Professional Documents
Culture Documents
hanya bersifat untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan, tetapi juga
bersifat bisnis. Bisnis apotek ini terus berkembang dari tahun ke tahun. Jumlah
apotek di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 16.725 apotek, yang terus
meningkat sebesar 5% menjadi 17.606 pada tahun 2012 dan sebanyak 26,8%
menjadi 24,058 pada tahun 2013. Pada tahun 2013, jumlah apotek terbesar di
Indonesia terdapat di Provinsi Jawa Barat, yakni sebanyak 3.776 apotek dengan
tingkat pertumbuhan sebesar 21,6% dari tahun 2012 (Binfar 2013). Sedangkan
jumlah Apotek Kimia Farma di Jawa Barat sebanyak 27 apotek (Anonim, 2016).
Pertumbuhan apotek juga merupakan dampak sistem regulasi Indonesia
yang semakin longgar terhadap perizinan pendirian apotek. Hal ini terjadi sejak
diberlakukannya Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/XI/1993
tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, yang mana di dalamnya
sudah tidak lagi memuat batas jarak antara satu apotek dengan apotek lainnya.
Peraturan ini kemudian direvisi menjadi Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/MENKES/SK/X/2002.
Peningkatan jumlah apotek ini berdampak terhadap semakain banyaknya
pesaing Apotek Kimia Farma dalam melakukan bisnis apotek. Sementara produk
yang ditawarkan masing-masing apotek hampir serupa dengan yang ditawarkan
oleh apotek lain, yaitu berupa perbekalan farmasi maupun jasa pelayanan
kefarmasian (pharmaceutical care), sehingga pelanggan dapat langsung
melakukan perbandingan atas produk dan kualitas pelayanan apotek yang diterima
dan memilih produk mana yang terbaik. Semua diarahkan untuk mencapai omzet
penjualan yang maksimal atas produk dan juga untuk mencapai kepuasan
pelanggan. Karena keputusan membeli tidak saja berakhir dengan traksaksi tapi
berlanjut sampai tahap purna beli. Di tahap ini konsumen akan merasakan tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan yang akan mempengaruhi perilakunya.
Pelanggan yang puas berdampak terhadap minat pelanggan untuk kembali
ke apotek yang sama (menjadi pelanggan tetap) dan juga sebagai alat promosi dari
mulut ke mulut bagi calon pelanggan lain yang dapat berpengaruh sangat positif
bagi apotek. Sedangkan ketidakpuasan pelanggan dapat menyebabkan pelanggan
tersebut pindah kekompetitor lain yang memiliki pelayanan lebih baik.
39
40
pelanggan
adalah
respon
pelanggan
terhadap
evaluasi
41
42
43
44
45
46
No.
1.
2.
3.
4.
Keterangan
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Skor Positif
5
4
3
2
Skor Negatif
1
2
3
4
47
5.
Keterangan :
n = jumlah sampel;
N = jumlah populasi;
d = batas toleransi tingkat kesalahan, dimana pada penelitian sosial yaitu 5%
48
49
berdasarkan kepentingan dari pelanggan tersebut serta peringkat dari kinerja dari
tiap-tiap unsur pelayanan yang diterima dan dirasakan pelanggan.
1. Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menebus resep di apotek
dan sample yang diambil pasien yang menebus resep di apotek yang bersedia
mengisi kuesioner. Responden yang dipilih adalah pengunjung Apotek Kimia
Farma yang menebus resep dokter dengan metode non probability sampling
dengan jumlah tertentu berdasarkan prinsip kemudahan (convenience basis).
Perhitungan jumlah sample menggunakan rumus Slovin, yaitu:
n=
N
2
1+ Ne
keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah toleransi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Jumlah resep rata-rata per bulan KF 10 Bandung melayani 493 resep.
Hasil perhitungan sampel dengan menggunakan rumus solvin, nilai d sebesar 5%
yang artinya tingkat kepercayaan 95% adalah :
n=
493
=220 responden
493. (0. 05)2 +1
Jumlah sampel yang perlu digunakan untuk penelitian dengan populasi
50
Inklusi
Pasien apotek Kimia Farma yang menebus resep tunai lebih dari 1 kali dan
pasien yang berusia 16 tahun.
Eksklusi
Pasien yang baru pertama kali menebus resep obat, Pasien yang melakukan
swamedikasi (UPDS), pasien berusia 16 tahun, , dokter Kimia Farma, dan
karyawan Kimia Farma.
2. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen
Apotek Kimia Farma dengan membandingkan antara persepsi harapan pasien
terhadap kenyataan yang didapatkan dalam pelayan. Kategori tingkat kepuasan
didasarkan pada nilai korelasi yang dapat dilihat pada tabel.
