You are on page 1of 9

LAPORAN

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

KARAKTERISTIK SISTEM INSTRUMENTASI BAK PENAMPUNG AIR

Oleh:
Alvin Arifilla (131810201064)

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I. LatarBelakang
Air merupakan elemen utama yang ada dibumi. Sekalipun jumlah air
relatif konstan, tetapi air tidak diam melainkan bersirkulasi setiap saat.Jumlah
ketersedian

air yang dibutuhkan harus tetap terjaga ketersediaanya. Karena

ketersediaan air dapat mempengaruhi proses produksi (pada industri) dan proses
kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui jumlah ketersediaan air tersebut,
diperlukannya suatu sistem yang dapat mengukur level air (Arifin, 1997).
Berdasarkan alat ukur nya, pengukuran dapat dilakukan dengan cara
langsung dan tidak langsung (Ogata,1997). Pengukuran langsung bila pengukuran
memiliki pembanding yang standar, yaitu pengukuran yang mempunyai nilai
standar, misalnya ukuran panjang dan berat. Sedangkan pengukuran tidak
langsung bila pembandingnya adalah suatu yang telah dikalibrasikan terhadap
besaran standar (Gabel, 1988).
Sistem pertama yang digunakan pada pengukuran secara langsung adalah
dengan menggunakan penggaris, dimana penggaris ini berkontak secara langsung
dengan air, dan penggaris ini menunjukkan level air secara langsung tanpa
menggunakan perantara. Cara ini merupakan cara paling sederhana dari yang
pernah ada dan ini sangat cocok untuk bak penampung air transparan sehingga
dapat melihat langsung level air.
Sistem yang keduayaknidenganmenggunakanalat ukur level dengan
indikator yang digerakkan oleh pelampung. Sebuah alat bacaan (neraca pegas)
dipasang pada bagian atas tangki. Tali dihubungkan pada pelampung yang telah
diberi pemberat untuk mempertahankan agar tensi (tegangan) tali konstan. Laju
aliran yang tinggi dapat menyebabkan turbulensi permukaan cairan, dan akan
mempengaruhi posisi pelampung. Untuk mengatasi hal ini dan yang membedakan
sistem ini dengan yang lain adalah pelampung diselubungi oleh stilling well
(tabung penyelubung), yang diletakan disebelah dalam tangki. Salah satu
keterbatasan utama adalah pemeliharaan tinggi yang diperlukan untuk menjaga
pita tetap bersih dan mencegahnya berbuih. Namun system ini sangat cocok
digunakan untuk sebuah pertanian bahan bakar besar, terutama ketika keamanan
intrinsik sangat signifikan. Dengan system ini maka akan diperoleh data

pengukuran level, pengisian, pengosongan dan kondisi pengisian serta


pengosongan secara bersamaan.
II. METODE
Pada penelitian ini ada dua percobaan yang dilakukan yakni pengukuran
langsung dan tidak langsung.Peralatan yang dibutuhkan mencakup bakp
enampung air, tali, 2 pelampung dengan pemberat, tabung penyelubung, alatukur
ketinggian, pipa/selang, switch dan neraca pegas.

(a)

(b)

Gambar 1. Desain Sistem Pengukuran Level Secara Langsung dan Tidak


Langsung. (a) Tidak Langsung, (b) Secara Langsung
Seperti tampak pada Gambar 1, prinsip kerja dari alat yang telah dibuat
adalah dengan memanfaatkan gaya apung dan hukum hook dalamzatcair (air)
yang dihubungkan dengan sebuah alat ukur analog. Gaya apung yang timbul dari
pelampung akan memberikan sebuah gaya pada yang terhubung dengan neraca
pegas, sehingga dapat diketahui level dari zat cair.

