You are on page 1of 16

ABSORPSI GAS

1. Pendahuluan
Absorpsi adalah suatu operasi dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan
cairan dengan maksud melarutkan satu atau lebih komponen gas tersebut menjadi
larutan gas dalam cairan.
Kebalikannya dimana suatu gas terlarut dilepaskan dari suatu cairan disebut
Desorption/Stripping.
Gas kering

Absorbent
Etilen glikol

Gas alam
Liquid jenuh
Gambar 1 : Absorbtion
Proses Absorption digunakan untuk mengatasi problem tekanan yang tinggi
dan temperatur rendah dalam fraksionasi dari fraksi-fraksi ringan, dimana dalam
keadaan atmosferis fraksi tersebut berbentuk gas.
Dalam proses absorpsi : Liquid penyerap disebut Absorbent, gas yang diserap
disebut solute, gas yang tidak diserap disebut inert/dry gas.
2. Kesetimbangan Gas Cairan
Bila suatu gas dikontakkan dengan absorbent, maka akan terjadi transfer
massa :

Gas terlarut ke dalam cairan (absorbent)

Sebagian absorbent teruapkan.

Transfer massa ini akan terhenti bila telah tercapai keadaan setimbang, dimana
cairan telah jenuh dengan impurities.
Pada kesetimbangan larutan ideal, maka kesetimbangan tersebut akan mengikuti
hukum Raoult.
PA* = PAo . XA*
PA* = Tekanan partial

Dimana:

PAo = Tekanan Uap murni


XA* = Mole fraksi zat A =

Mol Gas
Mol Cairan

.(1)

Gas dalam ruang akan mengikuti hukum Dalton:


PA = YA : PT ------ YA =
PA = P

o
A

PA
Ptot

Pao . X A
. XA ------ YA =
...............................(2)
Ptot
*
A

===> Pada kesetimbangan, maka : Y

PAo
=
PT

YA = mole fraksi A dalam gas =


*

. XA ...........................(3)

mole A
mol gas total

= tanda dalam keadaan setimbang.

Pt = P total.
3. Larutan Non Ideal
Hukum Roult mempunyai penyimpanan yang cukup besar untuk larutan non
ideal. Hukum Roult bisa digunakan dalam proses absorpsi gas hydrocarbon di bawah
tekanan (60 psia). Penyimpangan makin besar dengan kenaikan tekanan.
Untuk larutan non ideal, hubungan antara consentrasi zat dalam gas dan cairan
dinyatakan dalam :
Hukum Hendry:
Y* = m . X .....................(4)
m = H = K = Konstante Hendry yang didapat secara experimental.

Pada perhitungan kesetimbangan uap cairan pada minyak, harga-harga K ini dihitung
secara experiment dan kemudian digrafikkan.
Harga K ini merupakan:

K =

Y*
(5)
X*

= Konst. Kesetimbangan.
Harga K dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur serta oleh adanya komponent lain
di dalam system.
Untuk kesetimbangan butane cair dan uap saja, harga K berbeda dengan
harga K dari n-butane yang berkesitambangan dengan cairan campuran n-butane dan
etane.
Harga K hasil experiment kemudian digambarkan dalam grafik, yang
besarnya dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. (lihat physical properties of
hydrocarbon).
Soal :
1.

Suatu cairan dibiarkan dalam keadaan setimbang dengan uapnya pada 75F
10 atm. Kalau mole fraksi dalam cairan untuk C3 = 1%, berapa mole fraksinya
dalam uap ?

2.

PoC3 pada 75 F, 8,86 atm.

Campuran gas yang terdiri dari etan, propan dan pentan, butan, ditekan sampai 10
atm. Setelah kesetimbangan tercapai komposisi gas = 50% propan, 10% butan
dan 10% pentan, bagaimana komposisi dalam cairan ?
P = C2 = 41,5 atm.
C3 = 8,86 atm.
C4 = 2,33 atm.
C5 = 0,65 atm.

3.

Lihat contoh soal 2.


Pakai grafik konst. Kesetimbangan dan anggap bahwa larutan tidak ideal.