Harapan
Kenyataan
Tidak penting
Tidak puas
Agak penting
Agak puas
Penting
Puas
Sangat penting
Sangat puas
51
Frekuensi
Total
22
28
44 (%)
56 (%)
5
20
25
10 (%)
40 (%)
50 (%)
5
19
26
10 (%)
38 (%)
52 (%)
8
18
24
16 (%)
36 (%)
48 (%)
4
22
18
6
8 (%)
44 (%)
36 (%)
12 (%)
5
25
20
10 (%)
50 (%)
40 (%)
7. Frekuensi ke apotek
- 3 kali
- > 3 kali
27
23
54 (%)
46 (%)
8. Transportasi ke apotek
- Jalan kaki
10 (%)
2. Usia
- 16 25 tahun
- 26 50 tahun
- > 50 tahun
3. Pendidikan terakhir
- SMP
- SMA
- Diploma/Sarjana
4. Penghasilan
- < 1 juta
- 1 3 juta
- > 3 juta
5. Pekerjaan
- Pelajar/Mahasiswa
- Swasta
- PNS
- Ibu Rumah Tangga
6. Jarak ke apotek
- < 1 km
- 1 3 km
- > 3 km
52
Kendaraan umum
Kendaraan pribadi
6
39
12 (%)
78 (%)
1.
2.
3.
4.
5.
Reability (Kehandalan)
Assurance (Jaminan)
Tangibles (Fisik)
Empathy (Empati)
Responsiveness (Ketanggapan)
Rata-rata
Rata-rata
Kenyataan Harapan
(x)
(y)
4,0744
4,6388
4,0152
4,572
4,1252
4,552
4,2668
4,514
4,0696
4,4844
4,1102
4,5522
Kesenjangan
Tingkat
kesesuaian (%)
-0,5644
-0,5568
-0,4268
-0,2472
-0,4148
-0,442
87,83%
87,82%
90,62%
94,52%
90,75%
90,31%
Pada tabel 3 menunjukkan hasil analisis tiap atribut antara kenyataan dan
harapan pelanggan terhadap kualitas layanan Apotek Kimia Farma 10 Bandung
sebagai berikut:
1. Dimensi Reliability
53
Atribut informasi obat yang diberikan mudah dipahami memiliki nilai tingkat
kepuasan tertinggi yaitu 90,73%, sedangkan atribut terendah yakni petugas apotek
mampu memberikan solusi atas keluhan pelanggan dengan tingkat kepuasan
sebesar 85,1%.
2. Dimensi Assurance
Atribut obat yang diterima tidak kadaluarsa memiliki nilai tingkat kepuasan
tertinggi yaitu 95,05%, sedangkan atribut terendah yakni apotek menyediakan
obat yang lengkap dengan tingkat kepuasan sebesar 74,72%.
3. Dimensi Tangible
Atribut penampilan petugas apotek rapi memiliki nilai tingkat kepuasan tertinggi
yaitu 95,67%, sedangkan atribut terendah yakni apoteker selalu berada di apotek
dengan tingkat kepuasan sebesar 86,19%.
4. Dimensi Emphaty
Atribut petugas apotek memberikan pelayanan yang ramah memiliki nilai tingkat
kepuasan tertinggi yaitu 101,01%, sedangkan atribut terendah yakni petugas
apotek bersedia mendengarkan keluhan pelanggan terkait pengobatan dengan
tingkat kepuasan sebesar 91,03%.
5. Dimensi Responsiveness
Atribut petugas apotek tanggap merespon keluhan pelanggan memiliki nilai
tingkat kepuasan tertinggi yaitu 97,07%, sedangkan atribut terendah yakni petugas
apotek menyiapkan obat resep non racikan kurang dari 15 menit dengan tingkat
kepuasan sebesar 87,11%.
Tabel 3 Nilai Rata-rata Atribut Servqual Apotek Kimia Farma 10 Bandung
No
.
1.
Reability
P1 = Petugas apotek memberikan
informasi mengenai cara
penggunaan
obat
yang
lengkap
P2 = Petugas apotek memberikan
informasi obat dengan jelas
Rata-rata
Kenyataan
Harapan
(x)
(y)
Kesenjangan
Tingkat
kesesuaian
(%)
4,23
4,788
-0,558
88,35%
4,142
4,628
-0,486
89,5%
54
2.
3.
4.
5.
