Professional Documents
Culture Documents
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat penggunaan kontrasepsi: kontrasepsi dapat menganggu siklis
menstruasi
b. Riwayat seksual: tanda pubertas sekunder, pola dan aktivitas seksual
c. Riwayat obstetric: pernah hamil, melahirkan
d. Riwayat menstruasi: menarche umur berapa tahun, silklusnya teratur atau tidak,
banyak atau sedikit.
e. Riwayat Penyakit seperti DM, tiroid, tumor
f. Persepsi wanita tentang budaya dan etnik
g. Gaya hidup: aktivitas yang berlebihan menyebabkan amenorea hipoganadotropi
h. Koping : apa yang dilakukan bila setiap kali ada masalah waktu menstruasi
i. Nyeri : lokasi( di punggung, simpisis, paha, abdomen,dll), intensitas, kualitas,
pola, gejala penyerta, serta koping terhadap nyeri
j. Status emosi: malu dengan keadaan, putus asa, menyalahkan diri, merasa tidak
ada kekuatan, merasa tidak berguna.
2. WOC GANGGUAN MENSTRUASI (AMENOREA SEKUNDER)
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase
menstruasi.
DS : klien mengeluh nyeri di daerah punggung, dareah simpisis, paha, kepala,nyeri
tekan pada payudara, pusing.
DO : keringat banyak, klien memegang daerah yang sakit, menangis.
b. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan
dengan kurang informasi.
DS : klien dan keluarga mengatakan belum pernah mendengar tentang gangguan
menstruasi.
DO: klien dan keluarga sering bertanya, tidak menggunakan tehnik mengurangi
nyeri, tidak bisa menjelaskan tentang gangguan yang dialaminya.
4. PERENCANAAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase
menstruasi.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..x 24 jam nyeri klien akan
berkurang.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang
punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.
Intervensi;
a. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon
hemodinamik) klien.
R/ untuk mendapatkan indicator nyeri.
b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien. R/untuk
mendapatkan sumber nyeri.
c. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan
metodeh yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.
d. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan.
R/ ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri
sehingga klien merasakan nyeri semakin meningkat.
e. Jelaskan penyebab nyeri klien.
R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.
f. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.
R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.
g. Lakukan kompres/mandi air panas.
Intervensi:
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
R/klien dengan mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang
dipercayainya.
b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang
dirinya.
R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat
penyelesaian.
c. Diskusikan dengan system pendukung klien tentang perlunya menyampaikan
nilai dan arti klien bagi mereka.
R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung membuat klien merasa
diterima.
d. Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung kekuatan
tersebut sebagai aspek positif.
R/ mengidentifikasi kekuatan klien dapat membantu klien berfokus pada
karakteristik positif yang mendukung keseluruhan konsep diri.
e. Libatkan klien pada setiap kegiatan di kelompok
R/ Memungkinkan menerima stimulus social dan intelektual yang dapat
meningkatkan konsep diri klien.
f. Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang pilihan
penanganan gangguan menstruasi seperti ke klinik kewanitaan, dokter ahli
kebidanan.
R/ Jujur dan terbuka dapat mengontrol perasaan klien dan informasi yang diberikan
dapat membuat klien mencari penanganan terhadap masalah yang dihadapinya.