You are on page 1of 19

STUDY

PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT DAN ALAT MUAT

YANG

DIGUNAKAN DI PT. ALOGICS MANDIRI COAL KECAMATAN LAMURU


KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEK


Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Kerja Praktek (KP)
Pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Veteran Republik Indonesia
Makassar

Oleh
Wawan Herzain
2008 31 083

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2012
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL

STUDY PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT DAN ALAT MUAT


YANG DIGUNAKAN DI PT. ALOGICS MANDIRI COAL
KECAMATAN LAMURU KABUPATEN BONE PROVINSI
SULAWESI SELATAN

OLEH

WAWAN HERZAIN

STAMBUK

2008 31 083

Makassar, Mei 2012


Menyetujui,

Ir. H. Baso Junain,MM


Pembimbing

Mengetahui,

Enni Tri Mahyuni, ST,MT


Ketua Jurusan

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1. Produksi Peralatan


3.1.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Peralatan
Produksi peralatan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor baik secara langsung
maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Swell Faktor ( Faktor Pengembangan )
Swell Faktor adalah factor pengembangan volume material dari volume asli yang dapat
mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus dipindahkan

dari kedudukan

aslinya. Ketika digali, material akan terlepas dan terberai sedemikian rupa dan tidak akan
kembali kebentuk rongga-rongga udara atau voids diantara partikel-partikel material lepas
tersebut. Besarnya volume sebelum dan sesudah digali ini disebut dengan factor
pengembangan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Swell Faktor =

Vi
VI

100

.................Persamaan (3:1)

Keterangan :
SF
Vi
VI

=
=
=

Swell Faktor
Volume Insitu
Volume Loose

b. Fill Faktor ( Faktor Pengisian )


Faktor pengisian meru pakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu alat dengan kapasitas
toritis alat tersebut. Besarnya factor pengisian suatu alat muat sangat dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti : ukuran butir material, kondisi material dan jumlah stock material
yang sedang dikerjakan ( angle of refuse ), keterampilan dan pengalaman operator. Jika
dilakukan perhitungan langsung di lapangan, maka faktor pengisian alat muat dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Gambar : 3 : 1

Fill Faktor

Cara penentuan fill factor


Kapasitas Nyata
100
.. persamaan ( 3 : 2 )
Kapasitas Teoritis

Cara penentuan fill factor dari bucket alat muat, yaitu dengan pengamatan dan
perbandingan langsung pada saat pemuatan langsung di lapangan. Dimana terlihat adanya
variasi pengisian bucket alat muat baik pada material yang sama maupun pada material yang
berbeda.
c. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja efektif yang digunakan untuk
berproduksi dengan waktu yang tersedia dalam satuan waktu tertentu. Hal ini merupakan
salah satu factor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya produksi alat, semakin banyak
waktu yang efektif digunakn oleh alat untuk beroperasi maka semakin besar produksi yang
dapat dicapai. Dalam perhitungan efisiensi kerja ada beberapa komponen waktu yang dapat
diperhatikan antara lain :
1. Waktu Kerja ( W ) yaitu waktu yang digunakan alat untuk berproduksi sampai akhir
operasi. Dalam waktu produktif terdsapat beberapa variable meliputi :
Waktu Efektif ( We ) yaitu waktu yang benar-benar digunakan oleh alat untuk
berproduksi secara efektif
Waktu Delay ( Wd ) yaitu waktu yang terjadi akibat adanya hambatanhambatan seperti melumasi kendaraan, mengisi bahan bakar dan pelumas,
membersihkan bagian-bagian terpenting setelah sekian lama dioperasikan,
memindahkan ke tempat lain, dan menunggu perbaikan jalan produksi.
2. Waktu Repair ( R ) yaitu waktu kerja yang tidak digunakan karena perbaikan alat pada
saat jam operasi berlangsung.
3. Waktu Standby ( s ) yaitu jam yang tidak dipakai padahal alat tidak rusak, sedang
penambangan dalam keadaan beroperasi.
Secara umum, untuk menentukan efisiensi kerja alat dapat digunakan :

