Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
ATRITIS GOUT (ASAM URAT)
Pengertian
Asam urat merupakan kelainan metabolik yang disebabkan karena penumpukan purin atau
eksresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Asam urat merupakan penyakit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang
biasanya mono-artikuler. Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim
ginjal dan dapat menimbulkan batu saluran kemih (Edu S. Tehupeiory, 2010)
I.
II.
III.
1.
2.
3.
4.
5.
Etiologi
Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
Jenis kelamin dan umur
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu umur (30
tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun).
Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang karena ada
jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan kelebihan produksi
asam urat.
Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout. Misalnya
makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan hiperurisemia
dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, levodova.
Patofisiologi
Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam plasma
lebih dari 9 mg/dl.
Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh
leukosit.
Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling kristal bersatu
dengan membran leukositik lisosom.
Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan oksida
radikal ke dalam sitoplasma.
Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal
dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada
menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi
bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
IV.
Tanda dan Gejala
Stadium Arthritis Gout Akut
Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam
menggigil dan merasa lelah.
Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo dll), kelelahan fisik,
stres, diuretic.
Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik dapat
menyebabkan kekambuhan.
Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode interkritikal
asimptomatik.
Stadium Arthritis Gout Menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama tidak
berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar
sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang
berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini
akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila
ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu
lagi.
V.
VI.
1)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum, kreatinin..
Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam urat pada urine 24
jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan
kecepatan waktu pengendapan
Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak
Penatalaksanaan
Non farmakologi
Pembatasan makanan tinggi purin ( 100-150 mg purin/hari.
Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB n BB.
Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak kurang dari 100
g/hari.
Rendah protein yang bersumber hewani.
Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 ltr atau sekitar 10 gelas
sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.
Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol dapat meningkatkan
asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam urat
2) Farmakologi
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan inflamasi (colchicine,
indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :
Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon, benzbromaron) dan Inhibitor
xantin (alopurinol ).
Konsep Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
Identitas
Prosentase pria : wanita 2 : 1 Pada pria dominan terjadi pada pria dewasa ( 30 th
keatas) danWanita terjadi pada usia menopause ( 50 60 th ).
Keluhan utama nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam,
menggigil dan merasa lelah.
Pemeriksaan fisik
Identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
Nyeri tekan pada sendi yang terkena
Nyeri pada saat digerakkan
Area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
Denyut jantung berdebar
Riwayat psikososial
Cemas dan takut untuk melakukan kativitas
Tidak berdaya gangguan aktivitas di tempat kerja
2.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko gangguan mobilisasi b.d Kurangnya kemampuan merawat anggota keluarga yang
sakit reumatik
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Kurangnya kemampuan merawat anggota keluarga yang
sakit reumatik
3. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah b.d kurangngnya mengenal
masalah kesehatan
3.
Tujuan umum :
Setelah 3x kunjungan rumah, resiko gangguan mobilisasi klien tidak terjadi
Tujuan Khusus :
1) Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu mengenal masalah rheumatik pada
anggota keluarga. Dengan cara:
a. Menyebutkan pengertian reumatik
Intervensi
a) Diskusikan bersama keluarga pengertian reumatik dengan menggunakan lembar balik
a)
b)
c)
b.
a)
b)
3)
a.
a)
b)
c)
b.
a)
b)
c)
d)
c.
a)
b)
Intervensi
Jelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila reumatik tidak diobati dangan menggunakan
lembar baik
Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat lanjut dari reumatik yang tidak diobati
Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
Memutuskan untuk merawat
Intervensi
Motivasi keluarga untuk mengatasi masalah yang dihadapi
Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga untuk merawat anggota kelurga yang
mengalami reumatik
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan
reumatik :
Menyebutkan cara perawatan reumati
Intervensi
Diskusikan dengan keluarga cara perawatan reumatik dengan menggunakan lembar balik
Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali perawatan reumatik
Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga
Mendemonstrasikan cara latihan gerak
Intervensi
Demonstrasikan pada keluarga tentang cara latihan gerak pada persendian, sendi kepala
sampai sendi kaki
Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba melakukan latihan gerak
Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan
Menyebutkan jenis makanan untuk reumatik
Intervensi
Diskusikan bersama keluarga tentang jenis makanan/diit untuk reumatik
Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali diit reumatik
a)
b)
c)
b.
a)
b)
Intervensi
Menginformasikan mengenai pengobatan dan pendidikan kesehatan yang dapat diperoleh
keluarga di pelayanan kesehatan
Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali hasil diskusi
Beri reinforcement positif atas hasil yang dicapai keluarga
Memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam merawat reumatik
Intervensi
Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi fasilitas kesehatan
Berikan reiforcement positif atas tindakan tepat yang dilakukan oleh keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi
8 Vol 2, EGC, Jakarta.
Mansjoer , Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media Aeusculapius.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC,
Jakarta.
