Professional Documents
Culture Documents
: Stanley Timotius
NIM
: 11 2015 164
Dr Pembimbing / Penguji : dr. Nanda Lessi, Sp.M
Tanda Tangan
........................................
.........................................
I.
II.
IDENTITAS
Nama
: An. DN
Umur
: 12 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Kp Bojong, Bogor
Tanggal pemeriksaan
: 11 April 2016
Pemeriksa
: Stanley Timotius
ANAMNESIS
Auto anamnesis pada tanggal 11 April 2016
Keluhan utama:
Pasien dibawa ke poliklinik dengan keluhan buram kedua mata sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan mata buram sejak 2 tahun yang lalu. Buram dirasakan di kedua mata
dan penglihatan seperti melihat ada kabut didepan mata. Pasien juga mengeluhkan silau
jika keluar rumah pada siang hari dan saat melihat matahari yang terik sehingga pasien
lebih nyaman berada di tempat yang tidak terlalu terang. Pasien juga mengeluhkan mata
berair jika berusaha melihat benda-benda yang berada di kejauhan. Keluarga pasien juga
mengaku bahwa pasien sering menabrak benda-benda didepannya ketika pasien berjalan.
Pasien tidak merasakan mata merah, gatal maupun nyeri pada bola mata ataupun kulit
disekitar mata
Awalnya pasien mulai merasakan penglihatan menurun sejak 4 tahun yang lalu saat pasien
duduk di kelas 2 SD. Pasien mengeluhkan tidak bisa melihat papan tulis dari belakang
sehingga harus pindah ke barisan paling depan. Keluarga pasien juga mengeluhkan bahwa
pasien mulai menonton TV dari jarak dekat. Keluhan buram dirasakan terus bertambah
oleh pasien hingga sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi, kencing manis, asma, dan alergi. Pasien pernah
memiliki riwayat penyakit TBC sejak umur 2 tahun dan mendapatkan pengobatan rutin
RHZE sampai umur 10 tahun.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan serupa.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
Kepala/Leher
Mulut
Abdomen
Ekstremitas
Status Ophtalmologi
KETERANGAN
OD
OS
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
-
VISUS
Visus
20/80 ph 20/60
Koreksi
Addisi
Distansia pupil
Tidak dilakukan
KEDUDUKAN BOLA MATA
Ukuran
Normal
Eksoftalmus
Endoftalmus
Deviasi
Gerakan Bola Mata
Baik ke segala arah
SUPERSILIA
Warna
Hitam
Simetris
Normal
PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
Edema
Nyeri tekan
Ekteropion
Entropion
Blefarospasme
Trikiasis
Sikatriks
Punctum lakrimal
Normal
Fissure palpebral
Tes anel
Tidak dilakukan
KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
Hiperemis
Folikel
Papil
Sikatriks
Hordeolum
Kalazion
KONJUNGTIVA BULBI
Sekret
Injeksi Konjungtiva
Injeksi Siliar
Perdarahan
Subkonjungtiva/kemosis
- Pterigium
- Pinguekula
- Flikten
- Nevus Pigmentosus
- Kista Dermoid
7. SKLERA
20/60 ph (-)
Tidak dilakukan
Normal
Baik ke segala arah
Hitam
Normal
Normal
Tidak dilakukan
-
- Warna
- Ikterik
- Nyeri Tekan
8. KORNEA
- Kejernihan
- Permukaan
- Ukuran
- Sensibilitas
- Infiltrat
- Keratik Presipitat
- Sikatriks
- Ulkus
- Perforasi
- Arcus senilis
- Edema
- Test Placido
9. BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman
- Kejernihan
- Hifema
- Hipopion
- Efek Tyndall
10. IRIS
- Warna
- Kripta
- Sinekia
- Kolobama
11. PUPIL
- Letak
- Bentuk
- Ukuran
- Refleks Cahaya Langsung
- Refleks Cahaya Tidak Langsung
12. LENSA
- Kejernihan
- Letak
- Test Shadow
13. BADAN KACA
- Kejernihan
14. FUNDUS OCCULI
- Batas
- Warna
- Ekskavasio
- Rasio arteri : vena
Putih
-
Putih
-
Jernih
Rata
Normal
Baik
Tidak dilakukan
Jernih
Rata
Normal
Baik
Tidak dilakukan
Cukup
Jernih
-
Cukup
Jernih
-
Coklat
-
Coklat
-
Tengah
Bulat, isokor
3 mm
+
+
Tengah
Bulat, isokor
3 mm
+
+
Keruh
Tengah
+
Keruh
Tengah
+
Jernih
Jernih
Tegas
Jingga
Tidak ada
2:3
Tegas
Jingga
Tidak ada
2:3
4
- C/D rasio
- Eksudat
- Perdarahan
- Sikatriks
- Ablasio
15. PALPASI
- Nyeri tekan
- Masa tumor
- Tensi Occuli
- Tonometry Schiotz
16. KAMPUS VISI
- Tes Konfrontasi
IV.
