Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemulasaran jenazah adalah kegiatan merawat jenazah bagi pasien yang
sudah meninggal. Perawatan jenazah mempunyai beberapa criteria yaitu,
perawatan jenazah penderita penyakit menular dengan perawtan jenazah
dengan penyakit yang tidak menular.
Perawatan jenazah dengan penyakit menular dilaksanakan dengan selalu
menerapkan kewaspadaan universal tanpa mengabaikan tradisi budaya dan
agama yang dianut keluarganya.
Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat memberi
penyuluhan kepada keluarga dan mengambil tindakan yang sesuai agar
penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit seperti
halny, hepatitis B, AIDS, kolera dan sebagainya. Tradisi yang berkaitan
dengan perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan
memperhatikan hal yang telah disebut diatas, seperti misalnya mencium
jenazah sebagai bagian upacara penguburan.
Perlu diingat virus HIV berkembang dalam tubuh manusia hidup, maka
beberapa waktu setelah penderita terinfeksi HIV meninggal viruspun akan
mati.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan
pemulasaran jenazah harus berdasarkan standar pelayanan pemulasaran
jenazah di RS. Karitas.
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan dari pembuatan Pedoman Pelayanan Unit Kamar jenazah RS.
Karitas adalah sebagai berikut :
Tujuan Umum :
Sebagai pedoman bagi Manajemen
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi tenaga yang harus tersedia untuk menjamin terlaksananya
pelayanan di Unit Kamar jenazah meliputi :
1
2
Nama jabatan
Kepala Unit
Staf
Kualifikasi
SLTA +
Pengalaman Kerja
Min 2 Tahun
SMA
Jlh
Tersedia
Keterangan
1
1
1
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
3
6
2
4
Keterangan :
1. Pintu Masuk Jenasah
2. Wastafel
3. Lemari Peralatan
4. Tempat / Meja untuk memandikan dan mendandani Jenazah
5. Tempat Semayam sementara (Doa & Penghormatan Keluarga)
6. Pintu Keluar Jenazah
B. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung kegiatan
fasilitas sebagai berikut :
1. Daftar Inventaris :
bagian
No
2.
Nama Barang
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan
Box File
Baik
Meja Kerja
Baik
Kursi kerja
Baik
Sound sistem
Baik
Baik
Jumlah
Baik
2
2
Baik
4
Jumlah
Baik
1
Baik
2
Baik
1
5
micropont
No Nama Barang
Almari
sedang
16 Bola
lampu
3.
27 Stop
kontak
Almari
besar
Terminal
No 38Nama
Barang
Almari
laci
1
Bolpoin
9
Almari tembok
2
Spidol boardmaker
10
Kulkas
3
Isi staples
besar
4
Jumlah
1
1
1
1
1
Isi staples
11
Kaca kecil
Lakban Hitam
12
Kipas angin
Isolasi
13
buah
BukuBlender
folio besar/100
1
1
1
1
Listrik
Satuan
bh
bh
bh
Satuan
bh
bh
dos
1
Baik
1
Baik
1
Baik
1
dos
2
Baik
1
Baik
1
Baik
2
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
bh
12
Toa
Penggaris
Baik
1
13
16
Baterei
maiktape
Radio
Korek api
Jam
Super pel
rinso Troli doa
1
bh
Baik
1
dos
Baik
1
btl
1 rusak,2bgkus
baik
17
Kain DVD
pel player
18
19
14
15
1
3
lmbr
Kayu pel
1
Baik
1
ember
bh
btg
ATK
20
Tmpt sampah
bh
21
Sabun cair
btl
22
sapu
btg
23
Lilin
bngks
24
Baterei abc
bh
25
Kantong plastik
lmbr
26
Keset
lmbr
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. ALUR PELAYANAN
Pelayanan kamar jenazah adalah kegiatan mempersiapkan jenazah sebelum diperlihatkan kepada
keluarga. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada pasien meninggal, maka diperlukan alur penanganan
jenazah yang jelas. Tersedianya kamar jenazah yang standar dapat dipakai sebagai acuan oleh petugas kamar
jenazah dalam memberikan mutu pelayanan yang baik bagi keluaga pasien.
ALUR PENANGANAN JENAZAH DI KAMAR JENAZAH
JENAZAH DARI
RANAP, IGD DAN ICU
Masuk kamar
jenazah
Pembayaran di
kasir
BAB V
LOGISTIK
No
1
Nama Barang
Bolpoin
Satuan
Spidol boardmaker
bh
dos
dos
Lakban Hitam
bh
Isolasi
bh
bh
Map
bh
bh
10
bh
11
Isi Kater
bh
12
Penggaris
bh
13
Baterei maik
bh
14
Korek api
dos
15
Super pel
btl
16
rinso
bgkus
17
Kain pel
lmbr
18
Kayu pel
btg
19
ember
bh
20
Tmpt sampah
bh
21
Sabun cair
btl
22
sapu
btg
23
Lilin
bngks
24
Baterei abc
bh
bh
25
Kantong plastik
lmbr
26
Keset
lmbr
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
sebagai berikut:
Ketepatan identifikasi pasien
Peningkatan komunikasi yang efektif
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan risiko pasien jatuh.
3. Penyelenggaraan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, Rumah
Sakit melaksanakan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah penerapan:
Tingkat Rumah Sakit :
Rumah Sakit Karitas telah memiliki kebijakan yang
menjabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah
terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta
harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan
kepada staf, pasien dan keluarga
Rumah Sakit Karitas telah memiliki kebijakan dan prosedur
yang menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana
ada insiden.
Rumah Sakit Karitas telah berupaya menumbuhkan budaya
pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien.
Tingkat Unit Kerja/Tim :
Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara
mengenai kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana
ada insiden
Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran yang
dipakai di Rumah Sakit Karitas untuk memastikan semua
laporan dibuat secara terbuka dan terjadi proses pembelajaran
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Undang Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
terbebas dari gangguan.
Kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah
Sakit adalah tempat kerja yang termasuk kategori tersebut diatas, berarti
wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.Program
jenazah
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. PENGENDALIAN MUTU BAGIAN KAMAR JENAZAH
yaitu
dengan
BAB IX
PENUTUP
Dengan dikeluarkannya Pedoman Pelayanan Kamar jenazah ini maka setiap
pegawai kamar jenazah agar senantiasa memperhatikan hak dan
kewajibannya sebagai pegawai.
Kami berharap pedoman ini dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan di Rumah Sakit Karitas Weetebula namun demikian, kami tetap
terbuka untuk menerima kritik dan saran demi pemyempurnaan pedoman ini
di masa mendatang.
Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitannya,
kami ucapkan banyak terima kasih