Suparyanto. Metabolisme Purin dan Pirimidin. http://dr-suparyanto-m.kes.blogspot.com(Online) 01
Juli 2012.
Goat akut biasanya monoatikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout
adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien juga menderita demam dan jumlah
sel darah putih meningkat. Serangan akut biasanya didahului oleh tindakan pembedahan, obat,
alkohol dan stress emosional. Meskipun yang paling sering terserang pertama adalah ibu jari
kaki (Sendi metatarsofa longeal) tetapi sendi lainnya dapat juga terserang, semakin lama
penyakit makan sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang
gout. Serangan akut akan berkurang setelah 10-14 hari walapun tanpa pengobatan. Produk
buangan termasuk asam urat dan garam-garam anorganik dibuang melalui saluran ginjal,
kandung kemih, dan saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan ginjal dalam proses
pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup banyak dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah. Hal tersebut juga dapat, menimbulkan komplikasi yaitu pengendapan asam urat
dalam ginjal yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal dari kristal asam urat.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang terkena adalah
kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu, perasaan sakit sangat hebat
(excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah mulai timbul gejala
pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses inflamasi yaitu :
merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama
adalah sendi metaatarso falongeal pertama (MTPI). Hampir semua kasus lokasi artritis
terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout)
Serangan akut dapat membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi
sempurna sampai serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan
timbul artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak selalu artritis
gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak orang dengan peninggian
asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang karakteristik sebagai
benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering timbul pada seseorang yang menderita
artritis gout lebih dari 10 tahun.
E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Serangan Akut
Obat yang diberikan :
a. Kolkisin merupakan pilihan utama dalam pengobatan serangan artritis gout maupun
pencegahan dengan dosis rendah.
b. Obat anti inflamasi non steroid (DAINS) yang paling sering digunakan adalah indometasin.
c. Kortikosteroid.
d. Analgesik diberikan bila rasa nyeri sangat berat.
e. Tirah baring.
2. Penatalaksanaan periode antara
Bertujuan mengurangi endapan urat dalam jaringan dan menurunkan frekuensi serta
keparahan serangan
a. Diet
1) Hindari alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing dan
sebagainya).
2) Perbanyak minum.
b. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiozid, diaretik, aspirin, dan
asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dan ginjal.
c. Kolkisin secara teratur
1) Mencegah serangan gout yang akan datang.
2) Menekan serangan akut.
d. Penurunan kadar asam urat serum
Diindikasikan pada artrtitis akut yang sering dan tidak terkontrol dengan kolkisin terdapat tofi /
kerusakan ginjal.
1) Obat Urikosurik menghambat reabsorbsi tubulus terhadap asam urat yang telah difiltrasi dan
mengurangi penyimpanannya, mencegah pembentukan tofi baru dan mengurangi ukuran yang
telah terbetnuk.
2) Inhibitar Xantin Oksidase / Alopurinal
a) Menurunkan produksi asam urat
b) Meningkatkan pembentukan xantin dan hipoxantin dengan menghambat enzim xantin
oksidase.
3) Tujuan Utama Pengobatan Artritis Goat adalah :
a) Mengobati serangan akut secara baik dan benar.
b) Mencegah serangan ulangan artritis goat akut.
c) Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat.
d) Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peninggian asam urat pada jantung, ginjal dan
pembuluh darah.
e) Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk memastikan seseorang terkena gout adalah dengan dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
Apabila kadar asam urat dalam darah pada laki-laki lebih dari 7 mg/dl dan pada wanita lebih dari
6 mg/dl. Maka dikatakan menderita asam urat tinggi yang memicu terjadinya gout.
2. Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24 jam.
