Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma IV Pelayaran
Jurusan Teknika
SKRIPSI
ANALISA PATAHNYA RING PISTON PADA KOMPRESOR
UDARA DI ATAS KAPAL TB. MDM BORNEO
Pembimbing I
Pembimbing II
MAHADIR SIRMAN, MT
Mengetahui,
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, oleh karena limpahan berkat dan karunian-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul "ANALISA
PATAHNYA RING PISTON PADA KOMPRESOR UDARA DI ATAS KAPAL
TB. MDM BORNEO.
Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan bagi taruna
jurusan teknika dalam menyelesaikan studinya pada program Diploma IV
Politeknik Ilmu pelayaran Makassar. Tujuan penulisan skripsi ini untuk
mengaplikasikan pengetahuan teori yang diperoleh dalam pendidikan dan
pengalaman
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ahmad wahid ST, MT,Mar E. selaku direktur Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar.
2. Bapak Abu Bakar, MT., M.Mar.E selaku Ketua Program Studi
Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
3. Bapak Abdul Basir, M.Mar.E selaku pembimbing I.
4. Bapak Mahadir Sirman, MT selaku pembimbing II.
5. Seluruh dosen dan Staf Pembina Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.
6. Nakhoda, KKM, Perwira-perwira dan seluruh awak kapal TB. MDM
BORNEO, dan Jajaran sfat karyawan PT. Meratus Advance Maritim
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis
melaksanakan praktek laut.
7. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
8. Seluruh taruna (i) Politeknik Ilmu pelayaran Makassar dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
khususnya angkatan XXXII
dukungan
baik
moral
maupun
material
dalam
Makassar,
2016
Penulis
2016
ABSTRAK
Muh Zulfikar Pratama,2016. Analisa Patahnya Ring Piston Pada
Kompresor Udara di atas kapal TB. MDM Borneo, (dibimbing oleh, Abdul
Basir, M.Mar.E dan Mahadir Sirman, MT).
Dalam menunjang kelancaran pelayaran di laut peranan kompresor
udara tidak bisa diabaikan, karena peranannya yang penting di kapal.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis secara umum mekanisme
kerja dari kompresor, untuk mengetahui sebab-sebab yang sering terjadi
pada kompresor mengenai patahnya ring piston kompresor, untuk
mengetahui tindakan cepat dan tepat dalam menangani gangguangangguan pada kompresor dan cara perawatannya, sehingga bisa
kembali pada keadaan normal.
Penelitian dilakukan selama penulis melaksanakan prola (praktek
laut) dikapal TB. MDM BORNEO 12 bulan 12 hari, dengan melakukan
pengambilan data-data terhadap permasalahan yang terjadi pada
kompresor udara di atas kapal. Variabelnya yaitu Katup tekanan tinggi dan
katup tekanan rendah tidak berfungsi dengan baik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
penyebab patahnya ring piston pada kompresor disebabkan oleh kotornya
udara yang di supply oleh kompresor udara serta kurangnya minyak
lumas pada penampung oli sehingga terjadinya pelumasan kurang
sempurna.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................
HALAMAN PENGAJUAN..............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................
iii
PRAKATA......................................................................................
iv
PENYATAAN KEASLIAN..............................................................
vi
ABSTRAK......................................................................................
vii
ABSTRACT....................................................................................
viii
DAFTAR ISI....................................................................................
ix
DAFTAR TABEL............................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................
xiii
DAFTAR RUMUS...........................................................................
xiv
DAFTAR PENGERTIAN................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..............................................................
B. Rumusan Masalah........................................................
D. Hipotesis.......................................................................
E.Bentuk-bentuk patahan.................................................
F.
Faktor-faktor patahan.................................................... 10
G.
H.
I.
J.
Kerangka Pikir................................................................ 12
14
16
I.
22
B. Analisa...........................................................................
27
43
44
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................. 45
B.
Saran-Saran............................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
No
Teks
Halaman
13
14
14
15
23
25
26
27
35
42
42
43
DAFTAR GAMBAR
Nomor.
