You are on page 1of 12

OPERATIONS MANAGEMENT

Case: Motorolas Global Strategy

Angkatan 38 Eksekutif A kelas B


Kelompok 1:
Dicky Toretto
Habinsaran Novandi Siswoko
Rany Dwi Amanda
Nesya

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1.

Latar Belakang Perusahaan

Motorola merupakan perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat.


Motorola berpusat di kota Schaumburg, Illinois. Bisnis yang dijalani Motorola
selama ini tidak hanya dibidang telepon selular, namun juga dalam bentuk design,
penjualan wireless network infrastructure, industri media channel seperti radio
dan televisi serta stasiun transmisi.
Motorola pada awalnya bernama Galvin Manufacturing Corporation
yang didirikan tahun 1928. Pendiri perusahaan ini yaitu 2 orang bernama Paul
Galvin dan Joseph Galvin. Produk awal Motorola adalah batu baterai. Kemudian
pada tahun 1930, nama Galvin Manufacturing Corporation pun berubah menjadi
Motorola.
Nama Motorola berasal dari salah satu jenis produk Galvin
Manufacturing Corporation yaitu radio mobil. Nama radio mobil yang dibuat
oleh perusahaan ini pada saat itu adalah Victrola. Kemudian karena digerakkan
oleh Motor, maka perusahaan kemudian berganti nama menjadi Motorola.
Pada awal perkembangannya, Motorola banyak bermain dibidang
pengembangan produk-produk yang berhubungan dengan radio. Motorola
merupakan perusahaan pertama yang menciptakan walkie-talkie dan nantinya
akan menjadi perusahaan pertama yang menciptakan telepon selular.
Pada tahun 1955, logo Motorola pun diluncurkan. Ditahun ini, bisnis
Motorola meningkat, tidak hanya terbatas pada radio, namun telah sampai pada
bisnis televisi. Pada tahun 1958, Motorola merupakan perusahaan yang
menciptakan transmisi radio untuk para astronot NASA di Amerika dalam
perjalanan pertama ke bulan.
Tahun 1960, Motorola pertama kali meluncurkan TV berukuran 19 inch,
yang saat itu merupakan TV dengan ukuran terbesar di dunia. Tahun 1963,
Motorola juga adalah perusahaan pertama yang membuat TV berwarna yang
kemudian menjadi standar industri televisi hingga sekarang ini.
Motorola adalah perusahaan pertama yang membuat telepon selular.
Tepatnya pada tahun 1991, Motorola membuat GSM pertama di dunia di
Hanover, Jerman. Tahun 1994, perkembangan GSM yang dibuat Motorola

sampai pada tahap penyatuan digital radio system, paging, data dan suara dalam
satu item yang kemudian dikenal sebagai handphone/mobile phone. Tahun 1995,
Motorola juga membuat sistem pager pertama yang memungkinkan pengiriman
pesan antara 2 orang melalui operator.
1.1.2. Case Background
Motorola menguasai pasar AS untuk produksi telepon seluler dan pager.
Motorola juga telah memenangkan beberapa persaingan di seluruh dunia dalam
upaya melakukan ekspansi ke luar negeri. Tetapi pada saat itu terjadi kendala
saat Motorola melakukan ekspansi ke negara Jepang. Melihat hal tersebut,
Motorola mulai berfokus untuk melakukan kompetisi dengan beberapa
perusahaan Jepang. Motorola harus memiliki strategi baru untuk dapat
memenangkan persaingan tidak hanya di Jepang tetapi juga di negara negara lain
yang juga menjadi target pasar dari Motorola.
1.2. Problem Statement (Dilanjutkan oleh dickyy)
1.3. Case Problem
1. What are the components of Motorolas international strategy?
2. Describe how Motorola might have arrived at its current strategy as a
result of a SWOT analysis.
3. Discuss Motorolas primary business strategy.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. What are the components of Motorolas international strategy?

