Professional Documents
Culture Documents
PENYAKIT PARU
(PDPI)
SMF PARU
Dr. Handoko Gunawan, SpP
Dr. Wim Lambey, SpP
Dr. Bambang Heru, SpP
Dr. Benyamin Paulus Octavianus, SpP
Jl. Panjang Arteri No. 26, Kedoya Utara , Jakarta Barat 11520
Telp. +62 21 2991 0999, Fax. +62 21 5694 2233
www.grhakedoya.com
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
Rawat inap
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
Istirahat
Fisioterapi bila sputum banyak
Penisilin injeksi 2 x 1,2 juta unit &
Kloramfenikol 4 x 500 mg sampai
rongga abses menutup ( 2 minggu)
Metrodinazol 3 x 500 mg, bila dahak
berbau busuk (infeksi kuman anaerob)
Obat pilhan lain: amoksisilin + asam
klavulanat 3 x 1 g selama 3 5 hari,
dilanjutkan 3 x 500 mg sampai rongga
abses menutup
Cuci bronkus (bronchial toilet) atau bila
abses berhubungan dengan bronkus
besar
Reseksi paru bila terapi antibiotika
gagal
Rumah sakit tipe C / D bila tidak begitu
berat
Rumah sakit tipe B / A, bila perlu
tindakan operasi
Batuk darah masif
Sepsis
Infeksi jamur
Pembentukan fungus ball
14. Output
15. PA
Sembuh sempurna
Rongga abses tersisa
Bedah Toraks
Rehabilitasi Medik
Mikrobiologi
1.
2.
Kriteria diagnosis
Adanya
faktor
penyebab
(telah
diuraikan di atas)
Gambaran infiltrat merata di kedua paru
pada foto toraks
Tekanan baji kapiler paru < 12 mmHg
PaO2 (dari Analisis Gas Darah Arteri
-AGDA) 50 mmHg atau kurang dengan
penggunaan oksigen fraksi 60%
Catatan:
Gejala klinis tidak khas seperti batuk, sesak
(takipnea), takikardia, ronki di kedua paru.
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
Foto toraks
AGDA
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
Oksigen
Cairan infus
Menggunakan
ventilator
mekanik
(dengan PEEP) yang dilengkapi
dengan terapi NO (nitrogen oksida)
dengan posisi prone
8.
Tipe B
9.
Penyulit (komplikasi)
:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
Gagal napas
Sepsis
Payah jantung
2 4 minggu
14. Output
Dubia
15. PA
Radiologi
Anestesi
Penyakit Dalam
Kardiologi
Neurologi
Bedah
ICU
ICCU
No. ICD-X: J.45
1.
Asma Bronkiale
2.
Kriteria diagnosis
Klasifikasi diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Terapi jangka panjang
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
Avoidance
(menghilangkan
faktor
pencetus)
Fisioterapi
Senam asma
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan
Antiinflamasi
- Steroid inhaler
- Steroid oral dosis rendah
Teofilin lepas lambat
2 agonis lepas lambat
Anti leukotrien: kromolin
Obat lain: antibiotika, mukolitik,
ekspektoran atas indikasi
Oksigen
Terapi cairan (infus)
Bronkodilator
- Adrenalin subkutan
- Terbutalin i.m
- Aminofilin i.v
Bronkodilator inhalasi (2 agonis,
ipratropium bromide) dengan:
- Nebulisasi
- Inhaler + spacer
Kortikosteroid sistemik: i.v, i.m, oral
Antibiotika, mukolitik, ekspektoran atas
indikasi
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
:
:
Sinusitis
Emfisema subkutis
Pneumotoraks
Gagal napas
Infeksi
Pneumomediastinum
Dokter Umum
1 minggu
14. Output
15. PA
Cepat membaik
Perbaikan bertahap
Meninggal
Alergi
THT
Rehabilitasi Medik
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
Sesuai komplikasi
5.
Konsultasi
6.
Rawat jalan
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
8.
Istirahat
O2
Hidrasi (terapi cairan)
Mukolitik
Ekspektoran
Antitusif bila perlu
Antibiotika bila perlu
Terapi inhalasi bila perlu
Sesuai komplikasi
Tipe D
9
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Pneumonia
Abses paru
Empiema
Septikemia
Tidak perlu
Dokter Umum
1 minggu
14. Output
15. PA
10
Sembuh total
Komplikasi
Radiologi
Mikrobiologi
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
hitung
Bronkografi
CT scanning toraks
Pengambilan bahan untuk biakan & uji
resistensi mikoorganisme penyebab:
aspirasi
transtorakal,
bronkoskopi
dengan sikat kateter terlindung ganda
atau kateter balon
Foto sinus paranalisis jika dicurihai ada
sinusitis
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
8.
9.
