Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Schizofrenia Tipe Paranoid
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Menurut harnawati ( 2008) schizophrenia adalah gangguan yang
umumnya ditandai olehdistorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan
khas, dan oleh afek yang tidak wajar atau tumpul.
Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi
berbagai area fungsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi,
menerima
dan
menginterpretasikan
realitas,
merasakan
dan
adalah
penyakit
otak
yang
timbul
akibat
dimana
gejala-gejala
yang
muncul
sulit
untuk
Merupakan
schizoaffective
merujuk
kepada
perilaku
yang
3. Etiologi
Menurut Ingram (1995) penyebab schizophrenia tak terinci seperti
schizophrenia pada umumnya tidak diketahui, akan tetapi hal-hal yang
dapat diketahui sebagai faktor presipitasi dan predisposisi terjadinya
schizophrenia antara lain :
a. Faktor Predisposisi
1) Herediter
Adanya faktor genetik
dapat
berisiko
terjadinya
penyakit
pengaruh
masa
kanak-kanak
emosi
yang
menunjukkan ekspresi.
Menarik diri atau mengasingkan diri.
Kontak emosianal amat miskin, pendiam
Pasif dan apatis
Sulit dalam berpikir abstrak
Pola pikir stereotipy
Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif,
tidak ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta
tidak ingin apa-apa.
5. Patofisiologi
Patofisiologi
skizofrenia
melibatkan
sistem
dopaminergik
dan
terhadap
gejala
negatif
dan
gejala
ekstrapiramidal.
Jalur dopaminergik saraf :
a. Jalur nigrostriatal: dari substansia nigra ke basal ganglia fungsi
gerakan, EPS
b. Jalur mesolimbik: dari tegmental area menuju ke sistem limbik
memori, sikap, kesadaran, proses stimulus.
c. Jalur mesokortikal: dari tegmental area menuju ke frontal cortex
kognisi, fungsi sosial, komunikasi, respons terhadap stress.
d. Jalur tuberoinfendibular : dari hipotalamus ke kelenjar pituitary
pelepasan prolaktin.
e. Terdiri dari 3 fase :
1) Premorbid : semua fungsi masih normal
2) Prodomal : simptom psikotik mulai nyata (isolasi sosial, ansietas,
gangguan tidur, curiga). Pada fase ini, individu mengalami
kemunduran dalam fungsi- fungsi mendasar ( pekerjaan dan
rekreasi) dan muncul symptom nonspesifik seperti gangguan
tidur, ansietas, konsentrasi berkurang, dan deficit perilaku.
Simptom positif seperti curiga mulai berkembang di akhir fase
prodromal dan berarti sudah mendekati menjadi fase psikosis.
3) Psikosis :
a) Fase Akut : dijumapi gambaran psikotik yang jelas, misalnya
waham, halusinasi, gangguan proses piker, pikiran kacau.
Simptom negative menjadi lebih parah sampai tak bisa
mengurus diri. Berlangsung 4 8 minggu
b) Stabilisasi : 6 18 bulan
c) Stabil : terlihat residual, berlangsung 2- 6 bulan
6. Rentang Respon Neurobiologis
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
1. Pikiran logis
1. Pikiran kadang-
1. Gangguan
2. Persepsi kuat
kadang menyimpang
2. Ilusi
pikiran/waham
2. Halusinasi
3. Emosi konsisten
3. Reaksi emosional
3. Kesulitan untuk
pengalaman
4. Perilaku sesuai
berlebih/berkurang
4. Perilaku ganjil (tidak
memproses emosi
4. Ketidakteraturan
5. Hubungan sosial
lazim)
5. Menarik diri
5. Isolasi sosial
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Somatik (Medikamentosa)
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut
antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan
perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin
dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan
obat atau kombinasi obat antipsikotik yang benar-benar cocok bagi
pasien. Antipsikotik pertama diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan
merupakan terapi obat-obatan pertama yang efekitif untuk mengobati
Skizofrenia. Terdapat 3 kategori obat antipsikotik yang dikenal saat
ini, yaitu antipsikotik konvensional, newer atypical antipsycotics, dan
Clozaril (Clozapine)
1) Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut
antipsikotik konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik
konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius.
Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain :
a) Haldol (haloperidol)
b) Stelazine ( trifluoperazine)
c) Mellaril (thioridazine)
d) Thorazine ( chlorpromazine)
e) Navane (thiothixene)
f) Trilafon (perphenazine)
g) Prolixin (fluphenazine)
Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh
antipsikotik konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan
penggunaan newer atypical antipsycotic.
efek
samping
yang
berarti.
