You are on page 1of 22

Asuhan Keperawatan Kebutuhan Nutrisi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh memerlukan

energi

untuk

fungsi-fungsi

organ

tubuh,

pergerakan

tubuh,

mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme
merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme
(membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktorfaktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit
tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi

Umum

seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.


1.2 Tujuan
: mahasiswa mampu memahami konsep nutrisi terhadap klien serta prinsip keperawatan dalam

mengatasinya.
Khusus
:
Menjelaskan pengertian konsep nutrisi
Mengidentifikasi tentang masalah nutrisi terhadap klien
Menguraikan cara mengatasi permasalahan nutrisi

1.3 Rumusan Masalah


Manfaat dari permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
- Memenuhi kebutuhan nutrisi terhadap klien
- Sebagai tolok ukur keseimbangan nutrisi

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI
2.1 Konsep Dasar Nutrisi
2.1.1 Saluran Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk
diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut:

1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang
sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut.
Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat
makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amylase yang akan memecah amilium
yang terkandung dalam makanan menjadi maltose.
Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot
mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk
proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase, melicinkan bolus
sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus.
Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar
yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar submandibularis,
merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak dibawah sisi tulang
rahang; dan kelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah.
Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya factor mekanis
(seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium atau mengingat
makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin).
2. Faring
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan
laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal
keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot
dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan tulang
punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung
dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.
Esophagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung. Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2 cm
dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas
selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk
mencegah gerakan balik sisi ke porgan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran
makanan dilakukan dengan cara peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan
mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.

3. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang etrdiri atas bagian atas (disebut fundus),
bagian utama dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan
dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik.
Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa menempel pada
sebelah kiri fundus.
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi
motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dengan sedikit
demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil
yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi
pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton, amylase memecah amilium
menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk B12 yaitu
di ileum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama
2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang
mengandung 0.4 % HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptic
dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim diantaranya pepsin, dihasilkan
oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut.
Berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein kasinogen yang dapat larut.
4. Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam keadaan
hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang yang telah
meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak
di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup
ileo kolika.
Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum
dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5 akhir dari
usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kira sebanyak 4,5 juta,
yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat tonjolan
yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan mikrovilli dan
valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar
isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi.

Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limpe yang
disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula
ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi di dalam usus halus,
yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin B,
vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.
5. Usus besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan sambungan dari usus halus yang
dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus
besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. kolon terbagi atas asenden, transversum, desende,
sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar. Dimulai dari
kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan
tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transversum
membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan
sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus
besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa
makanan.
2.1.2 Pengertian
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab GIZAWI yang berarti nutrisi. Oleh para ahli diubah
menjadi gizi. Gizi adalah subtansi organik dan non organik yang ditemkan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang di kenal
istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam
tubuh, sebagai sumber energi, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan
demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
struktur kerangka, dan jaringan, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.
Dalam konsep dasar nutrisi di kenal istilah nutrien. Nutrien adalah substansi organik dan
anorganik khusus yang terdapat dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat menjalankan
fungsinya. Nutrien mempunyai 3 fungsi utama:

1. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh.


2. Menyediakan struktur material utuk jaringan tubuh seperti tulang dan otak.
3. Mengatur proses tubuh.
(sumber: Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. Kebutuhan Manusia
Teori dan Aplikasi dalam Praktek Gresik)

Status Nutrisi Optimal


Sering disebut energi balance yaitu jumlah energi yang di konsumsi di kurangi energi
yang dikeuarkan. Positif energy balance (input>Output,Negative energy balance, Input<Output)

Energi Input
Yang dimaksud energi input mencangkup:

a.

Sumber energi: karbohidrat, protein, lemak

b. Alat ukur: calori/joule


c.

Calori, panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10 C dari 1 gram air.

d. Kilo calori, jumlah energi panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 0C dari 1 kilogram
air.

Energi Output
Energi output meliputi:

a.

energi output merupakan energi yang dikeluarkan oleh tubuh agar jaringan dan organ berfungsi

b. sumber energi: ikatan molekul-molekul phosphat ATP dari hasil proses metabolisme tubuh yang
mengandung tinggi energi

Keperluan Energi
Keperluan energi ditentukan 2 hal, sebagai berikut:

a.

BMR (Basal Metabolisme Rate)


Merupakan reaksi kimia yang terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat.
BMR adalah jumlah calori yang dihabiskan setiap jam oleh tubh dalam keadaan istirahat.
BMR = calori/meter/jam

Pria = 1,0 Kcal/Kgbb/jam

Wanita = 0,9 Kcal/Kgbb/jam


(sumber= internet)

b. Jumlah energi lain yang dihabiskan dalam keadaan aktif.


