You are on page 1of 38

LEMBAR PENGESAHAN

GEOLOGI DAN KONTROL STRUKTUR TERHADAP ALTERASI


DAN MINERALISASI DI DAERAH DOUP DAN SEKITARNYA,
KECAMATAN KOTABUNAN, KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW TIMUR, PROVINSI SULAWESI UTARA
TUGAS AKHIR B

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Pembuatan Skripsi Strata Satu (S-1) pada
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian,
Institut Teknologi Bandung
Mengajukan,
Mahasiswa

Dirga David Suhendi


NIM 12011081

Menyetujui,

Menyetujui,

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Mengajukan,
Mahasiswa
Dr.Ir. Andri Slamet Subandrio, Dipl. Geol.

Dr. Indra Gunawan, S.T., M.Sc.

NIP. 19580924 198702 1 001

SARI

NIP. 19820416 201212 1 001

Dirga David Suhendi


NIM 12011081

Daerah penelitian secara administratif terletak di wilayah Doup dan


sekitarnya, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,
Provinsi Sulawesi Utara, dan terletak pada daerah eksplorasi milik PT. J
Resources di Doup yang memiliki luas 7,5 km2 (3 x 2,5 km) dan secara geografis
terletak pada koordinat 90750-93750 mU dan 681500684000 mT (UTM WGS84
Zona 51 U).
Secara litotektonik daerah penelitian termasuk ke dalam busur magmatik
bagian Utara Pulau Sulawesi dengan morfologi berupa perbukitan di kaki
gunungapi yang dibagi ke dalam 5 satuan geomorfologi, yaitu Satuan Perbukitan
Intrusi Benteng, Satuan Punggungan Aliran Lava Bakan, Satuan Perbukitan
Lipatan Tungow, Satuan Bukit Intrusi Batu Pinupul, dan Satuan Dataran Aluval
Ongkobu.
Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri dari 10 satuan batuan,
yaitu Satuan Batupasir-Batulanau Karbonatan, Satuan Intrusi Andesit HornblendaPiroksen, Satuan Intrusi Andesit Porfiritik, Satuan Intrusi Andesit HornblendaKuarsa, Satuan Intrusi Mikrodiorit, Satuan Konglomerat-Batupasir, Satuan Tuf,
Satuan Lava Dasit, Satuan Breksi Piroklastik, dan Satuan Aluvial.
Daerah penelitian merupakan daerah dengan sistem endapan mineral
porfiri yang ditimpa oleh sulfidasi intermedier yang terdiri dari 5 zona alterasi,
yaitu Zona Potasik, Propilitik, Sub-Propilitik, Filik, dan Argilik. Alterasi dan
mineralisasi di daerah penelitian secara umum dikontrol oleh sesar-sesar mendatar
dengan arah umum Barat Laut-Tenggara yang muncul akibat subduksi Sulawesi
Utara dan Sangihe Timur.

Kata kunci : Doup, Bolaang Mongondow Timur, alterasi, mineralisasi, porfiri,


sulfidasi intermedier, kontrol struktur
ABSTRACT

The research area is located in Doup and surroundings area, Kotabunan


Sub-District, Bolaang Mongondow Timur District, North Sulawesi Province. Its
located in PT. J Resources exploration area in Doup within an area of 7,5 km2 (3
x 2,5 km) and geographically located in 90750-93750 mU and 681500684000
mT (UTM WGS84 51 N Zone).
Lithotectonically, the research area is included in North Sulawesi
magmatic arc. It has a lot of hills morphology which can be divided into 5
geomorphological units, that is Benteng Intrusion Hills Unit, Bakan Lava Flow
Hills Unit, Tungow Folded Hills Unit, Batu Pinupul Intrusion Hill Unit, and
Ongkobu Alluvium Plain Unit.
Stratigraphy in research area consists of 10 main units from oldest to
youngest, that is Calcareous Sandstone-Siltstone Unit, Hornblende-Pyroxene
Andesite Intrusion Unit, Porphyry Andesite Intrusion Unit, Hornblende-Quartz
Andesite Intrusion Unit, Microdiorite Intrusion Unit, Conglomerate-Sandstone
Unit, Tuff Unit, Dacite Lava Unit, Pyroclastic Breccia Unit, and Alluvium Unit.
The research area is an area which has phorpyry mineral deposit system
overprinted by intermediate sulphidation system. Its consists of 5 alteration zone,
that is Potassic, Propylitic, Sub-Propylitic, Phyllic, and Argilic Zone. Alteration
and mineralization in research area is controlled by NW-SE strike-slip faults
which appeared because of North Sulawesi subduction and East Sangihe
subduction.

