Professional Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
Seiring dengan berkembangnya ilmu Psikologi banyak aliran dan tokoh
dalam bidang psikologi yang mengeluarkan teori-teori yang berhububungan
dengan Teori Kepribadian dan Psikologi Perkembangan. Salah satu tokoh
teori Kepribadian yang terkenal adalah Freud. Teori yang dikembangkan oleh
Freud adalah Teori Psikodinamika.
II. Teori Psikodinamika
Psikodinamika pertama kali dikembangkan Oleh Sigmud Freud (1856-1939).
Psikodinamika dari Freud ini juga dikenal dengan nama Psikoanalis. Freud
dikenal
sebagai
Bapak
Psikoanalisis
(Bischof,
1970).
Freud
mengembangkan teorinya setelah banyak melakukan terapi pada orangorang yang mengalami gangguan mental di klinik tempat dia praktek. Teori
Kepribadian oleh Sigmund Freud ini kemudian banyak dikembangkan oleh
pengikut-pengikut Freud seperti Jung, Adler dan Horney.
Teori Psikodinamika memandang komponen yang bersifat sosio-afektif
sangat fundamental bagi kepribadian dan perkembangan seseorang.
Ketegangan yang dimiliki seseorang menjadi komponen penentu dinamika
kepribadiannya (Monks, Knoer and Haditono, 2006). Manusia menurut
psikoanalis digambarkan sebagai mahluk yang mempunyai naluri dan
konflik batiniah (Jaali, 2008)
Oleh para psikoanalis, Teori Freud ini dipakai untuk terapi orang-orang yang
mengalami gangguan mental. Pada makalah ini akan dikupas teori-teori
Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud.
II. 1 Deskripsi Perilaku Manusia
Deskripsi perilaku manusia menurut Freud mengikuti prinsip-prinsip berikut
ini (Bischof, 1970)
Prinsip Kesenangan (Pleasure Principle)
Setiap perbuatan didasari oleh keinginan untuk mencari kesenangan dan
menghindari perasaan terluka. Ada motivasi dalam diri manusia untuk
mencari kesenangan dan kegembiraan. Sesuatu yang alami bahwa manusia
menginginkan kebahagian dan kegembiraan dalam hidupnya dalam setiap
kesempatan. Freud juga mengatakan prinsip ini adalah sifat hewani pada
manusia. Menurut prinsip kesenangan ini setiap kebutuhan harus segera
dipenuhi. Contohnya kebutuhan bayi untuk minum ASI.
Prinsip Realitas (Reality Principle)
Berikutnya bahwa manusia dalam hidup tidak hanya untuk mencari
kesenangan tetapi dibatasi oleh kenyataan dari dalam ataupun dari
luar/lingkungan. Bahwa ada kesenangan yang harus ditunda/dibatasi oleh
seseorang jika ingin mencapai kesenangan di masa depan. Pada tingkat
manusia masih mencari kesenangan namun lebih realistis dan mempunyai
hirarki kesenangan mana yang lebih penting.
Prinsip Pengurangan Tekanan (Tension Reduction Principle)
Masih ada hubungan dengan 2 prinsip sebelumnya, manusia cenderung
untk menghindari adanya tekanan. Manusia tidak selamanya bahagia, suatu
saat dia dalam keadaan sedih atau tertekan. Saat itu manusia punya
kebutuhan untuk mengurangi tekanan yang ada dalam dirinya. Saat
manusia dalam tertekan karena sedih cara menguranginya bisa dengan
perasaan tertekan itu, menghilangkannya atau menjadi lebih kuat.
Prinsip Polaritas atau Dualitas
Semua dalam hidup ini dibedakan menjadi dua kutub karakteristik seperti
contohnya berikut, Baik-buruk, Benar-salah, hidup-mati, positif-negatif.
Manusia dalam kehidupan sering menghadapi dua pilihan untuk dilakukan.
Kadang ke dua pilihan itu sulit dan bertolak belakang sehingga sulit dalam
mengambil keputusan.
Prinsip Dorongan Pengulangan (Compulsion Repetition Principle)
Manusia cenderung mengikuti kegiatan yang pernah membawanya kepada
keberhasilan.
Manusia
melakukan
itu
berulangkali
sehingga
menjadi
Id (Das Es)
Id adalah sistem energi yang fenomenal pada diri manusia yang dibawa
sejak lahir. Id hanya mengikuti prinsip kesenangan untuk memenuhi
keinginannya. Id bersifat murni tidak mengetahui tentang batasan, tidak
tahu tentang hukum ataupun peraturan. Id ini muncul pada bayi yang baru
lahir sampai usia 1 tahun (Bischof, 1970). Muncul rasa lapar dan haus
mengakibatkan bayi berusaha mempertahankan keseimbangan hidupnya
dengan berusaha memperoleh makanan dan minuman.
Libido adalah bagian dari Id yang yang berhubungan dengan energi pada
manusia yang berkenaan untuk melanjutkan keturunannya di muka bumi.
Libido berkaitan dengan keinginan seksual alami pada manusia (Bischof,
1970).
