk menganalisa akar masalah manajemen keperawatan di Ruang Rawat
Inap Melati Rumah Sakit Umum Awahab Sjahranie Samarinda, kelompok
melakukan FGD 1 yang dihadiri oleh perawat ruangan yang berjumlah 6
orang dan kelompok menemukan 6 masalah yaitu:
1. Belum ada visi dan misi ruangan

2. SAK yang tersedia masih mengacu pada 10 penyakit terbanyak ( diagnosa


medis dan belum ada revisi dan pendokumentasian asuhan keperawatan
belum sesuai standar askep).
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan belum sesuai dengan jumlah
pasien.
4. Tindakan yang dilakukan belum sesuai dengan SOP karena fasilitas yang
diperlukan belum memadai.
5. Belum maksimalnya program supervisi (KARU dan KATIM, belum ada
format supervisi untuk kepala ruangan.
6. Belum maksimalnya pelaksanaan metode tim.
Dari 6 masalah yang ada kelompok menawarkan 2 prioritas masalah
berdasarkan rangking:
1. Belum optimalnya pelaksanaan dan penerapan metode TIM
2. Belum adanya SAK (Standar Asuhan Keperawatan) yang sesuai Nanda
NOC-NIC
E. Alternatif Pemecahan Masalah
Prioritas untuk alternatif pemecahan masalah dideleksi dengan menggunakan
pembobotan berdasarkan metode CARL yaitu Capability (kemampuan),
Accessability (kemudahan), Rediness (kesiapan), dan Leverage (daya ungkit).
Hasil seleksi terhadap alternatif penyelesaian masalah dengan menggunakan
metode CARL dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah


Di Ruang Rawat Inap Melati RSUD AWS Tahun 2015
No
1
2

Alternatif Penyelesaian Masalah


Melakukan FGD untuk menentukan 10 diagnosa
keperawatan terbesar dimelati
Penyegaran sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan kepada KARU, CCM, Katim, dan
Perawat Pelaksana.
Mahasiswa bersama dengan perawat ruangan
melati menyusun kembali SAK berdasarkan
perkembangan ilmu keperawatan terbaru Nanda
NOC NIC

C A R
4 4 4

L
4

Total
256

192

Sosialisasi SAK

Penyegaran tentang konsep metode tim pada


KARU. CCM, Katim, dan perawat pelaksana
Role play pelaksanaan Asuhan Keperawatan
metode Tim
Evaluasi dari pelaksanaan metode TIM

5
6

81
256
108
108

Rencana Kegiatan
Tempat

: Ruang Melati

Hari/Tangga

: Selasa / 27 Oktober 2015

Waktu

: 08.30 wib s.d selesai

Media

: Laptop dan buku catatan

Strategi Pelaksanaan
Tahap
Fase orientasi

Fase kerja

Fase terminasi

Kegiatan
a. Mengucapkan salam
b. Membuat kontrak
waktu dan topik
c. Menjelaskan maksud
dan tujuan pertemuan

Sasaran
Perawat
pelaksana,
ketua tim
ruang inap
Melati

Waktu
10 menit

Penanggungjawab
Moderator
(Setyaningsih)

Mendiskusikan akar
permasalahan yang
ditemukan pada ruang
Melati

Perawat
pelaksana,
ketua tim
ruang inap
Melati

30 menit

Leader
(Andriani)

a. Memberikan
kesempatan bertanya
b. Menjawab pertanyaan
c. Menyimpulkan materi
d. Mengakhiri dan
menutup pertemuan
e. Salam penutup

Perawat
pelaksana,
ketua tim
ruang inap
Melati

10 menit

Leader

F. Kriteria evaluasi

Moderator

1. Struktur
a. Pendelegasian tugas oleh penanggung jawab kegiatan kepada
masing-masing anggota sudah dilaksanakan
b. Media akan dipersiapkan sehari sebelum pelaksanaan
c. Persiapan tempat kegiatan akan dilakukan sebelum kegiatan
d. Undangan akan diberitahukan 2 jam sebelum kegiatan
2. Proses
1. Diharapkan diskusi berlangsung kurang lebih selama 60 menit
2. Diharapkan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Diharapkan perawat di ruang Melati mengikuti kegiatan sampai
dengan selesai
4. Diharapkan kegiatan berlangsung tanpa ada hambatan selama
kurang lebih 60 menit
3. Hasil
Diharapkan 80 % perawat yang bertugas di ruang Melati
mampu menentukan prioritas masalah
4. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung Jawab : Sri Hariyanti S.Kep
Moderator
: Setyaningsih S.Kep
Leader
: Andriani S.Kep
Observasi
: Beni S.Kep
Dokumentasi
: Juliana S.Kep
Perlengkapan
: a. Kristiasni S.Kep
b. Paulina S.Kep
c. NorainiS.Kep
d. Alwani S.Kep

PRAKTIK MANAGEMEN PROGRAM PROFESI NERS


STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

NAMA KEGIATAN

: FOCUS GROUP DISCUSS (FGD)

TANGGAL

: 27 Oktober 2015

TOPIK

: Sosialisasi POA, Pelaksanaan MAKP, Hasil pengkajian


diruang Melati.

NOTULENSI FGD
Hasil diskusi

1. Dari 2 prioritas masalah keperawatan yang muncul berdasarkan rangking adalah:


a. Belum optimalnya pelaksanaan dan penerapan Metode Tim
b. Belum adanya SAK (Standar Asuhan Keperawatan) yang sesuai Nanda NOC-NIC
2. Mencari akar permasalahan dari 2 prioritas masalah
Menururt KATIM dan Perawat Pelaksana yang hadir
a. Kurangnya tenaga kerja (SDM), KATIM yang diangkat belum sesuai dengan kriteria
hanya berdasarkan kebiasaan yang dinas pagi saja
b. Beban kerja meningkat (jumlah pasien tidak sebanding dengan jumlah tenaga perawat
yang ada.
c. Belum adanya sosialisasi tentang Metode Tim sehingga menimbulkan bermacam-macam
persepsi tentang metode tim (Operan, pre compren dan post compren)
d. Format Asuhan Keperawatan yang selalu berubah-ubah tanpa adanya sosialisasi dan
pemberitahuan terlebih dahulu

You might also like