Professional Documents
Culture Documents
id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PERSETUJUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh:
Restu Maharany Arumningtyas, G0007139, Tahun 2010
, tanggal
2010
Pembimbing Utama
Penguji Utama
Pembimbing Pendamping
Anggota Penguji
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
commit to user
ABSTRAK
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit
to user
ABSTRACT
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit
to user
PRAKATA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit
to user
DAFTAR
ISI
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
halaman
PRAKATA ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 5
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5
1................................................................................................. M
akanan Pendamping ASI ................................................................. 5
2................................................................................................. Pe
rkembangan Anak........................................................................ 16
3................................................................................................. H
ubungan Jenis Asupan Makanan Pendamping ASI
Dominan dengan Perkembangan Anak Usia 6 24 Bulan .............. 24
B. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 26
C. Hipotesis ............................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 28
commit to user
A. Jenis Penelitian ..................................................................................
28
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
J.
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Kebutuhan Energi MP-ASI Berdasarkan Usia .................................. 7
Tabel 2. Kebutuhan Protein Berdasarkan Usia ................................................. 8
Tabel 3. Kecukupan Vitamin dan Mineral ...................................................... 10
Tabel 4. Keuntungan dan Kerugian MP-ASI Lokal ........................................ 11
Tabel 5. Keuntungan dan Kelemahan MP-ASI Pabrikan ................................ 14
Tabel 6. Ketentuan Pemberian Makanan pada Anak Usia 6 24 Bulan.......... 15
Tabel 7. Milestone Perkembangan Anak ......................................................... 20
Tabel 8. Distribusi Anak Usia 6 24 Bulan Menurut Distribusi Umur ........... 41
Tabel 9. Distribusi Jenis Asupan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Dominan pada Usia 6 12 Bulan ....................................................... 42
Tabel 10. Distribusi Jenis Asupan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Dominan Pada Usia 13 24 Bulan ....................................................`42
Tabel 11. Distribusi Perkembangan Anak Usia 6 12 Bulan ............................ 43
Tabel 12. Distribusi Perkembangan Anak Usia 13 24 Bulan .......................... 43
Tabel 13. Distribusi Jenis Asupan MP-ASI Dominan dan Perkembangan
Anak Usia 6 12 Bulan ....................................................................44
Tabel 14. Distribusi Jenis Asupan MP-ASI Dominan dan Perkembangan
Anak Usia 13 24 Bulan ...................................................................46
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 15. Uji Chi Kuadrat Hubungan Jenis Asupan MP-ASI Dominan
dengan Perkembangan Anak Usia 6 12 Bulan.................................47
Tabel 16. Uji Chi Kuadrat Hubungan Jenis Asupan MP-ASI Dominan
dengan Perkembangan Anak Usia 13 24 Bulan...............................49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran A. Surat Izin Penelitian ...................................................................... 66
Lampiran B. Surat Izin Pengambilan Data ......................................................... 67
Lampiran C. Kuisioner Penelitian....................................................................... 68
Lampiran D. Formulir Tes Denver II .................................................................. 72
Lampiran E. Data Sampe Penelitian ................................................................... 73
Lampiran F. Distribusi Data................................................................................ 74
Lampiran G. Jenis Asupan MP-ASI Dominan Perkembangan Anak
Usia 6 12 Bulan Uji Chi-Square ................................................ 76
Lampiran H. Jenis Asupan MP-ASI Dominan Perkembangan Anak
Usia 13 24 Bulan Uji Chi-Square .............................................. 77
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul: Hubungan Jenis Asupan Makanan Pendamping ASI
Dominan dengan Perkembangan Anak 6 24 Bulan
Restu Maharany Arumningtyas, NIM : G0007139, Tahun : 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari
, Tanggal
2010
Pembimbing Utama
Endang Dewi Lestari, dr., Sp.A (K), MPH
NIP : 19591201 198603 2 008
....................................................
Pembimbing Pendamping
Selfi Handayani, dr., M.Kes
NIP : 19670214 199702 2 001
.....................................................
Penguji Utama
Prof. Harsono Salimo, dr., Sp.A (K)
NIP : 19441226 197310 1 001
.....................................................
Anggota Penguji
Pudjiastuti, dr., Sp.A (K)
NIP : 19600110 198712 2 001
.....................................................
Surakarta, ___________________
Dekan FK UNS
commit to user
ii
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau disebut dengan MP-ASI lokal
(home-made baby food) (Depkes RI. 2006). Pemberian MP-ASI
hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di
daerah setempat (indigenous food). (Krisnatuti dan Yenrina, 2008). Secara
umum, pemilihan MP-ASI pabrikan dikarenakan cara pemberiannya yang
lebih mudah dan praktis. Akan tetapi, tidak sedikit ibu yang memilih untuk
menggunakan MP-ASI lokal dengan alasan bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatannya mudah diperoleh. (Hayati, 2009).