Halaman
16
16
17
4.1 Grafik Hasil Produksi Udara Keadaan Normal, Abnormal Dan IMB 36
4.2 Grafik Temperatur Air Pendingin
37
38
DAFTAR RUMUS
Nomor
Halaman
DAFTAR PENGERTIAN
Nomor
Halaman
1. Pengertian Patahan
17
17
4. Metode penelitian
18
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Lampiran A
: Data penelitian
47 - 54
2. Lampiran B
55 - 57
3. Lampiran C
: Tempat penelitian
58 - 66
4. Lampiran D
67 - 75
5. Lampiran E
: Data penelitian
76 - 79
6. Lampiran F
80 - 84
7. Lampiran G
85 - 96
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kompresor yaitu pesawat atau permesinan bantu di atas kapal
yang berfungsi untuk memampatkan atau menaikkan tekanan atau
memindahkan fluida gas dari suatu tekanan statis rendah ke keadaan
tekanan statis yang lebih tinggi, kita sering memanfaatkan udara
mampat baik secara langsung atau tidak langsung. Sebagai contoh,
udara mampat yang digunakan untuk mengisi ban mobil atau sepeda
motor, udara mampat untuk membersihkan bagian-bagian mesin yang
kotor di bengkel-bengkel dan manfaat lain yang sering dijumpai seharihari.
Menurut International Maritime Organization (IMO) yaitu kapal
dengan hours 6300 p/s membutuhkan kompresor dengan kapasitas
17bar/menit dan dikapal penulis melakukan hours power mesin induk
3600 p/s dengan kapasitas kompresor 15 bar/menit. Berdasarkan fakta
yang terjadi pada saat kapal berlayar dari sebagaimana mestinya,
seperti penulis alami sewaktu melaksanakan praktek laut di kapal
TB.MDM BORNEO, yang berlayar di LAUT JAWA dari BANJARMASIN
menuju PAITON (Jawa timur) untuk melaksanakan ovelhaul yang
dijadwalkan oleh perusahaan, dan ditengah perjalanan tepatnya di
PULAU MASALEMBO tgl 12 MEI 2014, jam 10.30, pesawat tersebut
mengalami gangguan dan setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan
kerusakan yaitu patahnya ring piston, sehingga mengakibatkan
produksi udara yang dihasilkan kompresor udara berkurang, normalnya
27-30 kg/cm2 per 8 menit turun sampai 17-20 kg/cm 2 per 8 menit. maka
dilakukan penanganan gangguan, dengan mempertahankan hasil
produksi udara tersebut.
menganalisis
secara
umum
mekanisme
kerja
dari
kompresor.
b. Untuk mengkaji lebih sistematik yang mempengaruhi patahnya
ring piston.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Patahan.
Menurut William D. Callister (2000), Fracture atau patah adalah
terbaginya sebuah benda menjadi beberapa bagian atau lebih
dikarenakan tegangan yang statis (konstan atau berubah terhadap
waktu) pada suhu yang lebih rendah dari temperatur leleh materialnya.
Untuk mengetahui sifat-sifat suatu bahan, tentu kita harus mengadakan
pengujian terhadap bahan tersebut. Ada empat jenis uji coba yang
biasa dilakukan, yaitu uji tarik (tensile test), uji tekan (compression test),
uji torsi (torsion test), dan uji geser (shear test). Dalam tulisan ini kita
akan membahas tentang uji tarik dan sifat-sifat mekanik logam yang
didapatkan dari interpretasi hasil uji tarik.
Uji tarik adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar.
Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami
standarisasi di seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8
dan Jepang dengan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan kita akan
segera mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap
tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah
panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman
(grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff).
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita
terus menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus,
kita akan mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa kurva
digambarkan Kurva ini
ini
material yang
B. Pengertian patahan
1. Menurut Surdia dan Saito (1995), patah terjadi karena adanya
perubahan temperatur dan laju regangan walaupun pada dasarnya
logam tersebut liat, gejala ini biasa disebut transisi liat getas.