Efisiensi Kerja =

We
Wt

100

... Persamaan ( 3 : 3

)
Keterangan :
Ek

Efisiensi Kerja

We

Waktu efektif

Wt

Waktu Kerja Tersedia

d. Cycle Time ( Waktu Edar )


Waktu edar merupakan kemampuan suatu alat dala melakukan satukali daur produksi.
Waktu edar alat muat dan alat angkut sangat berpengaruh terhadap kemampuan produksi alat
tersebut, dimana jika waktu edar dari masing-masing alat besar maka kemampuan
produksinya akan semakin kecil. Waktu edar dapat dipengaruhi oleh kondisi jalan, jarak,
kondisi mekanis suatu alat, skill operator, dll.
e. Keadaan Jalan Angkut
Keadaan jalan angkut sangat menunjang dalam bekerjanya alat-alat mekanis.
Pembuatan jalan angkut ini disesuaikan dengan lebar alat angkut atau alat mekanis lainnya.
Konstruksi jalan angkut pada daerah kegiatan penambangan tersebut sudah bagus karena
sudah dipadatkan. Lebar jalan di daerah penelitian dapat dilalui dengan dua kendaraan secara
berpapasan.
f. Pengaruh Cuaca
Dalam keadaan sangat panas dan berdebu sangat mengganggu kerja operator,
sehingga mengurangi kelincahan gerak peralatan, begitu pula dalam musim hujan, kondisi
tempat kerja dan jalan angkut yang tidak diperkeras akan menjadi licin, sehingga peralatan
mekanis yang digunakan tidak dapat bekerja dengan maksimal.
g. Jenis Material

Jenis material mempengaruhi kemampuan produksi alat mekanis. Semakin kompak


material semakin sukar untuk digali, sehingga waktu siklus makin tinggi. Juga material yang
dalam keadaan basah dan lengket membutuhkan waktu dumping yang lama.
h. Kesejahteraan Karyawan
Pada umumnya semangat kerja dari operator akan semakin tinggi apabila diimbangi
dengan upah yang sesuai sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja.

3.2.
Kemampuan Produksi Peralatan
3.2.1. Kemampuan Produksi Alat Muat
Dalam menentukan kemampuan produksi alat muat dapat dihitung dengan rumus :
Eff J H FF
Ct (menit )

PE =

60 menit / jam Persamaan ( 3: 4 )

Dimana :
PE
Eff
H
FF
J
Ct
3.2.2.

=
=
=
=
=
=

Produksi alat muat


Efisiensi Kerja ( % )
Kapasitas Bucket ( M3 )
Fill Faktor ( % )
Density ( ton/m3 )
Cycle Time ( Menit )

Kemampuan Produksi Alat Angkut


Dalam menentukan kemampuan produksi suatu alat gusur dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :

PD =
KB =
Dimana

Eff KB J
Ct ( menit)

60 menit / jam Persamaan ( 3: 5 )

Kb x SF x FF x n
:
PD
=
Produksi dump truck ( ton/jam )
Kb
=
Kapasitas Bak ( m3 )
Eff
=
Efisiensi Kerja ( % )
H
=
Kapasitas Bucket ( M3 )
n
=
Jumlah pengisian
FF
=
Fill Faktor ( % )
J
=
Density ( ton/m3 )
Ct
=
Cycle Time ( Menit )

3.2.3.

