You are on page 1of 25

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. N USIA 23 TAHUN GI P0000 Abooo, UK 37-38 MGG


ATERM, TUNGGAL, HIDUP, LETAK KEPALA, INTRA UTERIN,
INPARTU KALA I FASE AKTIF

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek klinik dengan judul
Asuhan Kebidanan Pada Ny.A GI P0000Ab000 Uk 37-38 Minggu Aterm, Tunggal,
Hidup, Intra Uterin Inpartu Kala I Fase Laten Dengan KPD Di Ruang VK RSUD
dr.M. Soewandhie Surabaya.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak

mendapatkan

bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Lilian Anggreny, selaku Direktur RSUD dr.M. Soewandhie Surabaya,
yang telah memberi ijin dan kesempatan pada mahasiswa untuk melaksanakan
praktek klinik
2. Dra. Laily Amie, selaku Direktur STIKES Widyagama Husada Malang
3. Ibu Peni Indrawati, S.KM, selaku ketua PRODI DIII Kebidanan STIKES
Widyagama Husada Malang
4. Ibu Sugati, Amd.Keb, selaku kepala ruangan VK dan Nifas RSUD dr.M.
Soewandhie Surabaya
5. Ibu Ana Santi, Amd.Keb, selaku pembimbing ruangan
6. Ibu Jiarti Kusbandiyah, S.SiT, selaku pembimbing Akademik
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan studi kasus ini
Penulis menyadai bahwa dalam teknik penulisan maupun penyusunan
Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga dengan
tersusunnya Asuhan Kebidanan ini dapat menambah pengetahuan, kepustakaan
dan bermanfaat bagi pembaca dan bagi kemajuan di bidang kebidanan.
Malang, 08 Februari 2008
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Sekalipun sebagian besar
persalinan dapat berjalan lancar tetapi bukan berarti tanpa bahaya karena
perubahan keadaan dapat terjadi setiap saat yang mungkin membahayakan ibu dan
janin.
Dengan demikian setiap persalinan selalu memerlukan pengawasan sehingga
pertolongan yang tepat dapat diberikan dalam membina pelayanan kebidanan
yang bermutu dan baik, maka semua ibu hamil harus mendapat kesempatan dan
menggunakan kesempatan untuk menerima pengawasan serta pertolongan dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, dalam upaya menurunkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan anak.
Setelah menyusun laporan asuhan kebidanan pada Ny. L G I P0000 Ab000 UK
38-39 minggu ,tunggal, hidup, let.su, intrauterine, inpartu kala I fase laten , pre
op. diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan dan pelayanan pada ibu
bersalin.
1.2 Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga
dapat memperluas dan menanamkan pengetahuan serta keterampilan dalam
memberikan pelayanan pada ibu bersalin dengan kegawatdaruratan obstetri
b. Tujuan khusus
Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa diharapkan :

Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai dengan analisa data

Mengidentifikasi diagnosa dan masalah

Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial

Mengidentifikasi kebutuhan segera

Merencanakan asuhan kebidanan / membuat rencana tindakan

Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan

Mengawasi hasil pelaksanaan tindakan

1.1. Metode Penulisan


Metode penulisan data yang akan digunakan penulis dalam
pembuatan Asuhan Kebidanan pada kehamilan dengan KPD ini menggunakan
metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif dengan melakukan tinjauan
kasus melalui :
a. Wawancara/anamnese
Komunikasi langsung yang bertujuan untuk mencari informasi guna
melengkapi data pasien dengan cara berkomunikasi baik dengan pasien
maupun keluarga pasien untuk memperoleh data yang akurat
b. Observasi
Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh
data tentang kesehatan pasien
c. Studi dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan jalan melihat catatan/status
pasien, catatan perkembangan pasien dan hasilnya
d. Studi pustaka
Dari buku-buku penunjang
1.2. Pelaksanaan
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan praktek belajar lapangan di RB
&BKIA KARUNIA SIDOARJO mulai tanggal 6 September 2008 sampai
tanggal 22 September 2008.
1.3. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN
Menguraikan tentang : latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup,metode penulisan, pelaksanaan, sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