Keywords : Doup, Bolaang Mongondow Timur, alteration, mineralization,


porphyry, intermediate sulphidation, structural control

KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur penulis haturkan kepada Allah Tritunggal, Bapa,
Putera, dan Roh Kudus atas segala berkat, kasih, dan karuniaNya kepada penulis
sehingga laporan tugas akhir ini dapat selesai. Laporan tugas akhir yang berjudul
Geologi dan Kontrol Struktur terhadap Alterasi dan Mineralisasi di Daerah
Doup dan Sekitarnya, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara ini disusun sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Dalam penyusunan
laporan tugas akhir ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Maka dari itu penulis ingin megucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga besar penulis, terutama Bapak Tri Sudanta, Ibu Darti, dan Mas
Antar Oktavianto atas segala doa serta dukungan material, spiritual,
maupun moral kepada penulis dari lahir hingga saat ini.
2. Bapak Dr.Ir. Andri Slamet Subandrio, Dipl. Geol. dan Bapak Dr. Indra
Gunawan, S.T., M.Sc. atas kesediaannya sebagai dosen pembimbing
penulis yang telah memberikan banyak saran, pertimbangan pemikiran,
dan masukan dalam perencanaan penelitian, pemetaan, hingga penyusunan
laporan tugas akhir ini.
3. Seluruh dosen dan staf Program Studi Teknik Geologi ITB atas segala
pengajarannya kepada penulis selama 4 (empat) tahun ini.
4. Bapak STJ Budi Santoso dan Bapak Iip Harjana, atas segala bantuan dan
kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
mengerjakan tugas akhir di daerah eksplorasi milik PT. Arafura Surya
Alam di Doup.
5. Bapak Mahjar Djohari, Bapak Aji Ekananda, Bapak Erenst Koho, serta
Adi Syarif Kurniadi atas bimbingan dan bantuannya kepada penulis
selama mengerjakan tugas akhir di daerah penelitian.

6. Seluruh karyawan PT. Arafura Surya Alam atas segala bantuan,


bimbingan, masakan, serta pembelajaran yang diberikan kepada penulis
selama penulis tinggal di barak Doup selama 3 bulan.
7. Seluruh rekan-rekan BPH GEA 2013/2014, Konseptor Kaderisasi Inisiasi
GEA 2014, staf magang PSDA GEA 2014, serta seluruh anggota biasa
HMTG GEA ITB terutama angkatan 2011 atas segala pembelajarannya
kepada penulis selama penulis aktif dalam kegiatan berkemahasiswaan.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan dari Klaten yang tergabung dalam
SETYAKI atas bantuannya kepada penulis selama kuliah di ITB.
9. Seluruh teman-teman dan pemangku jawatan Gereja Kerasulan Baru
Indonesia Sidang Jemaat Mawen dan Andir atas segala doa, dukungan, dan
bimbingannya kepada penulis.
10. Estu Putri Sejati, atas kesediaannya mendengar segala keluh kesah penulis
serta dukungan dan doanya kepada penulis selama mengerjakan tugas
akhir.
11. Pandu, Nicholas, Bevin, Devine, Fahmi, Eja, Qoyyima, Jojo, Donu, Adel,
Sirka, Noni, Isro, Joshua, Donu, Dennis, Ghaniyyu, Oddy, Nugi, Edsel,
Okky, Bori, Bileh, Bowo, Tri, Arum dan Jeffry atas segala canda tawa,
bantuan, dan pembelajaran yang diberikan kepada penulis selama penulis
aktif sebagai anggota biasa HMTG GEA ITB.
12. Serta berbagai pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun
dari pembaca. Akhir kata, semoga laporan tugas akhir ini bisa bermanfaat untuk
pembaca dan khususnya untuk kemajuan keilmuan geologi di Indonesia.
Bandung, 16 Agustus 2015
Penulis,

Dirga David Suhendi

12011081

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................
i
SARI................................................................................................................................
ii
ABSTRACT.....................................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR......................................................................................................
iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................
xi
DAFTAR FOTO..............................................................................................................
xviii
DAFTAR TABEL............................................................................................................
xxv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................
xxvi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1
1.1

Latar Belakang.........................................................................................

1.2

Maksud dan Tujuan Penelitian.................................................................

1.3

Lokasi Daerah Penelitian.........................................................................

1.4

Metodologi dan Tahapan Penelitian.........................................................

1
2
2
4
1.4.1

Tahap Persiapan...........................................................................

1.4.2

Tahap Pengambilan Data Lapangan.............................................

4
4

1.4.3

Tahap Analisis dan Pengolahan Data...........................................

1.4.4

Tahap Penyusunan Laporan.........................................................

5
7
1.5

Peneliti Terdahulu....................................................................................

1.6

Sistematika Pembahasan..........................................................................

9
9
BAB II GEOLOGI REGIONAL.....................................................................................
11
2.1

Fisiografi..................................................................................................

2.2

Stratigrafi Regional..................................................................................

2.3

Struktur Geologi Regional.......................................................................

11
12
14
BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN................................................................
15
3.1

Geomorfologi...........................................................................................

15
3.1.1

Morfologi.....................................................................................

15
3.1.2 Tipe Genetik dan Pola Aliran Sungai...........................................
16
3.1.3

Interpretasi Kelurusan..................................................................

3.1.4

Satuan Geomorfologi...................................................................

17
18
3.1.4.1

Satuan Perbukitan Intrusi Benteng................................

3.1.4.2

Satuan Bukit Intrusi Batu Pinupul................................

3.1.4.3

Satuan Punggungan Aliran Lava Bakan.......................

3.1.4.4

Satuan Perbukitan Lipatan Tungow..............................

20
21
22
24

3.1.4.5

Satuan Dataran Aluvial Ongkobu.................................

25
3.2

Stratigrafi.................................................................................................

26
3.2.1

Satuan Batupasir Batulanau Karbonatan..................................