Usia 6-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus
periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi
dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang
optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak
memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan
berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang
bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. (Almatsier,
2001; Scrimshaw, 2003). Pada periode ini, perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
(Soetjiningsih, 1995).
Berdasarkan data di RSCM tahun 2009, prevalensi keterlambatan
perkembangan anak mencapai 10-15%. Oleh karena itu, saat ini berbagai
metode untuk deteksi dini guna mengetahui keterlambatan perkembangan
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan antara jenis MP-ASI dominan dengan
perkembangan anak usia 6 24 bulan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI yang
dominan dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan.
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI
yang dominan dengan perkembangan anak usia 6 12 bulan dan
pada anak usia 13 24 bulan.
b. Mengetahui kandungan makronutrien dan mikronutrien pada MPASI
c. Mengetahui cara melakukan Tes Denver II untuk menilai
perkembangan pada anak usia 6 24 bulan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI yang dominan
dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan.
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini bermanfaat untuk mendorong masyarakat, klinisi, dan
pihak yang terkait untuk lebih memperhatikan jenis asupan makanan
pendamping ASI dalam hal perkembangan, sehingga tumbuh kembang
anak dapat optimal.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Makanan Pendamping ASI
a. Definisi
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan
tambahan yang diberikan selain ASI (WHO, 2000). Peranan MPASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI, melainkan hanya
untuk melengkapi ASI. Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan
setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan.
(Krisnatuti dan Yenrina, 2008). Hal tersebut merupakan salah satu
cara untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. (Soetjiningsih, 1995).
b. Manfaat Pemberian MP-ASI
Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk
menambah energi dan zat-zat yang diperlukan bayi karena ASI
tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus-menerus.
(Krisnatuti dan Yenrina, 2000). Selain sebagai pelengkap ASI,
pemberian MP-ASI dapat membantu bayi dalam proses belajar
makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang
baik. (Almatsier, 2001).
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cukup
baik
untuk
mengunyah,
menggigit
dan
menelan.(WHO, 2000)
Pemberian MP-ASI yang dilakukan terlalu dini dapat
menyebabkan berkurangnya produksi ASI. Hal ini disebabkan
ukuran perut bayi masih kecil, sehingga mudah penuh,
sedangkan kebutuhan gizi bayi belum terpenuhi. Akibatnya,
proses pertumbuhan dan perkembangan bayi akan terganggu.
(Krisnatuti dan Yenrina, 2008). Selain berkurangnya produksi
ASI, pemberian MP-ASI yang dilakukan terlalu dini dapat pula
mengakibatkan
diare,
berkurangnya
fungsi
ASI sebagai
gangguan
pada
pertumbuhan
dan
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(Bulan)
(kkal/hari)
(kkal/hari)
ASI
MP-ASI
6 12
650
400
250
12 24
850
350
500
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Protein
Protein untuk bayi sebaiknya yang bermutu tinggi, sedapat
mungkin mirip dengan kasein dan protein whey yang terdapat
dalam ASI. (Wuryo, 2002). Protein mempunyai beberapa fungsi,
di antaranya adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan,
pembentukan
ikatan-ikatan
esensial
tubuh,
mengatur
6 12
12 24
(Almatsier, 2001)
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Lemak
Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi yang
cukup tinggi. Dalam 1 gram lemak dapat menghasilkan energi
sebanyak 9 kkal. Selain itu, lemak mempunyai fungsi lain yaitu
sebagai sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E, K,
serta pemberi rasa gurih dan sedap pada makanan. (Hayati,
2009)
Untuk menentukan pertimbangan menu yang beragam dan
apabila energi dan protein sudah terpenuhi maka kecukupan gizi
lemak yang dianjurkan tidak dicantumkan. Hal ini disebabkan
secara otomatis kecukupan lemak sudah terpenuhi. Dengan
demikian terlihat bahwa kebutuhan lemak tidak dinyatakan
dalam angka mutlak. Namun, dianjurkan bahwa sekitar 15-20%
energi total berasal dari lemak. (Krisnatuti dan Yenrina, 2008)
4) Vitamin dan Mineral
Vitamin yang dibutuhkan manusia terdiri dari vitamin yang
larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin
yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E, K,
sedangkan vitamin yang larut dalam air terdiri atas vitamin C,
vitamin B, riboflavin, niasin, B6, B12, asam folat, dan vitamin
lain yang tergolong vitamin B kompleks. (Krisnatuti dan
Yenrina, 2008).
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Golongan Umur
0-6 bulan
6-12 bulan
1-3 tahun
Vitamin A (RE, g)
350
350
350
Tiamin (mg)
0,3
0,4
0,5
Riboflavin (mg)
0,3
0,4
0,6
Niasin (mg)
2,5
3,8
5,4
0,1
0,1
0,5
22
32
40
Vitamin C (mg)
30
35
40
Kalsium (mg)
300
400
500
Fosfor (mg)
200
250
250
Besi (mg)
Seng (mg)
10
Iodium (mg)
50
70
70
(Almatsier, 2000)
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Jenis MP-ASI
1) MP-ASI Lokal
Pada
tahun
2005,
UNICEF
menganjurkan
untuk
2.