Menguraikan tentang : konsep dasar persalinan, konsep letak


sungsang, konsep Sectio Sesaria, konsep dasar manajemen
kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
Menguraikan tentang : pengkajian data, identifikasi diagnosa dan
masalah, identifikasi diagnosa dan masalah potensial, kebutuhan
segera, intervensi, implementasi, evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Menguraikan tentang : kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. KONSEP DASAR PERSALINAN
2.1.1
-

Pengertian
Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir / melalui jalan
lain dengan bantuan / tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 1998)

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan


cukup bulan (37 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun janin
(Mochtar, 1998)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat


hidup dan dalam uterus melalui vagina kedunia luar.
(Sarwono, 2005)

2.1.2

Etiologi

a) Teori penurunan hormon


Satu sampai dua minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormone estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun
b) Teori plasenta menjadi tua
Yang akan menyebabkan turunnya kadar progesterone dan estrogen yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim
c) Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemia otot-otot


rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter
d) Teori iritasi mekanik
Terjadinya fleksus frankehauser oleh kepala janin akan menimbulkan
kontraksi rahim
e) Induksi partus-partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
Gagang laminaria
Beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan
tujuan merangsang fleksus frankehauser
Amniotomi : pemecahan ketuban
Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan infuse
f) Teori pkostlagandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua prostlagandin dapat menimbulkan kontaksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
2.1.3

Tanda-Tanda Permulaan Persalinan

1. Lightening / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul


terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering-sering / sudah kencing (Polakisuria) karena kandung
keming tertekan oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus, kadang-kadang disebut False Labour Pains
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresi bertambah bisa
bercampur darah (bloody show)
2.1.4

Tanda-Tanda Inpartu

a. Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
b. Keluar lendir bercampur darah
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d. Serviks mendatar dan pembukaan telah ada

2.1.5

Tahapan Persalinan
1) Kala I
Secara klinis dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita itu
mengeluarkan lender (blood show) dan serviks membuka
Kala I dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten, berlangsung selama 8 jam pembukaan terjadi sangat
lambat sampai menjadi ukuran diameter 3 cm
b. Fase aktif, dibagi menjadi 3 yaitu :

Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi


4 cm

Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan


berlangsung secara cepat diameter 4 cm menjadi 9 cm

Fase deselerasi : pembukaan kembali melambat 2 jam


pembukaan 9 cm 10 cm

Ini terjadi pada primigravida dan pada multi gravida, tetapi pada
multigravida waktunya lebih pendek. Pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 7 jam
2) Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)sampai bayi lahir. Proses ini
berlangsung kira-kira 1,5 jam pada primigravida dan multipara ratarata 30 menit
3) Kala III
Dimulai setelah sesaat bayi lahir sampai plasenta lahir, biasanya
plasenta lepas 6-15 menit setelah lahir.
4) Kala IV
Dimulai Lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum

2.2 KONSEP DASAR LETAK SUNGSANG


2.2.1 Definisi
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri.
(Wiknjostastro, 1999 : 606)
Disebut letak sungsang apabila janin terlihat membujur dalam rahim
dengan bokong pada bagian bawah (RSUD Dr. Soetomo, 1994 : 59 )
2.2.2 Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan didalam uterus.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak
sungsang diantaranya :
-