Oksigen
Fisioterapi
- postural drainage bila dahaak amat
banyak
- Breathing Exercises
- Coughing Exercise
Cuci bronkus atau bronchial toilet, bila
produksi sputum amat banyak
Penyulit (komplikasi)
1 2 minggu
1 minggu
14. Output
15. PA
12
Bila memungkinkan
Mikrobiologi
Rehabilitasi Medik
Bedah Toraks
THT
13
Edema Paru
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
14
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
Oksigen
Infus cairan
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
9.2. Karena tindakan
berkurang
10. Informed consent (tertulis)
:
:
:
Gagal napas
Cairan intravaskular berlebih atau
Tergantung penyebab
1 2 minggu
14. Output
15. PA
8.
9.
Sembuh
Meninggal
Radiologi
Anestesi
Kardiologi
Penyakit Dalam
ICU
ICCU
15
Efusi Pleura
2.
Kriteria diagnosis
Infeksi nontuberkulosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
Pleuropneumonia
Schwarte (penebalan pleura)
Atelektasis
Foto toraks PA dan lateral (sesuai letak
cairan)
Analisis cairan pleura: kimia, hitung sel
Mikrobiologi
Sitologi
Punksi dan biopsi pleura
Torakoskopi (atas indikasi)
Bila dicurigai keganasan, pemeriksaan
yang sesuai dugaan
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
7.2. Terapi medikamentosa
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Tipe D
Pasien yang menggunakan WSD harus
dirawat di rumah sakit tipe C / B dengan
dokter spesialis paru
Empiema
Penekanan paru dan organ-organ di
mediastinum
Schwarte (penebalan pleura)
Pneumotoraks
Perdarahan
Dokter Umum
1 minggu
14. Output
15. PA
Biopsi pleura
Bila mungkin
Sembuh total
Sembuh parsial
Komplikasi (tergantung diagnosis &
penyebab)
Radiologi
Patologi klinik
Patologi anatomi
Totakoskopi
17
Emboli Paru
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4. Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
18
4.2. Khusus
Foto toraks
EKG
AGDA
Scanning ventilasi perfusi
Dopler
Angiografi pulmoner
Impedance plethysmography (IPG)
Venografi
Ekokardiografi Transesofageal (TEE)
Helikal CT Scanning
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Emboli submasif
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
Istirahat
Oksigen
Emboli masif
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
8.
Istirahat
Oksigen
Heparin bolus
Terapi trombolitik
Embolektomi
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Infark paru
Hemoptisis masif
ARDS
Tergantung penyebab
2 minggu
14. Output
15. PA
20
Sembuh
Sembuh parsial
Meninggal
Radiologi (Radionuklear)
Anestesi
Kardiologi
Penyakit Dalam
Ahli Bedah kardiovaskuler
Kamar bedah
ICU
ICCU
Empiema
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
Istirahat
21
WSD
Bedah bila konservatif gagal
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Septikemia
Fistula
Perdarahan
Piopneumotoraks
2 4 minggu
1 2 minggu
14. Output
15. PA
Bila mungkin
Sembuh total
Sembuh parsial
Komplikasi
Radiologi
Bedah toraks
Mikrobiologi
Parasitologi
Torakoskopi
22
Gagal Napas
Gagal napas ialah ketidakmampuan sistem
respirasi
dalam
mempertahankan
homeostasis oksigen dan karbondioksida
secara adekuat.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
24
Dada
a. trauma (fraktur iga, flail chest,
burn eschar)
b. faktor lain (kifoskoliosis,
skleroderma, spondalitis,
pneumotoraks, efusi pleura,
fibrotoraks, posisi telentang,
obesitas, asitesis, nyeri)
Pneumotoraks
Asma akut berat
Infark miokard akut
Pneumonia
AGDA
Foto toraks
EKG
Sputum gram
4.2. Khusus
AGDA serial
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
Terapi oksigen
Fisioterapi
Bronkodilator
Antibiotik
Steroid
Kardiotonika
Cairan infus
Terapi nutrisi
Menangani faktor predisposisi /
penyebab
Ventilator mekanik
Bronkoskopi (untuk bronchial toilet)
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
9.2. Karena tindakan
Gagal jantung
Akibat pemakaian pipa trakea dan ventilator
mekanik
Trauma intubasi
Gangguan hemodinamik
Pneumonia nosokomial
Barotrauma (pneumotoraks,
pneumomediastinum)
Kesulitan penyapihan dari ventilator
mekanik
2 4 minggu
14. Output
15. PA
Radiologi
Laboratorium
Anestesi
Kardiologi
Fisioterapi
26
Kanker Paru
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
TB paru
Tumor mediastinum
Abses paru
Tuberkuloma
Pneumonia
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
(tergantung jenis histologis,
derajat / stage dan tampilan)
28
Catatan:
Termasuk KPKBSK ialah karsinoma
skuamosa, adenokarsinoma dan karsinoma
sel besar.
