You are on page 1of 8

JOURNAL READING

Effect Of High-intensity Interval Training versus Moderate


Continuous Training on 24-h Blood Pressure Profile and
Insulin Resistance in Patients with Chronic Heart Failure
Ferdinando Iellamo Giuseppe Caminiti Barbara Sposato Cristiana Vitale Michele
Massaro Giuseppe Rosano Maurizio Volterrani

Oleh:
dr. Michael
Pembimbing:
dr. Mei Diliyanto

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT ISLAM SARI ASIH AR-RAHMAH
PERIODE FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2016

Daftar Isi
Abstrak......................................................................................................................................3
Introduksi..................................................................................................................................3
Metode.......................................................................................................................................4
Pasien...............................................................................................................................................4
Desain Studi.....................................................................................................................................5
24 jam pemantauan tekanan darah...............................................................................................5
Latihan.............................................................................................................................................6

Diskusi.......................................................................................................................................6
24 jam pemantauan tekanan darah ambulatory...........................................................................6
Resistensi insulin.............................................................................................................................7

Abstrak
Pada pasien dengan Gagal Jantung Kronis (CHF) pengontrolan tekanan darah,
mempresentasikan target dari manajemen penyakit tersebut. Penelitian ini mengevaluasi
pengaruh intensitas latihan yang berbada pada profil tekanan darah selama 24 jam dan
resistensi insulin pada pasien dengan CHF. Tiga puluh enam pasien dengan GJK dengan
fraksi ejeksi ventrikel kiri <40%, secara acak dipilih untuk mengikuti lathian latihan
intensitas tinggi Interval (HIT) atau latihan intensitas sedang (MIT) selama 12 minggu. HIT
terdiri atas latihan treadmill di ~ 75-80% dari cadangan denyut jantung (HRR), diselingi
dengan jeda aktif pada 45-50% dari HRR. MIT terdiri atas latuhan treadmill terus menerus di
~ 45-60% dari HRR. Puncak VO2 dan ambang anaerobik meningkat secara signifikan pada
latihan HIT dan MIT, tanpa perbedaan yang signifikan antara kedua program latihan. Tekanan
darah selama 24 mengalami penurunan dengan latihan HIT ataupun MIT. Penurunan hari
waktu tekanan darah diastolik yang sedikit lebih besar di HIT. Kedua HIT dan MIT membuat
penurunan yang signifikan dalam glukosa puasa dan insulin, sedangkan HOMA-IR
mengalami penurunan signifikan pada latihan HIT. Pada pasien dengan CHF, latihan
menurunkan tekanan darah sepanjang hari, tanpa adanya perbedaan yang signifikan antara
latihan intensitas tinggi ataupun intensitas sedang dengan pengecualian adanya perbedaan
pada tekanan darah diastolic pada siang hati. HIT ditemukan lebih efektif dalam memperbaiki
resistensi insulin.

Introduksi
Intensitas latihan sedang (MIT) merupakan strategi yang efektif dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi [1], dan pedoman saat ini merekomendasikan
MIT sebagai alat terapi untuk mengobati hipertensi [2]. Olahraga, sebagai bagian dari
program rehabilitasi yang komprehensif, yang dikombinasikan dengan terapi farmakologi,
pada pasien dengan gagal jantung kronis (CHF) kelas fungsional 1 [3, 4], dan juga pada
pasien ini , MIT adalah merupakan latihan yang dianjurkan [5]. Namun, studi terbaru [6, 7]
menyarankan untuk melakukan latihan intensitas tinggi (HIT), akan lebih efektif daripada
MIT dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Pasien dengan CHF sering
memiliki riwayat hipertensi, dan relevansi manajemen tekanan darah pada CHF, seperti