28
3.2.1.1

Persebaran.....................................................................

3.2.1.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.1.3

Umur.............................................................................

3.2.1.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

28
25
30
30
3.2.2

Satuan Intrusi Andesit Hornblenda-Piroksen ..............................

30
3.2.2.1

Persebaran.....................................................................

3.2.2.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.2.3

Umur.............................................................................

3.2.2.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

30
31
32
33
3.2.3

Satuan Intrusi Andesit Porfiritik..................................................

33
3.2.3.1

Persebaran.....................................................................

3.2.3.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.3.3

Umur.............................................................................

3.2.3.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

33
34
36
36
3.2.4

Satuan Intrusi Andesit Hornblenda-Kuarsa ................................

36

3.2.4.1

Persebaran.....................................................................

3.2.4.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.4.3

Umur.............................................................................

3.2.4.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

36
37
38
38
3.2.5

Satuan Intrusi Mikrodiorit ...........................................................

38
3.2.5.1

Persebaran.....................................................................

3.2.5.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.5.3

Umur.............................................................................

3.2.5.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

38
40
40
40
3.2.6

Satuan Konglomerat Batupasir.................................................

41
3.2.6.1

Persebaran.....................................................................

3.2.6.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.6.3

Umur.............................................................................

3.2.6.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

41
41
42
42
3.2.7

Satuan Tuf....................................................................................

42
3.2.7.1

Persebaran.....................................................................

3.2.7.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.7.3

Umur.............................................................................

42
43
44

3.2.7.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

44
3.2.8

Satuan Lava Dasit........................................................................

44
3.2.8.1

Persebaran.....................................................................

3.2.8.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.8.3

Umur.............................................................................

3.2.8.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

44
45
45
46
3.2.9

Satuan Breksi Piroklastik.............................................................

46
3.2.9.1

Persebaran.....................................................................

3.2.9.2

Ciri Litologi..................................................................

3.2.9.3

Umur.............................................................................

3.2.9.4

Hubungan dengan Satuan Sebelumnya.........................

46
46
47
48
3.2.10 Satuan Aluvial..............................................................................
48
3.2.10.1 Persebaran....................................................................
48
3.2.10.2 Ciri Litologi.................................................................
48
3.2.10.3 Umur............................................................................
49
3.2.10.4 Hubungan dengan Satuan Sebelumnya........................
49
BAB IV ALTERASI DAN MINERALISASI.................................................................
50
4.1
Satuan Alterasi dan Mineralisasi..................................................
9

10

4.1

Alterasi dan Mineralisasi.........................................................................

4.2

Zona Alterasi Daerah Penelitian..............................................................

50
51
4.2.1

Zona Alterasi Argilik....................................................................

4.2.2

Zona Alterasi Filik.......................................................................

4.2.3

Zona Alterasi Sub-Propilitik........................................................

4.2.4

Zona Alterasi Propilitik................................................................

4.2.5

Zona Alterasi Potasik...................................................................

52
55
57
59
62
BAB V KONTROL STRUKTUR TERHADAP ALTERASI DAN MINERALISASI...
64
5.1

Pola Struktur Geologi..............................................................................

5.2

Data dan Analisis Sesar Daerah Penelitian..............................................

64
69
5.2.1

Sesar Menganan Naik Ongkobu 1...............................................

5.2.2

Sesar Mengiri South Benteng......................................................

5.2.3

Sesar Mengiri Ongkobu 2............................................................

5.2.4

Sesar Menganan Normal Tungow................................................

5.2.5

Sesar Menganan Normal Panang.................................................

70
71
72
73
74
5.3

Data dan Analisis Struktur Bukit Panang.................................................

75
5.3.1 Sesar Mengiri Naik Panang 2.......................................................
77
5.3.2 Sesar Mengiri Panang 3................................................................
78

11

5.3.3 Sesar Mengiri Panang 4................................................................


79
5.3.4 Sesar Menganan Normal Panang 5...............................................
80
5.3.5 Sesar Menganan Normal Panang 6...............................................
81
5.3.6 Sesar Menganan Panang 7............................................................
82
5.4

Kontrol Struktur terhadap Alterasi dan Mineralisasi di Bukit Panang......

83
BAB VI SEJARAH GEOLOGI.......................................................................................
89
6.1

Pengendapan Satuan Batupasir-Batulanau Karbonatan...........................

6.2

Terbentuknya Satuan Intrusi Andesit Hornblenda-Piroksen....................

6.3

Terbentuknya Satuan Intrusi Andesit Porfiritik.......................................

6.4

Terbentuknya Satuan Intrusi Andesit Hornblenda-Kuarsa......................

6.5

Terbentuknya Satuan Intrusi Mikrodiorit.................................................

6.6

Terendapkan Satuan Konglomerat-Batupasir..........................................

6.7

Pensesaran Akibat Subduksi Sulawesi Utara...........................................

6.8

Terbentuknya Satuan Tuf.........................................................................

6.9

Terbentuknya Satuan Lava Dasit.............................................................

6.10

Terbentuknya Satuan Breksi Piroklastik..................................................

6.11

Pengendapan Satuan Aluvial....................................................................

89
90
90
91
92
93
94
95
96
97
98
BAB VII KESIMPULAN................................................................................................
99

12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................


