Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait
dengan gizi, nutrition related disease, pada semua kelompok rentan dari ibu
hamil sampai usia lanjut, memerlukan pelayanan gizi yang bermutu untuk
mempertahankan status gizi yang optimal, sehingga tidak terjadi kekurangan
gizi dan untuk mempercepat masa penyembuhan. Resiko kurang gizi akan
muncul secara klinis pada orang sakit, terutama pada penderit anoreksia,
kesulitan menelan, penyakit saluran cerna disertai mual, muntah dan diare,
infeksi berat, koma dalam waktu lama, kegagalan fungsi saluran cerna, dan
pasien yang mendapat kemoterapi. Disamping itu masalah gizi lebih dan
obesitas yang erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes
mellitus, jantung koroner dan hipertensi, serta penyakit kanker, memerlukan
terapi gizi untuk membantu penyembuhannya (Tim AGK Jurusan Gizi, 2012).
Asuhan gizi merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien
secara optimal baik pada pasien rawat inap maupun konseling gizi pada
pasien rawat jalan.Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat
baik di dalam maupun di luar rumah sakit sebagai salah satu upaya
mewujudkan masyarakat sehat mandiri sesuai dengan visi Kementerian
Kesehatan yang menjadi salah satu tanggung jawab tenaga kesehatan,
khususnya tenaga yang bergerak dibidang gizi (Tim AGK Jurusan Gizi,
2012).
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang sebagai institusi
yang menghasilkan tenaga ahli madya gizi, dimana salah satu kompentensi
yang harus dicapai adalah sebagai pelaksana asuhan gizi klinik.Untuk dapat
mewujudkan kompetensi tersebutdi dalam perkuliahan mahasiswa telah
dibekali dengan teori-teori yang mendukung, namun perlu disadari agar
mahasiswa dapat mengaplikasikan teori tersebut diperlukan suatu bentuk
Praktek Kerja Lapangan (PKL).Oleh karena itu mahasiswa Diploma III Gizi
Semester VI Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemkes Malang diwajibkan
C. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
BBA
TL
LILA
BBI
% LILA
Agama
Alamat
Tanggal MRS
Nomor MR
Diagnosa Medis
: 56,02 kg
: 89,34 %
: Islam
:
::
: akut long odem + uremik long + CKD St 5 +
Hipertensi Nefrosklerosis + Hipertensi St 2 +
Tempat Rawat
()
13,4 17,7
()
4,0 5,5
()
4,3 10,3
Hematokrit 19,00 %
()
40 - 47
(N)
142 - 424
MCV 79,20 fL
()
80 - 93
MCH 26,70 pg
()
27 - 31
(N)
32 - 36
(N)
3,5 - 5,5
(N)
< 200
()
16,6 - 48,5
Kreatinin 16,37
()
< 1,2
3. Fisik / Kinis
Keadaan Umum = Tampak Lemas
Tekanan Darah
= 100/60 mmHg
Nadi
= 89x/menit
Respi Rasi
= 23x/menit
Suhu
= 37 oC
4. Tingkat Konsumsi Energi Dan Zat Gizi
- Energi
= 1155 kkal (58,90%)
- Protein
=33,49 gram (103,36%)
- Lemak
= 33,12 gram (60,81%)
- Karbohidrat
= 180,26 garam (54,08%)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Penyakit
1. Definisi Gagal ginjal kronik
a. Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih
dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan
ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal,
diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m
1) Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi
ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus
berdasarkan:
a) Kelainan patologik
b) Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan
pada pemeriksaan pencitraan
2) Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m selama > 3 bulan
dengan atau tanpa kerusakan ginjal (Chonchol, 2005)
2
Klasifikasi
Etiologi CKD
Dari data yang sampai saat ini dapat dikumpulkan oleh Indonesian
Renal Registry (IRR) pada tahun 2007-2008 didapatkan urutan etiologi
terbanyak sebagai berikut glomerulonefritis (25%), diabetes melitus
(23%), hipertensi (20%) dan ginjal polikistik (10%) (Roesli, 2008).
a. Glomerulonefritis
Istilah glomerulonefritis digunakan untuk berbagai penyakit
ginjal yang etiologinya tidak jelas, akan tetapi secara umum
memberikan gambaran histopatologi tertentu pada glomerulus
(Markum,
1998).
Berdasarkan
sumber
terjadinya
kelainan,
(Mansjoer,
2001).
Berdasarkan
penyebabnya,
daripada
istilah
penyakit
ginjal
polikistik
dewasa
(Suhardjono,1998)
Patofisiologi
Penurunan fungsi ginjal yang progresif tetap berlangsung terus
meskipun penyakit primernya telah diatasi atau telah terkontrol. Hal ini
menunjukkan adanya mekanisme adaptasi sekunder yang sangat berperan
pada kerusakan yang sedang berlangsung pada penyakit ginjal kronik.
