You are on page 1of 35

KONSEP MEDIS

GLAUKOMA
A. Definisi
Glaukoma adalah Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokular. ( Barbara C Long, 2000 : 262 )
Glaukoma

merupakan

sekelompok

penyakit

kerusakan

saraf

optik(neoropati optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan


tekanan okular pada papil saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang
pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika lapang pandang sentral terkena.
(Bruce James. et al , 2006 : 95)
Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh
peningkatan abnormal tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg).
(Elizabeth J.Corwin, 2009 : 382)
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejalayang tidak
langsung,

yang

secara

bertahap

menyebabkan

penglihatan

pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya


mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar
dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata
akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya
saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

B. Etiologi
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan oleh
:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di
celah pupil
Secara umum, penyebab glaucoma terdiri dari :
1. Primer
-

Akut : Dapat disebabkan karena trauma.

Kronik : Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga (Diabetes


mellitus, Arterisklerosis, Pemakaian kortikosteroid jangka panjang, .
Miopia tinggi dan progresif)

2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain seperti : Katarak, Perubahan lensa, Kelainan
uvea.
C. Klasifikasi
1. GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
Glaukoma akut hanya terjadi pada mata yang sudut bilik mata
depannya memang sudah sempit dari pembawaannya. Jadi ada faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya penutupan sudut bilik mata
depan.
a. Faktor Pre-Disposisi
Pada bilik mata depan yang dangkal akibat lensa dekat pada
irirs maka akan terjadi hambatan aliran akuos humor dari bilik
mata belakang ke bilik mata depan, yang dinamakan hambatan
pupil

(pupillary

block)hambatan

ini

dapat

menyebabkan

meningkatnya tekanan di bilik mata belakang.


Pada sudut bilik depan yang tadinya memang sudah
sempit,dorongan ini akan menyebabkan iris menutupi jaringan
trabekulum.akibatnya akuos humor tidak dapat atau sukar
mencapai jaringan ini dan tidak dapat di salurkan keluar.terjadilah
glaukoma akut sudut tertutup.
Istilah pupillary block penting untuk di ingat dan di fahami karena
mendasari alasan pengobatan dan pembedahan pada glaukoma
sudut tertutup.
Keadaan-keadaan yang memungkinkan terjadinya hambatan
pupil ini ditemukan pada mata yang bersumbu pendek dan lensa
yang secara fisiologik trus membesar karena usia,iris yang tebal

pun di anggap merupakan faktor untukmempersempit sudut bilik


depan.
b.

Faktor pencetus
Peningkatan jumlah akuos humor yang mendadak di bilik mata
belakang akan mendorong iris ke depan hingga sudut bilik mata
depan yang memang sudah sempit akan mendadak tertutup. Tidak
diketahui dengan jelas apa yang menyebabkan hal tersebut.

c.

Dilatasi pupil
Pupil melebar, iris bagian tepi akan menebal ; sudut bilik mata
depan yang asalnya sudah sempit, akan mudah tertutup.

2.

GLAUKOMA KONGESIF AKUT


Seseorang yang datang dalam fase serangan akut glaukoma memberi kesan
seperti orang yang sakit berat dan kelihatan payah; mereka diantar oleh
orang lain atau di papah. Penderita sendiri memegang kepala nya karena
sakit, kadang-kadang pakai selimut. Hal inilah yang mengelabui dokter
umum; sering dikiranya seorang penderita dengan suatu penyakit sistemik.
Dalam anamnesis, keluarganya akan menceritakan bahwa sudah sekian
hari penderita tidak bisa bangun, sakit kepala dan terus muntah-muntah,
nyeri dirasakan di dalam dan sekitar mata. Penglihatanya kabur sekali dan
dilihatnya warna pelangi di sekitar lampu.
Apabila mata diperiksa, ditemukan kelopak mata bengkak, konjungti
va bulbi yang sangat hiperemik (kongesif), injeksi siliar dan kornea yang
suram. Bilik mata depan dangkal dapat dibuktikan dengan memperhatikan
bilik mata depan dari samping. Pupil tampak melebar, lonjong miring agak
vertikal atau midriasis yangg hampir total.
Refleks pupil lambat atau tidak ada. Tajam penglihatan menurun
sampai hitung jari. Sebenarnya dengan tanda-tanda luar ini ditambah
anamnesis yang teliti sudah cukup untuk membuat suatu diagnosis
persangkaan yang baik.
Glaukoma Absolut adalah istilah untuk suatu glaukoma yang sudah
terbengkalai sampai buta total. Bola mata demikian nyeri, bukan saja

karena tekanan bola mata yang masih tinggi tetapi juga karena kornea
mengalami degenerasi sehingga mengelupas (keratopati bulosa).
3.

GLAUKOMA SUDUT TERBUKA


Hambatan pada glaukoma sudut terbuka terletak di dalam jaringan
trabekulum sendiri, akuos humor dengan leluasa mencapai lubang-lubang
trabekulum,tetapi sampai di dalam terbentur celah-celah trabekulum yang
sempit, hingga akuos humor tidk dapat keluar dari bola mata dengan
bebas.

4.

GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder ialah suatu jenis glaukoma yang timbul sebagai
penyulit penyakit intraokular.
a.