101
LAMPIRAN....................................................................................................................
103
....................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1

(A) Lokasi Kecamatan Kotabunan di lengan Utara


Sulawesi dan (B) Lokasi daerah penelitian (kotak
merah)

yang

disajikan

dalam

peta

terrain

(http://maps.google.co.id)
......................................................................................
3

13

Gambar 1.2

Diagram alir metodologi dan tahapan penelitian...........................


8

Gambar 2.1

Peta satuan litotektonik Sulawesi (Van Leeuwen,


1994)
......................................................................................
11

Gambar 2.2

Peta Geologi lembar Manado (Effendi dan Bawono,


1997)
......................................................................................
12

Gambar 2.3

Kolom Stratigrafi Daerah Doup dan Sekitarnya


(Mahjar
dkk.,
2010)
......................................................................................
13

Gambar 2.4

Peta Shuttle Radar Topography Mission (SRTM)


(perspektif 3D) lengan Utara Pulau Sulawesi
(modifikasi
Effendi
dan
Bawono,
1997)
......................................................................................
14

Gambar 3.1

Pola aliran sungai daerah penelitian..............................................


17

Gambar 3.2

Kelurusan daerah penelitian yang dilihat dari peta


SRTM
......................................................................................
18

Gambar 3.3

Analisis arah umum kelurusan pada daerah penelitian


dan sekitarnya dengan menggunakan diagram roset
......................................................................................
18

14

Gambar 3.4

Peta geomorfologi daerah penelitian.............................................


19

Gambar 3.5

Diagram blok peta geomorfologi daerah penelitian......................


19

Gambar 3.6

Kenampakan Bukit Batu Pinupul (lingkaran merah)


pada
peta
terrain
(http://maps.google.co.id)
......................................................................................
22

Gambar 3.7

Kolom stratigrafi daerah Doup dan sekitarnya..............................


27

Gambar 3.8

Penampang litologi PND-07 yang menunjukkan


litologi dari Satuan Intrusi Andesit Porfiritik berupa
andesit

piroksen

yang

diintrusi

oleh

andesit

hornblenda
(tengah)
......................................................................................
34
Gambar 3.9

Penampang litologi BTG-08 yang menunjukkan


litologi batuan sedimen yang diterobos oleh intrusi
andesit
piroksen
......................................................................................
34

Gambar 4.1

Penentuan zonasi alterasi berdasarkan himpunan


mineral yang terdapat di batuan (Corbett dan Leach,
1996)
......................................................................................
50

Gambar 4.2

Peta alterasi daerah Doup dan sekitarnya......................................


51

15

Gambar 4.3

Penampang alterasi BTG-08..........................................................


52

Gambar 4.4

Penampang alterasi PND-07..........................................................


52

Gambar 5.1

Arah umum kompresi yang disebabkan oleh adanya


subduksi di bagian utara dan selatan lengan utara
Sulawesi
(Van
Leeuwen,
1994)
......................................................................................
64

Gambar 5.2

Konsep dillational jog (Tchalenko and Ambraseys,


1970)
......................................................................................
65

Gambar 5.3

Dillational jog (titik-titik merah) yang muncul akibat


keberadaan sesar mendatar menganan regional di
daerah Gorontalo dan Manado (modifikasi peta
SRTM)
......................................................................................
65

Gambar 5.4

Tubuh intrusi andesit dan intrusi mikrodiorit yang


muncul di daerah penelitian akibat dillational jog
sesar mendatar menganan Tapabeken dan sesar
mendatar menganan Ongkobu (modifikasi peta
SRTM)
......................................................................................
65

Gambar 5.5

Konsep simple shear (Harding, 1974)...........................................


66

Gambar 5.6

Sesar antitetik dan sesar sintetik yang muncul akibat


kompresi dari sesar mendatar menganan Tapabeken
16

dan
Ongkobu
......................................................................................
66
Gambar 5.7

Peta struktur detail Bukit Panang...................................................


67

Gambar 5.8

Kenampakan penampang litologi PND-07 yang


menunjukkan

bahwa

litologi

intrusi

andesit

hornblenda keberadaannya di kontrol oleh sesar-sesar


yang berada pada zona yang dilingkari
......................................................................................
68
Gambar 5.9

Kenampakan penampang alterasi PND-07 yang


menunjukkan

bahwa

zona

filik

dan

potasik

keberadaannya di kontrol oleh sesar-sesar yang


berada
pada
zona
yang
dilingkari
......................................................................................
68
Gambar 5.10

Sesar-sesar di daerah penelitian.....................................................


69

Gambar 5.11

Klasifikasi

penamaan

sesar

daerah

penelitian

berdasarkan
Rickard
(1972)
......................................................................................
70
Gambar 5.12

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur sesar menganan naik ongkobu 1
......................................................................................
71

Gambar 5.13

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur
sesar
mengiri
South
Benteng
......................................................................................
72
17

Gambar 5.14

Lokasi pada peta geologi (kiri) dan data rekahan


gerus dari sesar mengiri ongkobu 2 yang di plot pada
diagram roset dan diagram kontur (kanan)
......................................................................................
73

Gambar 5.15

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur
sesar
menganan
normal
Tungow
......................................................................................
74

Gambar 5.16

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur
sesar
menganan
normal
Panang
......................................................................................
75

Gambar 5.17

Sesar-sesar mendatar yang berada di Bukit Panang......................