Hamil kembar

Hidramnion

Plasenta previa

Panggul sempit

2.2.3 Patofisiologi
Faktor-faktor penyebab terjadinya letak sungsang antara lain :
a. Gangguan akomodasi, misalnya pada kelainan bentuk rahim, tumor rahim,
kehamilan ganda, plasenta pada kornu, ekstensi tungkai janin.
b. Gerakan janin yang bebas, misalnya pada hidramnion, janin kecil/
prematur, grande multi gravida.
c. Gangguan fiksasi kepala pada pintu atas panggul, misalnya pada plasenta
previa, tumor panggul, kesempitan panggul, anensefalus/ hidrosefalis.
2.2.4 Bentuk-bentuk letak sungsang
a. Letak bokong murni
Teraba bokong
Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
Kedua kaki bertindak sebagai spalk

b. Letak bokong kaki sempurna


Teraba bokong
Kedua kaki berada disamping bokong
c. Letak bokong tidak sempurna
Teraba bokong
Disamping bokong teraba satu kaki
d. Letak kaki
Bila bagian terendah teraba salah satu dan kedua kaki atau lutut
Dapat dibedakan : letak kaki, bila kaki terendah, letak lutut bila lutut
terendah.
Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan foto abdomen dan
pemeriksaan ultrasonografi.
2.2.5 Penatalaksanaan
1. Antenatal
Kewaspadaan terhadap kasus letak sungsang dimulai sejak kehamilan
24 minggu.
Apabila pada kehamilan 28-30 minggu masih didapatkan letak
sungsang, maka dilakukan USG untuk mencari kemungkinan adanya
kelainan letak plasenta (plasenta previa), cacat bawaan atau kelainan
bentuk rahim.
Apabila pada pemeriksaan USG tidak ditemukan kelainan, maka
dicoba/ dilakukan versi luar ke letak kepala (tanpa paksaan). Dengan
catatan : bahwa tidak didapatkan suatu kontra indikasi untuk tindakan
versi luar (VL) yaitu panggul sempit, perdarahan antepartum, HT.
Penderita diminta kontrol seminggu kemudian.
Apabila versi luar gagal, penderita diminta kontrol seminggu
kemudian dan dicoba versi luar (VL) sekali lagi, bila gagal VL tidak
dilakukan lagi (Soetomo, 1994 : hal 60)
2. Persalinan sungsang
Kaji ulang sungsang

Yakinkan bahwa semua kondisi untuk persalinan aman pervaginam


terpenuhi.

Berikan dukungan emosional


Persiapkan sebelum tindakan untuk pasien, penolong operator asislem
dan kelahiran bayi pasang infus.
Pencegahan infeksi sebelum tindakan
Lakukan semua prosedur dengan halus
Bokong sempurna (fleksi kaki) atau bokong ikstensi kaki (Frank
breech)
Melahirkan bokong dan kaki
Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu
mengedan bersama dengan his.
Vagina perineum kaku, lakukan episitomi
Biarkan bokong turun sampai skapula kelihatan
Pegang bokong dengan hati-hati, jangan lakukan penarikan
Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan :
-

Tekan belakang lutut

Genggam tumit dan lahirkan kaki

Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain

Pegang pinggul tetapi jangan menarik dan melahirkan lengan dengan


teknik brocht.
Melahirkan lengan
Lengan berada di dada bayi
Biarkan lengan lahir spontan satu demi satu, jika perlu berikan
bantuan.
Jika lengan pertama lahir angkat bokong ke arah perut ibu agar lengan
kedua lahir spontan.
Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 dan 2 jari disiku bayi dan
tekan agar tangan turun melewati muka setelah bokong dan kaki lahir

