You are on page 1of 10

SENSOR LEVEL AIR DENGAN METODE GAYA APUNG

LAPORAN INSTRUMENTASI

Oleh :

Nama
: Nurmania Irmala Sari
NIM
: 131810201004
Kelompok
:1
Asisten
: Muhammad Irfan
Tanggal Praktikum :18 Mei 2016

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016

Sensor Level Air dengan Metode Gaya Apung


Latar Belakang
Berdasarkan pada kasus pengaturan ketersediaan air yang dibutuhkan perusahaan agronomi
maka dibutuhkan suatu sensor level air yang dapat mengendalikan ketersediaan air pada suatu tandon
air. Sensor yang kami bangun menggunakan alat sederhana sehingga mudah untuk dirancang dan
tidak membutuhkan biaya yang mahal. Pengendalian ketersediaan air ini mengunakan system gaya
apung benda yang dipengaruhi oleh gaya hook. Dengan mengamati perubahan jarak dari pegas yang
digunakan maka level air pada tendon dapat dideteksi sehingga pengaturan ketersediaan air dapat di
kendalikan. Sensor level air dengan metode gaya apung ini penting dilakukan mengingat kebutuhan
pengendalian air bagi tanaman dan metode tanam yang akan dilakukan perusahaan dapat
dilaksanakan dengan baik.
System pengendalian level air yang kami buat memiliki beberapa kelebihan, keterbatasan
kerja dan kekurangan diantaranya :
1. Kelebihan system pengendalian
a. Bahan yang digunakan relatif terjangkau dan murah
b. Dapat mengukur level air pada tandon dengan cepat karena level air proposional dengan
perubahan panjang pegas.
c. Sangat mudah untuk dibangun karena desain system pengendalian yang sederhana.
2. Kelurangan system pengendalian
a. Membutuhkan pegas dan katrol dengan konstanta pegas dan konstanta gesek kecil
b. Konstanta pegas dapat berubah dalam jangka waktu tertentu
c. Beban tercelup langsung ke dalam air memungkinkan massanya berubah, misalnya karena
ditumbuhi lumut.
3. Keterbatasan system pengendalian
a. Tidak dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama karena keadaan system dapat
berubah.
b. Tidak dapat mengukur perubahan level air yang sangat kecil.
c. Permukaan cairan yang diukur harus datar (cairan harus tenang)
System pengendalian ini dapat diaplikasikan untuk pengendalian ketersediaan air pada tandon
ruamah atau perusahaan sekaligus mengetahui level dari air. Apabila system dihubungkan dengan
perangkat elektronik otomatis maka dapat mengendalikan ketersediaan air secara otomatis sesuai
dengan ketersediaan air yang kita inginkan. System pengendalian ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui ketersediaan bahan bakar yang digunakan pada mesin pabrik.
Tujuan dibangunnya system pengendalian ketersediaan air ini adalah untuk menjaga
ketersediaan air sekaligus mengukur level air dari tandon air dengan system pengendalian yang
mudah dan ekonomis. Dengan menjaga ketersediaan air ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan
akan kebutuhan air dapat terjamin baik diperusahaan atau perumahan. Di bandingkan dengan system
pengendalian air yang ada di pasaran misalnya metode pelampung, system ini dapat dengan mudah
dibuat sendiri karena hanya membutuhkan biaya yang murah dan bahan yang digunakan sangat
terjangkau.
Metode Analisis
1. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada sensor level air dengan gaya apung adalah sebagai
berikut:
a. Katrol, untuk mengubah arah gaya pegas

b. Pegas, sebagai objek yang diamati perubahan panjangnya


c. Bola bekel, sebagai beban yang akan dipengaruhi oleh gaya pegas dan gaya apung
d. Tali, untuk menghubungkan pegas dan beban.
e. Mistar, untuk mengukur perubahan panjang pegas.
2. Desain Percobaan

Gambar 2.1 Desain Rangkaian Sensor Level Air Dengan Metode Gaya Apung

3. Metode Analisis
a. Saluran pengeluaran terbuka dan saluran pengisian tertutup
(

( )

)
( )

( )

( )

persamaan ini merupakan persamaan kuadratik dengan


( )

sebagai fungsi waktu sehingga.

( )

b. Saluran pengisian terbuka dan saluran pengeluaran tertutup


(

( )

( )

persamaan ini merupakan persamaan linier dengan


( )

sehingga transfer function

c. Kedua saluran terbuka


(

Karena diasumsikan sistem simetris maka aliran fluida bersifat liner,


hubungan linear terhadap , sehingga didapatkan

Dengan

adalah tetapan waktu pada system.