Assurance
P6 = Apotek menyediakan obat
yang lengkap
P7 = Sarana parkir aman
P8 = Obat yang diterima tidak
kadaluarsa
P9 = Pelayanan informasi obat
diberikan oleh apoteker
P10 = Setiap transaksi diberikan
bukti pembayaran
Tangibles
P11 = Lokasi
apotek
mudah
dijangkau
P12 = Ruang tunggu apotek nyaman
P13 = Penulisan etiket jelas
P14 = Penampilan petugas apotek
rapi
P15 = Apoteker selalu berada di
apotek
Emphaty
P16 = Petugas apotek memberikan
pelayanan yang ramah
P17 = Petugas apotek berperilaku
sopan kepada pelanggan
P18 = Petugas
apotek
tidak
membedakan
pelayanan
kepada pelanggan
P19 = Petugas
apotek
bersedia
mendengarkan
keluhan
pelanggan terkait pengobatan
P20 = Petugas
apotek
bersikap
terbuka atas saran/kritik dari
pelanggan
Responsiveness
P21 = Petugas apotek menyiapkan
obat resep non racikan kurang
dari 15 menit
P22 = Petugas apotek menyiapkan
obat resep racikan kurang dari
4,13
4,552
-0,422
90,73%
3,862
4,538
-0,676
85,1%
4,008
4,688
-0,68
85,5%
3,34
4,47
-1,13
74,72%
3,708
4,496
4,56
4,73
-0,852
-0,234
81,32%
95,05%
4,118
4,44
-0,322
92,75%
4,414
4,66
-0,246
94,72%
4,114
4,464
-0,35
92,16%
4,296
4,14
4,194
4,69
4,718
4,384
-0,394
-0,578
-0,19
91,6%
87,75%
95,67%
3,882
4,504
-0,622
86,19%
4,394
4,35
0,044
101,01%
4,362
4,688
-0,326
93,05%
4,484
4,654
-0,17
96,35%
4,018
4,414
-0,396
91,03%
4,076
4,464
-0,388
91,31%
4,016
4,61
-0,594
87,11%
3,88
4,252
-0,372
91,25%
55
30 menit
P23 = Petugas apotek sigap dalam
melayani pelanggan
P24 = Petugas
apotek
selalu
memberikan salam kepada
pelanggan
P25 = Petugas
apotek
tanggap
merespon keluhan pelanggan
4,218
4,69
-0,472
89,94%
3,996
4,504
-0,508
88,72%
4,238
4,366
-0,128
97,07%
56
Gambar 4.1
dimensi yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah dimensi reability
dan assurance.
Tabel 4. Distribusi kuadran tiap dimensi
Kuadran
I
II
III
IV
Kode Atribut
Reability, Assurance
Responsiveness
Tangibles, Emphaty
Gambar 4.2
Kuadran
I
II
III
IV
Kode Atribut
P5,P7,P21
P1,P2,P3,P8,P10,P12,P13,P17,P18,P23
P4,P6,P11,P15,P19, P22,P24
P9,P14,P16,P20,P25
58
Hal ini menunjukkan atribut yang terpetakan lebih banyak pada kuadran
II, dimana pelayanan yang diterima memenuhi harapan. Secara keseluruhan
atribut yang terpetakan pada kuadran II jumlahnya paling banyak, diikuti kuadran
III, kuadran IV, dan kuadran I. Hal ini menunjukkan kualitas layanan Apotek
Kimia Farma 10 Bandung menunjukkan kinerja cukup baik dan terdapat beberapa
aspek yang perlu ditingkatkan.
Hasil pemetaan seluruh atribut kualitas pelayanan (servqual) pada dimensi
reability ditunjukkan pada gambar 4.3 dan tabel 6.
Kuadran
Kode Atribut
59
I
II
III
IV
P5
P1
P4
P2,P3
Kuadran
I
II
Kode Atribut
P8,P10
60
III
IV
P6.P7
P9
Kuadran
I
II
III
IV
Kode Atribut
P12,P13
P11,P15
P14
61
Kuadran
I
II
III
Kode Atribut
P17,P18
P19,P20
62
IV
P16
Kuadran
I
II
III
IV
Kode Atribut
P21,P24
P23
P22
P25
63
64
apotek kurang mampu memberikan pilihan obat jika obat yang ditebus tidak
tersedia di apotek..
b. Responsiveness
Atribut yang merupakan prioritas utama untuk perbaikan adalah petugas apotek
menyiapkan obat resep non racikan lebih dari 15 menit dan petugas apotek
jarang memberikan salam kepada pelanggan.
3. Dimensi yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki adalah dimensi
reability dan assurance.
4.5.2 Saran
Saran yang dapat diusulkan dari hasil survey ini antara lain dengan
meningkatkan kualitas dari setiap dimensi, antara lain:
1. Reability
a. Petugas apotek harus mampu memberikan pilihan obat jika obat yang ditebus
tidak tersedia di apotek, misalnya dengan memberikan alternatif obat lain yang
dimiliki apotek dengan kompsisi yang sama dengan obat yang digantikan.
b. Petugas apotek bisa menghubungi apotek kimia farma yang lain yang memilki
stok obat yang dimaksud pelanggan.
2. Assurance
65
66