4. Kurva Kesetimbangan
Konsentrasi zat dapat dinyatakan :

Mole fraksi :
YA =
YA =

YnA

nA
solvent murni

XA =

XA

nA
X solvent murni

nA
n A dry gas

Dimana :
n

= jumlah mol

XA = mole fraksi A dalam cairan


YA = mole fraksi A dalam gas
Untuk memudahkan, dipakai konsentrasi dalam mole ratio
mole A
mole solvent murni

XA =

xA
1 - xA

mole A
mole dry gas

YA =

yA
1 - yA

xA = mole ratio A dalam liquid


yA = mole ratio A dalam gas
mole ratio dipakai dalam perhitungan secara grafis.
Grafik - 3 Hubungan kesetimbangan dapat dinyatakan dalam secara grafis.
y

y
yx = Kx
y = kx
x
mole fraksi

x
mole ratio

Grafik 1 Mis: grafik untuk C4 . 75oF 2 atm (vap-press = 2,33 atm)

Soal :
Buat grafik kesetimbangan dari campuran udara yang pada 10 atm yang absorbsi
dengan minyak yang tidak menguap dengan asumsi bahwa hukum Roult berlaku
untuk sistem tersebut.
Vap. Press. y = 532 mmHg pada 80 oF
Harga x dimulai dari 0,8 0,2.
5. Mekanisme Absorbsi
Absorbsi komponen gas dalam cairan terjadi karena adanya transfer massa
sebagian gas ke cairan.
Perpindahan ini terjadi karena mole fraksi gas tersebut dalam cairannya, lebih
besar dari pada perbandingan kesetimbangannya.
Absorbsi

akan

terhenti

bila

perbandingan

tersebut

perbandingan

kesetimbangan atau dengan kata lain, bila cairan telah jenuh.


Pada saat yang sama juga terjadi transfer massa dari absorbent bila kita pakai
absorbent, bila kita pakai absorbent yang volatile.
Proses Absorbsi
Proses dapat berjalan dengan satu atau beberapa kali kontak antara gas
dengan proses juga dapat berubah batch atau continue, sedang gas yang diabsorbsi
dapat berupa satu atau multi component.
Pada industri-industri, proses dilakukan dalam suatu menara dengan alat-alat
contact yang bertujuan memberikan kesetimbangan antara gas liquid. Alat contact
dapat berupa bubble cap atau packed tower.
Pada packed column, kontak antara cairan dan gas terjadi terus menerus
sehingga kolom ini disebut juga continous contact column.
Aliran gas dan cairan dapat berupa counter current atau co-current. Pada
kenyataan, solvent yang digunakan tak selalu murni sehingga ada solute dalam
cairannya.

Solvent yang mengandung sedikit solute ini disebut Lean Oil sedang solvent
keluar absorber setelah menyerap solute disebut Rich Oil.
Proses absorbsi biasanya selalu diikuti dengan proses stripping atau fraksionasi, atau
kedua-duanya.
Liquid

Single stage counter current


Gas
Macam proses :
Stage

: single atau multi stage

Component

: single atau multi component

Aliran

: counter atau co-current

6. Single Stage Counter Current Absorption


Gas masuk

Gas keluar

G2

L2

mole

= G1

G2

Gs

Ls

dry gas

= G3

G4

mole fraksi

= y1

y2

mole ratio

= Y1

Y2

y2
Y2

x2
X2

Liquid masuk

Liquid keluar

G1

L1

mole

= L2

L1

Gs

Ls

dry gas

= L3

L4

Mole fraksi

= x1

x2

y1

x1

Solute :
- Mole solute dalam gas : masuk = Y1 . G1
keluar = Y2 .G2

yang terserap = Y1 . G1 Y2 . G2

- Mole solute dalam liquid :


Keluar = ( x1 . L1 )
Masuk = ( x2 . L2 )
Material balance (dalam mole fraksi)
Y1 . G1 . Y2 . G2 = x1 . L1 x2 . L2 .. (6)
Dalam mole ratio :
Y =

n solute
n dry gas

-----------> mole solute = Y mole dry gas

Jadi untuk solute :