RQ1 H
( )
( )

dH
dt

( )

( )
) ( )
( )
( )

( )

( )
) ( )

d. Analisa dari sensor level yang digunakan

mempunyai

Hasil
Berikut hasil yang didapatkan pada pengujian alat desain sensor level air dengan metode gaya
apung :
a. Pengukuran Langsung :
1. Saluran pengisian terbuka dan saluran pengeluaran tertutup
NO

h (cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9

0
2
4
6
8
10
12
14
16

t (s)
t

t
0
5,42
11,827
17,234
23,141
28,548
34,355
39,762
46,169

0
5,39
11,797
17,204
23,111
28,518
34,325
39,732
46,139

t
0
5,41
11,817
17,224
23,131
28,538
34,345
39,752
46,159

0,000
5,407
11,81367
17,221
23,128
28,535
34,342
39,749
46,15567

0
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05

Gambar 2. Grafik hubungan level air terhadap waktu pada proses pengisian

2. Saluran pengisian tertutup dan saluran pengeluaran terbuka


NO

h (cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9

16
14
12
10
8
6
4
2
0

t
0,00
0,13
0,32
0,49
0,71
1,20
1,90
3,13
5,32

t (s)
t
0,00
0,13
0,31
0,50
0,78
0,92
1,50
3,25
5,60

t
0,00
0,12
0,34
0,43
0,72
0,93
1,62
2,97
4,78

t
0,00
0,127
0,323
0,473
0,737
1,017
1,673
3,117
5,233

0
1,11E-05
7,78E-05
0,000478
0,000478
0,008411
0,014044
0,006578
0,057911

Gambar 3. Grafik hubungan level air terhadap waktu pada proses pengosongan

3. Saluran pengisian pengeluaran terbuka


NO

h (cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9

0
2
4
6
8
10
12
14
16

t
0,00
0,40
0,52
1,11
1,82
2,20
3,90
6,63
13,14

t (s)
t
0,00
0,43
0,65
0,93
1,78
2,92
3,50
6,56
14,25

t
0,00
0,32
0,41
0,86
1,93
2,93
3,62
6,71
13,92

t
0,00
0,383
0,527
0,967
1,843
2,683
3,673
6,633
13,770

0
0,001078
0,004811
0,005544
0,002011
0,058411
0,014044
0,001878
0,1083

Gambar 4. Grafik hubungan level air terhadap waktu pada proses pengisian dan
Pengosongan bersamaan

b. Pengukuran Tidak Langsung


1. Saluran pengisian terbuka dan saluran pengeluaran tertutup
NO

x (cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5

t (s)
t

t
0
2,42
4,83
7,24
9,65
12,06
14,47
16,88
19,29
21,7

0
2,39
4,8
7,21
9,62
12,03
14,44
16,85
19,26
21,67

t
0
2,41
4,82
7,23
9,64
12,05
14,46
16,87
19,28
21,69

0,000
2,407
4,817
7,227
9,637
12,047
14,457
16,867
19,277
21,687

0
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05
7,78E-05

Gambar 5. Grafik hubungan level air terhadap waktu pada proses pengisian

2. Saluran pengisian tertutup dan saluran pengeluaran terbuka


NO

x (cm)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

t
0,00
0,23
0,42
0,59
0,81
1,30
2,00
3,23
5,42
7,42

t (s)
t
0,00
0,23
0,41
0,60
0,88
1,02
1,60
3,35
5,70
7,70

t
0,00
0,22
0,44
0,53
0,82
1,03
1,72
3,07
4,88
7,88

t
0,00
0,227
0,423
0,573
0,837
1,117
1,773
3,217
5,333
7,667

0
1,11E-05
7,78E-05
0,000478
0,000478
0,008411
0,014044
0,006578
0,057911
0,017911

Gambar 6. Grafik hubungan level air terhadap waktu pada proses pengosongan

3. Saluran pengisian pengeluaran terbuka


NO

x (m)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5

t
0,00
0,70
0,82
1,41
2,12
2,50
4,20
6,93
13,44
20,62

t (s)
t
0,00
0,73
0,95
1,23
2,08
3,22
3,80
6,86
14,55
19,47

t
0,00
0,62
0,71
1,16
2,23
3,23
3,92
7,01
14,22
20,22

t
0,00
0,683
0,827
1,267
2,143
2,983
3,973
6,933
14,070
20,103

0
0,001078
0,004811
0,005544
0,002011
0,058411
0,014044
0,001878
0,1083
0,113611

Gambar 4. Grafik hubungan level air terhadap waktu pada proses pengisian dan
Pengosongan bersamaan

