Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
I.1. BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
I.1.1 Definisi
Bayi Berat Lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2499 gram).
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan:
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1.500 gram.
Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1.000
gram.
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan), mungkin
juga cukup bulan (dismatur).
Untuk mendapat keseragaman, pada kongres European Perinatal
Medicine ke 2 di London (1970) telah diusulkan definisi sebagai berikut :
I.1.2
Epidemiologi
Angka kejadian BBLR di RSCM pada tahun 1986 adalah 24%. Angka
kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70% dan 73% dari
seluruh kematian yang disebabkan oleh BBLR. Dibandingkan dengan bayi cukup
bulan, BBLR mempunyai insidens rawat inap di rumah sakit lebih tinggi selama
satu tahun pertama hidupnya, yang disebabkan premturitas, infeksi, neurologis,
dan gangguan psikoilogis
1
I.1.3
Klasifikasi
I.1.3.1 Dismaturitas
I.1.3.1 Definisi
Dismaturitas adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya kurang
dibandingkan dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi bayi itu
(kecil masa kehamilan = KMK). Batasan yang diajukan oleh Lubchenco
(1963) adalah setiap bayi yang berat lahirnya sama dengan atau lebih
rendah dari 10th percentile untuk masa kehamilan pada Denver
intrauterine growth curves atau di bawah 2SD menurut kurva
pertumbuhan intrauterine Usher dan Mc lean. Ada 2 bentuk menurut
renfield (1975), yaitu :
1. Proportionate IUGR: Janin menderita distress lama, gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan
sebelum bayi lahir, sehingga berat, panjang dan lingkar kepala dalam
proporsi seimbang, tetapi secara keseluruhan masih di bawah masa
gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya wasted,
karena retardasi pada janin terjadi sebelum pembentukan jaringan
adiposa
2. Disproportionate IUGR: Terjadi akibat distress subakut. Gangguan
terjadi beberapa hari sampai minggu sebelum lahir. Panjang dan
lingkaran kepala normal, tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi.
Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda bayi kurus dan lebih panjang,
jaringan lemak di bawah kulit sedikit, kulit kering keriput dan mudah
diangkat.
Pada bayi IUGR terjadi juga perubahan organ-organ tubuh, dimana
perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.
I.1.3.1.2. Etiologi
1. Faktor ibu, seperti hipertensi dan penyakit ginjal kronik, diabetes
melitus berat, toksemia, hipoksia ibu (tinggal di daerah pegunungan,
hemoglobinopati, penyakit paru kronik), gizi buruk, drug abuse,
alkoholisme.
2
2.
3.
I.1.3.2
Prematuritas murni
I.1.3.2.1 Definisi
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
Usher (1975) menggolongkan bayi tersebut dalam tiga kelompok :
1. Bayi yang sangat prematur (extremely premature) : Masa gestasi 24
30 minggu.
2. Bayi prematur derajat sedang (moderately premature) : Masa gestasi
3136 minggu.
3. Borderline premature : Masa gestasi 3738 minggu. Bayi ini
mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti
bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul
problematika seperti yang dialami bayi prematur, seperti sindrom
gangguan pernapasan, hiperbilirubinemia, daya isap yang lemah dan
sebagainya, sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama.
I.1.3.2.2 Etiologi
1.
Faktor ibu
Penyakit
yang
berhubungan
langsung
dengan
2.
4.
5.
Tidak diketahui.
4
perubahan posisi. Edema yang hebat merupakan tanda bahaya bagi bayi
tersebut. Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum,
diabetes mellitus dan toksemia gravidarum.
Frekuensi nadi berkisar antara 100140 kali/menit. Frekuensi
pernapasan bervariasi, terutama pada hari-hari pertama. Pada hari pertama
frekuensi pernapasan 4050 kali/menit. Pada hari berikutnya 3545
kali/menit. Bila frekuensi pernapasan terus meningkat atau selalu di atas 60
kali/menit, harus waspada akan kemungkinan terjadinya sindrom gangguan
pernapasan, seperti membran hialin, pneumonia, gangguan metabolik atau
gangguan susunan saraf pusat.