0,3
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sesuai Pemeriksa
Sesuai Pemeriksa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
V.
0,3
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
RESUME
An. DN, perempuan, usia tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan sejak yang
lalu. Tekanan Darah: / mmHg. Pemeriksaan mata didapatkan visus OD dan visus OS.
Pada pemeriksaan fisik didapati status generalis: dalam batas normal, status
ophtalmologi:
OD
OS
Visus
20/80 ph 20/60
20/60 ph (-)
TIO
Cts
Tenang
Tenang
Cti
Tenang
Tenang
Cb
Tenang
Tenang
Jernih
Jernih
CoA
Cukup
Cukup
Bulat, 3mm, RC +
Bulat , 3mm, RC +
Sinekia -
Sinekia -
Keruh
Keruh
Ratio A:V = 2 : 3
Ratio A:V = 2 : 3
5
DIAGNOSIS KERJA
Katarak Juvenilis ODS
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Katarak Kongenital
Katarak Toksik
VIII. PENATALAKSANAAN
ODS Ektraksi Katarak + Implantasi IOL
IX.
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam
OD
Bonam
Bonam
Bonam
OS
Bonam
Bonam
Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan transparan. Tebal
sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Dibelakang iris lensa digantung oleh zonula ( zonula
Zinnii) yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor
aquaeus dan disebelah posterior terdapat viterus. Kapsul lensa adalah suatu membran
semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel
subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia,
serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang
elastik. 1
Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral
yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di
kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi
maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.2
6
Fisiologi Lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk memfokuskan
cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula dan
memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya refraksi lensa
diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya
dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa
yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya
biasnya.1
Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk
memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan pertambahan
usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang. Selain itu juga terdapat fungsi
refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata untuk memfokuskan sinar ke bintik kuning,
lensa menyumbang +18.0- Dioptri.
Kekeruhan lensa pada katarak biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu lama. Katarak umumnya merupakan
penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit
penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak,
seperti glaukoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan dengan
proses intraokular lainnya.2
Katarak dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu katarak kongenital adalah katarak
yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun.
Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat
penanganan yang kurang tepat. Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan
pemeriksaan riwayat prenatal ineksi ibu seperti Rubella pada kehamilan trimester pertama dan
pemakaian obat selama kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil terdapat riwayat kejang,
tetani, ikterus, atau hepatosplenomegali. Pemeriksaan darah pada katarakk kongenital perlu
dilakukan karena ada hubungan katarak kongenital dengan diabetes mellitus, kalsium, dan fosfor.
Hampir 50% katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui penyebabnya. Penaganan
katarak kongenital tergantung pada unilateral dan bilateral, adanya kelainan mata lain, dan saat
terjadinya katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena bergantung pada
bentuk katarak dan munkin sekali pada mata itu terjadi ambliopia.5
Katarak juvenil terjadi pada orang muda yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9
tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.
Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit
lainnya, seperti :5
1. Katarak metabolik
a. Katarak diabetik dan galaktosemia
b. Katarak hipokalsemik
c. Katarak defisiensi gizi
d. Katarak aminoasiduria
e. Penyakit Wilson
9
Epidemiologi
Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10%
orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk mereka yang berusia antara
10
65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun.
Sperduto dan Hiller menyatakan bahwa katarak ditemukan lebih sering pada wanita dibanding
pria. Pada penelitian lain oleh Nishikori dan Yamomoto, rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan
dominasi pasien wanita yang berusia lebih dari 65 tahun dan menjalani operasi katarak.4,5
Sama halnya di Indonesia, katarak juga merupakan penyebab utama berkurangnya
penglihatan. Diketahui bahwa prevalensi kebutaan di Indonesia berkisar 1,2 % dari jumlah
penduduk dan katarak menduduki peringkat pertama dengan persentase terbanyak yaitu 0,7 %.
Berdasarkan beberapa penelitian katarak lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria dengan
ras kulit hitam paling banyak. 5
Manifestasi Klinis
Anamnesis
Anamnesis yang cermat penting dalam menentukan progresi dan gangguan fungsional
penglihatan akibat katarak dan juga dalam mengidentifikasi penyebab lain kekeruhan pada lensa.