Kemampuan Produksi alat Gusur


Dalam menentukan kemampuan produksi suatu alat gusur dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
PD =

Eff KB SF
Ct alat gusur (menit )

60 menit / jam Persamaan ( 3:


5)

3.3 Kebutuhan Alat Muat Dan Alat Angkut


Penentuan jumlah alat mekanis berkaitan erat dengan target produksi yang ingin
diraih perusahaan. Bila target produksi tinggi maka jumlah alat yang dibutuhkan lebih besar
pula. Demikian pula sebaliknya, jika target rendah maka jumlah alat yang dibutuhkan lebih
kecil.
Dari hasil perhitungan kemampuan produksi alat mekanis maka jumlah alat yang
dibutuhkan dalam pencapaian target produksi dapat ditentukan. Persamaan yang digunakan
untuk menghitung berapa jumlah alat mekanis yang digunakan untuk mencapai target
produksi yaitu :
Jumlah Alat Mekanis =

Target Produksi/ Hari


Target Produksi Alat / Hari

Persamaa ( 3 : 7 )

BAB IV
PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN
4.1

Prosedur Penelitian
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penelitian adalah mengetahui

kondisi tempat penelitian dengan mengedepankan hal-hal yang berhubungan dengan aturanaturan K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja ). Pengetahuan tentang K3 sangat penting
karena akan menunjang proses pengambilan data di lapangan sesuai dengan jadwal yang

diprogramkan sebelumnya. Prosedur pengambilan data di lapangan dilakukan adalah sebagai


berikut :
a. Melakukan metode pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu aktivitas alat
gali muat dan alat angkut, meliputi cycle time ( waktu edar ), jadwal jam kerja, dan fill
factor ( factor pengisian ).
b. Melakukan wawancara, diskusi dengan pengawas lapangan, dan pengambilan objek
dengan metode digital ( pengambilan gambar ). Data yang diambil merupakan data-data
yang berhubungan dengan produktivitas alat gali, muat dan angkut sebagai bahan untuk
pengolahan data berdasarkan masalah penelitian yang dilakukan.
c. Melakukan pengolahan data dari hasil penelitian yang diperoleh di lapangan diolah
dengan menggunakan pendekatan teoritis yaitu, melakukan perhitungan kemampuan
produksi alat gali muat dan alat angkut menggunakan perhitungan statistic dan
perhitungan secara teoritis.
d. Melakukan analisis data terhadap data mentah yang diperoleh di lapangan dengan
menggunakan perhitungan dengan rumus-rumus yang ada untuk memperoleh kesimpulan
sementara untuk diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.
e. Menarik kesimpulan setelah melakukan korelasi antara hasil pengolahan data dengan
permasalahan penelitian.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Jadwal Jam Kerja
Sesuai dengan jadwal jam kerja yang telah ditentukan pada,untuk
setiap harinya 8 jam kerja dan dibagi atas dua shift. Shift pertama terdiri dari 5 jam kerja
produktif, dan shift kedua hanya 2 setengah jam kerja produktif. Kegiatan penambangan
pada.selalu dikondisikan dengan keadaan cuaca. Cuaca yang tidak mendukung dan
perubahan iklim yang tidak stabil membuat kondisi tempat kerja menjadi tidak stabil.
4.2.2 Cycle Time Alat Muat, Alat Angkut Dan Alat Gusur
a. Cycle Time Alat Muat
Cycle time ( waktu edar ) alat adalah waktu yang digunakan untuk melakukan satu kali
rangkaian kegiatan ( waktu cycle time ) untuk mengetahui banyaknya produksi alat muat di

dalam melakukan pemuatan lapisan tanah penutup kea lat angkut perlu diketahui waktu edar
alat muat tersebut. Adapun waktu edar untuk alat muat adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan menggali isi bucket, dihitung dari bucket menyentuh tanah sampai
bucket tersebut penuh dan siap diangkat.
2. Waktu swing isi, dihitung mulai dari diangkatnya mangkuk dan membelokkan badan
siap untuk dumping.
3. Waktu dumping ( mengosongkan muatan ) dihitung mulai mangkuk mencurahkan
muatannya ke dalam alat angkut sampai material tersebut habis.
4. Waktu swing kosong, dihitung mulai dari saat bucket kosong dan putar kembali untuk
mengambil kembali posisi dan siap menggali.
Data pengamatan cycle time alat angkut dilakukan pada saat mengisi, mengangkut,
maneuver isi, menumpah, kembali kosong, dan maneuver kosong adalah sebagai berikut :
Pekerjaan
: Memuat
Density insitu
: 1,92 ton/m3
Density loose
: 1,6 ton/m3
Kapasitas muatan
: I,69 ton/m3
Fill factor
: 100 %
Kapasitas bucket
: 0,8 m3
Efisiensi kerja
: 80,6 %
Waktu isi
: 4,693 detik
Waktu swing isi
: 3,564 detik
Waktu menumpah
: 3,290 detik
Waktu swing kosong
: 3,835 detik
Total cycle time
: 15,383 detik