I.1.3.2.4 Permasalahan
1. Suhu tubuh tidak stabil. Karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh
yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibatnya kurangnya
jaringan lemak bawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas
dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas
yang berkurang oleh karena lemak coklat yang sedikit, serta pusat
pengaturan suhu yang belum sempurna fungsinya.
2. Gangguan pernapasan. Disebabkan oleh kurangnya jumlah surfaktan (rasio
lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan paru
yang belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga
yang mudah melengkung. Penyakit gangguan pernapasan yang sering
diderita bayi prematur adalah penyakit membrane hialin dan pneumonia
aspirasi. Disamping itu sering timbul pernapasan periodik dan apnea
yang disebabkan oleh pusat pernapasan di medulla oblongata belum
matur.
3. Gangguan pencernaan dan nutrisi. Terjadi distensi abdomen akibat dari
motilitas usus kurang, volume lambung berkurang sehingga waktu
pengosongan
lambung
bertambah,
daya
untuk
mencerna
dan
Akibatnya
bayi
menjadi
hipoksia,
hipertensi,
dan
Bayi dalam
Bayi prematur mudah sekali diserang infeksi, hal ini disebabkan karena
daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup
membentuk antibodi dan daya tahan fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan belum baik.
I.1.4
Prognosis
Angka kematian bayi dianggap disebabkan oleh infeksi, kematian ini
dapat dicegah. Ada juga kenaikan insidens kegagalan untuk tumbuh, sindrom
kematian bayi mendadak, penyiksaan anak, dan tidak adequatnya ikatan
antara ibu-bayi prematur.
Pada umunya, semakin hebat tingkat prematuritasnya dan semakin
rendahnya berat badan lahir bayi, semakin besar pula kemungkinan timbulnya
deficit intelektual dan neurologis.
I.1.5
Pemulangan Pasien
Sebelum pemulangan, bayi premature harus dapat minum smua nutrisi
10
BAB II
AFTER CARE PATIENT
II.1. Identitas Pasien Dan Keluarga
II.1.1. Identitas Pasien
Nama
: By. Sena
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 1 bulan
Alamat
: Bawen
Agama
: Islam
Pendidikan
: Pekerjaan
:II.1.2. Identitas Kepala Keluarga
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Agama
Pendidikan
Suku Bangsa
Pekerjaan
Tri Atmojo
Kakek
Laki-laki
2.
Watik
Rahayu
Nenek
Wanita
3.
Wawan
Bapak
Laki-laki
4.
Noviyanti
Ibu
Wanita
5.
Fitri
Bibi
Wanita
6.
Arif
Paman
Laki-laki
7.
An. Sena
Pasien
Laki-laki
11
46
tahun
39
tahun
26
tahun
17
tahun
6
tahun
1,5
tahun
1
Pekerjaan
SD
Buruh
Bangunan
SD
IRT
SMK
Buruh
Bangunan
SMP
IRT
bulan
II.2.2. Genogram Keluarga
Keterangan :
Laki-laki
Pasien
Perempuan
Gambar 1. Diagram Genografi keluarga
II.2.3. Denah Rumah
Dapur 2
Dapur 1
W
C
Kama
r
pasie
Ruang
keluarga
Kamar
2
Guda
Kama
r 1
c. Riwayat Nutrisi :
ASI ibu keluar sedikit, ibu di rawat Ruang Bougenville. Pasien di
beri susu formula BBLR menggunakan dot dan NGT
d. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum:
Vital Sign :
- Nadi
- RR
- Suhu
BBL : 1450 gr
PB
: 39 cm
LK
: 26 cm
13
LL : 8,5 cm
LD
Kulit
: 28 cm
: licin, tipis,lanugo banyak, kemerahan (+), pucat (-),
sianosis (-), ikterus (-)
Kepala : Mesocephal, UUB (+) belum menutup, Suturae:
tidak
pipi,kening
Mata
: Pupil bulat isokor, reflek cahaya +/+, Ca(-/-),SI (-/-),
Hidung
: Simetris, nafas cuping hidung (-), deformitas (-),
secret (-)
Telinga
:Lentur, secret (-/-), septum deviasi (-) , terdapat tulang
rawan pada pinggir pinna, cepat rekoil.