Meningkatkan
Kerugian
pengetahuan
dan 1.
4.
makanan
5.
6.
7.
8.
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) MP-ASI Pabrikan
MP-ASI pabrikan sering dikenal dengan sebutan MP-ASI
komersial. MP ASI komersial dibuat di pabrik untuk anak
berumur di bawah 3 tahun. (Hayati, 2009).
a) Hal-hal yang harus dipenuhi dalam pembuatan makanan bayi
(1) Formula
Formula harus dibuat berdasarkan angka kecukupan
gizi bayi dan balita, bahan baku yang diizinkan, kriteria
zat gizi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral. Secara umum, ciri-ciri konsep formula produk
sebagai berikut :
(a) Padat gizi dan seimbang, meliputi : bahan baku
yang kaya akan energi dan protein (PER>2,1;
susunan asam amino optimal dan nilai cerna
mendekati telur), perbandingan karbohidrat dan
lemak yang seimbang, membatasi konsumsi serat
kasar, gula dan garam, cukup vitamin dan mineral,
dan harus mampu menyuplai kebutuhan gizi
perhari.
(b)
Dapat
diterima dengan baik, meliputi : makanan yang
disukai, dibutuhkan dengan harga terjangkau serta
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengolah
makanan
dengan
tingkat
meningkatkan
ketersediaan
mineral
(khususnya Fe)
(d) Mampu memperbaiki penerimaan produk karena
pati tergelatinase
(e) Mampu mengawetkan makanan sehingga tahan
lama dan mudah didistribusikan
(Krisnatuti dan Yenrina, 2008)
(3) Higiene
(a) Bebas dari mikroorganisme patogen.
(b) Bebas dari kontaminan hasil pencemaran mikroba
penghasil racun dan alergi.
(c) Bebas racun.
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(d) Harus
dikemas
tertutup
sehingga
terjamin
konsumen,
komposisi
bahan-bahan
Kelemahan
1.
1.
2.
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
3.
4.
ada di pasaran
(Albar, 2004)
8 9 bulan
9 12 bulan
12 24 bulan
2 3 jenis bahan
Makanan keluarga
dasar (6 bulan)
dasar
dasar
(sajikan
secara
terpisah
penyedap,
dicampur)
atau dicampur)
jenis
bahan
jenis
bahan
dasar (7 bulan)
(disajikan
santan
gorengan)
Tekstur
Semi-cair
secara
bertahap
kurangi
campuran
sehingga
Lunak
(disaring)
Kasar (cincang)
dan
potongan
Makanan
yang
yang
dipotong
dan
makanan
air
dapat dingenggam
dapat digenggam
commit to user
Padat
hindari
dan
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjadi
semi-
padat
Frekuensi
Makanan utama :
Makanan utama :
Makanan utama :
Makanan utama : 3
1-2 kali/hari
2-3 kali/hari
3 kali/hari
-4 kali/hari
Camilan
Porsi
Camilan
Camilan
1kali/hari
kali/hari
kali/hari
1 2 sendok teh,
3-4
secara
makanan
makan makanan
bertahap
ditambahkan
semi
sendok
Potongan makanan
kasar
seukuran
Potogan
gigit
kali/hari
padat.
sekali
Camilan
5 sendok makan
atau lebih
makanan ukuran
kecil/sekali gigit
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Sesuka bayi
Belum
1 2 porsi susu
produk
sapi
susu sapi
susu
olahan
cheddar
ASI
Susu
&
slice
1/3
keju
slice
bolleh
susu olahan
cheddar
cangkir
2/3
yoghurt
cangkir
untuk
bayi
2. Perkembangan
a. Definisi
Perkembangan
(development)
adalah
bertambahnya
commit to user
kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Motor
Bahasa
Kognitif
Sosial
4-7 Bulan
-
Motor
Duduk,
menyangga
beban
tubuhnya
dengan
kaki,
Bahasa
Kognitif
Sosial
Labih
menyukai
ibu,
tertawa
keras,
menunjukkan
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Motor
Bahasa
Kognitif
benda
yang
disembunyikan,
menirukan
Sosial
12-24
-
Motor
Bulan
dari
tangga,
mencorat-coret,
membuka
pintu,
Bahasa
Kognitif
Dapat
menemukan
commit to user
objek
yang
disembunyikan,
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sosial
24-36
-
Motor
Bulan
Bahasa
kelamin,
dan
bulan
ulang
tahunnya,
dapat
Kognitif
Sosial
Dapat
bermain
permainan
sederhana,
commit to user
dapat
mulai
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B.