Patahan patah getas bersifat getas sempurna, yaitu tanpa
adanya deformasi plastis sama sekali, jadi berbeda dengan bidang
slip biasa, patah terjadi pada bidang kristalografi spesifik pada
bidang pecahan. Permukaan patah dari bidang pecahan mempunyai
kilapan yang menunjukkan pola Chevron secara makrokospik pada
arah yang menuju titik permulaan patah.
Patah getas terjadi pada pangkal takikan benda uji, jadi bahan
tiba-tiba patah tanpa deformasi plastis. Secara praktis patahan
buatan seperti itu tidak pernah terjadi pada struktur mesin, tetapi
mesin selalu mempunyai bagian yang terdapat konsentrasi tegangan
dan mungkin mempunyai cacat pada lasan, jadi adanya cacat yang
bekerja seperti takikan tidak dapat dihindari, meskipun bahan
tersebut merupakan bahan yang ulet.
2. Menurut Hasibuan, A. (2009), pengertian dari patahan logam adalah
patah dengan gabungan rongga mikro, dimana regangan listrik
menyebabkan rongga pengintian disekitar inklusi, penggabungan ini
tumbuh dan bergandengan sampai terjadi kegagalan.
C. Jenis-Jenis patahan
Menurut yudi prasetyo, (2010), berdasarkan jejak perpatahannya
(fracture path), maka perpatahan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Perpatahan ulet
Material patah ulet ditandai dengan adanya deformasi platis
yang luas di sekitar retakan. Proses pemanjangan retak ini terjadi
cukup lama dan bisa dikatakan stabil. Hal ini menandakan bahwa
material melakukan perlawanan terhadap pemanjangan retakan
kecuali apabila tegangan yang terjadi diperbesar.
Gambar. 2.2 Menunjukan patah ulet yang tinggi.
Sumber : https://yudiprasetyo53.wordpress.com/2012/10
2. Patahan getas
Sedangkan untuk patah getas, retakan bisa menyebar secara
cepat dan tidak stabil dengan sedikitnya deformasi plastis yang
terjadi. Sekali tejadi retakan maka retakan akan menyebar meskipun
tanpa penambahan tegangan.
Gambar 2.3 Makroskopik chevron tanda pada permukaan fraktur
menunjuk kembali ke asal fraktur.
Sumber : https://yudiprasetyo53.wordpress.com/2012/10
D. Proses terjadinya patahan.
Terjadinya patahan ring piston menurut haruo tahara, sebagai
berikut: jika sebuah alat penyuntuk tanpa jarum dan berisi udara atau
gas ditutup ujungnya dengan jari telunjuk dan tangkai didorong dengan
ibu jari maka pada jari telunjuk akan terasa adanya tekanan yang
bertambah besar. Jika suatu gas mempunyai suatu volume V 1 dan
tekanan P1 ditempatkan pada temperatur tetap hingga volume jadi V 2
maka tekanan jadi
P2 dimana P1V1 = P2V2 = TETAP.............................................(2.1)
Disini tekanan dinyatakan dengan Kg f/cm 2 (Pa) dan volume dalam m 2.
Pada gas ideal terdapat perubahan keadaan istimewa yaitu :
1. Perubahan keadaan dengan proses temperatur
konstan
(Isothermal/isothermis).
Gas dimasukan kedalam silinder torak. Keadaan gas akan
dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan menekan torak. Suhu
gas dijaga agar tetap konstan dengan jalan mendinginkan dan
memanaskan silinder. Persamaan tersebut menjadi
P1V1=P2V2=TETAP........................................................................(2.2)
2. Perubahan keadaan dengan proses volume konstan (isometric ;
isochoris)
Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
memanaskan silinder, sedang torak ditahan supaya jangan bergerak
sehingga volume gas dalam silinder tetap konstan . Persamaan gas
P2 V
T2
Karena
V1=
V2
konstan...............................................................(2.3)
maka
P1 V
T1
persamaan
keadaan
menjadi
P1
P2
=
T1
T2
...................................(2.4)
3. Perubahan keadaan dengan proses tekanan konstan (isobaric)
Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
memanaskan silinder, sedang torak dibuat bebas bergerak sehingga
V1
V2
=
T1
T 2 .....................................................................................