pegang pinggul. Perut 1800 sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi
yang terjungkal ke arah jari tangan. Bantu melahirkan dengan
masukkan 1 atau 2 jari pada lengan atas serta menarik tangan ke bawah
melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan
lahir.
Melahirkan kepala dengan cara Mauriceaus mellivet.
Masukkan tangan kiri ke dalam vagina, letakkan badan bayi di atas
tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda.
Tangan kanan mencekam tengkuk bahu bayi, jari tengah mendorong
oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.
Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tarik kepala
dengan memutar sesuai dengan jalan lahir.
2.2.6 Sikap dalam Menghadapi letak sungsang
Bidan yang menghadapi kehamilan dan persalinan letak sungsang sebaiknya :
1. Melakukan rujukan ke puskesmas, dokter keluarga atau dokter ahli untuk
mendapatkan petunjuk kepastian posisi bayi dalam rahim.
2. Bila ada kesempatan, melakukan rujukan penderita ke rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan persalinan yang optimal.
3. Bila terpaksa, melakukan pertolongan persalinan letak sungsang sebaiknya
bersama dokter puskesmas atau dokter keluarga.
4. Kepada penderita perlu diberikan KIE dan motivasi serta melakukan
perjanjian tertulis dalam bentuk Informed consent
Bidan mempunyai peranan penting untuk ikut serta menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian ibu dan perinatal pada letak sungsang.
2.3 KONSEP DASAR SEKSIO CAESAREA
2.3.1 Pengertian
Suatu Persalinan Buatan,Dimana Janin Dilahirkan Melalui Suatu Insisi Pada
Perut Dan Dinding Rahim Dengan Syarat Rahim Dalam Keadaan Utuh Serta
Berat Janin Diatas 500 Gram
(Prawirohardjo,Sarwono,1998,133)

Suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 gram melalui
sayatan dinding uterus yang masih utuh
(Prawirohardjo,Sarwono,1998,134)
Persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh
dengan berat janin > 1000 gram atau umur kehamilan > 28 minggu
(Manuabua :1999,257 )
2.3.2 Istilah SC
1. seksio caesarea secara primer (efektif)
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio
caesarea tidak diharapakan lagi kelahiran pervaginam,misalnya pada panggul
sempit
2. seksio caesarea sekunder
Kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa bila tidak ada kemajuan
persalinan atau partus percobaan,baru dilakukan SC
3. seksio caesarea berulang
Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio caesarea dan pada kehamilan
selanjutnya dilakukan seksio caesarea ulang
4. seksio caesarea histerektomi
Suatu operasi dimana setelha janin keluar dari kavum uteri dan langsung
dialkukan histerektomi,oleh karena sutu indikasi
5. seksio caesarea porro
Suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri dan langsung
dilakukan histerektomu,misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat
2.3.3 Indikasi SC

Plasenta previa

Panggul sempit

Dispropporsi cephalopelvik

Ruptur uteri mengancam

Partus lama

Distosia servik

Preeklamsi dan hipertensi

Kelainan letak (sungsang,lintang)

(Hanifa,2000)
2.3.4 Jenis-jenis operasi seksio caesarea
seksio caesarea Klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada
korpus uteri
seksio caesarea Ismika atau profumda dengan insisi pada segmen bawah
rahim
seksio caesarea Ekstra peritonealis,yaitu membuka peritoneum parteralis
dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis
Menurut arah sayatan pada rahim, dapat dilakukan sbb:
Sayatan memanjang (longitidinal) memulai kronimg
Sayatan tranversal (melintang)
Sayatan huruf T (T-insicion)
(sarwono,1994)
2.3.4 Komplikasi
a. infeksi puerpuralis (nifas)
- Ringan dengan kenaikan suhu tubuh beberapa hari saja
- Sedang dengan peningkatan lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut
sedikit kembung
- Berat dengan peritolisis sepsis dan, hal ini sering disertai post partum
terlambat dimana sebelumnya terjadi infeksi intra partial karena ketuban
yang telah pecah terlalu lama, penanggulangan adalah dengan pemberian
cairan elektrolit dan antibiotika yang adekuat dan tepat
b. perdarahan disebabkan karena:
- Banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbuka
- Atonia uteri
- Perdarahan plasenta yang berat
c. luka,kandung kemih, emboli paru
d. kemungkinan rupture spontan pada kehamilan mendatang
(Hanifa,2000)

BAB III
TINJAUAN KASUS
I.