Kerangka Pemikiran
Makanan Pendamping ASI
untuk anak usia 6-24 bulan
MP-ASI Pabrikan
MP-ASI Lokal
Analisis frekuensi
Faktor genetik
Faktor hormonal
Faktor lingkungan
Normal
Suspek
Keterlambatan
Normal
commit to user
Suspek
Keterlambatan
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C.
Hipotesis
Terdapat hubungan positif antara jenis makanan pendamping ASI
dominan dengan perkembangan anak usia 6 12 bulan dan pada anak usia
13 24 bulan.
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat yang diobservasi hanya sekali pada
saat yang sama (Taufiqurohman, 2004).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa posyandu di Wilayah
Puskesmas Sibela, Surakarta
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak usia 6 24 bulan di Puskesmas
Sibela, Surakarta dengan kriteria :
1.
Kriteria inklusi
a. Bayi usia 6 24 bulan dengan riwayat pemberian ASI eksklusif.
b. Bayi usia 6 24 bulan dengan keadaan sehat.
c. Bersedia dilakukan Tes Denver II
2.
Kriteria eklusi
a. Memiliki riwayat berat badan lahir rendah.
commit to user
28
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Ukuran Sampel
Pengambilan sampel diambil secara purposive random sampling.
Jumlah sampel=
n1 = n2 =
Z2 . p . q
d2
Keterangan :
1. p = Perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada
populasi (0.15).
2. q = 1 p (0.85)
3. Z = Nilai statistik Z pada kurva normal standart pada tingkat
kemaknaan (1.96)
4. d = Presisi absolut yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi
populasi (0.1)
5. n1 = Sampel yang mendapat asupan MP-ASI lokal
6. n2 = Sampel yang mendapat asupan MP-ASI pabrikan
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
n1 = n2 =
34,5744 3
(Murti, 2003)
E. Teknik Sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive random sampling. Dari populasi sumber sebanyak 90 anak,
diambil secara acak menggunakan tabel random sebanyak 76 anak, dan
dilanjutkan dengan memperhatikan ada atau tidaknya anak yang tergolong
kriteria eksklusi pada penelitian ini.
Variabel Bebas
2.
3.
Variabel Luar
a. Variabel luar terkendali
: Usia
1)
2)
3)
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H. Instrumen Penelitian
1.
2.
3.
4.
Alat peraga
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Bola tenis
j.
Pensil merah
k.
Kertas kosong
(Frankenburg, 2009)
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6.
I.
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
J.
Skema Penelitian
Populasi Balita usia 6 24 bulan di
Puskesmas Sibela
SAMPEL
MP-ASI lokal
MP-ASI pabrikan
Tes Denver II
Penilaian Perkembangan
Suspek
Keterlambatan
Normal
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
K. Prosedur Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cara pengukuran
Sebelumnya umur anak perlu ditentukan lebih dahulu
dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan, 12 bulan
untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari
maka dibulatkan ke bawah, dan bila lebih dari 15 hari maka
dibulatkan ke atas.
Tes Denver II ini dapat dilakukan secara mudah dan cepat
(15 sampai 20 menit), dapat diandalkan, dan menunjukkan
validitas yang tinggi. Tugas yang perlu diperiksa pada setiap kali
skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas dari keseluruhan tugas
yang ada berjumlah 125 tugas. Tiap kali diberi tugas ditentukan
apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan tugas (No opportunity
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
b.
24 hours recall
1) Masing-masing kelompok menyiapkan bahan makanan,
misal: bahan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayuran dan buah-buahan.
2) Lakukan penimbangan
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
commit to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Kelompok Usia
Cakupan
Presentase
6-12 bulan
46
61%
13-24 bulan
30
39%
76
100%
Jumlah
Data Primer, Juli 2010
41
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jenis MP-ASI
Cakupan
Presentase
MP-ASI Pabrikan
27
59%
MP-ASI Lokal
19
41%
46
100%
Jumlah
Data Primer, Juli 2010
jenis
asupan
MP-ASI
pabrikan
lebih
banyak
(59%)
Jenis MP-ASI
Cakupan
Presentase
MP-ASI Pabrikan
11
37%
MP-ASI Lokal
19
63%
30
100%
Jumlah
Data Primer, Juli 2010
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perkembangan Anak
Cakupan
Presentase
Normal
30
65%
Suspek Keterlambatan
16
35%
46
100%
Jumlah
Data Primer, Juli 2010
Perkembangan Anak
Cakupan
Presentase
Normal
18
60%
Suspek Keterlambatan
12
40%
30
100%
Jumlah
Data Primer, Juli 2010
commit to user
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 13. Distribusi Jenis Asupan MP-ASI Dominan dan Perkembangan Anak
Usia 6 12 Bulan
No
Jenis
Perkembangan
Jumlah
Asupan
Anak
Total
MP-ASI
Normal
Suspek
Keterlambatan
MP-ASI
Cakupan %
Cakupan
27
90%
0%
27
10%
16
100%
19
30
100%
16
100%
46
Pabrikan
2
MP-ASI
Lokal
Jumlah
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 14. Distribusi Jenis Asupan MP-ASI Dominan dan Perkembangan Anak
Usia 13 24 Bulan
No
Jenis
Perkembangan
Jumlah
Asupan
Anak
Total
MP-ASI
Normal
Suspek
Keterlambatan
MP-ASI
Cakupan %
Cakupan
11
61%
0%
11
39%
12
100%
19
18
100%
12
100%
30
Pabrikan
2
MP-ASI
Lokal
Jumlah
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 15. Uji Chi Kuadrat Hubungan Jenis Asupan Makanan Pendamping ASI
Dominan dengan Perkembangan Anak Usia 6 12 bulan
Perkembangan Anak
OR
95%
CI
Jenis
Normal
Suspek
Asupan
MP-ASI
Jum
2,242
lah
27
27
Lokal
16
19
Jumlah
30
16
46
Pabrik
6,333
17,890
0,000
an
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
confidence interval. Dari tabel 15 juga terlihat bahwa anak usia 6 12 bulan
yang mengkonsumi jenis asupan MP-ASI home made memiliki risiko 6 kali
lebih besar untuk mengalami keterlambatan perkembangan dibanding dengan
anak usia 6 12 bulan yang mengkonsumsi MP-ASI jenis fabric made (OR =
6.333% CI = 2.242 17.890).