.......(2.5)
4. Proses entropy (s)
Entropy adalah perbandingan panasyang di transfer selama
proses refersible dengan temperatur absolute system.
5. Effisiensi volumetris
Efisiensi volumetris didefinisikan sebagai perbandingan
volume udara bebas yang berhasil dikompresikan dan dikeluarkan
dari katup tekan terhadap volume perpindahan torak, persatuan
waktu.dalam bentuk persamaan :
Perpindahan torak = Vs x N =
x S x N (m3/min)...........................
(2.6)
E. Bentuk-bentuk patahan
Umumnya perpatahan material bersifat kompleks, dimana
perpatahan tidak hanya disebabkan oleh satu jenis perpatahan. Hal ini
dikarenakan pada saat penggunaan, suatu komponen dapat mengalami
banyak jenis pembebanan, misal gabungan beban tarik, tekan, geser,
dll. Material logam yang tidak homogen juga dapat menjadi penyebab
terjadinya
perpatahan
yang
kompleks.
Hadirnya
cacat,
inklusi,
Namun
permukaan
patahan
yang
dihasilkan
akan
produksi
udara
bertekanan
mengalami
penurunan
normalnya 27-30 kg/cm2 per 8 menit turun sampai 17-20 kg/cm2 per 8
menit. Setelah dilakukan tekanan tersebut adalah merupakan akibat
dari mengecilnya volume udara di dalam silinder karena dimanfaatkan
oleh torak jika volume semakin dikecilkan, dan tekanan semakin besar.
Hubungan antara tekanan dan volume gas dalam proses kompresi
tersebut dapat di uraikan sebagai berikut jika selama kompresi,
J. Kerangka pikir
Sesuai dengan judul skripsi yang di ambil maka susunan
kerangka pikir adalah sebagai berikut:
1. Tidak terpenuhinya
udara start M/E
2. Tidak terpenuhinya
udara untuk
akomodasi
Kesimpulan
Saran
penulis
adalah
dalam
semi
eksprimen,
melaksanakan
waktu
penelitian
yang
terhadap
No
1
combination wrench
Kegunaan
Untuk membuka
baut kompresor
Untuk membuka
mur
gambar
Ket
Baru
Baru
Obeng / screwdriver
Tang /
Baru
Sigmat
Untuk mengukur
ketebalan ring
piston
Baru
Palu karet
Melapas bearing
baru
2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian pada patahnya ring
piston kompresor adalah :
Tabel 3.3 Daftar bahan penelitian
No
Bahan
penelitian yang
digunakan
Kegunaan
gambar
Ket
Baru
Baru
Baru
Digunakan untuk
1
Hydraulic oil
WD
Untuk membersihkan
baut dari kotoran.