PENGKAJIAN DATA
Tanggal

: 07 Juni 2007

Jam

: 08.00 WIB

DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama

: Ny. W Nama suami : Tn. R

Umur

: 21 thn Umur : 25 tahun

Agama : Islam Agama : Islam


Pendidikan

:SMA Pendidikan : SMA

Alamat : BladuKulonRT.08/01
Pekerjaan :

Tani

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng-keceng mulai jam 24.00 disertai pengeluaran darah
dan lender.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita menurun atau penyakit menular
seperti DM, hipertensi, hepatitis dll.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak menderita menurun atau menular seperti DM,
Hipertensi, dll
5. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun
atau menular seperti DM, hipertensi, hepatitis dll

6. Riwayat haid
Menarche

: 14 tahun

siklus

: 28 hari

Konsistensi : encer dan sedikit gumpalan


Warna

: Merah

Lama haid : 7 hari


Banyaknya : ganti softex 2 x / hari
Disminore : HPHT

: 31 Agustus 2006

TP

: 7 Juni 2007

7. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB
8. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No
1

Anak
SuamHamil Persalinan
ii
Uk Usia Jenis PenlngTemp PenyultBBl SexH
1
9 bl Hamil

M
-

Nifas
ASI

KB
Peny
-

ini

9. Riwayat Kehamilan Sekarang


Trimester I : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya kebidan sebanyak
1x karena mempunyai keluhan mual, lalu ibu mendapat obat penambahan
darah dan otot penghilang rasa mual dan plano test (+)
Trimester II : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya kebidan sebanyak
2x untuk melihat kondisi diri dan janin yang dikandungnya, ibu tidak
mempunyai keluhan, menambah obat penambah darah dan suntik TT 2x
Trimester III :

Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya kebidan

menambah obat penambah darah


Penyuluhan yang pernah diperoleh dalam ANC :
- Penyuluhan gizi pada ibu hamil dengan nutrisi yang seimbang pada ibu
hamil diharapkan kebutuhan gizi yang diperlukan ibu dan janin
terpenuhi

- Kontrol secara teratur untuk deteksi dini adanya kelainan dan untuk
mengetahui perkembangan ibu dan janin
- Ibu dianjurkan untuk melakukan perawatan payudara untuk memelihara
kebersihan dan mempersiapkan produksi ASI
- Bu dianjurkan untuk istirahat cukup agar dapat mengurangi energi yang
berlebihan dan akan mendapatkan cadangan energi untuk persalinan
- Ibu dianjurkan untuk melahirkan di bidan, puskesmas, atau RS
- Memberi KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda
inpartu untuk menambah pengetahuan dan pemahaman ibu
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Di rumah :

makan 3x / hari dengan porsi 1 piring nasi, lauk pauk dan

sayuran dan minum air putih


Di RS

: minum ada saat tidak ada his

b. Pola istirahat
Di rumah :
Di RS

ibu tidur malam 7 jam dan tidur siang 1 jam

: ibu merasa sakit pada perutnya dan hanya berbaring di tempat tidur

c. Pola aktivitas
Di rumah :

Ibu melakukan pekerjaan RM sehari-hari yang ringan

ringan saja
Di RS

: Tidak melakukan aktivitas apapun, hanya berbaring di tempat tidur

d. Pola eliminasi
Di rumah :
Di RS

BAB 1-2x / hari, BAK 5-7 x / hari

: Ibu BAK 1 x

e. Pola kebiasaan lain


Ibu tidak pernah mempunyai kebiasaan merokok, minum-minum alcohol,
apapun konsumsi narkoba
f. Pola kebersihan / hygiene
Di rumah :
Di RS

: -

g. Pola seksualitas

Mandi, gosok gigi, ganti pakaian dan CD 2x / hari

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual baik sebelum


maupun menjelang persalinan karena takut
11. Riwayat Psikologi, Budaya, dan Spiritual
Psikologi :

Ibu

merasa

khawatir

dengan

keadaan

janin

dan

kandungannya
Sosial

: Keadaan rumah tangga harmonis, hubungan suami istri dan

keluarga baik
Budaya : Ibu mengatakan mempunyai adat istiadat seperti minum jamu
Spiritual : ibu menganut agama Islam dan taat beribadah
B. Data Obyektif
1.

Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran

: baik

: composmentis

TTV
TD

: 120/80 mmHg

: 80x/menit

Suhu

: 36,7oC

RR

: 24x/menit

TB

: 158 cm

BB

: 50 kg (sebelum hamil)

BB

: 59 kg (saat hamil)

TP

: 20 8 - 2007

Pemeriksaan fisik

Inspeksi
Kepala : Kulit kepala besih, rambut hitam, bergelombang, tidak

ada kelainan

pada kulit kepala


Muka

: Tidak pucat, tidak ada oedema, terdapat cloasma


gravidarum

Mata

: Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus

Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip, bersih, tidak
ada pernafasan cuping hidung.

Telinga

: Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak

ada

pengeluaran serumen.
Mulut

: Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak ada caries gigi, tidak

ada bau

mulut, tidak ada epulis


Leher

: Tidak ada pembesaran tiroid, vena jugularis dan vena

Dada

: Simetris, tidak ada kelainan pada dada

Payudara

simetris,

putting

susu

jugularis

menonjol,bersih

terdapat

hiperpigmentasi areola mamae, terdapat pembesaran


kelenjar montgomeri .
Ketiak

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Abdomen

: terdapat pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak


ada luka bekas operasi, terdapat linie nigra dan strie
livide.

Genetalia

: tidak ada varises, tidak ada oedema, pada vulva terdapat


pengeluaran lendir dan darah

Anus

: Tidak ada haemoroid

Ekstremitas: Simetris, tidak ada oedema, tidak ada varises.

Palpasi
Leher

: tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid

Payudara

: tidak ada benjolan abnormal, terdapat pengeluaran


colostrum .

Abdomen

: Leopold I : TFU pertengahan pusat px (30 cm). Pada


fundus teraba bokong
Leopold II

: teraba punggung sebelah kiri perut ibu

Leopold III

: bagian terendah kepala sudah masuk PAP

Leopold IV

: bagian terendah (kepala) sudah masuk PAP


3/5 bagian

His

:4 x 10 45

TBJ

: (30-12) X 155 : 2790 gram

Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises

Auskultasi
Dada

: Whezzing -/-, ronchi -/-,

Djj (+), 11 10-11, 128 x /menit


Pemeriksaan dalam
Jam

: 18.00 WIB.

VT

: V/V cairan darah dan lender, 6cm, ff 50%, ket +, kepala,tidak ada
bagian kecil disamping bagian terdahulu, UUK, Hodge
II, molase (-)

Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx.: Ny. N usia 23 tahun, GIP0000 Ab000 Uk 37-38, Tunggal Hidup Letkep , Intra
Uterin inpartu Kala I fase Aktif
Ds : Ibu mengatakan kenceng- mengeluarkan lender dan darah dari kemaluannya .
Do : KU : Baik
Kesadaran

: Composmentis

TTV
TD

: 120/80 mm Hg

: 80 x / menit

RR

: 24 x / menit

Suhu

: 36,7 oC

Abdomen : Leopold I : TFU pertengahan pusat px (30 cm). Pada fundus


teraba bokong
Leopold II : teraba punggung sebelah kiri perut ibu
Leopold III : bagian terendah kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : bagian terendah (kepala) sudah masuk PAP 3/5 bagian
V
TBJ
his

: (30-12) X 155 : 2790 gram


:10 4 x 45

Genetalia: Terdapat darah dan lender.


Pemeriksaan Dalam
U/V Cairan darah dan lendir 6 cm. Eff 50 %. Ket (+), Kepala. tidak ada
bagian kecil disamping bagian terdahulu ,UUK, Hodge II, Molase (-)
I.