Gbr
Alat Muat Excavator
Hasil perhitungan rata-rata cycle time alat muat terlampir ( lampiran 4 )
b. Cycle Time Alat Angkut

Pengangkutan adalah serangkaian dari kegiatan penambangan yang dilakukan untuk


mengangkut lapisan tanah penutup dari areal penambangan ke tempat penimbunan yang telah
disediakan. Dari hasil pembongkaran tersebut dimana lapisan tanah penutup diangkut ke
disposal area ( daerah penimbunan over burden ) yang berjarak 2 km dari lokasi
penambangan. Pengamatan terhadap alat angkut tersebut meliputi :
a. Waktu putar ( maneuver ), dihitung mulai dari saat dump truck membalikkan mengambil
posisi yang baik, baik di loading area maupudi dumping area saat dump truck mengisi
dan mengosongkan muatannya.
b. Waktu pengisian, dihitung saat material diisi ke atas dump truck oleh alat muat sampai
penuh dan siap untuk berangkat.
c. Waktu angkut, dihitung mulai saat dump truck meninggalkan lokasi pengisian sampai
pada lokasi dumping.
d. Waktu menumpah ( dumping ), dihitung mulai saat dump truck mengangkat bak dan
mencurahkan material sampai kosong dan bak alat angkut tersebut kembali kosong.
e. Waktu kembali kosong, dihitung mulai saat dump truck meninggalkan lokasi dumping
dan tiba di lokasi pengisian.
Data pengamanan cycle time alat angkut dilakukan pada saat mengisi, mengangkut,
maneuver kosong, menumpah, kembali kosong, maneuver isi adalah sebadai berikut :
Pekerjaan
Efisiensi kerja
Fill factor
Kapasitas muatan
Density insitu
Density loose
Waktu memuat
Waktu mengangkut
Waktu maneuver isi
Waktu mengosongkan
Waktu kembali kosong
Waktu maneuver kosong
Total cycle time alat angkut

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Mengangkut
79,6 %
100 %
21 ton
1,92 ton/m3
1,6 ton/m3
205,820 detik
392,368 detik
33,029 detik
13,001 detik
335,087 detik
27,127 detik
1006,432 detik

Gbr
Alat angkut
Hasil perhitungan rata-rata cycle time alat muat terlampir ( lampiran 2 )
4.4.3.
Cycle Time Alat Gusur
Pengamatan cycle time alat gusur dilakukan pada saat alat maju, mendorong, dan
mundur adalah sebagai berikut :
Pekerjaan
Density insitu
Kapasitas blade
Fill factor
Efisiensi kerja
Waktu maju
Waktu mundur
Total cycle time alat gusur

: Menggusur
: 1,92 ton/m3
: 6,8 ton
: 100 %
: 80,6 %
: 25,581 detik
: 19,103 detik
: 44,683 detik

Gbr
Alat gusur
Perhitungan cycle time alat gusur terlampir ( lampiran 6 )