Untuk membersihkan
3
Majun
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian pada patahnya
ring riston kompressor adalah
Tabel 3.4 Daftar instrumen penelitian
No
Instrumen/alat
ukur penelitian
yang digunakan
kegunaan
Digunakan untuk
(pembuka)
gambar
Ket
Baru
MULAI
B
DOKUMEN
OBJEK YG
DITELITI
PERSIAP
SURVEY
START
MENGAMBIL DATA
(THERMIS MEKANIS)
PEMBAHAS
AN
KESIMPULA
N & SARAN
BUKTI
HASIL
SELESAI
THRMIS
MEKANIS
REKAP
DATA
UJI DATA
STATISTIK
OK
ANALISA DATA
DENGAN
A
No
Tahun 2013
Bulan
Kegiatan
1
Membahas judul
Seminar judul
10
Praktek Laut
Tahun 2014
11
12
Bulan
1
10
11
12
10
11
12
10
11
12
Praktek
Laut
Tahun 2015
Bulan
1
7
Tahun 2016
Bulan
1
9
10
11
12
Seminar tutup
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH
A. Data penelitian
1. Data spesifikasi kompresor
Objek penelitian yang penulis lakukan pada komrpesor udara
dengan data sebagai berikut :
Air compressor
Maker : Tanabe pneumatic machinery co . Ltd
Ship no
: 403A (Emergency Air Comp)
Model
: LHC-33
Type
: vertical 2 stage air cooling
Delivery air pressure
: 30 kg/cm2
Piston displacement
: 34.74 m3/h
Free air
: 45 kg/cm2
Revolution
: 1200 Rpm
Cylinder bore
High pressure cylinder
: 108 mm
Low pressure cylinder
: 124 mm
Length of stroke
: 80 mm
Power required
Motor
Maker
Output
Revolution
Voltage
Cycles
: 15,3 kw
: Rotor
: 15,3 kW
: 1200 Rpm
: 440 Volt
: 60 Hz
Sumber : TB. MDM BORNEO
2. Data kompresor
Table 4.1 Data komponen kompresor LHC 33
No.
1
2
3
name of parts
Crank case
Bearing cover
oil seal
Material
Cast iron
Cast iron
NBR
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
and cover
breather foot
oil cap assy
oil level gauge
crank shaft
main bearing
Spacer
thrust flange
cap screw
connecting rod
connecting rod bearing
piston pin bush
Piston
piston pin
piston ring (1st)
piston ring (2nd)
Cylinder
valve (1st) assy
valve holder(1st)
valve(2nd-suction) assy
valve(2nd-delivery) assy
valve holder(2nd-suction)
valve holder(2nd-delivery)
Steel
carbon steel
Plastic
Plastic
forged steel
bearing steel
carbon steel
Steel
Mr,Mo steel
forged steel
aluminium alloy
lead bronze
aluminium alloy
Cr, Mo steel
special cast iron
special cast iron
Cast iron
Cast iron
carbon steel
carbon steel
Q-ty
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
3
4
1
1
1
1
1
1
1
28
29
30
31
32
33
34
Komponen
Low pressure
suction valve
Low pressure
delivery valve
High pressure
suction valve
High pressure
delivery valve
Tipe
Normal
Abnormal
VPZ-3110-D
1,0
0,6
VPZ-3110-D
0,9
0,6
VPZ-3110-D
0,9
0,7
VPZ-3110-D
0,9
0.5
Kondisi pengoperasian
Sebelum
1
Kapal
overhaul (saat
berlayar
terjadi
Waktu
Tekanan
(P=kgf/cm2)
3 menit
7 kgf/cm2
6 menit
13 kgf/cm2
9 menit
19 kgf/cm2
12 menit
23 kgf/cm2
15 menit
26 kgf/cm2
3 menit
10 kgf/cm2
6 menit
15,5 kgf/cm2
9 menit
21 kgf/cm2
12 menit
25 kgf/cm2