penyakit penyerta lainnya, merupakan hal yang diperhatikan dalam pedoman penanganan
CHF [8]. Seberapa besar pengaruhan latihan sejauh latihan dalam mengontrol tekana darah
pada pasien dengan CHF tidak beigtu jelas. penelitian sebelumnya, tidak langsung terfokus
pada masalah kontrol tekanan dadrah, hanya melaporkan sedikit penurunan [9] atau tidak ada
perubahan [10] pada tekanan darah saat beristirahat setelah HIT dan MIT, meskipun dosis
latihan antara kedua tesis tersebut disamakan/dicocokan [10 ]. Tidak ada studi langsung yang
membahas MIT dibandingkan HIT pada profil tekanan darah secara 24 jam (ABP) pada
pasien dengan CHF. Pemantauan ABP Memberikan informasi tentang dinamika tekanan
darah, serta denyut jantung (HR), selama sehari-hari, dan saat ini direkomendasikan untuk
menentukan diagnosis dan terapeutik [11] Selain itu, terdapat bahwa nilai-nilai ABP lebih
prediktif risiko kardiovaskular dibandingkan dengan nilai tekanan darah sewaktu [11-13].
Dalam beberapa tahun terakhir, resistensi insulin telah terbukti berperan dalam
pengembangan terjadinya CHF [14-16]. Peningkatan resistensi insulin dapat menyebabkan
gangguan vasodilatasi perifer dan meningkatkan eksitasi simpatis [17] yang mengarah ke
peningkatan tekanan darah, dan olahraga dilaporkan dapat memperbaiki resistensi insulin
pada pasien CHF [18].
Dengan demikian, penelitian secara acak ini ditujukan untuk menyelidiki efek dari
MIT dibandingkan HIT pada profil tekanan darah selama 24 jam pada pasien dengan CHF.
Sebagai tujuan sekunder, kami menyelidiki juga resistensi insulin.

Metode
Pasien
Terdaftar 36 pasien berturut-turut dengan CHF sekunder diakibatkan penyakit arteri
koroner (CAD) dirujuk ke pusat program rehabilitasi jantung. Kelayakan subjek dalam
mengikuti latihan dinilai dari screening kunjungan awal. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
apabila mereka memiliki: Fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF) <40%, gagal jantung dengan
New York Heart Association fungsional (NYHA) kelas I-II, tidak ada masuk ke rumah sakit
karena gejala CHF selama 3 bulan dan pasien dalam pengobatan CHF secara optimal. Pasien
diekslusikan jika mereka memiliki angina tidak stabil atau infark miokard akut baru-baru ini
(<6 bulan), memakai alat pacu jantung, hipertensi yang tidak terkontrol, riwayat penyakit
ginjal yang berat, penyakit paru-paru, kelainan pembuluh darah ekstrimitas atau penyakit

lainnya yang menyebabkan keterbatasan dalam aktivitas olahraga fisik, adanya gangguan
katup, atau diabetes tergantung dengan insulin
Pasien secara acak pada dengan ratio 1:1 untuk latihan selama 12 minggu dengan intensitas
sedang (MIT) atau intensitas tinggi (HIT). Kode pengacakan yang dikembangkan dengan
generator nomor acak untuk memilih blok permutasi acak. Semua pasien memberikan
persetujuan tertulis untuk berpartisipasi dalam studi, yang telah disetujui oleh Komite Etika
lokal.