Bukti lain yang menguatkan adanya mekanisme tersebut adalah adanya
gambaran histologik ginjal yang sama pada penyakit ginjal kronik yang
disebabkan oleh penyakit primer apapun. Perubahan dan adaptasi nefron
yang tersisa setelah kerusakan ginjal yang awal akan menyebabkan
pembentukan jaringan ikat dan kerusakan nefron yang lebih lanjut.
Demikian seterusnya keadaan ini berlanjut menyerupai suatu siklus yang
berakhir dengan gagal ginjal terminal (Noer, 2006).
B. Penatalaksanaan Diet
1. Jenis Diet
Diet Rendah Protein Rendah Garam 40 gr Makanan Lunak cincang.
2. Tujuan Diet
Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta
menghambat laju kerusakan ginjal dengan cara :
a. Mengendalikan kadar Natrium dan tekanan darah
b. Mencegah menurunnya fungsi ginjal
c. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Syarat Diet
a. Energi cukup yaitu 1500 kkal.
b. Protein cukup yaitu 0,6 gr/kg BB
c. Lemak cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup yaitu 68% dari energi total.
e. Kolestrol dibatasi kurang dari 300 mg
f. Vitamin cukup, terutama vitamin A, C, E sebagai antioksidan.
g. Mineral cukup, terutama kalsium, mangan, dan kalium.
Penggunaan natrium dibatasi.
h. Serat cukup
i. Cairan cukup
j. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
k. Makanan diberikan sesuai dengan standar diet.
4. Prinsip Diet
BAB III
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI
A. Rencana Asuhan Gizi
Rencana Asuhan Gizi terdapat pada Lampiran ke 1
B. Implementasi Asuhan Gizi
1. Diet Pasien
Pasien diberikan Diet DM RP (Makanan saring) sesuai dengan
keadaan/kondisi klinisnya. Berdasarkan hasil pengamatan hari ke I, II,
dan III, pada pasien ini telah terjadi perubahan tingkat konsumsinya
karena nafsu makan pasien sudah membaik. Namun di hari ke II, tingkat
konsumsi energi, protein, dan KH nya menurun, disebabkan nafsu makan
pasien mendadak menurun, tetapi hari ke III, nafsu makan pasien sudah
kembali membaik, dan tingkat konsumsi nya juga sudah meningkat.
Tingkat konsumsi pasien per harinya sudah terjadi perubahan tapi belum
mencukupi kebutuhannya.
2. Edukasi dan Konseling Gizi
Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang Penyakit
CKD + DM dan terapi diet yang diberikan yaitu Diet DM RP (Makanan
saring). Konseling yang diberikan berupa Definisi, Faktor Resiko, Tanda
Gejala, Cara Pencegahan, Bahan makanan yang dianjurkan, dan yang
tidak dianjurkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel. 1
Kriteria Tingkat Konsumsi dari Widya Karya Pangan Gizi 2003
No.
Kategori
1.
Lebih
2.
Baik
3.
Kurang
Range
> 110 %
80 110 %
<80 %
10
Tabel. 2
Monitoring Intake Energi Dan Zat Gizi Pasien Selama 3 Hari Pengamatan
Zat-Zat Gizi
Protein
Lemak
Energi
Hari
I
II
III
Intake
(gr)
56,25gra
KH (gr)
Kebutuhan
(kkal)
2025kkal
(gr)
54 gram
Intake
517,7kkal
13,9gram m
TK.Konsumsi
25,56%
25,74%
gram
67,98%
(%)
Kurang
Kurang
15,20%
Kurang
Kurang
56,25gra
146,2gram
146,2gram
8,6 99,4gram
Kategori
Kebutuhan
2025kkal
54 gram
Intake
453,0kkal
11,3gram m
TK.Konsumsi
22,37%
20,92%
gram
61,28%
(%)
Kurang
Kurang
14,04%
Kurang
Kategori
Kebutuhan
2025kkal
54 gram
Kurang
56,25gra
146,2gram
Intake
453,4kkal
8,7gram
105,8gram
TK.Konsumsi
22,39%
16,11%
1,9gram
72,07%
(%)
Kurang
Kurang
3,3%
Kurang
Kategori
7,9 89,6gram
Kurang
Intake energi dan zat gizi pasien dilihat dengan cara melakukan
recall 3 x 24 jam kepada pasien untuk mengetahui makanan apa saja
yang dikonsumsi dalam tiga hari penuh selama pasien dirawat inap di
rumah sakit. Kemudian hasil tersebut dihitung dan dianalisa. Hasil
analisa
dibandingkan
dengan
kebutuhan
pasien
untuk
Hal ini dikarenakan nafsu makan pasien selama di rawat inap masih
belum membaik.
