Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NAMA
: ANDHIKA TUMANGGOR
NIM
: F0B015020
PRODI
:ANALIS KIMIA
2016
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantari
Daftar Isiii
Bab I
1.1
1.2
Latar Belakang..1
Tujuan..1
Bab II
Isi..2
Bab III
Penutup10
Daftar Pustaka..11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
sekam
padi
yang
ada
di
indonesia,
Indonesia
merupakan
sendiri
bahan
buangan/bahan
sisa
dari
proses
pengolahan
hasil
1.2 Tujuan
BAB II
ISI
Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah petani dimana
kebanyakan penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok.
Sehingga sumber bahan pokok yang satu ini ada dimana-mana khususnya
daerah perkampungan. Berdasarkan angka perkiraan III Badan Pusat Statistik
(BPS) produksi gabah nasional tahun ini diperkirakan mencapai 57,05 juta ton
gabah kering giling (GKG). Dengan produksi ini terjadi peningkatan 2,59 juta
ton (4,76%) jika dibandingkan dengan angka tetap (Atap) produksi 2006.
Kenaikan produksi ini didorong perluasan lahan panen seluas 379,18 ribu Ha
(3,22%). Dengan pertumbuhan produksi sebesar 5%, tahun depan target
produksi padi nasional akan mencapai 59,9 juta ton. Angka ini dicapai dengan
peningkatan produksi sebesar 2,85 juta ton GKG. (Affendi, 2008).
Negara Indonesia sendiri mempunyai sekitar 60.000 mesin penggiling padi
yang tersebar di seluruh daerah yang menghasilkan limbah berupa sekam
padi 15 juta ton per tahun. Dalam jumlah besar, beberapa mesin penggiling
padi dapat menghasilkan limbah 10-20 ton sekam padi per hari. Sekam padi
yang sering dikatakan sebagai limbah pengolahan padi ini sering diartikan
sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses pengolahan hasil pertanian.
Proses penghancuran limbah ini pun secara alami berlangsung lambat,
sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan sekitarnya tetapi juga
mengganggu kesehatan manusia. Pada saat penggilingan padi selalu kita lihat
tumpukan bahkan gunungan sekam yang semakin lama semakin tinggi.
Namun pemanfaatan sekam padi tersebut masih sangat sedikit, sehingga
sekam tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu lingkungan. Alternatif
pengolahan sekam sangatlah terbatas karena massa jenisnya yang rendah,
dekomposisi secara alami sangat lambat, dapat menimbulkan penyakit pada
tanaman padi maupun tanaman lain, kandungan mineral yang tinggi. Hal
yang paling sering dilakukan petani terhadap sekam padi adalah dengan
pembakaran., akan tetapi aktivitas ini dapat meningkatkan jumlah polutan
dalam udara dan dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
Namun berdasarkan kerapatan jenis (bulk densil)1125 kg/m3, dengan nilai
kalori 1 kg sekam sebesar 3300 k. kalori, serta memiliki bulk density 0,100 g/
ml, nilai kalori antara 3300 -3600 kkalori/kg sekam dengan konduktivitas
panas 0,271 BTU (Houston, 1972) pada sekam padi ini . sekam padi dapat
digunakan untuk biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai hal seperti
bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar ataupun
sebagai adsorpsi pada logam-logam berat. Sekam tersusun dari jaringan seratserat selulosa yang mengandung banyak silika dalam bentuk serabut-serabut
yang sangat keras. Pada keadaan normal, sekam berperan penting melindungi
biji beras dari kerusakan yang disebabkan oleh serangan jamur, dapat
mencegah reaksi ketengikan karena dapat melindungi lapisan tipis yang kaya
minyak terhadap kerusakan mekanis selama pemanenan, penggilingan dan
pengangkutan. ( Haryadi. 2006).
Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur
penting sebagai yang tercantum pada tabel berikut :
Komposisi Kimia
% Berat
32,40 11,35
Protein kasar
1,70 7,26
Lemak
0,38 2,98
Ekstrak nitrogen
bebas
24,70 38,79
Serat
31,37 49,92
Abu
13,16 29,04
Pentosa
16,94 21,95
Sellulosa
34,34 43,80
Lignin
21,40 46,97
Sedangkan kandungan kimia dari abu hasil pembakaran sekam padi adalah
seperti yang tercantum pada tabel berikut:
Komposisi Abu
Sekam Padi
Komponen
% Berat
SiO2
86,90 97,30
K2O
0,58 2,50
Na2O
0,00 1,75
CaO
0,20 1,50
MgO
0,12 1,96
Fe2O3
0,00 0,54
P2O5
0,20 2,84
SO3
0,10 1,13
Cl
0,00 0,42
(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22546-5.%20BAB
%20II.pdf)
Dengan komposisi kandungan kimia seperti di atas, sekam dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya:
sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia
furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai
industri kimia,
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari
dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan
sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang
dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri,
pakan ternak dan energi atau bahan bakar.
a. Sumber Silika
Sekitar 20% silika dalam sekam padi merupakan suatu sumber silika yang
cukup tinggi, silika dari sekam merupakan saingan dari sumber silika lain
seperti pasir, bentonit dan tanah diatomae tetapi biasanya silika dari sekam
padi mempunyai keuntungan karena jumlah elemen lain (pengotor) yang tidak
diinginkan adalah sangat sedikit dibandingkan jumlah silikanya. Silika
diperoleh dari pembakaran sekam untuk menghasilkan abu atau secara
ekstraksi sebagai natrium silikat dengan larutan alkali.