Glaukoma Sekunder Karena Kelainan Lensa Mata


Beberapa contoh adalah luksasi lensa ke depan maupun ke belakang,
lensa yang membengkak karena katarak atau karena trauma, protein
lensa yang menimbulkan uveitis yang kemudian mengakibatkan
tekanan bola mata naik.

b.

Glaukoma Sekunder Karena kelainan Uvea


Uveitis

dapat

menimbulkan

glaukoma

karena

terbentuknya

perlekatan iris bagian perifer ( sinekia ) dan eksudatnya yang


menutup celah celah trabekulum hingga outflow akuos humor
terhambat. Tumor yang berasal dari uvea karena ukuranya dapat
menyempitkan rongga bola mata atau mendesak iris ke depan dan
menutup sudut bilik mata depan.
c.

Glaukoma Sekunder Karena Trauma Atau Pembedahan


Hifema di bilik mata depan karena trauma pada bola mata dapat
memblokir saluran outflow tuberkulum. Perforasi kornea karena
kecelakaan menyebabkan iris terjepit dalam luka dan karenanya bilik
mata depan dangkal. Dengan sendirinya akuos humor tidak dapat
mencapai jaringan trabekulum untuk jaringan keluar. Pada
pembedahan katarak kadang kadang bilik mata depan tidak
terbentuk untuk waktu yang cukup lama, ini mengakibatkan

perlekatan iris bagian perifer hingga penyaluran akuos humoer


terhambat.
d.

Glaukoma Karena Rubeosis Iris


Trombosis vena retina sentral dan retinopati diabetik acapkali disusul
oleh pembentukan pembuluh darah di iris.
Di bagian iris perifer pembuluh darah ini mengakibatkan perlekatan
perlekatan sehingga sudut bilik mata depan menutup.
Glaukoma yang ditimbulkan biasnya nyeri dan sulit diobati.

e.

Galukoma Karena Kortikosteroid


Dengan munculnya kortikosteroid sebagai pengobatan setempat pada
mata, muncul pula kasus glaukoma pada penderita yang memang
sudah ada bakat untuk glaukoma. Glaukoma yang ditimbulkan
menyerupai glaukoma sudut terbuka. Mereka yang harus diobati
dengan kortikosteroid jangka lama, perlu diawasi tekanan bola
matanya secara berkala.

f.

Glaukoma Kongesif
Glaukoma konginental primer atau glaukoma infantil.
Penyebabnya ialah suatu membran yang menutupi jaringan
trabekulum sehingga menghambat penyaluran keluar akuos humor.
Akibatnya kornea membesar sehingga disebut Buftalmos atau mata
sapi.

g.

Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut menurapakan stadium terakhir semua jenis
glaukoma disertai kebutaan total. Apabila disertai nyeri yang tidak
tertahan, dapat dilakukancyclocryo therapy untuk mengurangi nyeri.
Setingkali enukleasi merupakan tidakan yang paling efektif. Apabila
tidak disertai nyeri, bola mata dibiarkan./

C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga).

2. Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu.


3. Mual, muntah, berkeringat.
4. Visus menurun.
5. Edema kornea.
6. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma
sudut terbuka).
7. Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya.
8. TIO meningkat.

D. Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor
aquelus oleh badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar
humor aquelus melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan
kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular dianggap
normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer
Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23
mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli
yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut
saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan fungsi
secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular, akan timbul
penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :
1. Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi
berkas serabut saraf pada papil saraf optik.
2. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf
optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada
bola mata. Bagian tepi papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada
bagian tengah sehingga terjadi penggaungan pada papil saraf optik.
3. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih
belum jelas.

4. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan


serabut saraf optik

Pathway
Trauma, keturunan dalam keluarga
(Diabetes mellitus, Arterisklerosis,
Pemakaian kortikosteroid jangka
panjang, Miopia tinggi dan
progresif)

penyakit mata lain seperti :


Katarak,
Perubahan
lensa,
Kelainan uvea.

Peningkatan
okuler

Bola mata terlihat


menonjol

Dx

Tekanan
pembuluh
darah diretina

Nyeri mata dikepala

Suplai O2 ke mata
menurun

Dx Nyeri
Kroni
s

intra

Tekanan pada
saraf optik

Terjadi tekanan tinggi


di bola mata

Nyeri
Akut

tekanan

Bertambahnya
produksi
cairan mata oleh badan
ciliary

Iskemik
Resiko retinopati
(kebutaan)

Tekanan pada
saraf fagus

Kerusakan
retina,
gangguan fungsi
penglihatan

Dx

Ketidakseimbanga
Penurunan
n nutrisi
kurang
1. Bertambahnya produksi
cairan
mata
fungsi
oleh badan ciliary
penglihatan,
memurun
2.

Berkurangnya

Kebutaan

Dx. Gangguan
citra tubuh
Dx.