76

Gambar 5.18

Klasifikasi penamaan sesar Bukit Panang berdasarkan


Rickard
(1972)
......................................................................................
76

Gambar 5.19

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur
sesar
mengiri
naik
Panang
2
......................................................................................
77

Gambar 5.20

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur
sesar
mengiri
Panang
3
......................................................................................
78

Gambar 5.21

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur
sesar
mengiri
Panang
4
......................................................................................
79

18

Gambar 5.22

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur sesar menganan normal Panang 5
......................................................................................
80

Gambar 5.23

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur sesar menganan normal Panang 5
......................................................................................
81

Gambar 5.24

Analisis kinematika, diagram roset, serta diagram


kontur
sesar
menganan
Panang
7
......................................................................................
82

Gambar 5.25

Mekanisme pembentukan sistem porfiri (Corbett dan


Leach,
1998)
......................................................................................
84

Gambar 5.26

Terjadi intrusi yang disertai perpindahan panas dan


terbentuk alterasi zona Potasik Propilitik yang
disertai dengan kehadiran urat urat tipe A dan M
......................................................................................
84

Gambar 5.27

Larutan hidrotermal mulai naik menuju permukaan


dan
membentuk
urat-urat
tipe
B
......................................................................................
85

Gambar 5.28

Air meteorik masuk melalui zona lemah yang


dibentuk oleh sesar-sesar yang ada dan kemudian
terjadi pendinginan dan alterasi retrogadasi disertai
dengan kemunculan Zona Filik dan Argilik di dekat
permukaan
keberadaan

dan

persebarannya

dikontrol

oleh
sesar

19

......................................................................................
85
Gambar 5.29

Terjadi penurunan muka air tanah sehingga terjadi


oksidasi dan erosi, akibatnya zona Argilik tererosi
sehingga di permukaan hanya terdapat zona Filik
seperti yang ditemukan pada masa sekarang
......................................................................................
86

Gambar 5.30

Zona sesar merupakan zona lemah yang dapat


menjadi media pencampuran air meteorik dengan
larutan hidrotermal yang kaya unsur logam
......................................................................................
87

Gambar 5.31

Terbentuk urat Pb-Zn, urat kalsit, dan mineral pirit di


permukaan hingga menuju ke daerah yang terdapat
banyak
sesar
......................................................................................
87

Gambar 5.32

Penimpaan sistem sulfidasi intermedier terhadap


porfiri
......................................................................................
88

Gambar 6.1

Pengendapan

Satuan

Batupasir-Batulanau

Karbonatan (hijau) pada Miosen Awal (hijau) yang


diikuti
oleh
pensesaran
dan
perlipatan
......................................................................................
89
Gambar 6.2

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Miosen
Awal
(20
jtl)
(Hall,
1997)
......................................................................................
89

20

Gambar 6.3

Terbentuknya Satuan Intrusi Andesit HornblendaPiroksen (merah) akibat aktivitas magmatisme yang
muncul
akibat
subduksi
Sangihe
Timur
......................................................................................
90

Gambar 6.4

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Miosen
Tengah
(16
jtl)
(Hall,
1997)
......................................................................................
90

Gambar 6.5

Terbentuknya Satuan Intrusi Andesit Porfiritik (ungu)


akibat aktivitas magmatisme yang muncul karena
subduksi
Sangihe
Timur
......................................................................................
91

Gambar 6.6

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Miosen Akhir
(9
jtl)
(Hall,
1997)
......................................................................................
91

Gambar 6.7

Terbentuknya Satuan Intrusi Andesit HornblendaKuarsa (biru muda) akibat aktivitas magmatisme
yang muncul karena subduksi Sangihe Timur
......................................................................................
92

Gambar 6.8

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Pliosen Tengah
(4 jtl) (Hall, 1997)
......................................................................................
92

Gambar 6.9

Terbentuknya Satuan Intrusi Mikrodiorit (berada di


bawah permukaan yang ditunjuk oleh arah panah)
akibat aktivitas magmatisme yang disebabkan oleh
Subduksi

Sangihe

Timur

21

......................................................................................
92
Gambar 6.10

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Pliosen Tengah
(4 jtl) (Hall, 1997)
......................................................................................
93

Gambar 6.11

Terendapkan Satuan Konglomerat-Batupasir (kuning)


yang memiliki lingkungan pengendapan darat
......................................................................................
93

Gambar 6.12

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Pliosen
Akhir
(3
jtl)
(Hall,
1997)
......................................................................................
93

Gambar 6.13

Terjadi

pensesaran

di

bagian

Selatan

daerah

penelitian akibat subduksi Sulawesi Utara yang mulai


berlangsung pada Zaman Kuarter (Hall, 1997)
......................................................................................
93
Gambar 6.14

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Pliosen
Akhir
(2
jtl)
(Hall,
1997)
......................................................................................
93

Gambar 6.15

Terendapkan satuan Tuf (magenta) yang muncul


akibat aktivitas volkanisme gunung Hulu Sita yang
berada
di
Barat
Laut
daerah
penelitian
......................................................................................
95