Kanker Paru Jenis Karsinoma Sel Kecil:
Pengobatan primer adalah kemoterapi
dikombinasi dengan radioterapi
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
29
14. Output
meninggal
15. PA
Sangat dianjurkan
Bedah toraks
Patologi anatomi
Laboratorium klinik
Radioterapi
Penyakit dalam
Rehabilitasi medik
30
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
Gambaran radiologik
Dapat dengan atau tanpa gejala klinis
seperti batuk-batuk, batuk berdarah
Tumor paru (jinak maupun ganas)
Tuberkuloma
Pneumonia eosinofilik
Sindrome loeffler
Hemangioma
Mikosis paru
Laboratorium
- darah rutin: Hb, leuko, LED, hitung
jenis, eosinofil total
- feses: rutin + telur cacing
- serologi: jamur
Foto toraks PA dan lateral
Uji Mantoux
CT Scanning toraks
Bronkoskopi + biopsi transbronkial
(TBLB)
TTB (biopsi transtorakal) dengan
tuntunan fluoroskopi atau CT Scanning
toraks
Torakotomi bila diagnosis pasti tidak
dapat ditegakkan
5.
Konsultasi
6.
Rawat jalan
Catatan: bila rawat inap diagnostik lebih
cepat
7. Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
31
Simptomatik
Terapi sesuai dengan penyakit
Sesuai indikasi
8.
Tipe B atau C
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
:
Batuk darah
Kanker, penyakit memburuk
14. Output
15. PA
Dianjurkan
Anestesi
Bedah toraks
Laboratorium Patologi Klinik
Mikologi
19. Pencegahan
32
2.
Kriteria diagnosis
Demam
Faktor predisposisi:
Penderita diabetes melitus
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
33
Istirahat
Fisioterapi (atas indikasi)
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Batuk darah
Sepsis
14. Output
15. PA
Radiologi
Bedah toraks
Parasitologi
Mikologi
Sembuh
Sembuh parsial
Bronkoskopi
34
1.
2.
Kriteria diagnosis
bara (J60)
Asbestosis (J61)
Silikosis (J62)
Bisinosis (J66)
3.
Diagnosis diferensial
Asma bronkial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
paru
Foto toraks
Uji faal paru
Uj provokasi bronkus
CT Scanning toraks
5.
Konsultasi
6.
Pada kasus berat dan atau dengan kasuskasus komplikasi kardiopulmoner dan
komplikasi lain
35
7.
Terapi
selalu ditaati
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Korpulmonale
Gangguan paru dan pernapasan yang
menetap
Mesote;ioma dan kanker paru pada
paparan debu asbes
Tuberkulosis paru pada paparan debu
silika
Dokter
Spesialis
Paru,
untuk
penanganan khusus di bidang masalah
paru
Dokter Kesehatan kerja untuk
penanganan umum dan lingkungan
kerja
14. Output
15. PA
36
Sembuh
Kelainan menetap
Pada keadaan yang berat (komplikasi)
dapat terjadi kematian
Radiologi
Kesehatan kerja
37
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
Empiema
Asbes paru
Efusi pleura ganas
Tumor paru
Foto toraks PA dan lateral
Foto toraks lateral dekubitus bila cairan
sedikit
Uji tuberkulin
Punksi pleura untuk pemeriksaan
cairan pleura: uji rivalta (+)
Hitung jenis sel, sel mononuclear
dominan, kadar glukosa rendah, BTA
Biopsi pleura: ditemukan tuberkel &
radang kronik
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
7.2. Terapi medikamentosa
38
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
Dokter umum
Sokter Spesialis Paru
2 4 minggu
14. Output
15. PA
Perlu
39
Radiologi
Mikrobiologi
Patologi Anatami
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
Tumor paru
TB paru
Mikosis paru
Efusi pleura (bila lesi terletak di lobus
bawah paru)
Foto toraks PA dan lateral
Laboratorium rutin darah
- jumlah leukosit meninggi
- pada hitung jenis terdapat dominasi
sel leukosit PMN
Pemeriksaan bakteriologik sputum
4.2. Khusus
Pemeriksaan
mikroorganisme
resistensi dari:
Sputum
Aspirat transtrakea
Aspirat transtorakal
Bilasan bronkus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
40
Istirahat
O2
Hidrasi (terapi cairan)
dan
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Abses paru
Empiema
Atelektasis
Septikemia
Gagal napas
Perdarahan
Empiema
Septikemia
Dokter umum
Dokter Spesialis Paru, khususnya pada
pasien dengan penyulit atau
terdapatnya tanda-tanda gagal napas
1 2 minggu
1 minggu
14. Output
41
Sembuh total
Komplikasi
Meninggal
15. PA
Radiologi
Patologi Klinik
Mikrobiologi
42
