You are on page 1of 5

17

BAB 3. METODE PRAKTIKUM


3.1

Alat dan Bahan


1. Meja optik (OS-9102B) berfungsi sebagai tempat peralatan supaya peralatan
tersebut sejajar.
2. Sumber Laser He-Ne (OS-9171) berfungsi sebagai sumber cahaya
3. Bangku Laser (OS-9171) berfungsi sebagai tempat sumber cahaya
4. Angular translator (OS-9106A) berfungsi sebagai tempat perubahan sudut
analyzer
5. 3 buah Holder (OS-9107) berfungsi sebagai tempat penopang atau
melekatnya gelas , akrilik , polarizer dan analyzer
6. 2 buah Polarizer berfungsi sebagai penyaring gelombang cahaya sehingga
mempunyai arah.
7. Bidang akrilik (acrylic plate) (OS-9129) berfungsi sebagai medium
8. Bidang gelas (OS-9128) berfungsi sebagai medium
9. Layar pengamatan (OS-9138) untuk mengamati apakah cahaya sudah masuk
pada polarizer dan analyzer
10. Photometer (OS-912B) berfungsi untuk mengetahui besarnya intensitas.
3.2 Cara Kerja

Bidang gelas
a. Cahaya tegak lurus bidang datang
1. Peralatan disusun seperti pada gambar berikut :

2. Sumber cahaya laser HeNe diletakkan pada ujung bangku optik. Bidang
gelas diletakkan pada holder dan gabungan tersebut diletakkan di atas

18

translator anguler, posisi gelas diatur sehingga berkas cahaya datang


tegak lurus permukaan gelas.
Dengan memperhatikan bahwa : Bagian depan bidang gelas
harus berimpit dengan pusat sudut anguler, dan tanda nol pada
translator harus sejajar dengan arah berkas cahaya datang.
3. Layar diletakkan pada holder dan diamati berkas cahaya terusan.
Kemudian layar dipindahkan dan diamati berkas cahaya terusan dengan
menggunakan Photometer.
4. Posisi translator anguler diatur sehingga berkas cahaya datang dan garis
normal membentuk sudut minimum ( sekitar = 2 ). Kemudian posisi
Photometer diatur dan dicatat intensitas cahaya pantul.
5. Polarisator ( sebagai analiser ) diletakkan di depan Photometer dan
diatur agar sumbu 0 vertical ( tegak lurus bidang datang ). Kemudian
amati dan dicatat intensitas cahaya pantul ( Ir ) pada Photometer.
6. Sudut translator anguler diubah sehingga sudut datang sebesar 5.
Kemudian dicatat intensitas cahaya pantul.
7. Sudut translator dinaikkan dan dicatat Ir sampai posisi sudut 90
( diamati cahaya datang ( I0 ).
b. Cahaya tegak lurus bidang datang
8. Pada bagian ini intensitas pantulan cahaya paralel terhadap bidang
datang dapat diketahui. Polarisator (analyzer didepan fotometer) diputar
pada sudut 90. Pada keadaan ini cahaya yang ditransmisikan oleh
analyzer paralel terhadap bidang datang.
9. Selanjutnya dilakukan langkah yang sama seperti pada langkah 4,5,6
dan 7.

Bidang akrilik

19

1. Untuk percobaan bidang akrilik ini dilakukan seperti pada langkah yang
menggunakan bidang gelas

3.3 Metode Analisa


Dalam percobaan ini didapatkan beberapa data pengamatan yaitu
intensitas cahaya laser HeNe yang terbaca pada fotometer dan besarnya perubahan
sudut analizer ().
Dalam percobaan ini didapatkan 17 data variasi sudut analyzer dengan
besarnya intensitas cahaya laser HeNe yaitu :
Tabel Pengamatan
Cahaya tegak lurus
Sudut Datang
Intensitas

No

Cahaya paralel
Sudut Datang
Intensitas

1
2
.
.
16
Dimana : adalah sudut putar dari analizer
I adalah intensitas yang terbaca pada fotometer
Dengan data tersebut dapat dibuat grafik hubungan antara intensitas
dengan sudut datang.
Ir/Io

Dari grafik tersebut juga akan diperoleh sudut brewster (

Brewster (

) , dimana sudut

) tersebut merupakan sudut yang paling kecil atau minimum.

20

sudut Brewster (

) diperoleh dari persamaan snellius

n1 sin=n2 sin

Namun sudut polarisasi Brewster (

sudut komplementer. Dengan demikian

) terjadi ketika dan merupakan

cos=sin

sehingga persamaan

snellius diatas menjadi :


n1 sin=n2 sin
n1 sin=n2 cos
sin n2
=
cos n1
tan =

Dimana

n2
n1
n1

merupakan indek bias udara yang besarnya

n1=1,00028

n2

merupakan indek bias medium ( gelas dan akrilik )

merupakan sudut brewster


Sehingga untuk menentukan nilai indek bias medium ( gelas dan akrilik )
yaitu :
tan =

n2
n1

n2=n1 tan B
Sedangkan untuk mengetahui
rumus sebagai berikut :

| |||

n2 =

n2

n2

yaitu dengan menggunakan ralat atau

21

Sehingga nilai indek bias mediumnya yaitu

n2 n2

Dengan adanya indek bias udara dan indek bias medium, maka dapat
diketahui besarnya intensitas gelombang reflektansi dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
n n
R= 1 2
n1 +n2
2

Dimana R = reflektansi
n1 = indek bias udara
n2 = indek bias medium

You might also like