Pembahasan

Pembahasan pada praktikum sensor level air dengan metode gaya apung ada dua cara
pengukuran yang pertama secara langsung dan secara tak langsung dimana saat secara langsung
kelompok kami mengunakan penggaris yang di celupkan pada wadah untuk mengukur ketinggian air
yang keluar baik dalam proses pengisian , pengosongan , pengisian dan pengosongan dimana
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali pada tiap-tiap proses yang dilakukan. Pada proses pengisian
secara langsung dimana selang pengosongan ditutup , dengan menggunakan penggaris di peroleh
grafik yang linier dimana semakin besar nilai dari ketinggian maka semakin lama waktu yang di
butuhkan . Kelompok kami menggunakan ketinggian dengan nilai dari 0,2,4,6,8,10,12,14,16 (dalam
satuan cm ) dengan beda antara nilainya adalah 2 cm kami mengamati bertambahnya air melalui
penggaris dengan proses pengisian . Selanjutnya adalah proses pengosongan pada proses ini selang
pengisian di tutup dimana nilai ketinggian dari 0,2,4,6,8,10,12,14,16 ( dalam satuan cm ) kemudian
air di kosongkan melalui selang pengosongan yang ada di bawah kemudian dihitung waktu yang di
butuhkan sehingga nilai dari pengosongan tersebut grafik yang di peroleh semakin besar nilai
ketinggian air yang ada dalam tandon semakin cepat waktu yang di perlukan sebaliknya semakin
kecil nilai ketinggian pada tandon maka semakin lama waktu yang di butuhkan ini di buktikan
dengan grafik yang menurun setelah ketinggian air berada pada angka 2cm waktu yang di peroleh
adalah 3,13s sedangkan pada saat air berada pada ketinggian 14cm waktu yang di perlukan sebesar
0,13s , yang terakhir adalah proses pengisian dan pengosongan dimana baik selang pengisian dan
pengosongan di biarkan sama-sama terbuka dengan ketinggian 0,2,4,6,8,10,12,14,16,18 (dalam
satuan cm ) di peroleh grafik semakin besar nilai ketinggian waktu yang di peroleh semakin lama
sebaliknya semakin kecil nilai ketinggian waktunya semakin cepat pada saat nilai ketinggian
mencapai 16cm waktu yang di perlukan pada proses pengosongan dan pengisian adalah 13,14s
sedangkan pada nilai ketinggian 2cm di peroleh waktu sebesar 0,40s.
Selanjutnya pada proses pengisian , pengosongan , pengisian dan pengosongan dengan
pengukuran tak langsung dimana dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan cara mengukur
perubahan panjang pegas yang di pengaruhi gaya berat dan gaya apung . Massa dengan berat 122,8
gr dimana kami menggunakan massa dengan cara pelampung diisi air kemudian diikat menggunakan
pentil yang diletakkan pada katrol dimana pentil ini menjadi nilai x yang kemudian digunakan
mengukur perubahan panjang dari pentil tersebut . Pada proses pengisian dengan selang pengosongan
ditutup nilai dari x yang kami gunakan adalah sebesar 0,0.5,1,1.5,2,2.5,3,3.5,4,4.5 (dalam satuan
cm) dimana beda antara nilai satu dan yang lain adalah cm .Saat tandon diisi dengan air dimana
massa dalam tandon terangkat sehingga panjang pada pentil akan berubah yang diukur menggunakan
penggaris di peroleh grafik semakin tinggi nilai dari x maka semakin lama waktu yang di perlukan
untuk memuat beban terangkat sehingga grafik yang di peroleh pada proses pengisian linier . Pada
proses pengosongan dengan nilai dari x sebesar 0,0.5,1,1.5,2,2.5,3,3.5,4,4.5 (dalam satuan cm)
grafik hubungan yang di peroleh adalah semakin tinggi nilai x semakin kecil waktu yang di
butuhkan , sebaliknya semakin kecil nilai x semakin waktu yang dibutukan semakin lama dimana
grafiknya turun pada x sebesar 4cm di peroleh waktu sebesar 0.23s pada x sebesar 0.5cm di
peroleh waktu sebesar 5.42s.Selanjutnya pada proses pengisian dan pengosongan semakin kecil nilai
x maka waktu yang di butuhkan semakin cepat sebaliknya semakin besar nilai x waktu yang di
butuhkan semakin lama . Pada nilai x sebesar 0.5 cm di butuhkan waktu sebesar 0,70s, pada x
sebesar 2,5cm dbutuhkan waktu sebesar 2,50s,dan pada x sebesar 4,5 dubutuhkan waktu 20,6

Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini bahwa instrument yang dibuat dapat dikatakan berhasil.
Tingkat keberhasilan dari instrument yang dibuat 95% berhasil dengan 5% eror yang diperoleh
karena sifat elastisitas pegas yang berubah sebagai fungsi waktunya. Hal ini dapat dibuktikan dengan
perolehan hasil yang didapatkan sama dengan prediksi sifat sistem secara teoritik yaitu dengan
transfer function pada analisis yang kami buat.

You might also like