Berikut adalah grafik

ketersediaan air dalambentuk fungsi (level air) dan waktu:


h(cm)

h(cm)

h(cm)

(c)
t (s)
(b)
Gambar 2.Grafikketersediaan air
(a) Pengisian; (b) Pengosongan; (c) Pengisiandanpengosongan
(a)

t (s)

Air
Level
Pengukuran
Gambar 3. Diagram
Blok system Pengukuran tidak langsung

t (s)

Transfer function yang digunakan dalam praktikum karakteristik system


instrumentasi ini adalah:
F=m. a

F ( t )=M .

d2 x ( t )
d t2

f ( s )= M s2 x(s)
Z m (s)=

F s M s2 x ( s )
2
=
=M S
Xs
X ( s)

Teori yang digunakan


Q=

V AL
=
=Av
t
L
v

Q= A . v
V
= A 2 gh
t
V2
= A 2 . 2 gh
2
t
V2
h= 2
A 2gt2

III.HasildanPembahasan
3.1 Hasil
Tabel 3.1.1 Hasil pengamatan pada sistem pengosongan
No

m
(kg)

h (m)

h(m) t (s)

Vair
(m^3)

Q(m3/s)

hp(m)

Zm(s)

1
2
3

0.02
0.02
0.03

0.45
0.4
0.35

0
0.05
0.05

0.0018
0.0016
0.0014

0
0.000064
0.000027

0
4.2E-02
7.9E-02

0.0041
0.0032
0.0047

0
25
52

4
5
6

8
0.04
0.04
5
0.07

0.3

0.05

81

0.0012

0.000015

8.3E-02

0.0036

0.25

0.05

113

0.001

0.000009

9.4E-02

0.0028

0.2

0.05

149

0.0008

0.000005

1.5E-01

0.0028

Vair (m3)

Q(m3/s)

hp(m)

Zm(s)

Tabel 3.1.2 Hasil pengamatan pada A sistem pengisian


No
1
2
3
4
5
6

M
(kg)
0.07
0.06
5
0.06
0.05
0.05
0.04

h (m)

h(m) t (s)

0.2

0.0008

0.0028

0.25

0.05

13

0.001

0.000077

0.135

0.0041

0.3
0.35
0.4
0.45

0.05
0.05
0.05
0.05

25
35
46
57

0.0012
0.0014
0.0016
0.0018

0.000048
0.000040
0.000035
0.000032

0.125
0.104
0.104
0.083

0.0054
0.0061
0.0080
0.0081

Tabel 3.1.3Hasil pengamatan pada sistem pengisian dan pengosongan


No
1
2
3
4
5
6

m
(kg)
0.06
0.04
5
0.04
0.03
5
0.03
0.03

h (m)

h(m) t (s)

Vair (m3)

Q(m^3/s)

hp(m)

Zm(s)