Mulut
: bibir kering (-), sianosis (-), labio palatoschicic (-)
Leher : pembesaran limfonodi (-)
Thorak: aerola datar, diameter < 0,75 cm dan pinggir rata
Pulmo:
Inspeksi
: Dinding dada simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi
: Fremitus Taktil Kiri = Kanan,
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi
: Suara nafas vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/
Cor:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi
Abdomen:
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas
Superior
14
Inferior
Deformitas
-/-/Akral dingin
-/-/cyanosis
-/-/Capilary refil
< 2 detik
< 2 detik
- Tonus otot lemah
- Kedua lengan dan tungkai dalam posisi semi fleksi, Garis
lipatan telapak kaki jelas pada 2/3 anterior
Punggung : spina bifida (-), meningokel (-)
Genitalia : anus (+),testis belum turun, rugae scrotum sedikit meliputi
seluruh scrotum
Refleks Neonatal
-
Moro -/-
Rooting (+)
Menggenggam +/+
e. Pemeriksaan Lab
Hb
: 14,3 g/dL
Leukosit
: 10,6 ribu
Eritrosit
: 4,12 juta ( )
Ht
: 41,8 %
MCV
: 101,5 mikro m3
MCH
: 35 pg
MCHC
: 34,2 %
RDW-CV
: 14,9 %
Trombosit
: 222.000/mm3
( )
f. Diagnosis :
BBLSR (prematuritas murni), Neonatus Preterm, Asfiksia Sedang
g. Penatalaksanaan
:
Non Farmakologi:
Rawat incubator
Farmakologi:
O2 1 tpm
NGT: 8x2,5 cc
Cefotaxim 2x75 mg
Gentamisin 2 x 8 mg
Aminofilin 3x6 mg
Monitoring
Thorak : retraksi suprasternal (+), cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat (+), cyanosis (-), sklerem (+)
2. Tanggal 27/8/2014
Tangisan kuat , Gerak aktif
Menyusu (+) NGT 205 cc sejak kemarin
Bak dan bab (+)
Ku : lemah, warna kemerahan
BB: 1100 gr,PB: 39,1 cm, LK: 26 cm, LD: 28 cm, LL: 8,5 cm
Mata: cekung (-), cuping hidung (-)
16
Vital sign :
N : 102x/menit
RR : 44 x/menit
T : 36,7 (Axiller)
Thorak : pulmo dan cor dalam batas normal, retraksi suprasternal (-)
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas :akral hangat (+), cyanosis (-) sklerem (-)
Hasil konsul mata:
- Perdarahan retina
- Kemungkinan ROP belum dapat disingkirkan
Tangisan kuat
Vital sign :
N : 102x/menit
RR : 44 x/menit
T : 37 (Axiller)
Edukasi :
Pijat bayi
Jika ada keluarga yang sedang flu atau batuk agar menggunakan
masker, bayi jangan di cium
Jika terdapat tanda bahaya pada bayi atau bayi malas minum susu
segera bawa ke dokter
Demam (-)
Batuk (-) pilek (-)
Minum susu (+)
BAK dan BAB normal
LK
: 31 cm
LD
: 28 cm
LL
: 9 cm
PB
: 42
Tanda Vital
- RR
- HR
- Suhu
- BB
Kepala
Rambut
Wajah
Mata
Hidung
: 40 x/menit
: 126 x/menit
: 36,7 C
: 1300 gr
: Bentuk normocephal, lanugo menipis
: Hitam, Distribusi merata, tipis, tidak mudah di
cabut
: Simetris
: Konjungtiva anemis (-/-), seklera ikterik (-/-),
Pupil isokor (+/+), refleks cahaya (+/+)
: Nafas cuping hidung (-), discharge (-)
18
Mulut
Leher
Thoraks
Pulmo
Cor
angkat (-)
Perkusi : Tidak terdapat pelebaran batas jantung