b. Pemurnian Air
Pemanfaatan sekam antara lain sebagai sumber energi, abu gosok yaitu untuk
keperluan rumah tangga, bahan pencampur untuk pembuatan semen portland
dalam bidang industri, selain itu untuk menjernihkan air. Pemanfaatan sekam
padi untuk menjernihkan air yaitu melalui proses filtrasi/penyaringan
partikel, koagulasi dan adsorpsi. Akan tetapi karbon yang terkandung
didalamsekam padi berfungsi sebagai koagulan pembantu dengan menyerap
atau menurunkan logam logam pada air yang tercemar.
c. Bahan Bakar
Pembakaran merupakan satu metode yang umum dan sering digunakan
dalam proses akhir pengolahan sekam padi. Sekam padi yang dibakar secara
langsung untuk meneruskan aliran uapnya atau digunakan di dalam
generator untuk menghasilkan tenaga penguat dengan minyak yang memiliki
nilai bahan bakar.
d. Bahan Bangunan
Manfaat sekam padi adalah sebagai bahan bangunan yang berhubungan
dengan pengerasan balok, batu bata, ubin, batu tulis dan sifat lunak. Yang
dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
Abu sekam padi sebagai adsorben
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat, ion atau molekul yang
melekat pada permukaan, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada
bahan pengadsorpsi atau adsorben. Sifat adsorpsi partikel koloid banyak
dimanfaatkan dalam proses penjernihan air atau pemurnian suatu bahan
yang masih mengandung pengotor, partikel koloid mempunyai permukaan luas
sehingga mempunyai daya serap adsorpsi yang besar. Terjadinya adsorpsi pada
permukaan larutan disebabkan karena adanya kekuatan atau gaya tarik
menarik antara atom atau molekul pada permukaan larutan. Peristiwa
penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain disebut adsorpsi, zat yang
diserap disebut fase terserap sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben.
Peristiwa adsorpsi disebabkan oleh gaya tarik molekul dipermukaan adsorben
(Estein, 2005).
Jenis Adsorpsi
Dari daya tarik molekul adsorben dengan adsorbat, adsorpsi bisa dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Adsorpsi fisika
Adsorpsi ini disebabkan oleh gaya Van Der Wall pada permukaan adsorben,
panas adsorpsinya rendah dan lapisan yang terjadi pada permukaan adsorben
biasanya lebih kecil dari satu molekul.
b. Adsorpsi kimia
Adsorpsi yang terjadi karena adanya reaksi antara zat yang diserap dengan
adsorben panas yang adsorpsinya tinggi sehingga lapisan molekul pada
adsorben hanya satu lapis, terbentuk ikatan kimia. Peristiwa adsorpsi
disebabkan oleh daya tarik molekul di permukaan adsorben. Adsorpsi
menurunkan ketidakseimbangan daya tarik yang terjadi di permukaan
(Alberty, 1992).
Beberapa gaya yang dapat menyebabkan terjadinya adsorpsi diantaranya
adalah :
(1) interaksi non polar Van der Wall,
(2) pembentukan ikatan hidrogen,
(3) pertukaran ion dan
(4) pembentukan ikatan kovalen.
Adsorpsi fisika sering sekali menunjukkan adsorpsi dari adanya gaya Van der
Wall, terjadi karena adanya gaya adhesi antara zat terlarut dengan adsorben.
Gaya-gaya paling kuat yang ada dalam adsorpsi molekul-molekul kecil dari
larutan cair yaitu pertukaran ion dan ikatan hidrogen. Adsorpsi zat terlarut
oleh adsorben padat cenderung membentuk ikatan hidrogen jika salah satu
mempunyai kelompok ikatan hidrogen sebagai donor dan yang lainnya sebagai
akseptor (Yun dkk., 2001 dan Alberty dkk, 1992).
Dimana semakin luas permukaan adsorben, maka makin banyak zat yang
teradsorpsi. Luas permukaan adsorben ditentukan oleh ukuran partikel dan
jumlah dari adsorben itu sendiri.
b. Jenis adsorbat
Peningkatan polarisabilitas adsorbat akan meningkatkan kemampuan
adsorpsi molekul yang mempunyai polarisabilitas yang tinggi (polar) memiliki
kemampuan tarik-menarik terhadap molekul lain dibandingkan molekul yang
tidak dapat membentuk dipol (nonpolar). Peningkatan berat molekul adsorbat
dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi. Adsorbat dengan rantai yang
bercabang biasanya lebih mudah diadsorp dibandingkan rantai yang lurus.
c. Struktur molekul adsorbat
Hidroksil dan amino mengakibatkan mengurangi kemampuan penyisihan
sedangkan nitrogen meningkatkan kemampuan penyisihan.
d. Konsentrasi adsorbat
Semakin besar konsentrasi adsorbat dalam larutan maka semakin banyak
jumlah substansi yang terkumpul pada permukaan adsorben.
e. Temperatur
Pemanasan atau pengaktifan adsorben akan meningkatkan daya serap
adsorben terhadap adsorbat menyebabkan pori-pori adsorben lebih terbuka.
Pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan rusaknya adsorben sehingga
kemampuan penyerapannya menurun.
f. pH
pH larutan mempengaruhi kelarutan ion logam, aktivitas gugus fungsi pada
biosorben dan kompetisi ion logam dalam proses adsorpsi.
g. Kecepatan pengadukan,
menentukan kecepatan waktu kontak adsorben dan adsorbat. Bila
pengadukan terlalu lambat maka proses adsorpsi berlangsung lambat pula,
tetapi bila pengadukan terlalu cepat kemungkinan struktur adsorben sepat
rusak, sehingga proses adsorpsi kurang optimal.
h. Waktu kontak,
2.
3.
4.
5.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada
para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin
DAFTAR PUSTAKA
Epstein, Gerald A. 2005.Finalization and the World Economy.Edward Elgar Publishing. USA
Alberty, R.A. 1992. Equilibrium Calculations on System of Biochemical Reaction. Chem.Biosphy.