Mual muntah

Gangguan
persepsi
sensori

Dx.
Resiko

pengeluaran

cairan

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Oftalmoskopi untuk melihat fondus mata bagian dalam yaitu retina, diskus
optikus macula dan pembuluh darah retina
2. Nometri adalah alat untuk mengukur tekanan intra okuler, nilai yang
mencurigakan apabila berkisar antara 21 - 25 mmHg dan dianggap patilogi
bila melebihi 25 mmHg
3. Perimetri adalah kerusakan nervus optikus memberika gangguan lapang
pandangan yang khas pada glaukoma. Secara sederhana, lapang pandang
dapat diperiksa dengan tes konfrontasi
4. Pemeriksaan ultrasonotrapi adalah gelombang suara yang dapat digunakan
untuk mengukur dimensi dan struktur okuler

F. Komplikasi
1. Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma, glaukoma penutupan
sudut akut adalah suatu kedaruratan medis.agens topikal yang digunakan
untuk mengobati glaukoma dapat memiliki efek sistemik yang merugikan,
terutama pada lansia. Efek ini dapat berupa perburukan kondisi jantung,
pernapsan atau neurologis.

2. Peningkatan TIO
Ditandai dengan nyeri okular, nyeri di atas alis dan mual. Cegah klien
membungkuk, mengangkat benda berat, mengejan pada saat buang air
besar, batuk dan muntah.
3. Hipotoni (penurunan TIO)
Dapat menyebabkan perdarahan koroid, atau lepasnya koroid, ditandai
dengan nyeri yang dalam di dalam mata dengan awitan pasti, diaphoresis
atau perubahan tanda vital.
4. Infeksi

Pantau tanda vital. Infeksi harus dicegah karena klien dapat mengalami
kehilangan pandangan atau kehilangan mata itu sendiri.

G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi glaukoma adalah dengan menurunkan tekanan
intraokular serta meningkatkan aliran humor aquos (drainase) dengan efek
samping yang minimal. Penangananya meliputi:
Farmakologi :
1. Penatalaksanaan Medis
Glaukoma Primer
a) Pemberian tetes mata Beta blocker (misalnya timolol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol) yang kemungkinan akan
mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.
b) Pilocarpine untuk memperkecil pupil sehingga iris tertarik dan
membuka saluran yang tersumbat.
c) Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine
dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi
pembentukan cairan)
d) Minum larutan gliserin dan air biasa untuk mengurangi tekanan dan
menghentikan serangan glaukoma.
e) Bisa

juga

diberikan inhibitor karbonik

anhidrase

(misalnya

acetazolamide).
f)

Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan


manitolintravena (melalui pembuluh darah).

Glaukoma sekunder

Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika


penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk
melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
Glaukoma kongenitalis
Untuk mengatasi Glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.
Non Farmakologi :
Apabila obat tidak dapat mengontrol glaukoma dan peningkatan TIO
menetap, maka terapi laser dan pembedahan merupakan alternatif.
2. Terapi Laser
Laser iridotomy melibatkan pembuatan suatu lubang pada bagian mata
yang berwarna (iris) untuk mengizinkan cairan mengalir secara normal
pada mata dengan sudut sempit atau tertutup (narrow or closed angles).
Laser trabeculoplasty adalah suatu prosedur laser dilaksanakan hanya pada
mata-mata

dengan

sudut-sudut

terbuka

(open

angles).

Laser trabeculoplasty tidak menyembuhkan glaukoma, namun sering


dilakukan daripada meningkatkan jumlah obat-obat tetes mata yang
berbeda-beda. Pada beberapa kasus-kasus, dia digunakan sebagai terapi
permulaan atau terapi utama untuk open-angle glaukoma. Prosedur ini
adalah metode yang cepat, tidak sakit, dan relatif aman untuk menurunkan
tekananintraocular. Dengan mata yang dibius dengan obat-obat tetes bius,
perawatan laser dilaksanakan melalui lens kontak yang berkaca pada sudut
mata (angle of the eye). Microscopic laser yang membakar sudut
mengizinkan cairan keluar lebih leluasa dari kanal-kanal pengaliran.
Laser cilioablation (juga dikenal sebagai penghancuran badan ciliary
ataucyclophotocoagulation) adalah bentuk lain dari perawatan yang
umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan bentuk-bentuk yang
parah dari glaukoma dengan potensi penglihatan yang miskin. Prosedur ini
melibatkan pelaksanaan pembakaran laser pada bagian mata yang

membuat

cairan

menghancurkan

aqueous
sel-sel

(ciliary

yang

body).

membuat

Pembakaran

cairan,

dengan

laser

ini

demikian

mengurangi tekanan mata.


3. Terapi Pembedahan
Trabeculectomy adalah suatu prosedur operasi mikro yang sulit, digunakan
untuk merawat glaukoma. Pada operasi ini, suatu potongan kecil dari
trabecular meshwork yang tersumbat dihilangkan untuk menciptakan suatu
pembukaan dan suatu jalan kecil penyaringan yang baru dibuat untuk
cairan keluar dari mata. Untk jalan-jalan kecil baru, suatu bleb
penyaringan kecil diciptakan dari jaringan conjunctiva (conjunctival
tissue). Conjunctiva adalah penutup bening diatas putih mata. Filtering
bleb adalah suatu area yang timbul seperti bisul yang ditempatkan pada
bagian atas mata dibawah kelopak atas. Sistim pengaliran baru ini
mengizinkan cairan untuk meninggalkan mata, masuk ke bleb, dan
kemudian lewat masuk kedalam sirkulasi darah kapiler (capillary blood
circulation) dengan demikian menurunkan tekanan mata. Trabeculectomy
adalah operasi glaukoma yang paling umum dilaksanakan. Jika sukses, dia
merupakan alat paling efektif menurunkan tekanan mata.
Viscocanalostomy adalah suatu prosedur operasi alternatif yang digunakan
untuk menurunkan tekanan mata. Dia melibatkan penghilangan suatu
potongan dari sclera (dinding mata) untuk meninggalkan hanya suatu
membran yang tipis dari jaringan melaluinya cairan aqueous dapat dengan
lebih

mudah

mengalir.