Fungsi energi adalah:

- Menyediakan energi untuk proses dalam tubuh dan latihan aktifitas


- Menyediakan struktur materi untuk jaringan tubuh misalnya tulang dan otot tubuh
- mengatur proses tubuh lainnya.
2.1.3 Elemen Nutrisi
Elemen nutrisi terdiri atas
1. AIR
Air merupakan komponen terbesar yang diperlukan oleh tubuh. Air meliputi 60%-80%
berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi(Potter dan Pery,1992). Individu dewasa
dapat kehilangan cairan 2-3 liter/hari melalui keringat, urine, dan pernafasan. Individu dewasa
rata-rata memerlukan 6-8 gelas air/ hari. Fungsi air bagi tubuh untuk membantu proses atau
reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol temperature tubuh.

Tabel keseimbangan cairan pada pria deawasa di daerah iklim sedang


Asupan(input)

Ml/hari

Haluran

Ml/hari

Minuman
Makanan
Oksidasi nutrisi

1300
900
300

(output)
Uine
Keringat
Penguapan

1500
550
350

Total

2500

Tinja
total

100
2500

2. KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan kelompok nutrien yang berfungsi sebagai sumber energy bagi
tubuh, sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein.
Jenis-jenis karbohidrat:

Monosakarida (C6H12O6)

Laktosa

:terdapat pada buah-buahan

Fruktosa

:terdapat pada buah-buahan, madu, tebu

Galaktosa

:tidak ditemukan dalam keadaan aslinya. Akan di temukan jika laktosa dipecah.

Disakarida (C12H22O11)

Sukrosa

:terdapat dalam tebu

Laktosa

:terdapat pada susu

Maltosa

:tidak terdapat dialam bebas, diperoleh dari hindolisis amilum dengan bantuan

enzim diatase.
3. PROTEIN
Protein adalah kimia hasil hidrolis dari pencernaan yang merupakan unsur pokok untuk
membangun kembali asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormon.
Protein berfungsi mempertahankan dan menganti sel-sel yang rusak. Setiap 1 gram proten
menghasilkan 4 Kkal.
12 jenis asam amino yang umum ditemukan dalam protein 8 diantaranya merupakan asam
amino esensial. Asam amino yang tidak dapat disintensis oleh tubuh. oleh karena itu di dapat dari
makanan.
Sumber protein antara lain daging, telur, ayam, ikan dll. Masalah defisien protein yang
hebat menyebabkan penyakit yang disebut kwashiokor.
4. LEMAK
Lemak adalah kelompok zat kimi organic yang berminyak dan tidak bias tercampur
dengan air tetapi bisa tercampur dengan alcohol. Zat kimia ini adalah lipid. Elemen yang terdapat
pada lemak adalah karbon, hydrogen, oksigen. Lemak tunggal disebut Tri gliserit. 1 gr lemak
akan menghasilkan 9 kkal/38kJ. Proses terbentuknya lemak disebut lipogenesis.
Fungsi lemak antara lain sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial, menyerp
vitamin larut lemak.
Sumber lemak bias didapat dalam metega, keju, daging sapi, kacang tanah, ikan cord, susu.
5. VITAMIN
Vitamin ialah senyawa organic yang idak dapat dibuat oleh tubuh dan diperlukan dalam
jumlah besr sebagai katalisator dalam proses etabolisme.
Vitamin secara umum dikelompokan dalam:
a.Vitamin yang dapat larut dlam lemak

:Vit A,D,E,dan K.

b.Vitamin Vitamin yang larut dalam air

: Vit B dan C

6. MINERAL
Mineral adalah unsur kimia selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Mineral dikategorikan menjadi dua
1. Makromineral

Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih 100 mg.


Contohnya

: Kalsium, pospor, sodium, potassium.

2. Mikromineral
Yaitu

seseorang

memerlukan

setiap

harinya

sejumlah

kurang

lebih100mg

Contohnya:Besi,mangan,seng,sodium,iodium,cobalt,dll.
Mineral dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori:
1.Bagian struktur jaringan
2,Membantu keseimbangan air dan asam basa
3.Bentuk komponen yang pnting molekul organic,beberapa enzim,hormon,mengatur proses
tubuh
4.Saraf tranmisi impulse saraf dan kontraksi otot
2.1.4

Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia


1.Bayi
Yang dimaksud bayi adalah usia 0-12 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120
kalori/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Bayi sebelu usia 6 bulan pemberian
nutrisi yang pokok adalah air susu ibu. ASI sangat cocok diberikan sampai umur minimal 4
bulan.
Adapun keuntungan pemberian ASI adalah :
a.ASI merrupakan nutrisi yang komplit
b. Dalam ASI terdapat laktobasilus bilidus adalah mikroorganisme dalam ASI yang bermanfaat
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya dalam intesnial.
c. Protein dalam ASI banyak
d. ASI mengandung lipose untuk membantu bayi yang imatur dalam pencerrnaan lemak.
2.Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th)
Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar.
Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:

a.

penyediaan makanan dalam berbagai variasi

b. membatasi makanan manis


c.

konsumsi diet yang seimbang


Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3 tahun 300-500 kcal/hari.