4.2.3. Perhitungan Efisiensi Kerja


Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui efisiensi kerja alat adalah waktu
yang dibutuhkan untuk pemanasan alat, pemindahan ke tempat kerja, keperluan operator, isi
bahan bakar, menunggu alat, waktu standby, waktu repair, jam kerja, dan jam kerja efektif.
Perhitungan efisiensi kerja terlampir.
4.2.4. Jumlah Alat Mekanis Untuk Memenuhi Target Produksi
Pencapaian target produksi yang ditetapkan perusahaan salah satu faktornya
bergantung pada efisiensi dan efektifitas alat mekanis. Target produksi perusahaan yang
ditetapkan pada bukit L tambang selatan adalah 500 ton/hari. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan padaadalah sebagai berikut :
Jumlah alat angkut

: 2 buah

Jumlah alat muat

: 1 buah

Jumlah pengisian

: 12 kali

4.3. Perhitungan Kemampuan Produksi Alat Mekanis


4.3.1. Kemampuan Produksi Alat Muat
Berdasarkan persamaan ( 3 : 4 ) maka diperoleh kemampuan produksi alat muat
adalah sebagai berikut :

PD

80,6 x 0,8 m 3 x 83,33 x 100


0,256 menit

x 60 menit/jam

= 125,887 m3/jam x 8 jam


= 1007,09 m3/hari

= 1933,62 ton/hari

4.3.2. Kemampuan Produksi Alat Angkut


Berdasarkan persamaan (3:5) maka diperoleh kemampuan produksi alat angkut adalah
sebagai berikut :
KB = Kb x SF x FF x Jumlah pengisian
KB = 0,8 m3 x 83,33% x 100% x 12 = 7,99 m3
PD =

79, 6 x 7,99 m3
16,773 menit

x 60 menit/jam

= 22,750 m3 / jam x 8 jam


= 182 m3 / hari

Berdasarkan persamaan ( 3:6 ) maka diperoleh kemampuan produksi alat angkut adalah
sebagai berikut :
PD =

79,9 X 6,8 X 83,33


0,774

x 60 menit / jam

= 350,967 Ton/jam x 8 jam


= 2807,736 ton/hari

4.4. Perhitungan Jumlah Alat Mekanis


4.4.1.

Jumlah Alat Backhoe

Untuk mengetahui berapa jumlah backhoe yang digunakan untuk mencapai target produksi
secara matematis dirumuskan pada persamaan ( 3:7 )

Jumlah backhoe

4.4.2.

500 ton/hari
291,2 ton/hari

= 0,25

1 unit

Jumlah Alat Angkut

Jumlah alat angkut

4.4.3.

500 ton /hari


291,2 ton/hari

= 1,71

2 unit

Jumlah Alat Gusur

Jumlah alat gusur

500 ton/hari
2807,736 ton /hari

0,17

1 unit

BAB V
PEMBAHASAN

5.1

Faktor Produksi Alat Mekanis


Kondisi alat-alat mekanis yang akan bekerja sangat penting diperhatikan agar dapat

bekerja secara efektif dan efisien. Pencapaian target produksi merupakan suatu hal yang harus
dicapai oleh perusahaan untuk meningkatkan kemampuan produksi dan kemajuan perusahaan
dalam mengolah bahan galian untuk menghasilkan prodak bermutu agar dapat bersaing
dengan industri-industri yang lain sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Hal yang

harus dilakukan sebelum melakukan suatu pekerjaan adalah dengan menganalisis kondisi
tempat kerja ( Job Analisis ) antara lain :
1. Sarana Pengangkutan
Cara pengangkutan yang dipakai sangat penting diperhatikan untuk mengangkut alat-alat
mekanis dan logistic ke tempat kerja denagn beberapa pertimbangan antara lain :
a. Tempat kerja dilalui atau dekat jalan umum yang sudah ada
b. Tempat tersebut dekat jalur kereta atau sungai
c. Tempat itu dekat dengan lapangan terbang
d. Belum ada jalan umum sehingga perlu dibuatkan jalan baru yang terdekat
2. Vegetasi
Keadaan tanaman atau pepohonan yang tumbuh di tempat kerja perlu diteliti apakah
terdiri dari hutan belukar, semak-semak, rawa, pohon-pohon besar yang kuat akarnya,
sehingga dapat ditetapkan alat-alat apa yang perlu dipakai, berapa jumlahnya, berapa
ukurannya, bagaimana cara membersihkannya, dan berapa pula ongkosnya.