Ketika

dia

lebih

tidak

invasiv

dibanding trabeculectomy dan aqueous shunt surgery, dia juga bertendensi


lebih tidak efektif. Ahli bedah kadangkala menciptakan tipe-tipe lain dari
sistim pengaliran (drainage systems). Ketika operasi glaukoma seringkali
efektif, komplikasi-komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan, adalah
mungkin. Maka, operasi umumnya dicadangkan untuk kasus-kasus yang
dengan cara lain tidak dapat dikontrol.

KONSEP KEPERAWATAN
GLAUKOMA
A. Pengkajian
1. Identifikasi Klien : Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan,
pekerjaan, tgl MRS, diagnosa medis, suku bangsa, status perkawinan.
2. Keluhan Utama : Terjadi tekanan intra okuler yang meningkat mendadak
sangat tinggi, nyeri hebat di kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata
merah dan bengkak.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi
nyeri hebat di kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata merah
dan bengkak.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya atau tidak dan apakah
terdapat hubungan dengan penyakit yang diderita sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal
atau horisontal memiliki penyakit yang serupa.
4. Pola pola Fungsi Kesehatan
a.

Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Persepsi klien dalam menilai / melihat dari pengetahuan klien tentang


penyakit yang diderita serta kemampuan klien dalam merawat diri dan
juga adanya perubahan dalam pemeliharaan kesehatan.
b.

Pola nutrisi dan metabolic

Pada umumnya klien dengan glaukoma tidak mengalami perubahan. Pada


pola nutrisi dan

metabolismenya. Walaupun begitu perlu dikaji pola

makan dan komposisi, berapa banyak/ dalam porsi, jenis minum dan
berapa banyak jumlahnya.
c.

Pola eliminasi

Pada kasus ini pola eliminasinya tidak mengalami gangguan, akan tetapi
tetap dikaji konsestansi, banyaknya warna dan baunya.

d.

Pola tidur dan istirahat

Pola tidur dan istirahat akan menurun, klien akan gelisah / sulit tidur karena
nyeri /sakit hebat menjalar sampai kepala.
e.

Pola aktivitas

Dalam aktivitas klien jelas akan terganggu karena fungsi penglihatan klien
mengalamipenurunan.
f.

Pola persepsi konsep diri

Meliputi : Body image, self sistem, kekacauan identitas, rasa cemas terhadap
penyakitnya, dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri.
g.

Pola sensori dan kognitif

Pada klien ini akan menjadi / mengalami gangguan pada fungsi penglihatan
dan

pada

kongnitif

tidak

mengalami

gangguan.

Penglihatan

berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan


penglihatan

perifer,

fotofobia(glaukoma

akut).

Perubahan

kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan. Tanda : Papil


menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.Peningkatan
air mata.
h.

Pola hubungan dan peran

Bagimana peran klien dalam keluarga dimana meliputi hubungan klien


dengan keluarga dan orang lain, apakah mengalami perubahan karena
penyakit yang dideritanya.
i.

Pola reproduksi

Pada pola reproduksi tidak ada gangguan.


j.

Pola penanggulangan stress

Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi
penglihatannya serta koping mekanis yang ditempuh klien bisa tidak
efektif.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta
pemeriksaan TTV.
b. Pemeriksaan Kepala dan Leher

Meliputi kebersihan mulut, rambut, klien menyeringai nyeri hebat pada


kepala, mata merah, edema kornea, mata terasa kabur.
c. Pemeriksaan Integumen
Meliputi warna kulit, turgor kulit.
d. Pemeriksaan Sistem Respirasi
Meliputi frekwensi pernafasan bentuk dada, pergerakan dada.
e. Pemeriksaan Kardiovaskular
Meliputi irama dan suara jantung.
f. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal
Pada klien dengan glaukoma ditandai dengan mual muntah.
g. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
Meliputi pergerakan ekstermitas.
h. Pemeriksaan Sistem Endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem
endokrin.
i. Pemeriksaan Genitouria
Tidak ada disuria, retesi urin, inkontinesia urine.
j. Pemeriksaan Sistem Pernafasan
Pada umumnya motorik dan sensori terjadi gangguan karena terbatasnya
lapang pandang.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,
aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau
penglihatan ke retina atau jalan optik.
b. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor
pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
d. Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glaukoma.
e. Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO
normal atau hanya meningkat ringan.

f. Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat


atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosis.
i. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut, Kode : 00132, Domain : 12( kenyamanan), Kelas : 1(kenyamanan
fisik)
2. Nyeri kronik, Kode : 00133, Domain : 12 (kenyamanan), Kelas 1 : kenyamanan
fisik
3. Gangguan Persepsi Sensori Penglihatan, Kode : 00122, Domain : 5
(persepsi/kongnisi), Kelas : 3(sensasi/persepsi)

4. kurang dari kebutuhan tubuh, Domain 2 : Nutrisi, Kelas 1 : ingesti, Kode :


00002 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Resiko cedera, Domain 11 keamanan/perlindungan, Kelas 2 cedera fisik, Kode :
00035 Resiko cedera
6. Gangguan citra tubuh, Domain 6 persepsi diri, Kelas 3. Citra tubuh, Kode : 00118
gangguan citrah tubuh

C. Rencana Asuhan Keperawatan


NO
1.