Ego (Das Ich)
Ego adalah perpanjangan dari Id yang mengikuti prinsip realitas. Ego mulai
muncul pada anak berumur 2 tahunan. Semakin sesuai ego dengan id
individu tampak semakin berbahagia (Bischof, 1970). Ego berhubungan
dengan kenyataan tetapi ego tidak mempertimbangkan moral. Misal ketika
individu lapar secara realistis hanya diatasi dengan makan. Dalam hal ini
ego mempertimbangkan cara memperoleh makanan dan mempertimbangan
makanan tersebut layak atau tidak. Dengan demikian ego berfungsi untuk
melibatkan proses sekunder yang melibatkan penguntrolan fungsi kognitif
dan intelektual (Hall & Lindzey, 1981).
Superego (Das Ueber Ich)
Superego adalah bagian ketiga dari kepribadian seseorang. Seseorang yang
berhasil mengembangkan superegonya kepribadiannya telah berkembang
dengan penuh. Superego membuat keputusan mengenai sesuatu perbuatan
itu baik atau buruk berdasarkan standar yang telah diterima oleh
masyarakat (Bischof, 1970). Superego berkaitan dengan kesadaran seorang
individu atau bisa juga dikatakan dengan hati nurani.Superego adalah aspek
sosiologis dari kepribadian yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan
yang sifatnya normatif. Superego ini terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai
dari figur-figur berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu.
Menurut Hall dan Lindzey superego ini memiliki fungsi :
1. Sebagai pengendali Id agar dorongan-dorongan Id disalurkan dalam
kepribadian
dalam
beberapa
zona
erogen
(zona
kenikmatan).
Oral
Zona erogen yang pertama dikenal bayi adalah mulut. Zona erogen disekitar
mulut yang mulai dimiliki oleh bayi yang baru lahir yang mengikuti prinsip
kesenangan.
Zona
erogen
ini
memperoleh
kenikmatannya
saat
complex
Tahap Laten
Kira-kira usia 6 sampai pubertas yaitu pada masa anak sekolah. Pada fase
ini seksualitas terasa mengendap, tidak akti dan dalam keadaan laten.
(Monks, Knoers & Haditono 2006).
Tahap Genital
Terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini
individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.
II. 3 Tingkat Kesadaran Manusia
Sadar (Concious)
Bagian dari keadaan mental manusia saat manusia dalam keadaan benarbenar terjaga/sadar. Dalam keadaan sadar kita tahu siapa diri kita, apa yang
kita lakukan, di mana kita berada, apa yang terjadi di sekeliling kita,
bagaimana kita melakukan sesuatu. Semakin orang menjadi aktif semakin
sadar diri kita (Bischof, 1970)
Prasadar (preconcious)
Tingkat berikutnya adalah prasadar yaitu keadaan antara sadar dan tidak
sadar.
Tidak sadar (unconcious)
Bagian terbesar dari keadaan mental seseorang, berisi pengalaman masa
lalu seseorang, termasuk pengalaman yang tidak ingin kita ingat lagi.
II. 4 Mekanisme Pertahanan Ego (Ego Defense Mechanism)
Ego adalah sentral dari kepribadian. Ego menginginkan sesuatu untuk
memberi kesenangan pada seseorang. Saat pemenuhan ego tertunda
bahkan terhambat karena berhadapan dengan kenyataan di dunia luar.
Keadaan ini membuat seseorang bisa membuat seseorang menjadi sangat
sedih dan cemas. Untuk mempertahankan ego maka munculnya mekanisme
pertahanan ego dalam diri manusia. Karakteristik utama dari mekanisme
pertahanan ego yaitu beroperasi dalam keadaan tidak sadar. Orang yang
bersangkutan
dalam
keadaan
tidak
sadar
bahwa
dia
sedang
pertahanan
ego
yang
meredakan
kecemasan
dengan
ditujukan
cara
untuk
mengubah
mencegah
dan
atau
menyesuaikan
Lampiran
Tabel 1. Gambar skematis mengenadi 8 fase perkembangan menurut Erikson
Stadiu
Waktu mulainya
Isi fase
m
1
Stadium
oral
Kepercayaan
sensoris
usia
dasar
menyusui
vs
kecurigaan
Aspek
Kebaikan
Lingkungan
dasar
Rasa
Pengharapan
aman,
dan usaha
dengan ibu
dasar
2
3
4
Stadium anal
Stadium genital
Stadium
umur
laten,
anak
sekolah
Otonomi
vs
Kemauan kuat
adil
dan
ragu
bijaksana
diri
Inisiatif vs rasa
Situasi keluarga
Keterarahan
bersalah
yang sehat
Rasa
Orang-orang
Kepandaian
dewasa
dan metodik
vs rendah diri
penuh
mampu,
dan
yang
kontrol
perhatian;
teman-teman
sebaya
yang
kooperatif
5
Perioda remaja
Identitas
vs
atau pemuda
kebingungan
dewasa
identitas
teman-teman
Orang-orang
Setia
dan
suka
menolong
dan
sebaya
yang
menerimanya
6
7
Kedewasaan
Intimitas
vs
Pasangan seks
Cinta
muda
isolasi
Kedewasaan
Generativitas vs
Anak-anak,
Sifat
stagnasi
keahlian
mengasuh
produksif,
dan
dan
kelekatan
keluarga
dan
kesuburan
pekerjaan
8
Masa tua
Integritas aku vs
Keturunan
Kebijaksanaan
putus harapan
dan
pelepasan