Agar dapat bersaing secara internasional, Motorola memiliki tujuan yang


akan dicapai, yaitu :

1. Improving Quality
Motorola telah menerapkan six sigma dalam menentukan kualitas
produknya. Motorola saat ini memiliki tujuan untuk melipatgandakan
kualitas perbaikan produknya setiap 2 tahun. Komitmen Motorola untuk
kualitas produk telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari
Malcolm Baldrige Quality Award.

2. Increasing Motorola Productivity

Investasi

Motorola

di

pasar

global

memungkinkan

untuk

mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan melayani mereka melalui


jaringan distributor di seluruh dunia. Ekspansi ke pasar luar negeri telah
memungkinkan Motorola untuk menjaga biayanya tetap rendah dan
mengurangi biaya variabel seperti transportasi barang. Kerja sama
Motorola dengan UPS juga memungkinkan untuk membuat menjadi lebih
efektif dan efisien dalam mendistribusikan produk Motorola kepada
pelanggan.

3. Regaining Lost Market Share


Motorola memiliki keunggulan yaitu kemampuan untuk cepat
menentukan apa yang pelanggan inginkan dan butuhkan. Hal ini bertujuan
agar Motorola tidak kehilangan target pasarnya selain itu Motorola selalu
berupaya untuk menanggapi dengan cepat setiap kebutuhan dan desain
produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Untuk memperkuat posisi pasar, Motorola selalu meningkatkan kualitas
dalam pengiriman produknya kepada pelanggan yaitu dengan cara
mengarahkan sistem interaksi dan mengembangkan dukungan pelanggan,
layanan, perangkat lunak dan strategi konten

4. Lowering Cost
Motorola telah mampu menawarkan produk-produk berkualitas tinggi
dengan harga yang kompetitif. Investasi dalam globalisasi, keuntungan
sebagai inisiator, integrasi vertikal, dan akuisisi juga telah membantu
Motorola untuk tetap menjaga dalam memproduksi dengan biaya rendah.
Selanjutnya, hubungan Motorola dengan mitra bisnis dan pemasok juga
telah memungkinkan untuk memperoleh bahan baku dengan biaya
rendah.

Ada banyak alasan mengapa sebuah operasi bisnis domestik memutuskan


untuk

berkembang menjadi international, yaitu untuk mengurangi biaya,

memperpaiki rantai pasok, memberikan produk dan pelayanan yang lebih baik,
memperoleh pasar yang baru, memperbaiki proses operasional. Terdapat pilihan
strategi untuk berkembang menjadi global/international company, yaitu :

1. Strategi Internasional
Menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar global. Strategi ini
merupakan yang paling mudah dilakukan tetapi manfaat yang dirasakan tidak
terlalu signifikan karentingkat tanggapan lokal rendah dan pengurangan biaya
sedikit.
2. Strategi Multidomestik
Pada strategi ini, yang dilakukan perusahaan adalah membagi kewenangan
dengan memberikan otonomi yan gcukup berarti pada setiap bisnis.
Contohnya mendirikan cabang perushaan dan menyediakan waralaba pada
neara yang akan dituju.
3. Strategi Global
Strategi global mempunyai tingkat sentralisasi yang tinggi, dimana kantor
pusat mengkoordinasikan organisasi untuk mencari standar dan pembelajaran
diantara pabrik, sehingga dapat menghasilkan skala ekonomis
4. Strategi Transnasional
Strategi ini menggabungkan keuntungan dan efisiensi skala global dengan
respon local. Strategi ini menjelaskan kondisi dimana segala input baik
material, tenaga kerja maupun pemikiran keluar dari batasan nasional. Untuk
perusahaan yang menggunakan strategi ini, aktifitas utamanya tidak terpusat
di perusahaan induk tetapi tiap cabang melaksanakan tugasnya sendiri.