DIAGNOSA

NOC

KEPERAWATAN
Nyeri akut
Kode : 00132
Domain

12( kenyamanan)
Kelas

1(kenyamananfisik)

Pengalamansensoridanem
yang

tidakmenyenangkanak
ibatadanyakerusakanj
aringan

Pain level
Pain control
Confort level

1. Lakukan

Dengandilakukantindakankep
erawatanselama

...

yang

aktualataupotensial.

diharapakannyeridapatber

BatasanKararkteristik :

pengkajian

komprehensif,

durasi,

nyeri

secara

frekuensi,
dari

ketidaknyamanan
3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
nyeri
4. Evaluasi pengalaman nyeri
5. Monitor penerimaan pasien tentang

Kriteriahasil :
mengontrol

nyeri(tau

penyebab

nyeri,mampu
menggunakan

teknik

nonfarmakologi

untuk

mengurangi

1. Untuk

kualitas dan faktor presipitasi


x24 2. Observasi reaksi nonverbal

jam

1. Mampu

RASIONAL

Observasi :

kurangdengan

Definisi:
osi

NIC

nyeri,

mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri

manajemen nyeri
Mandiri

mengetahi

keluhan dari klien


2. Untuk
mengetahui
keadaan umum pasien
3. Mengetahui
daerah
nyeri, kualitas, kapan
nyeri di rasakan, dan
faktor pencitus
4. Agar
memberikan
kongret
5. Supaya

dapat
tindakan

klien

dapat

6. Bantu pasien dan keluarga untuk

melewati kendala atau

mencari dan menemukan dukungan


7. Bantu

kejadian yang akan di

pasienmengidentifikasitindakankemya
manan yang efektif
8. Lakukanteknikmenejemennyeri

hadapinya
6. Mempertahankandukun
gandanpercayadiri
7. Demi

perubahan tekanan

berkurang

menggunakan manajemen

darah
Perubahan

frekuensi jantung
Perubahan
frekuensi

pernapasan
Mengekspresikan
perilaku (misalnya
gelisah,
merenggek,menan

ggis)
Sikap melindungi

area nyeri
Fokus menyempit
(

gangguan

persepsi

nyeri,

hambatan

proses

berpikir,penurunan
interaksi

dengan

orang
lingkungan)

dan

denganKolaborasi:
9. Kelolahnyeripascabedahawaldenganp

nyeri
emberian opiate yang terjadwal
3. Mampu mengenali nyeri
Health education :
(skala,intensitas,frekuensi
10. Instruksikanklienuntukmenginformasi
dan tanda nyeri)
kankepadaperawatjikaperedaannyeriti
4. Menytakan rasa nyaman
dakdapat di capai
setelah nyeri berkurang
11. Informasikankepadapasiententangpros
edur yang dapatmeningkatkannyeri

kenyamananpasien
8. Meminimalkannyeri
yang dirasakan
9. Mengatasinyeri
10. Agar
dilakukanterapinyeri
yang lain
11. Keluargamampumengat
asinyerisesuaidengan
yang diajarkan

2.

Indikasi

yang dapat diamati


Dilatasi pupil
Gangguan tidur

nyeri

Nyerikronik

NOC:

Kode : 00133
Domain

12

NIC :

Pain control
Confort level

Observasi
1. Pantau

Dengandilakukantindakankep

(kenyamanan)
Kelas 1 : kenyamananfisik

erawatanselama

...

terhadap

x24

jam
Definisi :

diharapakannyeridapatber

Pengalamansensoridanem

kurangdengan

osi

akibatkerusakanjaring
anaktualataupotensial

Subjektif :

Depresi
Keletihan

tingkat

kepuasan

manjemen

nyeri

pasien
pada

interval tertentu
2. Mengobservasi dampak pengalaman

Mandiri
3. Beri tahu pasien bahwa peredaan nyeri
secara total tidak dapat di capai

Kriteriahasil :
1. Menyatakan
verbal
tentang

Batasankarakteristik

1. Untuk

nyeri pada kualitas hidup

yang

tidakmenyenangkan,

Rasional :

secara

Kolaborasi

pengetahuan 4. Kolaborasikandengandoktertentangtera
pi anti nyeri
cara alternatif

Healt education
untuk redakan nyeri
2. Melaporkan
bahwa 5. Menganjurkan pasien untuk istrihat dan
tingkatan nyeri pasien
tidur yang ade kuat untuk memfasilitasi
dipertahankan

peradaan nyeri

kenyamanan

mengetahui
dari

manajemen nyeri pada klien


2. Untuk mengetahui riwayat
nyeri pada klien .
3. Agar pada akhir pemberian
4.

klien tidak kaget .


Untuk mendapatkan hasil

yang lebih efektif .