3.Anak sekolah (6-12 th)


Pola makanan pada usia ini perlu diperhatikan, karena pada sia ini anak-anak senang
makanan yang dijual di luar rumah.
Kebutuhan nutrisi anak berdasarkan golongan umur dalam tahun :
Usia
10-12
7-9
5-6
Tahun

Kalori
1900
1600
1400
Cal

Protein
60
50
40
dr

Cal
0,75
0,75
0,50
dr

Fe
8
7
6
Mg

Vit A
2500
2500
2500
U

Vit B
0,7
0,6
0,6
Mg

Vit C
25
25
25
Mg

4. Masa adolescents remaja (13-21 th)


Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan proses
pertumbuhan.
Lemak tubuh meningkatkan akan mengakibatkan obesitas sehingga akan menimbulkan stress
terhadap body image yang terdapat mengakibatkan masalah kesehatan.
5.Masa dewasa muda (23-30 th)
Kebutuhan nutrisi pada usia ini un tuk proses pertumbuhan, proses pemeliharaan dan
pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.
6. Masa dewasa (31-45 th)
Masa dewasa masa produktif kususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena umur ini
merupakan puncak untuk aktifitas hidup terutma dalam aktifitas bekerja. Kebutuhan nutrisi
dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat, sedang.
7.Dewasa tua (46 th keatas)
Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka BMR akan
berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative
8. Wanita masa kehamilan menyusui
Wanita hamil dan ibu menyusui sangat memerlukan makanan yang baik dan cukup.
Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus menyediakan kalori
sebanyak 150 kal sedangkan ASI meagandung 75 kal,12 gr protein, 45 gr lemak laktosa vitamin
dll.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui
Jenis kebutuhan
Kalori

Ibu hamil
2500 gr

Ibu menyusui
300 gr

Protein
Calsium
Ferum
Vit A
Vit B
Vit C
Riboflavin
Vit D
Air

85gr
1,5 gr
15 gr
8000 U.I
1,8 mg
100 mg
2,5 mg
400-800 U.I
6-8 gelas

100 gr
2gr
15 gr
8000 U.I
2,8 mg
150 mg
3 mg
400-800 U.I
6-8 gelas

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makanan.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
mempengaruhi ststus gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
vaiasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi seseorang dapat merubah status gizi seseorang karena penyediaan
makanan bergizi, menbutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

2.2 Asuhan Keperawatan Nutrisi


2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap pasien
harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk memecahkan
masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data fisiologis, psikologis,
sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual.

Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:


a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi serta
ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi berdiri tanpa
alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun ada alat
ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100) 10&. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
a.

Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang

b. Menimbang tanpa alas kaki


c.

Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang

d. Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan
(menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007. Buku ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik)
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji kemungkinan
malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini
adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
a.

Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran

b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien


c.

Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan

d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan olekranon
e.

Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran

f.

Alat ukur yang digunakan adalah kapiler

g. Nilai normal wanita

: 16,5-18 cm

Pria

: 12,5-16,5cm

4. Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan otot bagian
lengan atas.
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien diperiksa
darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin
berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi
dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria

: 13-16 g/dl

Wanita

: 12-14 g/dl

2. Hematokrit normal
Pria

: 40-48 vol %

Wanita

: 37-43 vol%

3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c.

Clinical sign of nutrional status


Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja
pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status
individu:
Organ

sistem Tanda normal

tubuh
Rambut

Licin,

Tanda abnormal

berkilau, Kusam,

rontok,

baik kering atau tumbuh

tidak

Kulit

berminyak
sempurna
Halus,
sedikit Kering,

Mata

basah, tugor baik


pecah, bersisik
Bersih an bersinar, Tidak bercahaya,

Cardiovaskuler

pecah-

konjuntiva

tidak konjungtiva pucat

pucat
HR, tensi,

nadi, HR,

tensi

tidak

irama

jantung normal,

irama

jantung

tidak

teratur
dan Lembek

dan

teratur
Otot-otot

Kuat

berkembang biak
Gastrointestinal

berkembang tidak

baik
Nafsu makan baik, Nafsu

makan

BAB/BAK teratur kurang, diare, sulit


dan normal

menelan,

Aktifitas

konstipasi
Bersemangat, giat Energi
kurang,

Neurologi

dan tidur normal


lemah, susah tidur
Refleks
normal, Refleks
kurang,
emosi

dan iritable, perhatian

perhatian baik

kurang, dan emosi

labil
Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:
1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi,
dengan kateggori sebagai berikut:
a.

PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur

b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c.

PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur

2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah tidak
mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis,
edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:
a.

Odem

b. Gangguan pertumbuhan
c.

Perubahan kejiwaan

d. Otot tumbuh terlihat lemah


3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein berakibat: kelaparan,
hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal, diare
PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di
berbagai fasilitas kesehatan
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-30%>normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal
d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya merangsang
pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola
makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial ekonomi,
aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan
Pengetahuan

Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll


Penentuan tingkat pengetahuan klien

tentang nutrisi
Kebiasaan

mengenai kebutuhan nutrisi


MI melihat bersama-sama, makan sambil

Makanan

mendengarkan

Makanan

melihat televisi
Suka makan lalap, suka sambel, suka

kesukaan
Pemasukan cairan

coklat, suka roti


Jumlah cairan tiap hari yang diminum,

Problem diet
Tingkat aktivitas

jenis minuman, jarang minum


Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Jenis
pekerjaan,
waktu
bekerja

musik,

makan

sambil

siang/malam, perlu makanan tambahan


Riwayat

atau tidak
Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,

kesehatan/

adanya alergi

pengkomsumsian
obat

2.2.2 Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolism tubuh

Kemungkinan ditemukan data:

a.

Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit
infeksi, luka bakar, ataupun kanker

b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral


c.

Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa

d. Penurunan nafsu makan


e.

Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya

f.

Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya

g. Kesulitan mengunyah

Masalah klinik yang berhubungan dengan:

a.

Anoreksia nervosa

b. AIDS
c.

Pembedahan

d. Kehamilan
e.

Kanker

f.

Anemia

g. Marasmus
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi
Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan
metabolism tubuh

Kemungkinan data yang ditemukan:

a.

Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi

b. Penurunan fungsi pengecap atau penciuman


c.

Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi

d. Penurunan kebutuhan metabolisme


e.

Kelebihan asupan

f.

Perubahan gaya hidup

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:

a.

Obesitas

b. Hipotiroidesme
c.

Klien dengan pemakaian kortikosteroid

d. Imobilisasi
2.2.3 Perencanaan
Tujuan

1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang


2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
Rencana tindakan :
1.

Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau
kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi

2. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi


3. Ajarkan untuk merencanakan makanan
4. Kaji tanda vital dan bising usus
5. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
6. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:

Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan

Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan jumlah
kalori dan tanpa kontraindikasi

Menata ruangan senyaman mungkin

Menurunkan stress psikologis

Menjaga kebersihan mulut

Menyajikan makanan mudah dicerna

Hindari makanan yang mengandung gas


Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:

Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat


rendah kalori atau 1/2 atau 1/4 larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut

Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan seperti
jus atau sop kental

Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein


Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :

Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur

Pertahankan posisi selama 10-15 menit

Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan kepatenan
esophagus

Mulai dari jumlah yang kecil

Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan berserat
(sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak
Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:

Hindari makanan yang mengandunf lemak

Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan

Lakukan program olah raga


2.2.4 Implementasi
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu

memberikan makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
dan membangkitkan selera makan pada klien.
Alat dan Bahan:
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi klien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
6.

Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan
berikan minum sesudah makan

7. Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar
8. Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan
9. Cuci tangan
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa
lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Alat dan Bahan:
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong

3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makana dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi klien dengan posisi semiflower
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5. Letakkan bengkok di dekat klien
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastinum sampai
hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya
7. Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung
secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:

Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka), perhatikan
bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk
ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali

Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan
stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu
keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan

9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau
spuit pada pangkal pipa

10. Masukkan air matang 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan beri
minum lalu pipa penduga diklem
12. Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan
13. Cuci tangan
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral
total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi melalui parental
dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan
untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian.
1. Nutrisi Parenteral Parsial
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan
nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan
dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2. Nutrisi Parenteral Total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya
melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan
yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000,
cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung
lemak seperti intralipid
3.

Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan
melalui vena perifer.
(Hidayat,AAA & Uliyah, M, 2005)
2.2.5 Evaluasi

1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya
perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2.

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan

3.

Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses
pencernaan makanan yang adekuat

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi
organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka
akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
3.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk diupayakan. Upaya untuk
melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan yang
seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal
tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang
penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta: EGC

Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawata. Jakarta:
Salemba Medika

Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. Kebutuhan Manusia
Teori dan Aplikasi dalam Praktek Gresik

You might also like