3. Macam Material
Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan mineralogy
yang berbeda-beda. Oleh sebab itu macam-macam material yang terdapat di suatu daerah
harus dicatat dengan tepat macam-macamnya. Pada dasarnya pemindahan tanah merupakan
suatu pekerjaan untuk meratakan suatu daerah, maka sebaiknya volume penggalian sama
dengan volume penimbunan. Tetapi kebanyakan tanah atau batuan akan bertambah
volumenya kira-kira 30 % kalau digali, dan akan berkurang kira-kira 10 % jika sudah
dipadatkan kembali ke tempat lain. Selain itu sifat-sifat tanah juga perlu diperhatikan apakah
kering atau basah, lengket atau tidak, keras atau lunak, sifat-sifat tersebut akan
mempengaruhi hasil kerja alat yang dipakai dan lamanya pekerjaan harus dilakukan. Tanah
atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak ( ripped ), digali ( dug ), atau dikupas
( stripped ). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat mekanis.

Nilai kekerasan tanah atau batuan biasnya diukur dengan menggunakan ripper meter atau
seismic test meter dengan satuen m/det, yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan
gelombang seismic pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus dan subur harus
dipisahkan, sehingga dikemudian hari dapat digunakan untuk menutupi tempat penimbunan
atau reklamasi.
4. Daya Dukung Material (Bearing Capasity)
Daya dukung material adalah kemampuan material untuk mendukung alat alat yang ada
diatasnya, apabila suatu alat berada diatas tanah atau batuan, maka alat tersebut akan
memberikan daya tekan sedangkan tanah atau batuan akan memberikan reaksi perlawanan
yang disebut daya dukung (Loading Capasity). Bila daya tekan lebih besar dari pada daya
dukung tanah tersebut dapat diketahui dengan cara pengukuran langsung dilapangan dengan
menggunakan cone penetrometer.
5.

Iklim (Climate)
Secara umum Indonesia hanya dikenal dua musim yaitu musim yaitu musim kering.

Salah satu hal yang dapat mengurangi tingkat produksi adalah pada saat musim hujan.
Kondisi ini akan membuat tempat kerja tidak dapat bekerja dengan baik sehingga perlu
dibuatkan sistem drainage, sebaliknya pada musim kemarau akan menimbulkan polusi udara,
seperti debu tambang yang sulit untuk dihindari.
5. Ketinggian Dari Permukaan Air Laut
Factor ketinggian dari permukaan air laut dapat mempengaruhi kemampuan mesin-mesin
yang dipakai karena kerapatan udaranya yang rendah.
6. Kemiringan, Jarak Dan Kecepatan
Keadaan jalan yang akan dilalui sangat mempengaruhi daya angkut alat angkut yang
digunakan. Apabila jalur-jalur jalan baik kapasitas angkut besar karena alat-alat angkut dapat
bergerak lebih cepat. Kemiringan dan jarak harus diukur dengan teliti karena hal ini akan
menentukan waktu yang diperlukan untuk pengangkutan material tersebut. Ketidaktelitian

dalam menentukan kemiringan, jarak dan kondisi jalan ( lebar dan kekuatannya ) akan
menurunkan jumlah material yang dapat diangkut dan menambah ongkos pengangkutan.
7. Efisiensi Kerja
Operator atau mesin tidak mungkun selamanya bekerja 60 menit dalam sejam, karena
hambata-hambatan kecil akan selalu terjadi, misalnya menunggu alat, pemeliharaan dan
pelumasan mesin. In perlu dibedakan dari hambatan-hambatan karena kerusakan alat atau
pengaruh iklim.

89

You might also like