Kadar asam urat dalam urin berlebihan bila kadarnya lebih dari 800 mg/24 jam pada diet biasa
atau lebih dari 600 mg / 24 jam.
G. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan,
alamat, Tgl MRS, No. Reg., dx medis.
2. Riwayat Penyakit
a. Keluahan Utama
Nyeri disertai pembengkakan dan kemerahan dari sendi yang sakit (terutama pada sendi
metatarsofalongeal) pertama dari ibu jari.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
P : Provokatif / Pallatif / Penyebab
Kaji penyebab
Q : Quantitas / Quantitas Nyeri
Kaji seberapa sering px menyerangiai, tindakan apa yang dapat menyebabkan nyeri.
R : Regional / area yang sakit
Sering mengenai sendi dipangkal ibu jari kaki, pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan dan
sikut.
S : Severtity / Tingkat Keparahan
d. GCS
8. Pemeriksaan Persistem
a. Otot, Tulang, integumen
Otot, tulang
1) Mengalami atrofi pada otot.
2) Kontraktur / kelainan pada sendi.
Integumen
3) Kaji tumor kulit.
4) Kulit tampak merah, keunguan, kencang, licin, teraba hangat pada waktu sendi membengkak.
b. Pulmonaile
1) Kaji bentuk dada, frekwensi pernafasan. Apakah ada nyeri tekan.
2) Dan apakah ada kelainan pada bunyi nafas.
c. Cardiofaskuler
1) Inspeksi : terjadi distensi vena
2) Palpasi : Takhikardi
3) Auskultasi : Apakah ada suara jantung normal S1 dan S2 tunggal
d. Abdomen
Pada penderita Gout Artritis biasanya terjadi anoreksia dan konstipasi.
e. Urologi
Hampir pada 20 % penderita Gout Artritis memiliki batu ginjal.
f. Muskuluskeletal
1) Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi.
2) Tofi dengan gout kronik, ini temuan paling bermakna. Tofi adalah pembesaran jaringan
permanen diakibatkan dari deposit kristal urat natrium, dapat terjadi dimana saja pada tubuh
tetapi umum ditemukan pada sendi sinovial, bursa alecranon dan vertebrate.
3) Laporan episode serangan gout adalah nyeri berdenyut, berat dan tak dapat ditoleransi.
g. Reproduksi
Biasanya mengalami gangguan pada saat melakukan aktivitas sexual akibat kekauan sendi.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan keterbatasan gerak sendi
2. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri / sekunder terhadap fibrositas.
3. Risiko tinggi terhadap isolasi sosial yang berhubungan dengan kesulitan ambulasi dan
keletihan
4. Kurangnya defisit perawatan diri yang berhubungan dengan keterbatasan sekunder terhadap
penyakit.
5. Kurangnya defisit perawatan diri yang berhubungan dengan keterbatasan sekunder terhadap
penyakit.
I.INTERVENSI
3. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan keterbatasan gerak sendi
Tujuan :
Kriteria Hasil :
a. Adanya dan tingkat nyeri.
b. Fungsi dan mobilitas sendi :
1) Keterbatasan pada rentang gerak.
2) Adanya deformitas.
c. Kekuatan Otot
Intervensi :
a. Berikan penghilang nyeri sesuai kebutuhan.
Rasional : Nyeri dapat berperan dalam menurunkan mobilitas.
b. Berikan dorongan kepatuhan pada program latihan yang ditentukan, yang dapat meliputi
latihan berikut :
1) Rentang gerak
2) Penguatan otot
3) Ketahanan
Rasional : Program latihan teratur meliputi aktivitas rentang gerak, isometrik dan aerobik
tertentu dapat membantu mempertahankan integritas fungsi sendi.
c. Berikan dorongan untuk melakukan latihan yang sesuai denga tingkat aktivitas penyakit.
Rasional : Selama periode inflamasi akut, individu dapat mengimbolisasi sendi pada posisi yang
paling nyaman.
4. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri / sekunder terhadap fibrositas.
Kriteria Hasil :
a. Kebutuhan Tidur yang lazim, pola, terbangun pada malam hari.
b. Adanya nyeri pada malam hari.
c. Adanya fibrositis sekunder, ditandai oleh :
1) Kesulitan mempertahankan tidur atau tidur non restoratif.