2. Perkembangan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Penilaian biokimia merupakan pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Penilaian biokimia digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis
yang kurang spesimen, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. Berdasarkan
hasil pemeriksaan biokimia pada hari pertama pengamatan (8 April 2016)
yaitu pemeriksaan Hb yang hasilnya rendah dari pemeriksaan awal terjadi
perubahan menjadi normal pada saat hari terakhir pengamatan.
Pasien melakukan pemeriksaan laboratorium pada pra pengamatan,
dan hari ketiga. Dari hasil laboratorium terjadi perkembangan dari tanggal
8 April 2016 sampai 10 April 2016.
Tabel. 3
Hasil Pemeriksaan Biokimia Pra Pengamatan
Tanggal 8 Mei 2016
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Keterangan
Klorida (CI)
111mmol/L
98 106
()
Kalium (K)
19,2mmol/L
3,5 5,0
()
Natrium (N)
132 mmol/L
136 145
()
Asam urat
12,5 mg/dl
3,4 7,0
()
Kreatinin
1,85 mg/dl
<1,2
()
Ureum
87,70 mg/dl
16,6 48,5
()
12,10 g/dl
()
Hemoglobin (HGB)
12
Eritrosit (RBC)
(N)
Leukosit (WBC)
23,31 103/ul
()
37,70 %
40 47 %
()
362 103/ul
(N)
MCV
80,40 fL
80 - 93 fL
(N)
MCH
25.80 pg
27 31 pg
()
MCHC
32.10 g/dl
32 36 g/dl
(N)
Hematokrit
Trombosit (PLT)
Tabel. 4
Hasil Pemeriksaan Biokimia
Tanggal 9 Mei 2016
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Keterangan
77mg/dl
60 100
(N)
118mg/dl
<130
(N)
Hemoglobin (HGB)
13,90 g/dl
(N)
Eritrosit (RBC)
(N)
Leukosit (WBC)
7,34 103/ul
(N)
41,40 %
40 47 %
(N)
592 103/ul
()
Hematokrit
Trombosit (PLT)
13
MCV
82,80 fL
80 - 93 fL
(N)
MCH
27,80 pg
27 31 pg
(N)
MCHC
33,60 g/dl
32 36 g/dl
(N)
Tabel. 5
Pemeriksaan Fisik/Klinis
Uraian
Kondisi
Suhu
Nadi
Respirasi
Tekanan Darah
8 April 2016
Lemah
36C
88 x/ menit
28 x/ menit
125/90 mmHg
9 April 2016
Lemah
36C
76 x/ menit
28 x/ menit
90/60 mmHg
10 April 2016
Membaik
36C
80 x/ menit
28 x/ menit
120/80 mmHg
Hasil Pengukuran
14
Pengukuran
BB
TB
BBI
Berdasarkan
8 Mei 2015
9 mei 2015
10 mei 2015
90 kg
90 kg
90 kg
176 cm
176 cm
176 cm
69,5 kg
69,5 kg
69,5 kg
tabel diatas pengukuran antropometri selama 3 hari
BAB V
RINGKASAN ASUHAN GIZI
Identitas Pasien/Klien
Hasil Assesment Gizi
Sex: Laki-laki
Usia: 56 tahun
Diagnosa Medis: Emphyema Dextra
BB : 90 kg
TB
: 176 cm
BBI : 69,5 kg
IMT : 30 kg/m2 (Obesitas)
Riwayat Gizi Dahulu:
Pasien mempunyai kebiasaan makan 3-4 kali
sehari biasa mengkonsumsi gorengan soto daging
serta biasa mengkonsumsi minumman bersoda dan
pasien juga sering mengkonsumsi bubur sum-sum
dan juga sering mengkonsumsi jamu dan jarang
belolahraga.
Hasil Recall Energi: 555,8 kalori (27,44%), Protein:
15,8 gram (29,25%), Lemak: 6,6 gram (11,73%),
Diagnosa Gizi
15
NB-1.1
-Kekeliruan pola makan ditandai dengan kurangnya
pengetahuan pasien tentang pangan dan gizi ditandai
dengan mempunyai kebiasaan makan gorengan, soto
daging dan biasa mengkonsmsi minuman yg
bersoda sepeti big cola dan minuman dingin,dan
kebiasaan makan 3-4 sehari jarang berolah raga dan
jarang mengkonsumsi sayuran.
Intervensi Gizi
84,25 gr.
Bentuk Makanan: Saring
Cara Pemberian: Melalui Oral
Intake energi dan zat gizi pasien dilihat
16
17