Professional Documents
Culture Documents
Your Name
Class Name
PERADABAN LEMBAH
INDUS
A.Kondisi Lingkungan
Wilayah India kuno merupakan salah satu negara di Asia Selatan di bagian
Utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya dan Hindu Kush, sedangkan
bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sekarang, wilayah ini
bisa dilihat di peta yang meliputi negara India, Nepal, Pakistan dan
Afganistan.
Kondisi alam yang seperti itu menggambarkan seakan-akan India adalah
subbenua Asia. Wilayah India kuno terbagi menjadi dua bagian yaitu India
Utara dan India Selatan, diantara keduanya terdapat pengunungan Windya.
India Utara adalah daerah yang memiliki lahan yang subur terutama di
sepanjang Sungai Shindu, Gangga, Yamuna dan Brahmaputera. Sebaliknya di
India Selatan, daerah ini adalah daerah yang tidak subur dengan lahan-lahan
yang kering tandus.
Penduduk asli yang berada di Lembah Sungai Shindu adalah bangsa
Dravida, diperkirakan telah mendiaminya sejak 3000 SM. Bangsa ini
meninggalkan sisa-sisa peradabannya di Mahenjo Daro dan Harappa.
Bangsa Dravida, Penduduk Pertama Lembah Indus
Bangsa yang pertama kali membangun peradaban Mohenjo Daro
dan Harappa ini diperkirakan adalah Bangsa Dravida. Bangsa Dravida
pada tahun 2.500 SM. Bangsa Dravida termasuk ras australoid
dengan bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek, berbadan tegap dan
berambut ikal. Mereka sudah menetap dan tinggal di Lembah Indus
dengan bercocok tanam sesuai keadaan alam sekitar lembah yang
subur dan dialiri sungai. Dan bangsa dravida runtuh pada tahun 1700
SM karena adanya serbuan bangsa arya
Invasi Bangsa Arya
Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah
bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka
datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah
timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun
200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan
Hirnalaya.
Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan
kehidupan yang terus mengembara. Setelah berhasil
mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus
dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka
hidup menetap.
C. Kehidupan perekonomian
Perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus
sangat bergantung pada pengolahan lahan pertanian di sekitar
sungai. Di kawasan ini, petani menanam padi, gandum, sayuran,
buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi,
kerbau, domba, dan babi. Selain pertanian dan peternakan,
perdagangan juga merupakan aspek perekonomian penting bagi
masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil pertanian
membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan
bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang
dagangan yang diperjual-belikan masyarakat lembah Sungai
Indus adalah barang-barang dari perunggu dan tembaga, bejana
dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan gading.
Kepercayaan bangsa India kuno bersifat
politheisme, artinya percaya kepada banyak dewa.
Tiap-tiap dewa memiliki kekuatan dan suci
karenanya harus disembah dan dipuja-puja. Dewadewa yang dianggap suci itu adalah sebagai
berikut:
a. Dewa Pertiwi (dewa bumi)
b. Dewa Surya (dewa matahari)
c. Dewa Bayu (dewa angin)
d. Dewa Baruna (dewa laut)
e. Dewa Agni (dewa api)
2. Kitab Ramayana dan Mahabhrata
Kedua kitab tersebut telah menginspirasi
pujannga dunia dalam menyusun cerita
kepahlawanan.Pada zaman kerajaan Kediri, Mpu
Panuluh dan Mpu Sedah pernah mengubah cerita
Perang Baratayudha dalam kitab Mahabharata.
Cerita Baratayudha sesungguhnya berisi tentang
peperangan antara keluarga pandawa dan kurawa
dalam memperubutkan kerajaan hastinapura.Namun
oleh Mpu Panuluh dan Mpu Sedah cerita tersebut
digubah menjadi symbol kemenangan Kediri dan
Jenggala.
3. Tulisan Pallawa dan Bahasa Sanskerta
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasastiprasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah diIndonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo
(760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia
dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang
dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi
Badut yang ada di Malang.
Pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha dalam bidang seni
bangunan di Indonesia dapat kita jumpai seperti bangunan
candi. Bangunan candi yang bercorak Hindu dengan Budha
memiliki perbedaan fungsi. Bangunan candi bercorak Hindu
biasanya digunakan sebagai tempat makam (pripih). Sementara
candi bercorak Budha digunakan sebagai tempat pemujaan
atau peribadatan.
Umumnya bangunan candi memiliki tiga bagian;
1. Kaki candi berbentuk persegi.
2. Tubuh candi terdiri atas bilik-bilik yang berisi arca, tiap sisi
memiliki arca yang berbeda bentuk.
3. Bagian ketiga yaitu atap candi, pada puncaknya terdapat lingga
atau stupa (tempat pemujaan).
Berikut contoh-contoh candi yang bercorak kebudayaan Hindu dan Budha:
Bercorak Hindu;
seperti candi Prambanan, candi Ratu Boko, candi Dieng, candi Jago, dan
lainnya.
Bercorak Budha;
seperti candi Borobudur, candi Mendut, candi Kalasan, candi Sewu, candi
Muara Takus, dan lainnya.
Sistem Pemerintahan
Pertama kali Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh
orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil
masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala
suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan
kerajaan. Kekuasaan raja dapat diwariskan secara turun temurun
.Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai,
Tarumanegara, dan Sriwijaya. Menurut sejarah yang ditemukan
bahwasannya India adalah salah satu membawa misi penyebaran
agama sekaligus memberi wawasan dengan sistem pemerintah
kerajaan. Hal itu terbukti dalam terbentuknya kerajaan Hindu dan
Budha. Penduduk asli Indonesia telah mengembangkan sejumlah
pranata sosial semisal Negara. Entitas Negara ini diantaranya
dibuktikan dengan adanya prasasti Muara Kaman yang
menunjukkan kerajaan Kutai dengan rajanya Kudungga.