2) Karakteristik titik tubuh nyeri tekan setempat.
Intervensi :
a. Dorong klien untuk mandi dengan air hangat / pancur sebelum tidur, juga mungkin
bermanfaat mandi pancur pada pagi-pagi untuk mengurangi kekakuan pagi.
Rasional : Air hangat meningkatkan sirkulasi sendi yang emngalami inflamasi dan merilekskan
otot
b. Dorong pelaksanaan ritual menjelang tidur. Misal : aktivitas hygiene, membaca atau minum
hangat.
Rasional : Ritual menjelang tidur membantu meningkatkan relaksasi dan menyiapkan tidur.
c. Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur distraksi dan relaxsasi.
Rasional : Klien dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami gejala yang memburuk pada
malam hari.
d. Anjurkan posisi sendi yang tepat :
1) Bantal untuk posisi ekstremitas.
2) Bantal servikal
Rasional : Posisi tepat dapat membantu mencegah nyeri selama tidur dan terjaga.
5. Risiko tinggi terhadap isolasi sosial yang berhubungan dengan kesulitan ambulasi dan
keletihan
Kriteria Hasil :
a. Pola sosial ini dan sebelumnya.
a. Perubahan yang diantisipasi, keinginan terhadap suatu
peningkatan.
Intervensi :
a. Dorong px untuk mengungkapkan perasaan dan mengevaluasi pola sosialisasinya.
Rasional : klien yang dapat menentukan apakah ola sosialisasinya memuaskan atau tidak.
b. Diskusikan keuntungan menggunakan waktu luang untuk mempercayai diri (Membaca /
membuat kerajinan tangan).
Rasional : Aktivitas hiburan dapat membuat seseorang lebih tertarik pada orang lain.
c. Hindari menonton televisi berlebihan.
Rasional : Selain pendidikan dokumenter, TV mendorong partisipasi pasif dan biasnaya tidak
menantang intelektual.
d. Identifikasi hambatan utnuk kontak sosial.
1) Kurang transportasi
2) Nyeri
3) Penurunan mobilitas.
Rasional : Masalah mobilitas umumnya menghambat mobilisasi, tetapi banyak kesulitan yang
berkaitan dapat diatasi dengan perencanaan.
6. Kurangnya defisit perawatan diri yang berhubungan dengan keterbatasan sekunder terhadap
penyakit.
Kriteria Hasil :
a. Kebutuhan akan dan kemampuan untuk menggunakan alat bantu.
d. Jelaskan hubungan stress pada penyakit inflamasi. Diskusikan tentang teknik penatalaksanaan
stress :
1) Relaksasi pronfesik
2) Bimbingan imajinasi
3) Latihan teratur.
Rasional : Penggunaan efektif teknik penatalaksanaan stress dapat membantu meminimalkan
efek stress pada proses penyakit.
e. Pertegas pentingnya perawatan tindak lanjut rutin.
Rasional; : Perawatan tindak lanjut dapat mengidentifikasi dini komplikasi dan membantu
mengurangi ketidakmampuan karena disuse.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddath.2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran.
EGC: Jakarta
Carpenito, Lynda Juall, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media Aesculapius FKUI : Jakarta
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar GangguanMuskuloskeletal. Cetakan kedua.
Jakarta :
Salemba Medika.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima.Jakarta : Yarsif
Watampone.
Konsep Medis
Anatomi dan Fisiologi
Anatomi Fisiologi Rangka
Muskuloskeletal berasal dari kata muscle (otot) dan skeletal
(tulang). Rangka (skeletal) merupakan bagian tubuh yang terdiri dari
tulang, sendi dan tulang rawan (kartilago), sebagai tempat
menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap
dan posisi.
1)
Rangka aksial, melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan
torso.
a)
Kolumna vertebra
b)
Tengkorak
2)
3)
2)
3)
4)
5)
F Tulang ceper yang terdapat pada tulang tengkorak yang terdiri dari 2
tulang karang di sebelah dalam dan tulang padat disebelah luar.