Desain Studi
Pada awal dan akhir penelitian, setiap pasien akan melaksanakan pemeriksaan
ekokardiografi, tes latihan kardiopulmoner, pemantauan tekanan darah selama 24 jam dan
penilaian metabolik.
Dua dimensi, M-mode, dan Doppler ekokardiogram dilakukan dengan menggunakan
di Acuson Sequoia dan array transducer 2,5-4,25 MHz wide-angle bertahap. Volume ventrikel
kiri yang diukur dari apikal 4- dan 2-bilik. LVEF dihitung menggunakan algoritma Simpson.
Pada awal, semua pasien menjalani progresif tes tambahan treadmill sampai kelelahan
dengan pemantauan pertukaran gas (Vmax 29 C, SensorMedics Yorba Linda, California)
menggunakan protokol Bruce yang dimodifikasi. Puncak VO2 apa yang didefinisikan sebagai
VO2 tertinggi diamati selama latihan rata-rata untuk 30-s dengan rekaman selama menit
terakhir. rasio pertukaran pernafasan dihitung pada saat yang bersamaan. Penurunan
ventilasi/output karbon dioksida (VE / VCO2 berkaitan dengan laju peningkatan
ventilasi/unit peningkatan karbon dioksida, yang dihitung pada seluruh periode latihan.
Ekokardigoram 12-lead direkam secara terus menerus dan tekanan darah diukur setiap 2
menit dengan sphygmomanometer. Glukosa plasma dan insulin yang diukur setelah puasa
selama 12 jam. Sampel darah dikumpulkan dalam 5 ml tabung dan segera ditempatkan di
dalam es dan ditransfer ke laboratorium biokimia di mana sampel diproses. Kadar insulin
plasma diukur dengan alat tes immunoradiometric menggunakan metrik kit yang tersedia
secara komersial (DIASORIN, Inc., Reutlingen, Jerman). resistensi insulin diestimasi dengan
model penilaian homeostasis (HOMA-IR) [19].

24 jam pemantauan tekanan darah


Pemantauan TD selama 24 jam diperoleh dengan di perangkat oscillometric (BP one,
Inggris) pada awal dan 2 hari setelah akhir program latihan olahraga. Perekam diprogram

untuk memperoleh tekanan darah pada 15-menit Interval dari 06:00 sampai 10:00 dan 20menit Interval dari 10:00 sampai 06:00. Pada hari pemantauan tekanan darah, pasien
diinstruksikan untuk mempertahankan kegiatan yang biasa mereka lakukan dan meminum
obat-obatan. Data diterima jika setidaknya 75% dari pengukuran diperoleh sukses. Data dari
24 jam, siang hari (6:00-10:00) dan malam hari (10:00-06:00), sistolik dan diastolik tekanan
darah dan denyut jantung dievaluasi.

Latihan
Untuk semua pasien, program latihan olahraga terdiri dari treadmill ''menanjak ''
berjalan 3 hari seminggu selama 12 minggu. Secara khusus, pasien dalam kelompok MIT
berjalan secara kontinyu di * 45-60% dari denyut jantung cadangan (HRR) selama 30-45
menit. Pasien dalam kelompok HIT berjalan empat interval 4 menit sebanyak 4 kali di * 7580% dari denyut jantung cadangan, dengan jeda aktif 3 menit berjalan pada 45-50% dari
HRR. Kecepatan lari dan inklinasi disesuaikan secara terus menerus agar pada setiap sesi
latihan didapatkan target denyut jantung yang sesuai denga pola latihan tersebut. Selama
setiap sesi latihan, pasien menggunakan monitor denyut jantung (Polar Team System; Polar
Electro Oy) untuk memperoleh intensitas latihan yang ditetapkan. Semua sesi yang diawali
dengan 10 menit pemanasan, dan diikuti oleh 10 menit pendinginan. Semua sesi pelatihan
dilakukan di pagi hari.

Diskusi
Temuan utama dari penyelidikan ini adalah pada pasien dengan CHF, latihan
mengurangi tekanan darah sepanjang hari, tanpa perbedaan substansial antara intensitas
olahraga ringan dan tinggi, dengan pengecualian terdapat perbedaan yang lebih pada tekanan
darah diastolik waktu siang hari dengan latihan HIT.