Glare
o Keluhan ini berupa menurunnya sensitivitas kontras pada cahaya terang atau silau
pada siang hari atau pada arah datangnya sinar pada malam hari. Gangguan
seperti ini muncul utamanya pada pasien dengan katarak subkapsular posterior
dan pada pasien dengan katarak kortikal.
Myopic shift
o Progresi katarak seringkali meningkatkan kekuatan dioptrik lensa menyebabkan
terjadinya myopia or myopic shift derajat ringan hingga sedang. Akibatnya, ada
11
Monocular diplopia
o Penderita melihat dua bayangan yang disebabkan refraksi dari lensa sehingga
benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan katarak meliputi pemeriksaan mata lengkap dimulai dari tes tajam penglihatan.
Pada katarak senil, tajam penglihatan akan menurun secara perlahan-lahan sesuai dengan grading
densitas kekeruhan lensa menurut Burrato. Pada grade 1 visus masih baik > 6/12, dengan lensa
yang tampak sedikit keruh, grade 2: nukleus dengan kekeruhan ringan, visus 6/12 6/30, dengan
nukleus yang kekuningan,. Grade 3, nucleus dengan kekeruhan medium, visus 3/60 6/30,
korteks telah mengalami kekeruhan. Grade 4. nukleus telah mengeras, visus antara 1/60 3/60,
nucleus berwarna kuning kecoklatan. Grade 5, nukleus sangat keras dengan visus 1/60 atau lebih
jelek dengan nukleus berwarna coklat atau hitam.
Pemeriksaan pada lensa dilakukan dengan menyinarinya dari samping. Lensa akan
tampak keruh keabuan atau keputihan dengan latar hitam. Kamera anterior dapat menjadi
dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut kamera anterior menyempit sehingga tekanan
intraokuler meningkat, akibatnya akan terjadi glaukoma sekunder.
Pemeriksaan dengan slitlamp juga penting selain untuk memeriksa kekeruhan lensa juga
untuk struktur mata lainnya (misal konjungtiva, kornea, iris, kamera anterior). Selain itu,
pemeriksaan dengan ophthalmoskopi langsung maupun tak langsung penting untuk
mengevaluasi bagian posterior mata sehingga dapat diketahui prognosis setelah ekstraksi lensa.
Pada fundus reflex dengan pemeriksaan opthalmoskop kekeruhan tersebut tampak hitam dengan
latar oranye. dan pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau tampak kehitaman
tanpa latar orange, hal ini menunjukkan bahwa lensa sudah keruh seluruhnya.6
12
Penatalaksanaan
Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan jika
penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegiatan
sehari-hari. Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan
mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan
lensa pembesar. Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan. 1,2,4
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan. 6
1. Pengangkatan lensa
Ada 3 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
1. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) atau ekstraksi intrakapsular
Jenis pembedahan yang sudah jarang dilakukan ini adalah mengangkat lensa in toto,
yakni mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya, melalui insisi limbus superior 140
hingga 160 derajat. Pembedahan ini dapat dilakukan pada zonula Zinn yang telah rapuh
atau berdegenerasi dan mudah putus. Pada ekstraksi ini tidak akan terjadi katarak
sekunder.
2. Extracapsular Cataract Extraction (ECCE) atau ekstraksi ekstrakapsular.
Ekstraksi ini adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan
pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa
lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Jenis pembedahan ini sejak
beberapa tahun silam telah menjadi operasi pembedahan katarak yang paling sering
dilakukan karena apabila kapsul posterior utuh, maka lensa intraokuler dapat dimasukkan
ke dalam kamera posterior. Insidensi komplikasi pasca-operatif lebih kecil terjadi jika
kapsul posteriornya utuh.
3. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik
ekstrakapsular yang menggunakan getaran - getaran ultrasonik untuk mengangkat
nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah
penyembuhan luka pasca operasi.
13
Pencegahan
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat
dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila
14
telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat dijaga
kecepatan berkembangnya katarak dengan: 3
- Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam
tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah
- Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur
- Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata
- Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya
Kesimpulan
Katarak merupakan suatu proses mengeruhnya lensa oleh karena bermacam-macam
penyebab, mulai dari proses metabolik, trauma, komplikasi penyakit lain atau karena proses
penuaan. Katarak pada anak-anak disebut sebagai katarak juvenilis, yang mengakibatkan
turunnya tajam penglihatan pada anak-anak tanpa keluhan rasa sakit. Terapi yang merupakan
pilihan utama adalah pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
15
16