Tabel 16. Uji Chi Kuadrat Hubungan Jenis Asupan Makanan Pendamping ASI
Dominan dengan Perkembangan Anak Usia 13 24 bulan
Perkembangan Anak
OR
95%
CI
Jenis
Normal
Suspek
Asupan
MP-ASI
Jum
1,507
lah
11
11
Lokal
12
19
Jumlah
18
12
30
Pabrik
2,714
4,890
0,001
an
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
confidence interval. Dari tabel 16 juga terlihat bahwa anak usia 12 24 bulan
yang mengkonsumi MP-ASI jenis home made memiliki risiko 2 kali lebih
besar untuk mengalami keterlambatan perkembangan dibanding dengan anak
usia 12 24 bulan yang mengkonsumsi MP-ASI jenis fabric made (OR =
2.714% CI = 1.507 4.890).
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
49
perpustakaan.uns.ac.id
50
digilib.uns.ac.id
bebas dan variabel terikat. Pada penelitian ini, OR 6.333 menunjukkan hubungan
positif yang kuat di antara kedua variabel penelitian. (Hubungan kuat :
3.00<=OR=<10.00). (Murti, 2005)
Pada tabel 16 juga terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara jenis asupan MP-ASI dengan perkembangan anak usia 13 24 bulan
(p<0.005). Hasil penelitian ini menunjuk.kan bahwa anak usia 13 24 bulan yang
mengkonsumsi MP-ASI dominan lokal memiliki risiko 3 kali lebih besar
mengalami suspek keterlembatan perkembangan. (OR 2.714; 95% CI 1.507
4.890). Odds Ratio (OR) menunjukkan kekuatan dari hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Pada penelitian ini, OR 2.714 menunjukkan hubungan
positif yang sedang di antara kedua variabel penelitian. (Hubungan sedang :
1.50<=OR<3.00). (Murti, 2005)
Seperti yang telah peneliti paparkan di atas, bahwa hasil uji Chi Kuadrat
pada dua kelompok penelitian kali ini adalah signifikan (p < 0,005). Hal itu
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis asupan MP-ASI dengan
perkembangan anak usia 6 24 bulan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang peneliti paparkan pada Bab
tinjauan pustaka yang menyatakan bahwa salah satu kelebihan MP-ASI pabrikan
adalah kadar gizinya yang telah diukur oleh Departemen Kesehatan RI untuk
disesuaikan terhadap kebutuhan gizi anak-anak yang mengkonsumsinya. Kadar
kandungan gizi yang telah terukur tersebut secara langsung akan berpengaruh
terhadap perkembangan anak dikarenakan zat gizi makronutrien dan mikroutrien
yang terkandung di dalamnya merupakan faktor yang berpengaruh pada maturitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
52
digilib.uns.ac.id
tercapainya status gizi anak yang baik. Akan tetapi, pada penelitian lain,
didapatkan hasil penelitian yang tidak signifikan pada hubungan jenis asupan MPASI dominan dengan status gizi anak usia 6 24 bulan (Pratiwi, 2010). Hal itu
disebabkan oleh tidak hanya jenis asupan MP-ASI saja yang mempengaruhi status
gizi anak, akan tetapi juga banyak terdapat faktor perancu lain, di antaranya
adalah faktor lingkungan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada usia 6 12 bulan anak lebih
banyak mengkonsumsi jenis MP-ASI dominan pabrikan. Hasil itu sesuai dengan
teori yang telah peneliti paparkan di bab tinjauan pustaka yang menyebutkan
bahwa umumnya anak usia 6 12 bulan cenderung lebih banyak mengkonsumsi
jenis MP-ASI dominan pabrikan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor
waktu dan tenaga. Pada umumnya, orang tua cenderung lebih menginginkan
segala sesuatu yang praktis dalam hal menyiapkan makan untuk anaknya pada
tahun pertama. Kemungkinan juga anak yang lebih suka mengkonsumi MP-ASI
dominan pabrikan karena dirasa lebih lezat dan dapat meningkatkan selera makan.
Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada usia 13 24
bulan anak lebih banyak mengkonsumis jenis MP-ASI dominan lokal. Hal itu
sesuai dengan teori yang telah peneliti paparkan di bab tinjauan pustaka yang
menyebutkan bahwa umumnya anak usia 13 24 bulan cenderung lebih banyak
mengkonsumsi jenis MP-ASI dominan lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh kebutuhan anak itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa ada beberapa
tahap dalam pemberian makanan pada anak. Pada anak usia di atas 12 bulan, anak
harusnya sudah diperkenalkan pada makanan keluarga berupa makanan yang
commit to user
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
biasa dikonsumsi oleh orang dewasa akan tetapi tanpa garam, gula, penyedap, dan
santan. Contohnya, makanan seperti tim yang dibuat sendiri di rumah tangga.
Pemilihan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan dikarenakan
berbagai faktor, salah satunya adalah usia 6-24 bulan termasuk periode emas
tumbuh kembang anak. Dapat dikatakan periode emas karena pada masa itu selsel tubuh bertumbuh paling pesat, terutama sel-sel otak yang nantinya akan
berpengaruh pada perkembangan anak. Maka usia 6-24 bulan bukan hanya
periode emas tumbuh kembang anak, melainkan dapat menjadi periode kritis
apabila asupan gizi tidak adekuat.
Kandungan nutrien (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain
sebagainya) dalam MP-ASI, baik itu MP-ASI lokal maupun MP-ASI pabrikan
bermacam-macam bentuk dan fungsinya. Secara umum, nutrien tersebut akan
mempengaruhi
tumbuh
kembang
anak.
Makronutrien
dan
mikronutrien
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bulan, dan 550 kcal/hari untuk anak usia 12-23 bulan Makanan pertama bayi
sebaiknya adalah golongan beras dan sereal karena berdaya alergi rendah. Beras
dan sereal dihaluskan menjadi tepung, tim dengan air secukupnya sampai matang,
kemudian campurkan dengan ASI atau air matang untuk membentuk tekstur semi
cair. (Almatsier, 2001)
Secara berangsur-angsur, anak mulai diperkenalkan dengan sayuran yang
dikukus dan dihaluskan dan kemudian buah yang dihaluskan, kecuali pisang dan
alpukat matang, serta perlu diingat untuk jangan berikan buah/sayuran mentah.
Setelah bayi dapat mentolerir beras/sereal, sayur dan buah dengan baik, berikan
sumber protein (tahu, tempe, ati ayam, daging ayam atau sapi) yang dikukus dan
dihaluskan. Setelah bayi mampu mengkoordinasikan lidahnya dengan lebih baik,
secara bertahap bubur dibuat lebih kental (kurangi campuran air), kemudian
menjadi lebih kasar (disaring kemudian cincang halus), lalu menjadi kasar
(cincang kasar) dan akhirnya bayi siap menerima makanan padat yang dikonsumsi
keluarga. (Pudjiaji, 2001)
Sejumlah jenis makanan harus ditunda pemberiannya karena merupakan
pencetus alergi, sedangkan sejumlah jenis lainnya harus ditunda pemberiannya
karena mempunyai kandungan dan bentuk yang berbahaya bagi anak di usia
tertentu. Pemberian makanan pendamping ASI memang perlu menjadi perhatian
karena nantinya akan berpengaruh pada perkembangan anak pada periode
emasnya. (Albar, 2004)
commit to user
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor genetik,
faktor hormonal, dan faktor lingkungan. Ketiganya saling terkait dan menujang
tercapainya tumbuh kembang anak yang optimal. (Soetjiningsih, 1995)
Pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung sejak konsepsi sampai
remaja, dan saling berkaitan satu sama lain. Pada umumnya bila pertumbuhan
mengalami gangguan maka akan memberikan dampak pula pada aspek
perkembangan.
Untuk
itu
dalam
pemantauan
perlu
dilakukan
secara
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang pesat. Selain itu waktu ini juga merupakan waktu yang ideal untuk dilakukan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang, sehingga diharapkan akan
tercapai perkembangan anak yang optimal. Oleh karena itu harus secara rutin
pertumbuhan anak diukur dan dicantumkan pada grafik pertumbuhan,
perkembangan harus dilakukan skrining. (Glascoe FP, 2005)
Perkembangan merupakan interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya. Ditandai oleh bertambahnya kemampuan dan
ketrampilan dalam struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan biofisikopsikososial. (Needlemen RD, 2004; Soetjiningsih, 1995).