0.24

10

0.00094

0.0033

0.27

0.03

20

0.001068

0.000053

0.094

0.0032

0.30

0.03

30

0.0012

0.000040

0.083

0.0036

0.33

0.03

40

0.001328

0.000033

0.073

0.0039

0.36
0.39

0.03
0.03

50
60

0.001456
0.001568

0.000029
0.000026

0.063
0.063

0.0040
0.0046

Grafik 3.1.1 Grafik pengosongan

Grafik 3.1.2 Grafik pengisian

Grafik 3.1.3 Grafik pengisian dan pengosongan


III.2

Pembahasan

Pada percobaan modul 6 ini praktikan melakukan percobaan dengan


mendesain sendiri desain percobaan yang akan dilakukan, dimana karakteristik sistem
instrumentasi bak penampung air mengharuskan praktikan untuk membuat sistem
yang dapat mengukur ketinggian air pada sebuah bak penampung air, sehingga
diperoleh sistem desain seperti desain percobaan diatas dimana timbangan pejal
sebagai komponen utama pada sistim ini. Kemudian digunakan 2 pelampung
berentuk balok yang digantung pada tali, serta dimasukkan dalam pipa yang telah
dibolongi agar kondisi sensor pngukurannya stabil. Sistem pada pejal ini yang
digunakan acuannya adalah berat dari pelampung saat air mencapai level tertentu.
Pada percobaan dilakukan 3 kali pengambilan data, dimana pengambilan
pertama praktikan melakukan pengosongan dengan level tertinggi 45cm sampai 20cm
dimana dengan interval 5cm jadi dilakukan sebanyak 6 variasi disetiap data, pada
pengosongan dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan dilakukan dengan
menggunakan stopwatch untuk mengambil waktu setiap intervalnya. Pada titik 45cm
diperoleh hasil berat sebesar 0,02kg dan setiap interval 5cm beratnya terus bertambah
hingga air pada level 20c dengan berat sebesar 0,07kg, hasil tersebut daapat dilihat
pada tabel hasil pengamatan, dimana saat titik 30cm ke 20cm nilai beratnya terpaut
jauh karena saat level 30cm pelampung air masih sebelumnya melayang sehingga
nilai beratnya belum maksimal, dan saat level air pada 20cm pelampung sudah
melayang sepenuhnya sehingga nilai beratnya maksimal. Nilai yang diperoleh pada
percobaan pengosongan ini memiliki hasil nilai yang cenderung linear sehingga
masih kurang maksimal dengan sistem yang diharapkan agar mendapat nilai yang
linear. Pada stopwatch yang digunakan waktu yang diperoleh pada masing-masing

interval semakin kecil level air yang dilewati maka waktu yang diperlukan juga
semakin lama, hal ini terjadi karena tekanan air semakin kecil saat air telah mendekati
level minimum air.
Percobaan kedua yakni melakukan pengisian, dimana air diisi menggunakan
krak dengan debit air yang konstan. Pada proses pengisian juga dilakukan
pengukuran waktu menggunakan stopwatch pada setiap pengukuran interval
sebanyak 5cm, sama seperti sebelumnya level minimum yangdigunaka adalah 20cm
dan level maksmum yang digunakan adalah 45cm. Pada proses pengosongan ini
waktu yang diperlukan adalah mendekati konstan karena debit air yang masuk selalu
sama setiap levelnya, dan dari data hasil pengamatan diperoleh waktu yang tidak
sama, hal ini karena kurang presisinya praktkan dalam menggunakan stopwatch.
Hasil yang diperoleh juga dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan, dimana pada
titik terendah 20cm berat yang diperoleh adalah maksimum karena kondisipelampung
masih melayang sepenuhnya, selanjutnya semakin tinggi level air nilai berat dari hasil
juga semakin berkurang. Nilai yang diperoleh pun dari grafik mendekati linear, sama
seperti proses pengosongan, halini terjadi karena kurangnya sensitifitas dari pejalyang
digunakan, sehingga tidak bisa mendeteksi perubahan sekecil-kecilnya dengan
maksimum sehingga data yang diperoleh juga kurang maksimal.
Pengukuran

terakhir yaitu mengukur kecepatn debit air menggunakan

stopwatch juga, dimana interval yang digunakan juga sama, namun kondisi kran
pengosongan dan pengisian samasama terbuka, hasilnya dapat dilihat pada tabel hasil
pengamatan, dimana nilai yang diperoleh adalah linear dan sesuai dengan yang
diharapkan oleh praktikan.
IV.
1.

Kesimpulan
Pada proses pengosongan nilai yang diperoleh cenderung untuk linear dimana
saat level air minimum berat yang dihasilkan maksimum dan saat level air
maksimum berat yang dihasilkan pada tibangan pejal menjadi minimum,dan
waktu yang diperlukan semakin lama berbanding lurus dengan level rendah
air.

2.

Pada proses pengisian nilai yang diperoleh juga cenderung untuk linear
dimana saat level air minimum beratnya maksimum dan saat level air

3.

maksimum beratnya minimum, serta waktu yang diperlukan relatif konstan.


Pada proses pengisian dan pengosongan dimana keran dibuka secara
bersamaan hasil yang didapatkan waktunya konstan serta grafiknya linear.

DAFTAR PUSTAKA
Ogata, K,. 1997. Modern Control Engineering, 4nd ed. Englewood Cliffs ,NJ:
Printice-Hall.
Arifin, Samsul. 1997. Control Automatik II. Surabaya: JurusanTeknikFisika-FTI-ITS.
Gabel, Robert A. 1988. SinyaldanSistem Linier. Jakarta: Erlangga.

You might also like