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


-

II. Indentifikasi Kebutuhan Segera


III. Intervensi
Dx : Ny. N usia 23 tahun, GI P0000 Ab000 Uk 37-38 mgg, Tunggal Hidup
Letkep , Intra Uterin inpartu Kala I fase Aktif dengan Kehamilan Normal.
Tujuan : - Kala 1 berjalan dengan lancar
-Partograf tidak melewati garis waspada
Kriteria Hasil

: - TTV dalam batas normal

- DJJ dalam batas normal (N : 120 x / menit -160 x / menit)


- Perdarahan tidak > 500 cc.
- Tidak dilakukannya episiotomi
Intervensi
1.

Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga


R/ Ibu tidak merasa khawatir dan cemas dengan kondisinya dan bayinya.

2.

Anjurkan ibu untuk tidak menahan kencing


R/ dengan penuhnya kandung kencing, maka akan memperlambat proses
penurunan kepala

3.

Lakukan observasi CHPB dengan partograf


R/ Mengetahui Kemajuan Persalinan dan kesejahteraan Janin

4.

Observasi TTV TD tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam,nadi tiap 30 menit.


R/ Deteksi dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi.

5 . Anjurkan ibu untuk jalan-jalan bila ibu masih kuat, bila tidak kuat anjurkan
ibu untuk tidur miring kiri
R/ dengan ibu melakukan jalan-jalan, maka tonus otot disekitar rahim akan
lemas sehingga menimbulkan kontraksi dan kepala akan cepat turun
6

Berikan ibu minum air yang manis dan makanan yang mudah diserap.
R/ Ibu membutuhkan tenaga untuk meneran pada saat kala II.

Siapkan alat-alat yang diperlukan untuk menolong persalinan.


R/ Persiapan alat sesuai prosedur memudahkan petugas dalam tindakan.

IV. Implementasi
Tanggal

: 8 Agustus 2007

Jam

: 18.30 WIB

Diagnosa : Ny. N usia 23 tahun, GI P0000 Ab000 Uk 37-38 mg, Tunggal Hidup,
Letak kepala , Intra uterin, Inpartu Kala I fase Aktif dengan Kehamilan
Normal.
Melakukan observasi TTV untuk mendeteksi dini adanya komplikasi mungkin
terjadi. Hasil pemeriksaan TTV :
Implementasi
1. Melakukan observasi TTV untuk mendeteksi dini adanya komplikasi yang
mungkin terjadi. (observasi terlampir).
2

Menganjurkan pada ibu untuk kencing agar penurunan kepala bayi tidak

terhambat
3

Melakukan observasi CHPB tiap 30 menit pada fase Aktif

Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan

menjelaskan kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik.


5

Menganjurkan ibu untuk jalan jalan bila ibu masih kuat, dan bila ibu tidak

kuat menganjurkan ibu untuk miring kiri.


6 Memberikan minuman teh manis. Karena dengan ibu mengkonsumsi minuman
yang manis, akan menambah tenaga ibu pada saat meneran.
7 Menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk menolong persalinan. Persiapan
alat sesuai prosedur
1.

Alat-alat :

- Portus Set berisi 2 klem, 1/2 kocher, gunting tali pusat, tali pusat, gunting
episiotomi.
- 2 pasang handscoen steril.
- Spuit 3 cc, Oksitosin 10 IU 2 ampul
- 1 buah metergin
- Penghisap lendir, sungkup, lampu sebagai penghangat.
- Bengkok
- Funandoskop
- Celemek, handuk, alas/ Underpads, pakaian bayi, waslap, pembalut, pakaian
ibu.
- Tempat sampah medis

- Tempat pakaian kotor


- Tempat placento
- Air DTT
- Larutan Clorin 0,5 %
- Betadine
- Kassa steril
- Haeting Set : Jarum benang Catgut, Nalfuder, dan pinset anatomi.
- Lidokain
V. Evaluasi
Tanggal
Jam