Biasanya
para
ahli
memenuhi
diri
sendiri,
latihan
praktis,
dan
dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang
diharapkan, seperti hak istimewa dan pas jalan di rumah sakit.
Dengan
demikian,
frekuensi
perilaku
maladaptif
atau
dari
penyangkalan
tentang
keparahan
prematur
dan
penggunaan
nama
pertama
yang
menstabilkan
medikasi,
keamanan
pasien
karena
pada
satu
posisi
yang
kecenderungan
dibuatnya
sendiri
(katalepsia).
Emosi
Emosi dangkal
j. Afek
Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.
k. Interaksi Selama Wawancara
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap
i.
F. Perencanaan Keperawatan
1. Isolasi sosial b/d harga diri rendah
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan
Kriteria hasil
Diagnosa
Keperawatan
Isolasi sosial
Tujuan umum:
Klien
rendah
melakukan hubungan
sosia
secara
a. Klien
dapat
membuna hubungan
saling percaya
Rasional
dapat
bertahap
Tujuan khusus 1:
Klien
Intervensi
dapat
mengungkapkan
perawaannya
b. Ekspresi
wajah
bersahabat
c. Ada kontak mata
d. Menunjukkan rasa
senang
e. Mau
f.
berjabat
tangan
Mau
menjawab
salam
g. Klien mau duduk
berdampingan
a. Bina
hubungan
percaya
akan
menimbulkan
- Sapa klien secara ramah
kepercayaan
klien
baik
secara
verbal
kepada perawat sehingga
maupun nonverbal
akan memudahkan dalam
- Perkenalkan diri dengan
pelaksanaan
tindakan
sopan
- Tanya nama lengkap klien selanjutnya
dan nama panggilanyang
disukai
- Jelaskan
pertemuan,
tujuan
jujur
dan
menepati janji
- Tunjukkan sikap empati
h. Klien
mau
mengutarakan
masalah
yang
dihadapi
kepada
untuk
mengungkapkan
perawaannya
tentang
Klien
Klien
mempertahankan
aspek
dimilikiklien
mengidentifikasi
kemampuan
aspek
dimiliki
positif
dan
yang
mampu
menolong dirinya
sendiri
a. Diskusikan kemampuan dan
Tujuan khusus 2:
dapat
mampu
serta
positif
dan
reinforcement
kemampuan
mengungkapkan
perasaannya
yang
beri
atas
Reinforcement
akan
positif
meningkatkan
b. Saat
bertemu
hindarkan
klien
memberi
penilaian negatif
b. Utamakan memberi pujian
Tujuan khusus 3:
a. Kebutuhan
terpenuhi
b. Klien
kemampuan
yang
klien
klien
dapat
melakukan
data digunakan
yang realistis
a. Diskusikan
aktivitas terasarah
yang
kemampuan
masih
dapat
yang
Peningkatan kemampuan
klien
akan
mendorong
dapat
dilanjutkan penggunaan di
rumah sakit dah di rumah
Tujuan khusus 4:
Klien
menetapkan
kemampuan
nantinya
mampu a. Rencanakan bersama klien
dapat
beraktivitas sesuai
dan
kemampuan
b. Klien
mengikuti
merencanakan
kegiatan
a. Klien
sesuai
TAK
aktivitas
yang
dapat
Pelaksanaan
kegiatan
modal
kemampuan,
mandiri,
kegiatan
kegiatan
dengan
klien
awal
untuk
takut
melaksanakannya)
Tujuan khusus 5:
Klien
Klien
beraktivitas
dapat
melakukan
sesuai
kondisi
kegiatan
mampu
a. Berikan
sesuai
kepada
kemampuan
kegiatan
dengan
sakit
dan
dapat
memanfaatkan
yang ada
mencoba
yang
telah
akan
aktivitas,
klien
mengetahui
kemampuannya
keberhasilan klien
c. Diskusikan
kemungkinan
Tujuan khusus 6:
system
klien
Melalui
direncanakan
b. Beri pujian atas usaha dan
kemampuannya
Klien
kesempatan
pendukung
a. Klien
pelaksanaan di rumah
mampu a. Beri pendidikan kesehatan
melakukan
apa
yang diajarkan
b. Klien
mau
memberikan
dukungan
kepada
keluarga
tentang
membantu meningkatkan
rendah
b. Bantu kelluarga
dukungan
memberi
selama
klien
dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan dirumah
Diagnosa
Keperawatan
Resiko
Tujuan umum:
perubahan
Klien
persepsi
berinteraksi
sensori:
halusinasi
tidak
pendengaran
halusinasi
Tujuan khusus 1:
Intervensi
Rasional