Gas masuk = Gs . Y1

Liquid masuk = Ls . X2

Gas keluar = Gs . Y2

Liquid keluar = Ls . X1

----- > Gs . Y1 Gs . Y2 = Ls . x1 Ls . x1
Y1 - Y2 =

Ls
( X1 X2 ) ---- Pers Garis operasi
Gs

Jadi pada absorbsi ini ada 2 keadaan yang harus dipenuhi yaitu :
1. X2 dan y1 mengikuti material balance (garis operasi)
2. X1 dan y2 mengikuti kesetimbangan
Dengan demikian harga y2 dan y1 dapat dihitung dari kedua persamaan tersebut
dengan trial and error.
Untuk menghindari trial and error digunakan pemecahan secara garis grafis (dengan
dasar mole ratio).
Yy1

X2Y1

Y2

y2

x2

Garis operasional
Curve kesetimbangan
y1
x1
Mole ratio
Masuk (x2,y1)
Keluar (x1,y2)

Grafik 4 Garis operasi adalah garis yang melalui ( x , y ) masuk dan ( X , Y ) keluar.
7. Minimum Liquid Gas Ratio
Dalam suatu absorber harga-harga G1, Gs, Y1 dan Y2 biasanya ditentukan tetap
untuk suatu proses tertentu, sedang konsentrasi X, pada solvent tetap.
Gs = dry gas

G1 = jumlah gas
Y1 = mole ratio
X

= mole ratio liquid

Yang dapat diubah adalah jumlah liquid (Ls)

Max. dicatat oleh flooding di dalam menara absorber

Min. oleh garis operasi dan curve keseimbangan

Secara grafis maka Ls minimum dapat dicari dari garis operasi yang menyinggung
pada curva keseimbangan. Dapat juga merupakan garis potong antara garis operasi
dan curva keseimbangan pada harga Y2 dan Y1. Hal ini menunjukkan bahwa
minimum liquid terjadi bilamana pada antara harga Y2 dan Y1 harga garis operasi ada
yang sama dengan curva kesetimbangan.
8.

Multi stage counter current


Absorbsi dengan single stage counter current ternyata memberi hasil yang

kurang memuaskan, karena jumlah gas diabsorpsi untuk satu solvent tertentu adalah
sedikit.
Oleh karena itu dilakukan absorbsi dengan cara multi stage current dengan
mengadakan berulang-ulang keseimbangan antara gas dan cairan.
Gs

Ls

Y4

X4

Gs

Ls

Y3

X3

Gs

Ls

Y2

X2

Gs

Ls

Y1

X1

Yang ada dalam data biasanya adalah :


Konsen, gas keluar Gs . Y4
Konsen, gas masuk Gs . Y1
Konsen, gasliquid masuk Ls . L4

X1,2,3 dan Y2,3 dapat dicari dengan persamaan garis operasi secara grafis, multi stage
counter burrent garis operasi dapat dihitung sebagai berikut :
Bila top kolom liquid = Ls, L2, X2 gas = Gs, G2, Y2
Bottom kolom liquid = Ds, L1, X1 gas = Gs, G1, Y1
maka material balance total :
Ls ( X1 X2 ) = Gs ( Y1 Y2 )
Y1 Y2 =

Ls
( X1 X2 )
Gs

Ini merupakan persamaan garis operasi yang melalui


(X2, Y2) dengan slope

Ls
Gs

Kalau dilihat dalam tower maka :


Y2 = Yplate = Ye ini akan berkeseimbangan dengan Xe*

Kalau Y2 (atau Ye) diketahui, maka Xe dapat dihitung dari pada persamaan
kesetimbangan, kalau Xe didapat, maka Yd dapat dihitung dengan material
balance (garis operasi).

Dengan cara ini mole grafik dan jumlah plate dapat dihitung :
Penyelesaian secara grafis Multi Stage Absorbtion
Garis operasi

Soal: 5 Menentukan perhitungan mole dengan jumlah plate multi stage absorbtion
Grafik
Udara dari solvent plant yang mengandung 2% C5 akan diabsorbsi sampai
konsentrasi 0,1%, dengan cara mengkonsentrasikan gas dengan 6.950 lb/hr solvent
yang mengandung 0,05% C5 pada 60 oF 147 psi.