5. Untuk
menfasilitasi
peradaan nyeri .
6. Untuk
meningkatkan
partisipasi .

Takut

kembali

Objektif :

meneruskan

dan melakukan tindakan


pencegahan nyeri
5. Menggunakan peredah

aktivitas

nyeri analgesik dan non

sebelumnya
Perilaku

analgesuk secara tepat

melindungi
Penurunan
interaksi

obat sebelum beraktivitas

yang meningkatkan nyeri

Perubahan
kemampuan untuk

kejateraan 6. Mengajarkan pasien untuk meminum

fisik dan psikologis


4. Mengenali faktor-faktor

cedera

3. Melaporkan

dengan

orang lain
Gelisah

Berfokuspadadirisendiri
Gangguan
Persepsi
Sensori Penglihatan
Kode : 00122
Domain

(persepsi/kongnisi)
Kelas : 3(sensasi/persepsi)

NOC :

NIC :

Rasional :

status neurologis
distorsi kendali piker

Observasi :

1. lingkungan klien harus tetap

1. kajilingkunganterhadapkemungkinanb

diri
fungsi sensorik

ahayaterhadapkeamanan
2. pantaudandokumentasikanperubahan

aman dari bahaya


2. perawatmengetahuiperubah

Dengandilakukantindakankep
erawatanselama .. x 24

status neurologispasien
3. pantautingkatkesadaranpasien
4. identifikasi
factor

an status neurologis
3. mengetahuitingkatkesadara

npasien
yang 4. meminimalisirtimbulnyagan

Definisi :

jam

Perubahanpadajumlahatau

diharapkangangguanpeng Mandiri :

pola

stimulus

diterima,

menimbulkangangguanpersepsisensori

yang

elihatankliendapattermini

yang

malisirdengan

disertairesponsterhada
p stimulus
yang

tersebut

dihilangkan,

dilebihkan,

1. berinteraksi secara sesuai


dengan orang lain dan

disimpangkan,

lingkungan
2. memperlihatkan

ataudirusakkan.
BatasanKarakteristik :
-

Perubahan

perilaku.
Perubahan

pola

kemampuan
menyelesaikan
-

masalah
Perubahan

ketajaman sensori
Perubahan sensori
Perubahan respons
yang

kriteriahasil :

biasanya

pengaturan

pemikiran

yang logis
3. menginterpretasikan

sensori
5. tingkatkanjumlah stimulus
6. klienmemilikiwaktucukupu
6. sediakanwaktuistirahatuntukpasien
7. berisatuarahan
yang
ntukistirahat
7. pasientidakbingungdengana
sederhanadalamsatuwaktu
8. janganmenutupimulut,
merokok,
rahan yang diberikan
8. komunikasidenganklienteta
berbicaradenganmulutterbukalebar
9. tingkatkanpengelihatanpasien
yang
pdalamkeadaansopan
9. menggunakanalatindra yang
masihtersisa, jikadiperlukan
10. janganmemindahkanbarang-barang di
masihberfungsi
10. agar kliendapatberadaptasi
dalamkamarpasientanpamemberitahuk
11. pasienmampumemilih
anpasien
12. agar klienterhindardarihal11. berikanpilihanmakanan
halbahaya yang mengancam
12. hindariataupantausecaraketatpengguna
13. ?
andingindanpanas
14. Agar

gagasan

yang

dikomunikasikan

oleh
Kolaborasi :

orang lain secara


4. mengompensasi
sensori
memaksimalkan
yang tidak rusak

gguanpersepsisensori
5. untuk
mencapai
input

pasienmampumengenalisua

13. mulaiperujukanukupasi, jikaperlu


radenganketerbatasansensor
deficit
Health Education :
i lain
dengan
15. Untukmerangsangsensorikli
14. ajarkan klien bahwa suara dapat
indra
en
dirasakan berbeda dengan penggunaan
alat batu dengar
15. dorongkeluargamelakukanstimulasise

4.

terhadap stimulus
Disorientasi
Halusinasi
Hambatan

komonikasi
Iritabilitas
Konsentrasi buruk
gelisah

Ketidak

seimbangan

nsori.

NOC :

nutrisi kurang dari Nutritional status


Nutrional status : food
kebutuhan tubuh
and fluid
Domain 2 : Nutrisi
intake
Kelas 1 : ingesti
Nutritional
status:
Kode

00002

Ketidakseimbangan

nutrient intake
Weight control

nutrisikurang

Dengandilakukantindakank

dari

kebutuhan tubuh

eperawatanselama ..x24
jam

Definisi :
asupannutrisitidakcukupu
ntukmemenuhikebutu

diharapkanasupannutrisi
klienterpenuhidengan

NIC :

Rasional :
1. untuk

Observasi :

mengetahui

1. Kaji adanya alergi makanan


2. Monitor jumlah nutrisi dan

alergi pada klien .


2. agar
mengetahui

kandungan kalori
3. Monitor adanya penurunan berat

kebutuhan nutrisi yang

badan
4. Monitor mual dan muntah
5. Monitor kalori dan intake nutrisi
Mandiri :

di perlukan klien .
3. untukmempertahankan
beratbadan

normal

padaklien
4. Untuk mempertahankan

untuk

berat badan normal.