Auskultasi : S1 > S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : Datar, jaringan parut (-), tali pusat sudah lepas
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit <
2detik
Perkusi : Timpani di seluruh regio abdomen
Ekstremitas:
Superior
Deformitas
-/Akral dingin
-/Cyanosis
-/Capilary refil
< 2 detik
- Kedua lengan dan tungkai dalam posisi fleksi,
- Garis lipatan telapak kaki jelas pada 2/3 anterior
Genitalia
Refleks
: Moro +/+
19
Inferior
-/-/-/< 2 detik
Rooting (+)
Isap (+)
Menggenggam +/+
20
21
berukuran 8x8
meter, terdiri dari tiga kamar, satu ruang keluarga, dua dapur, satu gudang,
dan tidak memiliki kamar mandi, namun memiliki 1 jamban berjenis leher
angsa di samping rumahnya. Lantai rumah pasien sebagian berupa semen
yang dikeraskan dan sebagian berupa tanah. Dinding rumah pasien berupa
tembok bata yang tidak di semen dan atap rumah pasien sebagian terbuat
dari asbes dan sebagian dari genting dan tidak memiliki langit-langit.
Sinar matahari tidak dapat masuk rumah dengan baik. Rumah tidak
mempunyai ventilasi yang tidak mencukupi dan kamar pasien hanya
mempunyai 1 jendela berukuran 50 cm X 50 cm dan tidak dapat di buka.
Kebersihan dan kerapian rumah kurang baik. Ketika mandi keluarga pasien
mandi di sungai dekat rumahnya, untuk keperluan memasak sumber air
didapatkan dari sumur di belakang rumah pasien.
II.7 Diagram Realita Pada Keluarga
Genetik
Yankes
Status Kesehatan
22
Perilaku
Pelayanan kesehatan
terjangkau
rh
d
keluarga
Penyelesaian
Menjelaskan
tentang
berat
kenaikan
diharapkan,menjaga kehangatan
badan
sangat
berat
rendah,
badan
yang
dan
metode
kanguru
dan
kerapihan
Kurangnya
untuk
perhatian
merawat
bayi,
keluarga
kandang
dan
kandang
ayam
pasien
- Memberitahukan
menjauhkan
dari
kamar
agar
sering
tidak
kanguru
masker,
serta
23
Kegiatan yang
Keluarga
dilakukan
yang
- Menjelaskan tentang
Hasil kegiatan
terlibat
Orang tua
September
permasalahan pada
memahami
2014
penjelasan yang
diberikan yaitu:
tentang cara
membuat susu
formula
formula dengan
Mengajarkan cara
benar
-
metode kanguru
Memberitahukan agar
Orang tua
kanguru
Orang tua pasien
menjaga kebersihan
akan membuat
meletakkan ayam di
meletakkan
24
kandang dan
kandang tersebut di
menjauhkan kandang
luar rumah
pasien
akan menyediakan
Memberitahukan jika
merokok di dekat
dapat mengganti
dan menggunakan
masker, serta
tidak mempunyai
biaya
barang-barang berbulu
Memberitahukan agar Orang tua
Orang
tua
akan
sering memberikan
membawa
kontrol ke RSUD
dan rajin
ambarawa
memeriksakan pasien
tanggal
ke pelayanan
september 2014
kesehatan terdekat
BAB III
KESIMPULAN
25
pasien
pada
26
d. Faktor penyulit
-
e. Indikator ketidakberhasilan
26
27
HALAMAN BELAKANG
DAPUR 1
28
DAPUR 2
KAMAR PASIEN
RUANG KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1. Markum, A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I Cetak Ulang 2002.
Balai Penerbit FKUI : Jakarta , 2002.
29
30