24 jam pemantauan tekanan darah ambulatory


Relevansi dari manajemen tekanan darah pada CHF baru-baru ini diuraikan [8].
Olahraga, sebagai bagian dari program rehabilitasi yang komprehensif, saat ini
direkomendasikan dalam kombinasi dengan terapi farmakologis pada pasien dengan CHF [3,
4], tetapi tidak ada studi langsung yang fokus pada efek latihan olahraga pada pengontrolan

tekanan darah pada pasien kelas ini. Sebagai temuan wajar dari studi diambil dengan tujuan
yang berbeda, tekanan darah telah dilaporkan mengalami penurunan [9, 20, 21] atau tidak
berubah [10] setelah latihan dengan berbagai intensitas pada pasien dengan CHF. Namun,
tekanan darah tidak dinilai dari satu atau beberapa pengukuran sewaktu, karena adanya
variabilitas dari tekanan darah dan tidak mencerminkan tekanan darah selam satu hari.
Penelitian ini adalah yang pertama untuk melihat efek dari latihan olahraga pada
pengontrolan tekanan darah selama 24 jam pada pasien dengan CHF di bawah perawatan
medis yang optimal, dan untuk menunjukkan kemampuan latihan untuk mengurangi BP
Sepanjang Sepanjang hari. Relevansi temuan ini Harus Ditempatkan dalam konteks bukti
yang tersedia tidak menunjukkan nilai-nilai tekanan darah harian lebih prediktif dalam
menentukan risiko kardiovaskular dibandingkan tekanan darah sewaktu [11-13]. Oleh karena
itu hasil kami menunjukkan berolahraga pada tingkat intensitas tinggi memberikan manfaat
tambahan kecil, berupa berkurangnya tekanan darah diastolik pada waktu siang hari. Temuan
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya pada pasien hipertensi menunjukkan bahwa
melakukan latihan dengan intensitas sedang adalah efektif dalam menurunkan tekanan darah
sama halnya dengan latihan intensitas tinggi [22]. Efek menurunnya tekanan darah dan
peningkatan puncak VO2 setelah HIT dan MIT dalam penyelidikan ini akan mendukung
konsep ini. Mekanisme melalui mana latihan dapat menurunkan tekanan darah masih harus
diselidiki, dan penjelasannya mereka apa yang di luar tujuan penyelidikan ini. Hal ini sangat
mungkin beberapa mekanisme terkait kontribusi pada efek penurunan tekanan darah dari
latihan, di antaranya adalah peningkatan vasodilatasi yang berasal dari peningkatan nitric
oxie dan penurunan efek simpatis pada tonus otot yang berujung pada penurunan resistensi
perifer [23, 24].

Resistensi insulin
Kami menemukan penurunan yang signifikan resistensi insulin, seperti penilaian oleh
HOMA-IR, pada kelompok HIT. Dalam beberapa tahun terakhir, prevalensi resistensi insulin
di CHF dan perannya pada pengembangan CHF telah dijelaskan [14-16]. Pasien dengan CHF
memiliki resistensi insulin yang lebih besar dibandingkan dengan pasien dengan penyakit
arteri koroner dan kontrol normal [16], dan pada pasien dengan resistensi insulin dapat
menyebabkan gangguan vasodilatasi perifer [17]. Oleh karena itu, resistensi insulin
mengalami penurunan berdampak lebih besar dalam tekanan darah diastolic siang hari. Hasil
ini dilihat sebagai hubungan dengan latihan intensitas yang lebih tinggi dengan latihan dalam

HIT daripada di MIT. Menurut kelompok kami, setelah dilakukan intensitas latihan yang
berbeda, tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan pada HOMA-IR. Studi sebelumnya
mengenai pengaruh latihan fisik terhadap sensitivitas insulin pada pasien CHF bertentangan,
karena dikatakan terdapat perubahan [18, 25] dan tidak ada perubahan [26]. Hasil ini
bertentangan mungkin disebabkan oleh perbedaan protokol latihan olahraga, dalam hal
modalitas dan durasi, tingkat keparahan dan presentasi klinis CHF dan usia pasien. Penelitian
ini akan menunjukkan apakah intensitas tinggi latihan memperbaiki resistensi insulin pada
pasien dengan CHF ringan-sedang akibat sekunder dari CAD.

You might also like