5. Untuk
mengurangi

meningkatkan protein dan vitamin


7. Berikan makanan yang terpilih

resiko mual dan muntah

6. Anjurkan

(sudah
ahli gizi)

pasien

dikonsultasikan

dengan

.
6. Untuk

mengetahui

kebutuhan kalori klien .

han metabolic

KriteriaHasil :

Batasankarakteristik:

1. Adanya
berat

peningkatan
badan

sesuai

Kram abdomen

Nyeri abdomen

dengan tinggi badan


3.
Mampu mengidentifikasi
Berat badan 20% atau
kebutuhan nutrisi
lebih dibawah berat
4. Tidak ada tanda tanda

dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai

badan ideal
-

Kurang makan

Kurang

minat

pada

makanan
-

Mengeluh

8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
Health education :
9. Berikan

informasi

kebutuhan nutrisi

tentang

klien dapat terpenuhi .


8. Agar
kebutuhannutrisisesuai
dengankebutuhan yang
diperlukan
9. Keluargadanklienperlu
mengetahui

peningkatan

fungsi

pengecapan

dari

utrisi yang diperlukan

menelan
6. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti

gangguan

sensasi rasa

5.

Resikocedera

NOC :

agar

supayamerekabisatahun

mal nutrisi
5. Menunjukan

Kerapuhan kapiler

7. Agar kebutuhan nutrisi

Kolaborasi :

NIC :

Rasional :

Domain

11

keamanan/perlindung
an
:

00035

Resikocedera
Definisi :
Perubahanpadajumlahatau
pola

stimulus

diterima,

yang
yang

disertairesponterhada
p stimulus
yang

Kriteriahasil :
1. Klien

Kelas 2 cederafisik
Kode

Risk control

tersebut

dihilangkan,

dilebihkan,
disimpangkan,
ataudirusakkan.

terbebas

Distorsi sensori
Peubahan
pola

1. Agar klien merasa nyaman

pasien .
2. Menghindarkan

.
2. Untuk

berbahaya

lingkungan

yang

(misalnya memindahkan

cedera
2. Klien

perabotan ).
mampu 3. Memasang side rail tempat tidur .
menjelaskan cara/metode 4. Menyediakan tempat tidur yang nyaman
dan bersih .
untuk
mencegah
5. Membatasi pengunjung
injury/cedera
6. Menganjurkan
keluarga
untuk
3. Klien
mampu
menemani pasien .
menjelaskan factor resiko 7. Mengontrol
lingkungan
dari
dari lingkungan/perilaku
kebisingan .
8.
Memindahkan barang-barang yang
personal .
4. Mampu
memodifikasi
dapat membahayakan .
9.
Berikan penjelasan pada pasien dan
gaya
hidup
untuk
mencegah injury .
5. Menggunakan fasilitas

keluarga atau pengunjung adanya

kesehatan yang ada .


6. Mampu
mengenali

penyebab penyakit .

perubahan
Batasankarakteristik :

dari

1. Sediakan lingkungan yang aman untuk

kesehatan .

status

perubahan

status

kesehatan

dan

keamanan

dan

kenyamanan klien .
3. Untuk menjaga klien agar
tidak jatuh .
4. supaya
klien

nyaman

dengan lingkungan yang


bersih .
5. Agar
klienbisaberistirahatdenga
ncukup.
6. Agar klien tidak merasa
kesepian .
7. Agar klien tidak merasa
terganggu.
8. Untuk menjaga keamanan
klien .
9. Supayakeluarga

bisa

mengetahui perkembangan
ataupun status kesehatan
klien .

perilaku
Perubahan
kemampuan
penyelesaian

masalah
Perubahan

ketajman sensori
Perubahan respon
yang

6.

biasanya

terhadap stimulus.
Disorientasi
Halusinasi
Hmbatan

komunikasi
Iritabilitas
Konsentrasi buruk
gelisa
Gangguancitratubuh
Domain 6 persepsidiri
Kelas 3. Citra tubuh
Kode

00118

gangguancitrahtubuh

NOC :
Body image
Self esstem
Denganmelakukantindakanke
perawatanselama .. x 24
jam

NIC :
Observasi :
1. Kajisecara verbal dan nonverbal
responklienterhadaptubuhnya
2. Monitor
frekuensimengkritikdirinya
3. Dorongklienmengungkapkanperasa

Rasional :
1. Dapatmelihatrespon
verbal
2. Dapatmengetahuipenye
babgangguancitratubuh
3. Sifatsalingterbukamem
pengaruhicitratubuh

Definisi :

klientidakmengalamigang

Konfusidalamgambaran

guancitratubuhdengan

lain dalamkelompokkecil

mental
tentangdiridarispesifik
individu
Batasankarakteristik :

Perilakumengenalitubu

hindividu
Perilakumenghindaritu

buhindividu
Perilakumemantautubu

hindividu
Respon

Kriteriahasil :
1. Body image normal
2. Mampumengidentifikasik
ekuatan personal.
3. Mendeskripsikansecara
factual
perubahanfungsitubuh
4. Mempertahankaninteraksi
sosial

5. Dengarkanpasiendankeluargadenga
naktif
6. Dukungmekanismekoping

yang

bisadigunakanpasien
7. Berikanperawatandengancara yang
tidakmenghakimi,
jagaprivasidanmartabatklien
8. Hatihatidenganekspresiwajahandaketik
pertahankanekspresinetral
9. Bantu

actual padatubuh
Respon
non-verbal

pasiendankeluargabertahapmenjadi

terhadappersepsiperub

hnya

ahanpadatubuh
Mengungkapkanperasa
an

yang

mencerminkanperubah

terbiasadenganperubahanpadatubu
Kolaborasi :
10. Rujukpasienuntukmendapatterapifi
sik
11. Rujukketiminterdipliner

