You are on page 1of 4

Malik Arrozzaq

13150049
Sastra Inggris
Pengantar Studi Islam A
Isu-isu aktual dalam konteks sosial dan humaniora

Miss Muslimah ?

Hampir setiap tahun selalu terjadi pro-kontra diadakannya


kontes kecantikan, mulai dari miss indonesia, miss world , miss
universe, sampai yang terbaru miss muslimah. Beberapa pihak
bahkan

ada

yang

sampai

mengecam

dan

mengutuk

diselenggarakannya kontes-kontes kecantikan tersebut, serta


mempertanyakan

keikutsertaan

indonesia

sebagai

negara

dengan penduduk muslim terbesar di dunia dalam ajang


tersebut.
Khusus untuk kontes kecantikan yang bertajuk miss
muslimah, yang dari namanya seolah tampak islami tetapi
sebenarnya

ini

adalah

hasil

peniruan

dari

kontes-kontes

kecantikan yang sudah ada sebelumnya yang dipelopori oleh


barat yang ketika masuk dunia islam harus berganti nama
supaya

dapat

diterima,

padahal

subtansinya

masih

tidak

berubah. Inti dari semua kontes kecantikan yang ada sebenarnya


sama saja hanya berlainan nama. Kontes kecantikan seperti itu
merupakan upaya barat untuk menjejali kita dengan budaya
kapitalismenya, yang memandang perempuan sebagai komoditi,
mahluk cantik yang dipertontonkan. Kontes kecantikan semacam
itu hanya mengkomersialisasikan perempuan di atas panggung,
dengan lenggak-lenggoknya, mereka memarkan kecantikannya
di hadapan kamera-kamera, mereka hanya dijadikan alat-alat
promosi busana gaya barat,alat-alat kosmetik dan sebagainya.
Sebagai muslimah sejati tidak sepatutnya mereka memamerkan
kecantikannya untuk dilihat/dinikmati semua orang.

Nampaknya budaya populer bertajuk miss-miss-an tadi


sudah menyebar sampai kekampus-kampus, seperti yang terjadi
disebuah kampus Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang
juga latah dengan budaya populer ini. Dalam acara yang bertajuk
Pekan Budaya, yang merupakan kegiatan apresiasi budaya yang
rutin diselenggarakan setiap tahun, diadakan sebuah kontes
kecantikan/ miss missan yang bertajuk miss muslimah. Kontes
ini merupakan modifikasi dari kontes miss misan diluar sana
yang berakar dari budaya barat yang ketika masuk sebuah
kampus islam harus berubah nama menjadi Miss Muslimah.
Jika ditilik dari sejarahnya kontes kecantikan pertama kali
diadakan

di

Amerika

pada

tahun

1854.

Namun

kontes

kecantikan itu ditutup karena adanya protes publik dan uniknya


panitia penyelenggara kontes kecantikan yang pertama di dunia
tersebut

sebelumnya

kecantikan

untuk

sukses

hewan,

sukses

anjing

dan

menggelar
burung.

kontes

Kemudian

kesuksesan itu di uji cobakan untuk manusia.


Bersumber dari Republika Online, Tuti Alawiyah, seorang
tokoh muslimah indonesia yang juga merupakan Ketua Badan
Kontak

Majlis

Ta'lim

(BKMT),

memberikan

pandangannya

mengenai Miss World Muslimah yang diadakan di Indonesia pada


tahun 2014 dan ajangajang mis-miss yang lain secara umum,
beliau

menyebutkan

bahwa

ajang-ajang

seperti

ini

tidak

pas/sesuai dalam Islam, karena hanya sekedar memamerkan


fisik secara individual. Karena, kata Tuti, dalam Islam tidak
diperbolehkan seorang wanita menunjukkan fisiknya selain
kepada muhrimnya. Tuti mengaku lebih menyukai persaingan
lain seperti dalam ilmu dan olahraga. "Saya tidak setuju kalau
ada persaingan ajang kecantikan," katanya. Ajang Miss World
Muslimah dan ajang miss-miss yang lain dipandangnya tidak

akan bisa membangun citra Islam, terutama Muslimah. Baginya,


ajang ini tetap saja tidak ada dalam hukum Islam. Menurutnya,
ajang ini cuma ajang pamer kecantikan semata. "Dalam islam
kan

tidak

dianjurkan

untuk

pamer-pamer

kecantikan,"

tambahnya. Untuk itu, Tuti mengingatkan bagi siapapun yang


mendukung ajang kontes kecantikan terutama Miss World
Muslimah agar menilai kembali dengan benar mengenai ajang
tersebut. Karena, menurutnya, ajang ini tidak tepat dalam Islam.
Para pegiat kontes kecantikanpun berinovasi, dengan
berargumen bahwa kontes ini tidak hanya menjadikan kecantikan
sebagai

kriteria

utama,

lalu

muncul

jargon

3B

Brain

(kecerdasan), Beauty (kecantikan), dan Behavior (kepribadian).


Mereka membungkus kontes ini dengan jargon 3B agar dapat
diterima

masyarakat

pertanyaan

adalah

secara

umum.

bagaimana

Lantas
menilai

yang

menjadi

kecerdasan,

kecantikan,kepribadian seseorang hanya dalam waktu beberapa


jam atau beberapa hari saja. Adakah diadakan tes IQ atau
semacamnya untuk menilai itu, atau kalaupun diadakan tes
semacam itu, apakah cukup untuk mengetahui kecerdasan atau
kepribadian seseorang, tentu Tidak. Jadi yang bisa dinilai hanya
1B saja yaitu Beauty, kecantikan secara fisik. Apapun alasannya,
dengan konsep 3B sekalipun, secara kenyataan peserta hanya
dinilai dari kecantikan secara umum yaitu secara fisik saja.
Konsep barat dalam ajang miss misan tersebut sungguh
sangat

bertolak

belakang

dengan

konsep

Islam.

Islam

memandang wanita sebagai mahluk yang terhormat dan mulia


yang wajib mendapat perlindungan. Islam melindungi wanita
degan mensyariatkan untuk menutup aurat mereka dihadapan
laki-laki yang bukan mahramnya, dan juga melarang kaum
wanita untuk berhias secara berlebihan. Dan wanita islam

dihargai bukan dari penampilan fisiknya melainkan amal shalih


mereka dan ketaatannya terhadap Allah swt.

You might also like