Agar dapat mencapai tujuan dan untuk dapat bersaing secara internasional
Motorola menggunakan strategi global dimana perusahaan didirikan di
beberapa negara namun tetap terstandarisasi oleh perushaan induk. Secara
spesifik, strategi global ditempuh dengan terlebih dahulu mempelajari
bagaimana Jepang menjalankan perusahaanya dan berkompetisi dengan
negara Jepang itu sendiri. Dalam menjalankan strategi tersebut, Motorola
memiliki komponen-komponen strategi sebagai berikut:

1. Observasi
Melakukan observasi dengan mengirimkan para pimpinan ke Jepang
untuk mengetahui bagaimana berkompetisi lebih baik, mengetahui
bagaimana operasi yang dilakukan oleh Jepang dan bagaimana
menjalankan fungsinya dengan baik. Dari hasil observasi, menghasilkan
informasi sebagai berikut :

1. Mengetahui bahwa perusahan Jepang sangat optimis dalam


mencapai suatu tujuan, contohnya Hitachi yang memiliki
target dalam menaikan produktivitas sampai 200%, sementara
motorola hanya memiliki tujuan yang rendah dibandingkan
Hitachi, yaitu 20% peningkatan produktivitas
2. Motorola menyadari Jepang bergerak lebih cepat dalam hal
manufaktur suatu produk dan pengembangan produk.

2. Product Improvement
Motorola menaikan budget untuk R&D agar dapat melakukan
penelitian untuk pengembangan produk yang kompetitif.

3. Six Sigma
Motorola menempatkan suatu komitmen bahwa kualitas adalah yang
terpenting. Sehingga Motorola menginginkan tercapainya six sigma, yaitu
keberhasilan kualitas suatu produk sebesar 99.99997% dimana pada
akhirnya Motorolla dapat mencapai level quality seperti yang diinginkan
sehingga mendapatkan penghargaan Malcolm Baldrige National Quality

4. Pengarahan Sumber Daya


Para karyawan mendapatkan pelatihan agar dapat mendalami teknik
dari kualitas suatu produk.

2.2. Describe how Motorola might have arrived at its current strategy as a result of
a SWOT analysis.
SWOT yang dimiliki oleh Motorola adalah sebagai berikut:
Strength

Weakness

1. Motorola

adalah

perusahaan

salah

consumer

satu

electronics

yang menjadi pemimpin di dunia.


2. Motorola penemu teknologi dan
memiliki

keuntungan

penggerak

pertama
3. Awal 1980an, Motorola dikontrol
pasar

AS

muncul

perangkat

komunikasi nirkabel seperti telepon


seluler, pager, dan Radio frekuensi
tinggi.
4. Motorola

mempertahankan

penjualan, pelayanan dan fasilitas


manufaktur

seluruh

dunia,

1. Motorola dipertahankan lama strategi


dalam

melakukan

bisnis,

adalah

konservatif dan tidak ambisius.

2. Motorola

puas

dalam

posisi

kepemimpinan di pasar AS, dan


gagal untuk secara agresif bersaing
dengan

perusahaan-perusahaan

Jepang yang muncul.

melakukan bisnis di enam benua dan


mempekerjakan lebih dari 139,000
orang di seluruh dunia.
5. Motorola berkomitmen kuat untuk
memberikan kepuasan pelanggan,
perbaikan

terus-menerus

dan

menetapkan

standar

dari

baru

kualitas.
Opportunity

Threat

1. Motorola

dapat

bersaing

dan

1. Perusahaan elektronik Jepang adalah

memperluas secara global.

pesaing berat dalam hal biaya dan


kualitas kepemimpinan.

2. Informasi dan teknologi komunikasi


cepat, dengan penemuan-penemuan

2. Hambatan untuk masuk, pemasok

baru yang terjadi setiap menit.

listrik, ancaman pengganti, tingkat

Motorola

persaingan, dan pembeli Power

dapat

kecepatan
produk

ini

baru

menyesuaikan

penemuan
dan

dengan

inovatif

dan

teknologi.