Gambar 6.16

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Pleistosen

Awal

(2

jtl)

(Hall,

1997)

22

......................................................................................
95
Gambar 6.17

Terbentuknya Satuan Lava Dasit (merah muda) yang


muncul akibat aktivitas volkanisme gunung Hulu Sita
yang berada di Barat Laut daerah penelitian
......................................................................................
96

Gambar 6.18

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Pleistosen Tengah
(2 jtl) (Hall, 1997)
......................................................................................
96

Gambar 6.19

Terendapkan Satuan Breksi Piroklastik (coklat) di


yang berada di daerah lembahan di bagian Selatan
daerah
penelitian
......................................................................................
97

Gambar 6.20

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Pleistosen Akhir
(1 jtl) (Hall, 1997)
......................................................................................
97

Gambar 6.21

Terendapkan Satuan Aluvial (abu-abu) pada Kala


Holosen
......................................................................................
98

Gambar 6.22

Rekonstruksi tektonik Asia Tenggara pada Kala


Holosen
(0
jtl)
(Hall,
1997)
......................................................................................
98

23

DAFTAR FOTO

Foto 3.1

Bentang alam daerah penelitian yang didominasi oleh


rangkaian perbukitan dan punggungan (foto diambil
dari Bukit Benteng menghadap ke Utara)
......................................................................................
16

Foto 3.2

Foto kenampakan Bukit Benteng pada Satuan


Perbukitan Intrusi Benteng beserta lokasinya pada
diagram blok peta geomorfologi (foto diambil di
dermaga Kotabunan menghadap ke Utara)
......................................................................................
20

Foto 3.3

Foto kenampakan lembah sungai berbentuk V pada


Satuan Perbukitan Intrusi Benteng beserta lokasinya
pada diagram blok peta geomorfologi (foto diambil di
Bukit

Benteng

menghadap

ke

Barat

Daya)

24

......................................................................................
20
Foto 3.4

Foto kenampakan Bukit Batu Pinupul pada Satuan


Bukit Intrusi Batu Pinupul beserta lokasinya pada
diagram blok peta geomorfologi (foto diambil di
Bukit Batu Pinupul menghadap ke Timur)
......................................................................................
21

Foto 3.5

Foto kenampakan bukit pada daerah Bakan pada


Satuan Punggungan Aliran Lava Bakan beserta
lokasinya pada diagram blok peta geomorfologi (foto
diambil di Bukit Benteng menghadap ke Utara)
......................................................................................
23

Foto 3.6

Foto kenampakan lembah sungai berbentuk V pada


Satuan Punggungan Aliran Lava Bakan beserta
lokasinya pada diagram blok peta geomorfologi (foto
diambil di Sungai Moat menghadap ke Utara)
......................................................................................
23

25

Foto 3.7

Foto kenampakan Bukit Tungow pada Satuan


Perbukitan Lipatan Tungow beserta lokasinya pada
diagram blok peta geomorfologi (foto diambil di
Bukit
Panang
menghadap
ke
Utara)
......................................................................................
24

Foto 3.8

Foto kenampakan lembah sungai berbentuk V pada


Satuan Perbukitan Lipatan Tungow beserta lokasinya
pada diagram blok peta geomorfologi (foto diambil di
daerah Ongkobu Utara menghadap ke Utara)
......................................................................................
25

Foto 3.9

Kenampakan lembah sungai berbentuk U pada


Satuan Dataran Aluvial Ongkobu beserta lokasinya
pada diagram blok peta geomorfologi (foto diambil di
daerah Ongkobu Utara menghadap ke Utara)
......................................................................................
26

Foto 3.10

Singkapan

yang

menunjukkan

kontak

antara

batulanau karbonatan dengan andesit (foto diambil di


daerah Bukit Benteng menghadap ke Barat)
......................................................................................
28
Foto 3.11

Singkapan batuan pada Satuan Batupasir Batulanau


Karbonatan (1) Perselingan Batupasir dan Batulanau
Karbonatan (2) Xenolith Batulanau Karbonatan pada
Andesit

(3)

Batulempung

Karbonan

dan

(4)

Batugamping
Kristalin
......................................................................................
29

26

Foto 3.12

Sayatan tipis batupasir pada sampel DC02 di Sungai


Ongkobu
......................................................................................
30

Foto 3.13

Singkapan andesit hornblenda-piroksen (foto diambil


di daerah Bukit Benteng menghadap ke Selatan)
......................................................................................
31

Foto 3.14

Sampel andesit hornblenda-piroksen yang berada


dalam
kondisi
segar
......................................................................................
31

Foto 3.15

Sayatan tipis andesit hornblenda-piroksen pada


sampel
DO15
di
Bukit
Benteng
......................................................................................
32

Foto 3.16

Singkapan Satuan Intrusi Andesit Porfiritik (foto


diambil di Bukit Panang menghadap ke Barat)
......................................................................................
33

Foto 3.17

Kenampakan contoh batuan andesit hornblenda (A)


dan andesit piroksen (B) pada batuan inti pemboran
......................................................................................
35

Foto 3.18

Sayatan tipis andesit piroksen pada sumur DOD387


pada
kedalaman
120,05
m
......................................................................................
35