15 menit
30 kgf/cm2
kerusakan)
Kapal
berlayar
Setelah
overhaul
Kondisi
Waktu
pengoperasian
1
Kapal
Sebelum
berlayar
overhaul
(saat terjadi
Kapal
kerusan)
Setelah
berlayar
overhaul
Air pendingin
Suhu
Tekanan
3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit
(T=0C)
310C
360C
440C
500C
560C
(P=kg/cm2)
1,3 kg/cm2
1,3 kg/cm2
1,3 kg/cm2
1,3 kg/cm2
1,3 kg/cm2
3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit
290C
330C
370C
410C
440C
2,0 kg/cm2
2,2 kg/cm2
2,3 kg/cm2
2,5 kg/cm2
2,5 kg/cm2
: 10 kgf/cm2
Ps
:2
: 1,4
ditanyakan :
( )
Td
Penyelesaian :
Td
= 20 x
Td
Jadi
Pd
Ps
( )
Ts
(k-1)/mk
10 kgf /cm2
1,033 kgf /cm2
(1,4 - 1) /2 x 1,4
= 20 x (9,68)1/28
= 20 x (9,68)o,357
= 20 x 2,248
= 44,980C
Td
Vs x N = 4 x S x N (m3/min)
Di mana :
Dik :
= 3,14
D
= 124 mm (LP) = 0,124 m
D
= 108 mm (LP) = 0,108 m
S
= 80 mm = 0,80 m
N
= 1200 rpm
Dit : Qs =........ m3/min
Penyelesaian :
Qs
= 4 D2 x S x N
3,14
4
4
3,14
4
D2 x S x N
= 9,106x 10
4
= 7,2848 x 10
x 0,08 x 1200
x 1200
Qs = 0,874 m3/min
Jadi, volume gas yang dimampatkan oleh kompresor udara tiap menitnya
pada silinder HP yaitu : 0,874 m3. Maka dari perhitungan diatas jumlah
volume keseluruhan gas yang dimampatkan oleh kompresor udara yaitu :
Qs tot = Qs LP + Qs HP
Qs tot = 0,152 m3/min + 0,874 m3/min
Qs tot = 2,026 m3/min
Jadi total volume gas yang dimampatkan yaitu :
Qs tot = 2,026m3/min.
b. Unjuk kerja kompresor
Dimana untuk mengetahui takanan udara dan waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan udara bertekanan sebanyak 30 bar yaitu dengan
menggunakan persamaan :
Wk
2n
n1 x P1 x V1 ( rps
n1
1
n
) x jumlah tingkat
Di mana :
Dik :
N
P1
= 1,01,325 x 101,3x 10
DLP
= 124 mm =0,124 m
DHP
= 0,108 m
= 3,14
Jumlah tingkat = 2
Dit :
Wk = kerja kompresor
Rps = tekanan intermediet kompresor
V1
Penyelesaian :
Rps =
P 32
P1
30
1
= 5,477
VLP
= 2 x 3,14 x
( 12 x 0,124 )
= 6,28 x ( 0,3844 )
VLP
= 2,414 m3
Wk=
2n
n1 x P1 x V1 ( rps
W k =1
n1
1
n
) x jumlah tingkat
n1
1
n
1,31
1
)x
1,3
1,31
1
)x2
1,3
)x2
= 357,502
W k =
W k / s=W k
715,004 x 103
xt
= 715,004 x 20
W k / s=14300,08 kj
P =
Wk
t
t =
Wk
P
t =
14300,08
15500
t = 0,9225 s
t = 0,0153 x 103
t = 15,375 menit
jadi waktu yang dibutuhkan oleh kompresor udara untuk mencapai
tekanan normal senilai 30 bar yaitu : 15,375 menit
B. Analisa 2
= 3,14
= 80 mm = 0,80 m
= 1200 rpm
Dit :
Qs
= m3/min
Penyelesaian :
Qs
3,14
4
D2 x S x N
Qs = 4 D2 x S x N
3,14
4
= 9,106 x 10
x 0,08 x 1200
Qs
Jadi volume gas yang dimampatkan oleh kompresor udara tiap menitnya
pada silinder HP yaitu : 0,874 m3.
Maka dari perhitungan diatas jumlah volume keseluruhan gas yang
dimampatkan oleh kompresor udara yaitu :
Qs tot = Qs LP + Qs HP
Qs tot = 1,152 m3/min + 0,874 m3/min
Qs tot = 2,026 m3/min
Jadi total volume gas yang dimampatkan yaitu :
Qs tot = 0,672 m3/min.