Jumlah gas adalah 100.000 cuft yang diukur pada 60 oF setiap jam. Kalau BM
solvent 220 dan dianggap hukum Roult & Dalton berlaku untuk sistem ini, berapa
kali keseimbangan harus digunakan dalam plant ini ?
Diketahui tek. Uap C5 pada 60oF = 532 mm.Hg.
7.7

Larutan Gas Encer


Larutan gas encer adalah larutan dimana kadar gas di dalam larutan tersebut

sangat kecil.
Dalam hal ini, tidak terjadi perubahan yang besar dari gas masuk (G 1) dan gas keluar
(G2)
Atau dengan kata lain :
G = Constant
L = Constant
Oleh karena kecilnya solute dalam absorbent dan L dianggap tetap, maka harga
X = X
Plate a :
G, Y2, Y2

L, X2, X2

Ya

Kesetimbangan : Ya = k . Xa
Xa =

Yb

Xa

Y2
Ya

k
k

Mat. Balance :
G ( Yb Ya ) = L ( Xa X2 )

Yc

Xb

G ( Yb Ya ) = L (
( Yb Ya ) =

G, Y1, Y2

L, X1, X2

Yb Ya =

Ya
X2 )
k

L Y2
(
X2 )
G
k

L
( Y2 k.X2 ) ................ 8)
G.k

Yb Ya = A (Y2 k.X2)
Yb Y2 = A (Y2 k.X2)
Yb

= AY2 AkX2 + Y2

Yb

= ( A + 1 ) Y2 Ak.X2

10

Plate b
Yb = k.X b ====> Xb =

Yb
k

Mat. Balance
G ( Yc - Yb ) = L ( xb xa )
Yb Ya

k
k

= L
Yc Yb =

L
( Yb Ya )
Gk

Ya = Yb

Yc = A.Yb A.Y2 + Yb
= (A + 1)Yb A.Y2
= (A + 1) (A + 1)Y2 A.k.X2 AY2

..................................... 9)

Persamaan Kremser & Brown :


Y1 - Y2 A n 1 - A

..............................................10)
Y1 - k 2
A n 1 - 1

n = jumlah plate
A = Factor absorbsi

Y2 - kX 2
Y1 - kX 2

Aaverage =

A1 . A 2

n
Grafik 6 Cara menghitung jumlah plate secara grafis
7.8 Absorbtion Factor
Nelson : A =

5156 d G
k.M

dengan ketentuan, bahwa : STP : 6oF

14,7 psi

dimana :

11

G = L (absorbent)
d = SG absorbent
G = Gallon absorbent . (L) per 1000 cuft gas
M = BM absorbent
k = konstanta kesetimbangan
7.9 Over All Efficiency = ( E )
Dibandingkan dengan jumlah plate sesungguhnya untuk kesetimbangan maka
ternyata bahwa plate sesungguhnya, jumlah selalu dari teoritical plate. Hal ini karena
tidak ada alat kontak yang dapat memberikan kesetimbangan sempurna.
Tower dengan bubble cap misalnya, hanya dapat memberikan kesetimbangan 30%.
Hal ini karena kontak timenya kurang, dan transfer massa yang dari viscositas,
density dari absorbert.
Efficiency dari tiap absorbent tower dinyatakan dengan overal tray efficiency yang
merupakan presentase (perbandingan dari actual plate dengan theoritical plate).
Untuk bubble cap tray, oleh treyball dibuat grafik hubungan antara :
E

k.m.n

Grafik 7 Hubungan bubble cap dengan efficiensi

7.10

Multi Stage Multi Component Absorbtion


Bila gas yang akan diabsorbsi mengandung beberapa komponen yang dapat

terabsorbsi maka proses tersebut absorbsi multi comp.


Misalnya pada absorbsi gas alam oleh absorbent.