Foto 3.19

Sayatan tipis
DOD358

andesit

pada

hornblenda pada

kedalaman

278,35

sumur
m

27

......................................................................................
36
Foto 3.20

Singkapan Satuan Intrusi Andesit Hornblenda-Kuarsa


(foto diambil di daerah Bukit Benteng menghadap ke
Selatan)
......................................................................................
37

Foto 3.21

Sayatan tipis andesit hornblenda-kuarsa pada sampel


DN11
di
Bukit
Benteng
......................................................................................
38

Foto 3.22

Singkapan Intrusi Mikrodiorit (foto diambil di Bukit


Batu
Pinupul)
......................................................................................
39

Foto 3.23

Singkapan Intrusi Mikrodiorit yang menunjukkan


kemiringan lereng yang sangat curam (foto diambil di
Bukit
Batu
Pinupul)
......................................................................................
39

Foto 3.24

Sayatan tipis mikrodiorit pada sampel DG13 di Bukit


Batu
Pinupul
......................................................................................
40

Foto 3.25

Singkapan

perlapisan

batupasir-konglomerat

di

Perbukitan
Ongkobu
......................................................................................
41
Foto 3.26

Sayatan tipis batupasir pada sampel DH07 di Sungai


Ongkobu

bagian

Utara

28

......................................................................................
42
Foto 3.27

Singkapan Satuan Tuf di Sungai Moat..........................................


43

Foto 3.28

Sayatan tipis tuf litik pada sampel DB04 di Sungai


Moat
......................................................................................
43

Foto 3.29

Singkapan dasit yang memiliki struktur kekar


berlembar
di
Sungai
Bakan-Patende
......................................................................................
44

Foto 3.30

Sayatan tipis dasit pada sampel DB06 di Sungai Moat.................


45

Foto 3.31

Singkapan breksi piroklastik yang menunjukkan


kontak erosional antara breksi piroklastik dengan
andesit
......................................................................................
46

Foto 3.32

Singkapan breksi piroklastik yang berada pada


kondisi segar (foto diambil di Sungai Labotori)
......................................................................................
47

Foto 3.33

Sayatan tipis andesit hornblenda-piroksen (fragmen


pada Breksi Piroklastik) pada stasiun DF06 di Sungai
Labotori
......................................................................................
47

Foto 3.34

Singkapan aluvial di Sungai Ongkobu...........................................


48
29

Foto 4.1

Kenampakan batulanau karbonatan teralterasi argilik


di sumur DOD054 pada kedalaman 50,45 meter.
......................................................................................
53

Foto 4.2

Singkapan batulanau karbonatan teralterasi argilik di


Bukit Benteng beserta lokasinya pada peta alterasi.
......................................................................................
53

Foto 4.3

Sayatan tipis pada batuan inti pemboran sumur


DOD054 dengan
kedalaman 50,45 meter.
......................................................................................
54

Foto 4.4

Sayatan poles pada batuan inti pemboran sumur


DOD054
dengan
kedalaman
50,45
meter
......................................................................................
54

Foto 4.5

Kenampakan andesit piroksen teralterasi filik pada


batuan inti pemboran sumur DOD409 dengan
kedalaman
120,30
meter
......................................................................................
55

Foto 4.6

Singkapan batulanau karbonatan teralterasi argilik di


daerah Bukit Benteng. Kesan warna keputihan
menjadi ciri khas alterasi ini secara megaskopis.
......................................................................................
55

Foto 4.7

Sayatan tipis andesit hornblenda pada batuan inti


pemboran sumur DOD021dengan kedalaman 60,95
meter
......................................................................................
56

30

Foto 4.8

Sayatan poles batuan inti pemboran pada sumur


DOD021
dengan
kedalaman
60,95
meter
......................................................................................
57

Foto 4.9

Kenampakan

andesit

piroksen

teralterasi

sub-

propilitik pada sumur DOD033 dengan kedalaman


180,30
meter
......................................................................................
57
Foto 4.10

Singkapan andesit piroksen teralterasi sub-propilitik


di Bukit Benteng beserta lokasinya pada peta alterasi
......................................................................................
58

Foto 4.11

Sayatan tipis andesit piroksen teralterasi subpropilitik pada sumur DOD033 dengan kedalaman
120,45
meter
......................................................................................
59

Foto 4.12

Sayatan poles batuan inti pemboran pada sumur


DOD033 dengan kedalaman 120,45 meter
......................................................................................
59

Foto 4.13

Kenampakan andesit piroksen teralterasi propilitik


pada batuan inti pemboran di sumur DOD387dengan
kedalaman
98,20
meter
......................................................................................
60

Foto 4.14

Sayatan tipis andesit hornblenda teralterasi propilitik


pada sumur DOD230dengan kedalaman 190,10 meter
......................................................................................
61

31

Foto 4.15

Sayatan poles batuan inti pemboran pada sumur


DOD230 dengan kedalaman 190,10 meter
......................................................................................
61

Foto 4.16

Kenampakan andesit hornblenda teralterasi potasik


pada sumur DOD387 dengan kedalaman 258,05
meter
......................................................................................
62

Foto 4.17

Sayatan tipis andesit hornblenda teralterasi potasik


pada sumur DOD387 dengan kedalaman 323,80
meter
......................................................................................
63