F Bentuk yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
Struktur Tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi tulang
pendek, panjang, tulang berbentuk rata (flat) dan tulang dengan
bentuk tidak beraturan. Terdapat juga tulang yang berkembang didalam
tendon misalnya tulang patella (tulang sessamoid). Semua tulang
memiliki sponge tetapi akan bervariasi dari kuantitasnya. Bagian
tulang tumbuh secara longitudinal,bagian tengah disebut epiphyse
yang berbatasan dengan metaphysic yang berbentuk silinder.
Vaskularisasi. Tulang merupakan bagian yang kaya akan vaskuler
dengan total aliran sekitar 200-400 cc/menit.Setiap tulang memiliki
arteri menyuplai darah yang membawa nutrient masuk di dekat
pertengahan tulang kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi
pembuluh darah mikroskopis, pembuluh ini menyuplai korteks, morrow,
dan sistem harvest.
Persarafan. Serabut syaraf simpatik dan afferent (sensorik)
mempersarafi tulang dilatasi kapiler dan di control oleh saraf
simpatis sementara serabut syaraf efferent menstramisikan rangsangan
nyeri.
Kalsium dan Fosfor. Tulang mengandung 99% kalsium dan 90% fosfor.
Konsentrasi ini selalu di pelihara dalam hubungan terbalik. Apabila
kadar kalsium meningkat maka kadar fosfor akan berkurang, ketika
kadar kalsium dan kadar fosfor berubah, calsitonin dan PTH bekerja
untuk memelihara keseimbangan.
Persendian
Persendian dapat diklasifikasikan menurut struktur
(berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang
yang beratikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan
paersendian tersebut) dan menurut fungsi persendian (berdasarkan
jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).
Klasifikasi struktural persendian :
Persendian fibrosa
Persendian kartilago
Persendian synovial.
Klasifikasi fungsional persendian :
Sendi Sinartrosis atau Sendi Mati
Secara structural, persendian ii dibungkus dengan jaringan ikat
fibrosa atau kartilago.
Amfiartrosis
Sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya
sedikit gerakan sebagai respon terhadap torsi dan kompresi .
Diartrosis
Sendi ini dapat bergerak bebas,disebut juga sendi sinovial.Sendi ini
memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial,suatu kapsul sendi
yang menyambung kedua tulang, dan ujung tilang pada sendi sinovial
dilapisi kartilago artikular.
Klasifikasi persendian sinovial :
Sendi sfenoidal : memungkinkan rentang gerak yang lebih besar,menuju
ke tiga arah. Contoh : sendi panggul dan sendi bahu.
Sendi engsel : memungkinkan gerakan ke satu arah saja. Contoh :
persendian pada lutut dan siku.
Sendi kisar : memungkinkan terjadinya rotasi di sekitar aksis
sentral.Contoh : persendian antara bagian kepala proximal tulang
radius dan ulna.
Persendian kondiloid : memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut
kanan setiap tulang. Contoh : sendi antara tulang radius dan tulang
karpal.
Pengertian
2.
Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit /
penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat
sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal
dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam
urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
a.
b.
3.
Pathofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang
tidak adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan
di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan
4.
Manifestasi Klinis
Nyeri
tulang sendi
Gangguan akut :
Nyeri hebat
Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
Sakit kepala
Demam.
Gangguan kronis :
Serangan akut
Hiperurisemia yang tidak diobati
Terdapat nyeri dan pegal
Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan
monosodium urat dalam jaringan)
5.
Penatalaksanaan Medik
Tujuan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah
serangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
a.
b.
c.
d.
e.
dan antipiretik)
f.
g.
h.
i.
j.
6.
a.
b.
c.
7.
a.
b.
c.
Komplikasi
Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi
kronis dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
Hipertensi dan albuminuria.
Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
Pemeriksaan Penunjang
Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, yang menunjukkan
inflamasi
SDP meningkat (leukositosis)
Ditemukan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
d.
e.
8.
Pencegahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
A.
Konsep Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Identitas
Nama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin
(biasanya 95% penderita gout adalah pria), dll
b.
Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu
jari kaki (sendi lain)
c.
katif)
ty / qualitas)
n)
:
Kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya
pada pangkal ibu jari)
ity)
:`
:
Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ? (Biasanya
terjadi pada malam hari)
d.
e.
f.
:
Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien
menjalankan ibadah menurut agamanya
g.