12

Dari C2 C4 terabsorbsi oleh absorbent, untuk mempermudah perhitungan diadakan


perubahan-perubahan notasi karena di seluruh tower, Ls dan Gs tidak tetap harganya,
karena ternyata seluruh komponen gas terabsorbsi.
G2

Oleh karena itu L2 dan Gs digunakan sebagai dasar

L2

perhitungan.
Dipakai term sebagai berikut :
----> Mole ratio A dalam gas =

G1

L1

mole A
= XA
mole G 1

atau :
mole solute

mole solute

Y = mole gas masuk

X = mole liquid masuk

Operasi :
G2
Y2

Material balance :

L2
X2

G1.Y1 - G1.Y2 = L2.X1 L2.X2 .13)


(sebagai dasar perhitungan adalah faktor yang
tetap).

G1
y1

Dengan demikian garis operasi menjadi :

L1
x1

Y1 Y2 =

Ls
( X1 X2 ) 14)
G1

Kesetimbangan :
Y = k . x ---------- harga k adalah tetap untuk p dan t yang tetap
Perhitungan didasarkan pada gas masuk dan liquid masuk (sebagai faktor-faktor yang
tetap!)------ untuk memudahkan, karena:

Komposisi gas selalu berubah selama absorbsi berlangsung

Konsentrasi (komposisi) gas dalam liquid selalu bertambah untuk komponen A:


YA
yA = --------------------------YA+ YB + YC+ ..
XA

YA
= ---------- .. (15)
Y
XA

13

yA = --------------------------------1 + XA + YB + YC+ ..

= -------------- (16)
1 + Y

y = k . x
YA
XA
----- ---------- = X -------------- .. (17)
Y
1 + A
Jika jumlah gas yang diserap relatif sangat kecil dibanding jumlah liquid, maka :
Y = 1 dan A = 0
Y = k . X
Garis operasi.
G1 (Y1 Y2) = L2 (X1 - X2)
Contoh Soal 10 :
Gas dengan komposisi sebagai berikut : 86% CH 4 ; 8% C2H6 4% C3H8 ; 2% n.C4H10
diabsorpsi pada 75oF dengan minyak HC murni pada 2 atm.
Perbandingan lean oil/gas masuk = 3,5 mole/mole akan diserap 60% dari C3H8
Berapa plate theoritis diperlukan dan bagaimana komposisi gas keluar absorber.
7.11 Absorbent
Absorbent yang dipakai dalam proses absorbsi harus memenuhi syarat-syarat :
1. Mempunyai daya larut yang tinggi
Ini akan memberikan hasil absorbsi yang baik dan mengurangi kebutuhan
solvent. Jika gas ini yang diserap bereaksi dengan solvent, maka daya
absorbsinya tinggi, tetapi solvent tidak dapat direcovery.
Gas-gas hidrocarbon diabsorbsi dengan fraksi hydrocarbon cair. Daya larut
absorbent ini dipengaruhi oleh :

Density

Viscositas

Berat mole

Konst. Kesetimbangan

2. Absorbent harus mempunyai volatility yang rendah.

14

Dalam proses absorpsi akan terjadi sesuatu kesetimbangan dimana gas yang
keluar dari unit absorpsi akan jenuh dengan solvent.Bila volatility solvent tinggi,
akan mengakibatkan banyak solvent terikut gas sehingga kehilangan solvent
besar, kadang-kadang digunakan solvent kedua yang kurang volatile untuk
menangkap solvent volatile yang terikut dalam gas.
3. Absorbent harus tidak korosif, karena akan merusak peralatan.
4. Murah dan mudah didapat sehingga losses tidak terlalu mahal nilainya.
5. Viscositas rendah, sehingga flooding characteristic tinggi P rendah dari heat
transfer baik.
7.14 Stripping

G2

L2

G1
L
Gbs. P>

Strip P<

Gambar 25 Stripping
G dalam stripping dipakai superheated steam.
Kesetimbangan : Y = k . x
Perhitungan 2 :

- Material balance
- Garis operasi
- Curve kesetimbangan
- Kebutuhan steam minimum

-------- Penyelesaian persoalan analog dengan absorbsi. Kalau digambarkan secara


grafis ada perbedaan sebagai berikut :

15

Grafik - 8 mole ratio absorber

Grafik 9 mole ratio stripper

16

You might also like