Perkembangan dimulai pada masa prenatal, dan memiliki berbagai dimensi yang
saling berhubungan, memiliki variasi yang besar dalam kecepatan dan sifatnya
berkelanjutan. (Needlemen RD, 2004; Tanuwidja S., 2002; Soetjiningsih, 2002)
Secara umum perkembangan dibagi dalam beberapa aspek, yaitu
perkembangan motor kasar (gross miotor), motor halus (fine motor adaptive),
bahasa dan komunikasi serta pemecahan masalah personal sosial. (Needlemen
RD, 2004; William K, 2001; Chris P, 2000). Terdapat variasi pada pola batas
pencapaian dan kecepatan keempat aspek perkembangan, atau yang sering disebut
dengan milestone perkembangan. Skala waktu tersebut lebar dalam rentang yang
normal.
Proses tumbuh kembang seorang anak dalam perjalanannya mengalami
gangguan.
Gangguan
tersebut
dapat
berupa
gangguan
perkembangan
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
delay), hal tersebut berkaitan dengan patokan nilai (milestones) pada setiap aspek
perkembangan. (Needlemen RD, 2004; Oberklaid F, 2002). Prevalensi gangguan
perkembangan bervariasi. Dikatakan sekitar 12- 16 % anak akan mengalami
keterlambatan perkembangan, (Committee on children and disabilities American
Academy of Pediatrics, 2001) dan hanya 20-30% yang dapat terdeteksi sebelum
usia sekolah. (American Academy of Pediatrics, 2001)
Gangguan perkembangan dapat dideteksi dengan menggunakan berbagai
perangkat uji tapis/skrining perkembangan. Skrining dapat dilakukan secara masal
ataupun bersifat individu. Uji tapis perkembangan ini dapat dilakukan baik oleh
tenaga ahli/tenaga kesehatan maupun oleh orangtua sendiri. (Needleman RD,
2004; Soetjiningsih, 2002; Squires J, 2006). Demikian pula suatu alat uji skrining
perkembangan harus memenuhi syarat, yaitu reliable, valid, sensitif, dan spesifik.
(Glascoe FP, 2000; Alyward GP, 2007; Oberklaid F, 2002).
Penilaian perkembangan anak dapat dilakukan dengan berbagai tes,
contohnya tes Denver II. Denver II merupakan revisi dari Denver Developmental
Screening Test (DDST), dibuat pada tahun 1993, bertujuan untuk mendeteksi
secara dini masalah penyimpangan perkembangan pada anak yang berusia kurang
dari 6 tahun. Denver beris 125 tugas perkembangn yang terbagi dalam 4 sektor
perkembangan, yaitu personal sosial, adaptif motor halus, bahasa, dan motor
kasar. (Frankenburg WK, 2005). Uji ini membutuhkan waktu cukup lama antara
30-45 menit. Denver II bukan merupakan tes IQ, tidak dibuat untuk mendapatkan
diagnosis maupun pengganti evaluasi diagnostik. Setelah menyelesaikan semua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
58
digilib.uns.ac.id
pemeriksaan, dilakukan juga tes perilaku yang terdapat dalam formulir tersebut.
(Frankenburg WK, 2002).
Dalam melakukan skrining ini perlu dipastikan usia anak. Pada anak
dengan riwayat kelahiran kurang bulan harus dilakukan koreksi umur, sampai
anak berusia 2 tahun. Setelah ditentukan usianya dibuat/diplot garis usia pada
formulir Denver II. Interpretasi pemeriksaan ini yaitu normal bila tidak ada
keterlambatan atau paling banyak ada satu caution; suspek bila didapatkan dua
atau lebih caution dan/atau satu atau lebih keterlambatan, dan tidak dapat diuji
bila ada penilaian menolak pada satu atau lebih uji coba di sebelah kiri garis umur
atau menolak pada lebih dari satu uji coba di sebelah kiri garis umur atau menolak
pada lebih dari satu uji coba yang ditembus umur pada daerah 75-90%. Pada hasil
suspek atau tidak dapat diuji, uji dapat diulang 1-2 minggu kemudian.
(Frankenburg WK, 2002; Sudjarwo, 2006). Glascoe mendapatkan bahwa Denver
II memiliki sensitivitas 83% dan spesifitas 43%.
Penapisan pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu evaluasi singkat
tentang pertumbuhan dan perkembangan pada seseorang anak sehingga dapat
diketahui ada tidaknya penyimpangan atau keterlambatan. Keterbatasan waktu
yang ada untuk melakukan skrining tumbuh kembang, dapat dicermati dengan
melibatkan orangtua dalam pemantauan tumbuh kembang anak mereka. Penilaian
atau deteksi perkembangan yang dilakukan oleh orangtua dengan instrumen
khusus bagi orang tua dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan.