No
IMB
Tekanan Suhu
30
Normal
Tekanan Suhu
30
27-
Abnormal
Tekanan Suhu
40
450C
1
kgf/cm
Penjelasan
560C
kgf/cm
45 C
kgf/cm
Selisih
Tekanan
Suhu
10
110C
2
kgf/cm
kompresor
450C
NORMAL
ABNORMAL
15
IMB
10
5
0
3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit
50
40
NORMAL
30
ABNORMAL
IMB
20
10
0
3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit
Gambar 4.3 Grafik hasil produksi udara pada kompresor udara setelah
perbaikan.
35
30
25
20
NORMAL
IMB
15
10
5
0
3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit
keausan
dimana
udara
yang
dihisappada
kompresor
Pelumasan
pada
komponen
kompresor
harus
selalu
batas
minimum
saat
mengoperasikan
kompresor.
2) Macetnya saringan minyak lumas.
Tabel 4.6 level minyak lumas kompresor udara
Model
Batas maksimum
Batas minimum
1,7 liter
0,6 liter
Viscosit
Operation
Oil capacity
Brand name
Dacnis
y
ISO : 100
250-300 Hours
Mineral oil
100
Neurex
S.A.E 30
250-300 Hours
Mineral oil
DF 100
Meditran
Super
S.A.E 40
MX 30
300+ Hours
300+ Hours
8
-
Mineral oil
Mineral oil
MDL
Sumber : Instruction manual book compressor TB.MDM BORNEO
Dari tabel diatas adalah minyak lumas yang disarankan oleh instruction
manual book compressor dan minyak lumas yang digunakan diatas kapal.
b. Beban
Beban berlebihan pada pengoperasian kompresor yang tidak pernah
berhenti atau istirahat dimana disarankan pada instruction manual book
compressor yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada ring
piston. Hal ini menyebabkan minyak lumas terlalu panas dan tidak
berfungsi sebagai minyak lumas yang baik.
1) Jam kerja (running hours)
Kerusakan pada ring piston dapat dipengaruhi oleh sehingga lamakelamaan akan aus dan bila sudah melewati batas kerja maksimum
secara otomatis sifat-sifat mekanis yang ditimbulkan oleh ring piston
Akan berkurang dan mengakibatkan ring piston tidak lagi berfungsi
dengan bai k, dimana komponen ini mempunyai batas maksimum 2000
jam. Jika jam kerja pada ring piston telah mencapai batas kerja atau ring
piston belum mencapai batas kerja tetapi mengalami kerusakan maka
segera lakukan penggantian komponen.
Tabel 4.8 Jam kerja komponen kompresor
Item
Operating
Basic size
replacement
time
Piston ring 1
2000 h
124 mm
0,5 mm
Piston ring 2
2000 h
108 mm
0,4 mm
Low pressure
2000 h
2000 h
High pressure
2000 h
2000 h
Lubricating oil 250-300 h
300 h
Sumber : Engine room TB.MDM BORNEO
C. Pembahasan hasil analisa data
Sesuai hasil perhitungan di atas dan di bandingkan dengan data
statistik terdapat perbedaan nilai, ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 perbedaan data statistik data hasil analisa
No.
1.
Hasil analisa
2
40 kgf/c m
2.
3
1,152 m /min
2,026
m3
Ket
-
/min
Sumber : Instruction manual book compressor TB.MDM BORNEO
Sesuai tabel 4.9 terdapat perbedaan yang sangat signifikan yang
menyebabkan patahnya ring torak karna
1. Proses produksi udara sangat lama hingga masuk dalam botol angin.
2. Lamanya tekanan udara dalam proses sehingga terjadi tekanan
udara berlawanan pada piston yang menimbulkan piston sulit
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas yang mana terdapat pada bab
analisa permasalahan, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab
terjadinya gangguan pada kompresor udara sehingga mengakibatkan
patahnya ring piston kompresor dan sehingga proses produksi udara
membutuhkan waktu yang relatif lama yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu:
1. Kurangnya minyak lumas pada penampung oli sehingga terjadinya
pelumasan kurang sempurna.
2. Kotornya udara yang di supply oleh kompresor udara.
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
Surdia
Teknik,