4. Klienmudahmendapatk
ankelompokuntukberso
sialisasi
5. Perawatmenunjukansik

Mandiri :

amerawatpasiendengacacattubuh,
nonverbal

terhadapperubahan

anya
4. Fasilitasikontakdenganindividu

apperduliterhadapklien
6. Untukmengeksplorasip
erasaanklien
7. Agar
pasientidakmerasabersa
lah, danmenyesal
8. Agar klientidak minder
danmaudirawatolehseor
angperawat
9. Untukmemulihkansikap
percayadirikliendankel
uarga
10. Untuklatihankekuatand
anfleksibilitas,
berpindahtempat,
danambulasi.
11. Untukklien

yang

memilikikebutuhankom
pleksmisalnyakomplika

anpandangantentangtu

buhindividu
Mengungkapkanpersep
si

yang

mencerminkanperubah
anindividudalampena
mpilan

Health education :
12. Ajarkantentangcaramerawatdanper
awatandiritermasukkomplikasikon
disimedis

si, pembedahan
12. Agar
kliendankeluargamamp
umenanganiperawatand
irisecaramandiri

D. Implementasi dan Evaluasi


NO
1.

DIAGNOSA
Nyeri akut (00132)

HARI/TANGGAL
-

JAM
x24 jam

IMPLEMENTASI
Mendorong

EVALUASI
S:

Domain 12 :

mengekspresikan

Klien mengatakan

Kenyamanan

perasaan tentang

belum dapat melihat

Kelas 1 :

kehilangan/kemungkin

menginterprestasikan

Kenyamanan fisisk

an kehilangan

berbagai jenis

penglihatan

gambaran
O:
-

Klien tampak sehat

Masalah teratasi

A:
sebagian
P:
2.

Nyeri kronik (00133)

Mendorong

Lanjutkan intervensi

Klien mengatakan

S:

Domain 12 :

mengekspresikan

Kenyamanan

perasaan tentang

belum dapat melihat

Kelas 1 :

kehilangan/kemungkin

menginterprestasikan

Kenyamanan fisik

an kehilangan

berbagai jenis

penglihatan

gambaran
O:
-

Klien tampak sehat

Masalah teratasi

A:
sebagian
P:
3.

Gangguan

persepsi

penglihatan (00122)

sensori

Menunjukan teknik
yang benar untuk

Domain 5 :

pemberian tetes mata.

Persepsi/kognitif

Izinkan klien

Kelas 3 :
Sensasi/persepsi

Lanjutkan intervensi

Klien mengatakan

S:
kembali normal
O:

mengulang tindakan
Mengkaji derajat nyeri

Pupil berfungsih

setiap hari sesering

normal
Pemeriksaan
penunjang normal

Klien kembali bias

mungkin

A:
merasakan
rangsangan cahaya
terang

P:
-

Hentikan intervensi
pertahankan hasil

4.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh (00002)
Domain 2 :
Nutrisi
Kelas 1 :
Ingesti

Monitor jumlah nutrisi

S:
-

dan kalori
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor mual dan
muntah
Monit kalori dan
intake nutrisi

Klien mengatakan
berat badan menurun

O:
-

Berat badan normal

Klien mengeluh

A:
kesakitan
P:
-

Hasilkan intervensi
pertahankan hasil

5.

Gangguan citra tubuh (00118)

Monitor frekuensi

Domain 6 :

mengkritik dirinya
Dorong klien

Persepsi-diri
Kelas 3 :

mengungkapkan

Citra tubuh

perasaannya

S:
O:
A:

P:
6.

Resaca cedera (00035)

Sediakan lingkungan

Domain 11:

yang aman untuk klien


Menyediahkan tempat

Keamanan/perlindungan
Kelas 2 :
Cedera fisik

S:
-

dengan lingkungan

tidur yang nyaman dan


bersih
Meganjurkan keluarga

Klien tidak puas


disekitarnya

O:
-

untuk menemani klien

menyediahkan
lingkungan yang
aman

A:
-

klien bias beristirahat


dengan cukup

P:
-

lanjutkan intervensi

E. Terapi Terkait dari Diagnosa / Masalah Keperawatan


1. Terapi yang diberikan untuk diagnose nyeri misalkan memberikan tekhnik
menghilangkan nyeri, mengajarkan tekhnik relaksasi pada klien
2. Terapi untuk diagnosa Gangguan citra tubuh yaitu dengan memberikan
relaksasi dan distraksi.
3. Terapi untuk diagnosa Gangguan Persepsi Sensori visual, kebanyakan
penderita glaucoma akan mengalami stress, perawat bisa memberikan
terapi distraksi atau pengalihan.
4. Terapi untuk Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
misalkan dengan memberikan terapi intravena (IV) jika klien tidak bisa
intake melalui oral, dan sebaliknya.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.

R.

DAFTAR PUSTAKA

S.
Doenges, Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3.
Jakarta : EGC
T.

Vaughan,Daniel G.2000.Oftalmologi Umum.Jakarta : Widya Medika

U.
Smeltzer, Suzanne C,dkk.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth edisi 8 vol.2. Jakarta : EGC
V.
Istiqomah,Indriana
Mata.jakarta : EGC

N.2004.Asuhan

Keperawatan

Klien

Gangguan

W.

You might also like