Dengan menggunakan perangkat tersebut, orangtua atau pengasuh dapat
memberikan informasi yang baik tentang perkembangan anak, sehingga dapat
commit to user
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan masukan bagi dokter yang memeriksa anak tersebut terutama agar
penilaiannya dapat lebih akurat.
Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara jenis MP-ASI yang dominan dan perkembangan anak usia 6 24 bulan.
Anak-anak
dengan
suspek
keterlambatan
perkembangan
umumnya
mengkonsumsi jenis MP-ASI dominan lokal. Akan tetapi, bukan berarti setiap
anak yang mengkonsumis jenis MP-ASI dominan lokal akan menjadi suspek
keterlambatan perkembangan. Karena tidak hanya jenis MP-ASI saja yang
mempengaruhi perkembangan, namun juga beberapa faktor lain, seperti faktor
genetik, faktor hormonal, dan faktor lingkungan. Penelitian ini masih memiliki
beberapa kelemahan, yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional sehingga tidak dapat
secara kuat menjelaskan hubungan sebab akibat antara jenis asupan makanan
pendamping ASI dengan perkembangan anak usia 6 24 bulan.
2. Pada penelitian ini masih terdapat beberapa variabel luar yang belum dapat
dikendalikan seperti kondisi sosial ekonomi, tingkat pendapatan keluarga, dan
pendidikan orang tua.
3. Penelitian ini lebih baik apabila dilakukan pada populasi yang lebih luas lagi.
4. Penelitian ini dapat dipengaruhi oleh bias, karena pengambilan data kedua
variabel, yaitu jenis MP-ASI dominan dan perkembangan anak dilakukan
oleh orang yang sama.
commit to user
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB VI
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulan
bahwa terdapat hubungan bermakna antara jenis asupan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) dominan dengan perkembangan anak usia 6
24 bulan. Anak-anak yang mengkonsumsi MP-ASI dominan lokal akan
mengalami kecenderungan suspek keterlambatan lebih besar.
1. Pada kelompok usia 6 12 bulan didapatkan hasil OR = 6.333% yang
berarti terdapat hubungan yang kuat antar variabel (hubungan kuat :
3.00<=OR=<10.00) dan CI atau interval kepercayaan = 2.242 17.890.
2. Pada kelompok usia 13 24 bulan didapatkan hasil OR = 2.714% yang
berarti terdapat hubungan yang sedang antar variabel (hubungan sedang
: 1.50<=OR<3.00) dan CI atau interval kepercayaan = 1.507 4.890.
B.
Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran-saran
penulis adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya dilakukan penelitian pada populasi yang lebih luas, misalnya
seluruh posyandu di Puskesmas Sibela Surakarta untuk memperluas
generalisasi hasil penelitian.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan rancangan penelitian
yang lebih baik (studi longitudinal) sehingga dapat membuktikan
commit to user
60
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia, pp: 26-85
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Krisnatuti D., Yenrina R., 2001. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta :
Puspa Swara, pp :
Lestari E.D., 2010. Peran zat gizi mikro pada tumbuh kembang anak.Simposium
Sehari Manajemen Terkini Tumbuh Kembang Anak yang Optimal. Surakarta :
Salim design, pp: 28-39
Pediatri D. 2008. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini dengan Insiden
Diare Pada Bayi Usia 1 4 Bulan. Surakarta : FK UMS. Skripsi
Pratiwi, Irma C. 2010. Hubungan Jenis MP-ASI Dominan dengan Status Gizi Anak
Usia 6 24 Bulan. Surakarta : Sebelas Maret University Library
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Pudjiadi S. 2000. Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi keempat. Jakarta : FKUI, p :13
Pulungan, Aman B., Aryono, Hendarto., Hegar, Badriul., Oswari, Hanifah. 2006.
Nutrition Growth-Development. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1999. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi Jilid II.
Jakarta : Dian Rakyat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Strauss RS, Dietz WH. 2008. Growth and Development of Term Children Born with
Low Birth Weight. Effect of Genetic and Enviromental Factors. USA : J Pediatr,
pp : 67 - 72
Supriasa I.D.N., Bakri B., Fajar I.,. 2001. Antropometri Gizi.Penilaian Status Gizi.
Jakarta : EGC, pp: 26-85
Tanuwidjaja S. 2002. Konsep umum tumbuh kembang. Buku Ajar Tumbuh Kembang
Anak dan Remaja. Yogyakarta : Sagung Seto, pp : 1-12
Wiryo, Hananto. 2002a. Beberapa pengertian dasar mengenai gizi anak. Peningkatan
Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui dengan Bahan Makanan Lokal.
Jakarta : Sagung Seto, pp : 3 11
World Health Organization (WHO).2005. Guiding Principles for Feeding NonBreastfeed Children 6-24 Months of Age. Switzerland : Department of Child
and Adolescent Health and Development (CAH) World Health Organization.
commit to user