dapat
dengan
Klien
terjadi
dapat
a. Klien
dapat
mengungkapkan
membuna hubungan
perasaan
dan
saling percaya
keberadaannya
a. Bina
hubungan
percaya
akan
menimbulkan
- Sapa klien secara ramah
kepercayaan
klien
baik
secara
verbal
kepada perawat sehingga
secara verbal
b. Klien
mau
menjawab salam
c. Klien mau berjabat
tangan
d. Mau
menjawab
pertanyaan
e. Ada kontak mata
f. Klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat
maupun nonverbal
akan memudahkan dalam
- Perkenalkan diri dengan
pelaksanaan
tindakan
sopan
selanjutnya
- Tanya nama lengkap klien
dan nama panggilanyang
disukai
- Jelaskan
pertemuan,
tujuan
jujur
dan
menepati janji
- Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
- Beri perhatian
klien
b. Beri kesempatan
kepada
untuk
mengungkapkan
perawaannya
tentang
jawab
serta
mampu
menolong dirinya
sendiri
Tujuan khusus 2:
Klien
Klien
menyebutkan
dapat
menyebutkan
penyabab
diri
dapat
a. Kaji
pengetahuan
klien
penyebab
dengan
perilaku
klien
menarik
klien
Dengan
mengetahui
akan
langkah
selanjutnya
menentukan
intervensi
Tujuan khusus 3:
Klien
Klien
menyebutkan
tentang
keuntungan
menyebutkan
keuntungan
manfaat
bergaul
dengan
keuntungan
berhubungan dengan
bersosialisasi dengan
orang lain
b. Beri kesempatan
kepada
orang
kerugian
dapat
lain
dan
todak
sendiri,
dapat
bias
bersosialisasi dengan
berdiskusi,
terasa
orang lain
ramai,
dapat
bercanda
a. Kaji
pengetahuan
klien
dan
tentang
berhubungan
klien
manfaat
pengetahuan
klien
tentang
bila
tidak
Reinforcement
dapat
harga diri
positif
meningkatkan
f.
Diskusikan
dengan
klien
reinforcement
terhadap
positif
kemampuan
mengungkapkan perasaan
tentang
kerugian
tidak
untuk
kegiatan
hidup sehari-hari
Intervensi
Rasional
Tujuan khusus 1:
Klien
mampu
Klien
mampu
melakukan
aktivitas
kegiatan
sehari-hari
melakukan
hidup
mendemontrasikan
suatu
keinginan
untuk melakukannya
pasien
sehari-hari a. Pasien
a. Dukung
makan
sendiri
tanpa
bantuan.
b. Pasien
kemampuan pasien
yang
b. Dukung
kemandirian
klien
pasien,
tapi
berikan
memilih
yang
sesuai, berpakaian
kegiatan
c. Perlihatkan secara konkret,
pakaian
merawat
dirinya
tanpa bantuan.
c. Pasien mempertahankan kebersihan
diri secara optimal
dengan
setiap
mandi
hari
dan
melakukan
prosedur defekasi
dan
berkemih
tanpa bantuan.
bagaimana
kegiatan
melakukakn
yang
menurut
dan
dapat
aktivitas
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Arif L.S. 2006. Skizofrenia, Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Jakarta:
Refika Aditama
Carpenito L.J. 1998. Diagnosa Keperawatan (Terjemahan), 6th Edition. Jakarta:
EGC
FKUI dan WHO. 2006. Model-Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa
(MPKP jiwa). Jakarta: FKUI
Hawari D. 2006. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
balai penerbit FKUI
Ingram I.M. 1995. Catatan Kuliah Psikiatri (Terjemahan), 6th. Jakarta: EGC
Isaac A. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Dan Psikiatrik
(Terjemahan), 3th Edition. Jakarta: EGC
Keliat B.A. 1994. Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC
Maramis, Willy F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed 2. Surabaya.
Airlangga University Press
Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga Untuk Perawat Dan Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: CV
Sagung Seto
Schizophrenia. www.emedicine.com diakses tanggal 17 Mei 2016
Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 17 Mei 2016
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed 5. Jakarta. EGC