2.3. Discuss Motorolas primary business strategy


Dalam menyikapi persaingan di pasar global; terutama persaingan dengan kompetitor
dari Jepang; para eksekutif di Motorola sepakat untuk menerapkan sebuah komitmen baru
yaitu komitmen terhadap kualitas yang lebih dikenal sebagai Total Quality Management
(TQM). Menurut Jay Haizer dan Barry Render, terdapat tujuh konsep yang dapat dilakukan
dalam penerapan TQM yang efektif di dalam suatu perusahaan, yaitu: (1) Continuous
Improvement, (2) Six Sigma, (3) Employee Empowerment, (4) Benchmarking, (5) Just-InTime, (6) Taguchi Concept, (7) TQM Tools. Dengan adanya komitmen terhadap kualitas,
Motorola diharapkan dapat kembali mengambil market share mereka yang hilang seperti
yang telah dijelaskan dalam bahasan diskusi nomor 1 pada paper ini.

Saat ini, dalam menjalankan bisnisnya Motorola berfokus terhadap hal-hal berikut ini:
1) Six Sigma Quality
Pada saat konsep ini ditemukan oleh engineer Motorola; Bill Smith; pada tahun
1986, konsep ini digunakan sebagai ukuran dalam mengukur seberapa banyak
produk gagal yang dihasilkan yang tujuannya adalah meningkatkan kualitas di
kemudian hari. Dengan adanya konsep ini diharapkan hanya akan ditemukan <3,4
Defects Per Million Opportunity (DPMO), yang artinya dalam satu juta produksi
hanya akan ditemukan maksimum 3,4 produk yang gagal. Awalnya konsep ini hanya
diterapkan pada bagian manufacturing saja, akan tetapi seiring berjalannya waktu
konsep ini juga dapat diaplikasikan di sisi/departemen bisnis yang lain dengan tujuan
yang sama yaitu untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam menyikapi
persaingan global, saat ini Motorola sedang mengembangkan konsep six sigma yang
sudah ada dengan tujuan akan didapatkan hasil dimana jumlah produk gagal akan
dihitung dalam satuan milliar (Defects Per Billion Opportunity/ DPBO).
2) Mengurangi Cycle Time
Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk,
mengisi suatu pesanan, dan/atau waktu yang dibutuhkan untuk mengubah suatu
sistem produksi dari suatu produk ke produk lain. Saat ini, Motorola mencanangkan
strategi terkait cycle time yaitu mereka ingin mengurangi cycle time sebesar sepuluh
kali lipat setiap lima tahun.
3) Employee Empowerment
Sebuah research mengungkapkan bahwa 85% penyebab kegagalan suatu produk
terjadi karena material dan proses produksi itu sendiri, bukan dari kinerja karyawan.
Studi lainnya menyatakan bahwa delegasi tanggung jawab sampai ke level karyawan
pelaksana/shop-floor cenderung dua kali lipat lebih produktif dibandingkan dengan
mereka yang menerapkan delegasi top-down. Atas dasar fakta tersebut, Motorola
membentuk Motorola Participative Management Program (PMP) untuk menerapkan
suatu sistem yang dapat melibatkan seluruh karyawan dalam pengambilan
keputusan.
4) Profit Improvement
Motorola telah mengimplementasikan six sigma sejak 1986 di seluruh operasional
mereka. Hasilnya adalah saat ini Motorola berada diposisi ketiga pangsa pasar dalam
bidang pager dan telepon seluler, diposisi kedua dalam penjualan semiconductor,

dan 56% pendapatan mereka dihasilkan dari penjualan luar negri. Dengan adanya
ketiga faktor; six sigma quality, mengurangi cycle time, dan employee empowerment;
diharapkan pada tahun 2002 Motorola dapat meraih 75% pendapatan mereka dari
pasar luar negri.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

You might also like