1)
Kebutuhan nutrisi
Makan
:
protein)
Minum
:
2)
Kebutuhan eliminasi
a)
BAK
b)
BAB
bau
: kaji frekuensi, jumlah, warna,
bau
3)
Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas seharihari secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
2.
a.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
1)
Tingkat kesadaran
2)
GCS
3)
TTV
b.
Peningkatan penginderaan
1)
Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba
hangat
2)
Mata
Sistem penginderaan
:
Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan
bola mata
Hidung
Telinga
:
Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak,
biasanya terdapat tofi pada telinga
3)
Sistem kardiovaskuler
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
:
Apakah suara jantung normal S1 + S2tunggal / ada suara
tambahan
4)
Sistem penceranaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
5)
Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan
nyeri yang luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di sendisendi perifer, deformitas (pembesaran sendi)
6)
Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal
c.
Pemeriksaan diasnostik.
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang
berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus
lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch
out).
3.
Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
4.
Intervensi Keperawatan
a.
nyeri
Kriteria hasil
INTERVENSI
RASIONAL
MANDIRI
Kaji lokasi,
intensitas,an tipe nyeri.
Observasi kemajuan nyeri ke
daerah yang baru. Kaji nyeri
dengan skala0 4.
Bantu klien
dalam mengidentifikasi
factor pencetus.
Pendekatan dengan
menggunakan relaksasi dan
farmakologilain menunjukan
keefektifan dalam
Tingkatkan
pengetahuaan tentang
penyebab nyeri dan hubungan
dengan berapa lama nyeri akan
berlangsung.
KOLABORASI
mengurangi nyeri.
Akan melancarkan
peredaran darah sehingga
kebutuhan oksigen pada
jaringan terpenuhi dan
mengurangi nyeri.
Mengalikan perhatian
klien terhadap nyeri ke hal
yang menyenangkan.
pegetahuan tersebut
membatu mengurangi nyeri
dan dapat
menbatumeningkatkan
kepatuhan klien terhadap
rencana terapeutik
pemakaian alkohol,
kafein, dan obat-obatan
diuretik akan menambah
peningkatan kadar asam urat
dalam serum.
Alopurinol menghambat
biosentesis asam urat
sehingga menurunkan kadar
asam urat serum.
b.
RASIONAL
MANDIRI
Mengetahui tingkat
kemampuan klien dalam
melakukan aktifitas.
Untuk mempertahankan
fleksibilitas sendi sesuai
kemampauan.
Untuk mendeteksi
perkembangan klien.
Kemampuan mobilisasi
ekstermitas dapat
ditingkatkan dengan latihan
fisik dari tim fisioterapi.
KOLABORASI
c.
kaki dan
Kriteria hasil
orang terdekat
INTERVENSI
RASIONAL
MANDIRI
Menetukan bantuan
Kaji perubhan perspsi dan
individual dalm
hubungannya dengan
menyusun rencana
derajat kletidak
perawatan atau
mampuan.
pemilihan intervensi
Membantu klien
melihat
Ingantkan kembali
bahwa peraat
realitas bahwa masih
menerima kedua
dapat menggunakan sisi
bagian dari seluruh
yang sakit dan belajar
tubuh dan mulai
mengontrol sisi yang
menerima situasi
sehat.
baru.
Membantu meningkatkan
Bantu dan ajurkan
perasaan harga diri
perawatan yang baik dan
dan mengontrol lebih
memperbaiki kebiasaan.
dari satu area
kehidupan.
Menghidupkan kembali
perasaan mandiri dn
membatu
perkemabangan harga
diri serta
memengaruhi proses
rehabilitasi.
Dukungan perawat
kepada klien dapat
meningkat kan rasa
percaya diri klien.
d.
Kolaborasi
denagn ahli
neuropsikologi
dan konseling
bila da indikasi
.
Dapat memfasilitasi
perubahan peran yang
penting untuk
perkembangan
perasaan.
INTERVENSI
RASIONAL
Tentukan kebiasaan
Tingkatkan regimen
kenyamanan waktu tidur,
misalnya mandi hangat dan
massage.
Gunakan pagar
tempat tidur sesuai
indikasi ; rendahkan tempat
Kolaborasi dalam
pemberian obat sedative,
hipnotik sesuai dengan
indikasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_back.jpg
http://yadikustiyadi.blogspot.com/2013/05/laporanpendahuluan-arthritis-gout_13.html