Professional Documents
Culture Documents
Skenario
Seorang wanita hamil berumur 30 tahun. Ini merupakan
kehamilan pertamanya. Ia menjalani operasi caesar
dikarenakan letak posisi bayi yang tidak normal yaitu posisi
melintang. Keadaan umum ibu tampak pucat dan lemas.
Didapati Hb: 9gr%, tekanan darah:110/75mmhg, dan
kesadaran compos mentis. Setelah beberapa jam kemudian
dokter berhasil melakukan operasi caesar dengan baik dan
mempersiapkan pengobatan. Pengobatan yang utama
diberikan adalah antibiotik. Pasien tidak memiliki alergi obat
dari anamnesis terdahulu. Dalam hal ini dokter kesulitan
untuk menentukan golongan obat manakah yang akan
diberikan kepada pasien. Dokter biasanya menggunakan
obat golongan cephalosporin, tetapi di tempat kerja dokter
hanya tersedia antibiotik golongan penisilin. Dokter
mempertanyakan keefektifan antibiotik golongan penisilin
dalam mencegah infeksi pasca operasi caesar.
PERTANYAAN KLINIS
Apakah antibiotik golongan penisilin dapat
menurunkan angka kejadian infeksi pasca operasi
caesar?
KOMPONEN PICO
Patient : Perempuan berumur 30 tahun
Intervensi : Antibiotik golongan penisilin
Comparison/Control : Antibiotik golongan
cephalosporin
Outcome : Antibiotik golongan penisilin
menurunkan tingkat kejadian infeksi pasca
operasi caesar
KATA KUNCI:
Cesarean delivery AND Penicillins AND
Cephalosporins
Review Jurnal
Tujuan
Untuk menentukan keefektifan dan keamanan dari antibiotik
golongan penisilin (ampisilin) dosis tunggal dibandingkan dengan
antibiotik golongan cephalosporin (cefuroxime) untuk mencegah
kejadian infeksi paska caesar.
Review Jurnal
Metode
Randomisasi
Prospektif
(July 2004- July 2005)
Penilaian preoperatif:
tek.darah, nadi,
temperatur.
Follow up: vital sign,
gambaran klinis, gejala
infeksi.
Dinilai setiap minggu
selama 30 hari.
Eksklusi
a. Jika terdapat
hipersensitifitas pada
terapi
b. Jika telah diberikan
antibiotik 72 jam
sebelumnya
176 pasien
Cefuroxime 1,5g (85
pasien)
Ampisilin 3g (91 pasien)
Diberikan secara
intravena
Endometritis (38/lebih)
SSI (surgical site
infection)
Keberadaan cairan.
Profilaksis gagal jika
ditemukan tanda infeksi
Review Jurnal
Hasil
176 pasien dengan (median umur 28 tahun, IQR 24-32)
dimasukan ke dalam studi selama periode July 2004-July
2005. 85 (48,3%) pasien menerima profilaksis cefuroxime
dan 91 (51,7%) pasien menerima ampisilin. Infeksi paska
operasi terjadi pada 5 dari 86 (5,9%) yang menerima
cefuroxime dibandingkan dengan 8 dari 91(8,8%) pasien
yang menerima ampisilin (p=0,6). Dalam analisis 6 atau
lebih pemeriksaan vaginal berdasarkan operasi (p=0.004),
ruptur membran lebih dari 6 jam (p=0.08) dan kehilangan
darah lebih dari 500ml (p=0.018) berasosiasi pada angka
kejadian infeksi daerah bedah (SSI). Dengan risiko tertinggi
terjadi pada pemeriksaan vaginal yang lebih dari 6 kali. (OR
6.8, 95% CI: 1.4-33.4 p=0.019). Follow up prenatal secara
reguler memberikan efek protektif (OR =0.04,95% CI:0.0050.36, p= 0.004).
Review Jurnal
Kesimpulan
Penggunaan Ampisilin dan cefuroxime aman
digunakan untuk mencegah infeksi paska melahirkan
secara Caesar. Dengan keefektifan yang setara
diantara dua regimen obat tersebut. Kedua antibiotik
aman dan dapat di tolerir dengan tanpa adanya efek
samping atau kejadian yang tidak diinginkan maupun
diduga.
CRITICAL APPRAISAL :
ARTIKEL TERAPI
VALIDITAS
1.1 MENENTUKAN ADA ATAU TIDAKNYA
RANDOMISASI DALAM KELOMPOK DAN
TEKNIK RANDOMISASI YANG DIGUNAKAN
Importance
2.1 MENENTUKAN BESAR EFEK TERAPI
Applicability
3.1 MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENERAPAN
PADA PASIEN (SPEKTRUM PASIEN DAN SETTING)