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Emfisema
Asma bronkial
IMA (infark miokard akut)
Emboli paru
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
Foto toraks PA
Kadang-kadang diperlukan foto dalam
ekspirasi maksimal bila dicurigai
pneumotoraks ringan atau foto lateral
bila diduga disertai efusi pleura
4.2. Khusus
Bronkoskopi
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
43
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Pemasangan WSD
IPPB
Jika pneumotoraks berulang
pleurodesis dengan zat kimia atau
pleurodesis secara bedah
Torakoskopi untuk pemasangan cleps
Emfisema subkutis
Efusi pleura
Empiema
Pada pneumotoraks tekan dapat terjadi
torsi jantung dan pembuluh darah besar
Gagal napas
Emfisema subkutis
Edema paru
Perdarahan
Empiema
1 minggu
14. Output
44
Sembuh total
Sembuh parsial tanpa keluhan tetapi
pengembangan paru tidak sempurna
Komplikasi
Meninggal
15. PA
Bila mungkin
45
Bedah toraks
Anestesi
Rehabilitasi medik
OK
ICU
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
Bronkitis kronik
Batuk-batuk produktif 3 bulan dalam
setahun minimal 2 tahun berturut-turut,
mungkin
tidak
disertai
kelainan
pemeriksaan jasmani atau ditemukan
ronki basah di kedua paru
Emfisema
Sesak napas menetap dengan
progresif. Pada pemeriksaan fisik, dada
cembung, hipersonor, suara napas
melemah, mungkin terdengar mengi
Asma bronkial
Bronkiektasis
Sindroma obstruksi pasca tuberkulosis
(SOPT)
Foto toraks PA dan lateral
AGDA
Spirometri
Uji bronkodilator
Alfa-1 anti tripsin
DLCO
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Jangka panjang:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
46
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
- latihan relaksasi
- latihan bernapas
Rehabilitasi psikis
Rehabilitasi pekerjaan
Pendidikan kesehatan kepada
keluarganya
Kor pulmonale
Gagal napas
Intoksikasi
Perlu
Dokter umum
2 4 minggu
2 minggu
47
14. Output
15. PA
ICU
19. Pencegahan
48
Anestesi
Kardiologi
Tenggelam
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Pengobatan segera:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
8.
49
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Infeksi
Hipoksemia karena aspirasi, edema
paru
Fibrilasi ventrikel (tenggelam di air
tawar)
Gangguan fungsi ginjal (albuminuria,
hemoglobulinuria, anuria)
Gangguan syaraf: koma lama
1 2 minggu
1 minggu
14. Output
15. PA
ICU
50
Anestesi
Penyakit Dalam
Neurologi
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
Bronkopneumonia
Bronkiektasis
Tumor paru
4.2. Khusus
Pemeriksaan serologi
PCR
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
bulan)
2SHE / 10 16 HE (12 18 bulan)
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Penyebaran milier
TB ekstrapulmoner
Destroyed lung / lobe
Batuk darah masif / berulang
Catatan:
Pada pengobatan TB paru, pemantauan
respons klinik pada awal penyakit amat
penting. Usia 50, sputum BTA (-), perokok
52
Bronkoskopi
TTB
Dokter Umum
14. Output
15. PA
Sembuh total
Sembuh parsial
Komplikasi
Meninggal
Radiologi
Mikrobiologi
Bedah toraks
53
Tumor Mediastinum
2.
Kriteria diagnosis
timoma, neurofibroma
Neoplasma ganas primer / metastasis:
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
Bronkoskopi
Biopsi aspirasi transtorakal, sitologi
(bila mungkin)
Tomogram atau
CT Scanning toraks
Esofagogram, BMR, Scanning tiroid
EMG bila ada miastenia gravis
Torakotomi, biopsi, pemeriksaan
histopatologi
5.
Konsultasi
6.
Perlu
54
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
Miastenia gravis
Kelumpuhan diafragma
Gagal napas
Perlu
2 4 minggu
14. Output
15. PA
Sangat dianjurkan
55
Sembuh total
Sembuh parsial
Komplikasi
Meninggal
Bedah toraks
PA
Radioterapi
Penyakit Dalam
Neurologi
1.
2.
Indikasi
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
5.
Konsultasi
6.
7.
Pemeriksaan penunjang
56
8.
Output
57
No. ICD-X:
1.
2.
Kriteria diagnosis
3.
Diagnosis diferensial
4.
Pemeriksaan penunjang
4.1. Umum
4.2. Khusus
5.
Konsultasi
6.
7.
Terapi
:
Umum:
7.1. Terapi nonmedikamentosa :
8.
9.
Penyulit (komplikasi)
9.1. Karena penyakit
.
..
..
..
..
..
..
..
.
58
..
14. Output
15. PA
59