Foto 4.18

Sayatan poles batuan inti pemboran pada sumur


DOD387 dengan kedalaman 323,80 meter
......................................................................................
63

Foto 5.1

Bukti keberadaan sesar menganan naik ongkobu 1


yang berupa rekahan gerus maupun bidang sesar
......................................................................................
70

Foto 5.2

Bukti keberadaan sesar mengiri South Benteng yang


berupa
rekahan
gerus
......................................................................................
71

Foto 5.3

Foto 5.3 Bukti keberadaan sesar mengiri Ongkobu 2


yang berupa rekahan gerus dan struktur seretan yang
muncul karena sesar ini memiliki dip slip naik
......................................................................................
72

32

Foto 5.4

Bukti keberadaan sesar menganan normal Tungow


yang
berupa
rekahan
gerus
......................................................................................
73

Foto 5.5

Bukti keberadaan sesar menganan normal Panang


yang berupa rekahan gerus yang berada di Bukit
Panang
......................................................................................
74

Foto 5.6

Bukti keberadaan sesar mengiri naik Panang 2 yang


berupa

rekahan

gerus,

urat-urat

dengan

tipe

stockwork, dan zona hancuran yang berada di Bukit


Panang
......................................................................................
77
Foto 5.7

Bukti keberadaan sesar mengiri Panang 3 yang


berupa

rekahan

gerus,

urat-urat

dengan

tipe

stockwork, dan zona hancuran yang berada di Bukit


Panang
......................................................................................
78
Foto 5.8

Bukti keberadaan sesar mengiri Panang 4 yang


berupa rekahan gerus, urat-urat kaya mineralisasi
yang mengisi rekahan, dan zona hancuran yang
berada
di
Bukit
Panang
......................................................................................
79

Foto 5.9

Bukti keberadaan sesar menganan normal Panang 5


yang

berupa

rekahan

gerus,

urat-urat

kaya

mineralisasi yang mengisi rekahan, serta zona


hancuran

yang

berada

di

Bukit

Panang

33

......................................................................................
80
Foto 5.10

Bukti keberadaan sesar menganan normal Panang 6


yang

berupa

rekahan

gerus,

urat-urat

kaya

mineralisasi yang mengisi rekahan, serta zona


hancuran yang berada di Bukit Panang
......................................................................................
81
Foto 5.11

Bukti keberadaan sesar menganan Panang 7 yang


berupa rekahan gerus, urat-urat kaya mineralisasi
yang mengisi rekahan, zona hancuran, serta bidang
sesar
yang
berada
di
Bukit
Panang
......................................................................................
82

Foto 5.12

Urat-urat tipe Pb-Zn (1), tipe A (2), serta tipe B (3)


yang
terdapat
di
Bukit
Panang
......................................................................................
83

Foto 5.13

Batuan yang menunjukkan bahwa urat Pb-Zn


memotong
urat-urat
tipe
A
dan
B
......................................................................................
89

DAFTAR TABEL

34

Tabel 1.1

Sumur pemboran pada penampang BTG-08 dan PND07


......................................................................................
6

Tabel 4.1

Kisaran Temperatur Pembentukan Mineral Alterasi


pada Zona Kaolinit (Argilik) (Kingston Morisson,
1995)
......................................................................................
54

Tabel 4.2

Kisaran Temperatur Pembentukan Mineral Alterasi


pada Zona Kuarsa - Serisit (Filik) (Kingston
Morisson,
1995)
......................................................................................
56

Tabel 4.3

Kisaran Temperatur Pembentukan Mineral Alterasi


pada Zona Klorit-Kalsit (Sub-Propilitik) (Kingston
Morisson,
1995)
......................................................................................
58

Tabel 4.4

Kisaran Temperatur Pembentukan Mineral Alterasi


pada

Zona

Klorit-Kalsit-Epidot

(Propilitik)

(Kingston
Morisson,
1995)
......................................................................................
60
Tabel 4.5

Kisaran Temperatur Pembentukan Mineral Alterasi


pada Zona K-Feldspar-Biotit (Potasik) (Kingston
Morisson,
1995)
......................................................................................
62

35

Tabel 5.1

Batas kedalaman ditemukannya urat Pb-Zn di setiap


lubang bor yang berada pada penampang PND-07
......................................................................................
86

36

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A

Deskripsi Petrografis Sayatan Tipis dan Sayatan Poles


........................................................................................
104

Lampiran B

Grafik
Analisis
X-Ray
Diffraction
........................................................................................
147

Lampiran C

Data
Rekahan
Gerus
Daerah
Penelitian
........................................................................................
149

Lampiran D

Kolom
Stratigrafi
Daerah
Penelitian.
........................................................................................
161

Lampiran E

Peta
Geomorfologi
Daerah
Penelitian.
........................................................................................
(terlampir)

Lampiran F

Peta Lintasan Daerah Penelitian


........................................................................................
(terlampir)

Lampiran G

Peta dan Penampang Geologi Daerah Penelitian


........................................................................................
(terlampir)

Lampiran H

Peta dan Penampang Alterasi Daerah Penelitian


........................................................................................
(terlampir)

Lampiran I

Peta
Struktur
Bukit
Panang
........................................................................................
(terlampir)

Lampiran J

Data

Batuan

Inti

Pemboran.

37

........................................................................................
164

38

You might also like