: 8 - 8 - 2007

:20.30 WIB

Diagnosa: Ny. N usia 23 tahun, GI P0000 Ab000 Uk 37-38 minggu, Tunggal hidup,
Letak kepala, Intra uterin, Inpartu Kala I fase Aktif
S : Ibu mengatakan kenceng kencengnya semakin sering dan ingin
meneran.ketuban pecah spontan, warnanya jernih.
O : Terdapat tanda gejala Kala II
Genetalia :Terlihat cairan ketuban merembes warnanya jernih dan ada blood show
Pemeriksaan Dalam
V/V Cairan darah dan lendir 10 cm. Eff 100 %. Ket (-), Kepala. tidak ada
bagian kecil disamping bagian terdahulu ,UUK, Hodge III, Molase (-)
Terdapat tanda gejala Kala II
KU

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

DJJ

: 12-11-12

HIS

: 4.10.45

Nadi

: 80 x / menit

= 140 x / menit

A : Ny. N usia 23 tahun, G I P0000 Ab000 Uk 37-38 mgg, Tunggal hidup, Letak
kepala, Intra uterin, Inpartu Kala II
P : -

Siapkan alat-alat partus set


Siapkan ibu dan keluarga, beritahukan pada ibu dan keluarga bahwa
sebentar lagi ibu akan menghadapi persalinan.

Ajarkan ibu cara meneran yang baik saat ada his

Tolong persalinan secara APN

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus yang diambil oleh penulis tidak banyak ditemukan
kesenjangan dengan teori. Penulis memberikan asuhan kebidanan dengan
memperhatikan setiap gejala dan keluhan yang terjadi secara optimal, sehingga
diharapkan tidak terjadi masalah lain yang lebih parah. Dari kasus ini telah
ditemukan :
1. Pengkajian Data
Dalam menganalisa kasus ini tidak ada perbedaan antara teori dan kasus yang
ditemukan
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dalam menganalisa kasus ini tidak ada perbedaan antara teori dan kasus yang
ditemukan
3. Antisipasi Masalah Potensial
Antara teori dan kasus yang ditemukan sama tidak ada kesenjangan
4. Kebutuhan Segera
Antara teori dan kasus yang ditemukan sama tidak ada kesenjangan
5. Intervensi
Antara teori dan kasus yang ditemukan sama tidak ada kesenjangan
6. Implementasi
Pada tinjauan teori tidak dijelaskan tetapi pada tinjauan kasus dijelaskan
7. Evaluasi
Dalam menganalisa kasus ini tidak ada perbedaan antara teori dan kasus yang
ditemukan

BAB V
PENUTUP
-

Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Setiap persalinan memerlukan pengawasan sehingga pertolongan yang tepat
dapat diberikan dalam membina pelayanan kebidanan yang bermutu dan baik,
maka semua ibu hamil harus mendapat kesempatan untuk menerima pengawasan
serta pertolongan dalam kehamilan, persalinan dan nifas, dalam upaya
menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
Setelah menyusun laporan asuhan kebidanan pada ibu hamil inpartu Kala I
Fase aktif dengan kehamilan normal diharapkan mahasiswa dapat memberikan
asuhan dan pelayanan pada ibu bersalin.
-

Saran
Masyarakat, khususnya ibu hamil diharapkan mengetahui tanda-tanda Inpartu

seperti keluarnya lendir darah, komtraksi yang semakin sering dan teratur serta
pecahnya ketuban.
Petugas kesehatan diharapkan meningkatkan pelayanan dan perawatan ibu
bersalins agar tidak terjadi komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Gde Manuaba, Ida bagus, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mochtar Rustam, 2002, Sinopsis Obstertri, Edisi 1 Jilid 2, Jakarta Buku


Kedokteran EGC.
Saffudin, Abdul bari, 2002, Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta ;Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta ; YBPSP.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Ilmu Kebidanan, Jakarta ; YBPSP

You might also like