Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Dwi Putri C
P17124012008
Nely Apec C
P171240120
Muharrum Zulfa T
P171240120
Retno Budiyanti
P171240120
Rizka Fadhila H
P171240120
Tingkat II A
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA I
Jalan RS. Fatmawati, Cilandak - Jakarta Selatan Telp/Fax. 021-7656536
0
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus yang berjudul Rencana Asuhan
Kebidanan Pada Bayi 2-6 Hari.
Selain untuk menambah pengetahuan mengenai Rencana Asuhan Kebidanan Pada
Bayi 2-6 Hari , Makalah ini juga disusun guna memenuhi tugas salah satu mata kuliah
Asuhan Kebidanan Neonatus pada program studi DIII Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jakarta I.
Selanjutnya
Azriani,SST,M.Keb
penulis
selaku
mengucapkan
dosen
terima
pembimbing
kasih
mata
yang
kuliah
kepada
Asuhan
Ibu
Devi
Kebidanan
Neonatus dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.........................................................................................................
............................... 1
DAFTAR
ISI .....................................................................................................
........................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR
NEONATUS ....................................................................................
2.1. DEFINISI
NEONATUS ................................................................................................... 4
2.2. KEBUTUHAN DASAR NEONATUS DAN
BAYI ................................................................
2.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA NEONATUS DAN BAYI
...............................................
2.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA NEONATUS DAN BAYI
....................................
2.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DAN
BAYI.....................................................
BAB III KEBUTUHAN DASAR
BALITA .........................................................................................
3.1. DEFINISI BALITA
.........................................................................................................
3.2. KEBUTUHAN DASAR BALITA
.......................................................................................
3.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA BALITA
......................................................................
3.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA
BALITA ...........................................................
2
KESIMPULAN
..............................................................................................................
5.2
SARAN
.........................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................................
.................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik
yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar
anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini mencakup asah, asih, dan asuh. Kebutuhan
dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam
kandungan.
Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh
seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keadaan ekonomi, sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan.
Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang
secara psikologis muncul sebagai problema pada anak.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Peran bidan dalam hal ini
adalah memberi informasi yang baik dan benar berkaitan dengan kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1
1.2.2
Apa sajakah kebutuhan dasar neonatus, balita dan anak pra sekolah?
1.2.3
prasekolah?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.3.1Mengetahui definisi dari neonatus.balita dan anak pra sekolah.
1.3.2Mengetahui dan memahami kebutuhan dasar neonatus, balita dan anak
pra sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS DAN BAYI
2.1.
DEFINISI NEONATUS
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan bahwa
neonatal
adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat minggu. Menurut Jumiarni
(1995)
neonatus
adalah
bayi
yang
baru
mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke
kehidupan ekstrauterin.
Bayi baru lahir adalah bagian dari neonatus yaitu suatu organisme yang
sedang bertumbuh yang baru mengalami trauma kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin
(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia tahun 1985)
Menurut Ibrahim (1984) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan 2500 4000 gram.
o Bayi kulit kering ( terutama 24 jam pertama ) berwarna biru , pucat atau
memar.
o Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat
atau persik
Penyuluhan sebelum bayi pulang
Pelayanan kebidanan sebelum ibu dan bayi pulang mencakup upaya
pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, penyembuhan
serta
pemulihan
kesehatan.
Kegiatan Penyuluhan
sebelum
bayi
pulang meliputi :
o Penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan ibu dan anak selama perawatan
di rumah.
o Cara menyusui yang baaik dan benar.
o Perawatan tali pusat dan cara memandikan bayi.
o Pemelihaaan kesehatan ibu,bayi dan balita.
o Pengobatan sederhana bagi ibu bayi dan balita.
o Perbaikan gisi keluarga, ibu agar mengkomsumsi makanan yang mengandung
gizi tinggi seperti buah-buahan, sayur2 an yang hijau,
o Imunisasi bayi/ anak, pelaksanaan imunisasi agar dilakukan secara lengkap
o Kebersihan ibu dan bayi selalu dijaga sehingga infeksi tidak terjadi selama
perawatan di rumah
o Pelayanan KB, melakukan program KB dengan kontrasepsi yang sesuai
dengan kesehatan ibu
Peran Bidan Pada Bayi Sehat
Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi
dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik
yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan
pertumbuhannya.
Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.
Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan psikologis
dan sosial.
Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik
untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus bisa memfasilitasi proses
tersebut. Semua bayi lahir harus menjalani minimal 2 kali pemeriksaan fisik sebelum
dipulangkan dari rumah bersalin atau rumah sakit. Pemeriksaan pertama adalah
pemeriksaan screening/ penapisan yang dilakukan saat kelahiran. Pemeriksaan
kedua lebih komprehensif. Tujuan kunjungan ulang bayi sehat adalah :
Mengidentifikasi gejala penyakit
Menawarkan tindakan screening metabolik
Memberikan KIE kepada orang tua
Bidan harus mempunyai perencanaan atau planing untuk melakukan kunjungan
meliputi :
Kaji riwayat maternal, persalinan, dan riwayat tindakan segera pada bayi baru
lahir.
Amati dan tanyakan kepada orangtua tentang penyesuaian keluarga
Kaji riwayat pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dan
masalah lainnya.
Lakukan pemeriksaan fisik
9
up.
2.2.2.
dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam
hubungan manusia pada umumnya.
Suara (Voice)
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.
Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu
orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan
berpaling kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masingmasing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan
itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi
dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat
mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir,
meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik
dari rahim yang melekat dalam telinga.
Aroma /Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah
berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk
mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang
ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.
Gaya bahasa (Entrainment)
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak
sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment
terjadi pada saat anak mulai bicara. Bayi baru lahir menemukan perubahan
struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam
bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak
dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga
mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk
komunikasi yang efektif.
Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme).
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang
konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri
dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas
bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang
secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk
mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk
belajar.
Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat
melakukan reflek sucking dengan segera.
7.
Stimulus
Visual
Stimulus
Auditif
Stimulus
Taktil
Stimulus
Kinetik
0-3 bulan
Objek warna
terang di
atas tempat
tidur
Mengajak
bisacara dan
mendengarka
n suara
lonceng
Membelai,
menyisir,
menyelimuti
Berjalan-jalan
4-6 bulan
Menonton TV
dan bermain
benda
terang yang
dapat
dipegang
Sama halnya
dengan usia
4-6 bulan di
tambah
bermain ci
Mengajak
bicara
Memanggil
nama
Bermain air
Berdisi pada
paha orang
tua, membantu
tengkurap,
duduk
Panggil nama
bayi, ajari
memanggil
nama orang
tua, memberi
Mengenai
berbagai
tekstur
Bermain air
Membantu
tengkurap,
latih berdiri,
bermain tarik
dorong
7-9 bulan
15
luk ba
10-12 bulan
2.3.
Ajak ke
tempat
ramai dan
kenalkan
gambar
tahu yang
sedang
dilakukan
Suara
binatang dan
menyebutkan
bagian tubuh
Merasakan
hangat atau
dingin dan
memegang
makan
sendiri
Bermain tarik
dorong,
bersepeda
16
Denyut jantung
(pulse)
Tidak
ada
Lambat <
100
>100
Usaha nafas
(respisration)
Tidak
ada
Lambat, tidak
teratur
Menangis dengan
keras
Tonus otot
(activity)
Lemah
Fleksi pada
ekstremitas
Gerakan aktif
Kepekaan reflek
(grimace)
Tidak
ada
Merintih
Menangis kuat
Warna
(apperence)
Biru
pucat
Tubuh merah
muda,
ekstremitas
biru
Seluruhnya
merah muda
18
BAB III
KEBUTUHAN DASAR BALITA
3.1.
DEFINISI BALITA
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi
anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak
masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,
seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah
bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan
periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan
pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena
itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
3.2. KEBUTUHAN DASAR PADA BALITA
3.2.1 KEBUTUHAN FISIK PADA BALITA
Pemenuhan nutrisi pada balita
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang mencukupi
pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi
yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI
secara eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak
berumur 6 bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan
pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan
makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada
masa balita dan prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak.
Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan
protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120
kkal/ kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun
kurang lebih 10 kkal/ kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat
gizi karbohidrat, lemak dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber
asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk
pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, mengganti sel-sel yang rusak,
memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energi.
Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu lemak juga
mempunyai 3 fungsi, diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat
pelarut vitamin A, D, E, K, serta dapat memberi rasa sedap dalam makanan.
Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-70% dari total energi. Sumber
karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-tepungan, gula,
dan serat makanan. Serat makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan alat
pencernaan. Vitamin dan mineral pada masa balita sangat diperlukan untuk
mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan
akan vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari pada protein, lemak, dan karbohidrat.
19
Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak
berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, seperti coklat,
permen, kue-kue manis karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu makan
berkurang. Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan terlalu panas,
menciptakan suasana makan yang tentram dan menyenangkan, memilih makanan
dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak
memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan porsi makanan terlalu
banyak. Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Balita usia 1-3 tahun : Jenis makanan yang paling disukai anak balita di usia ini
biasanya adalah makanan yang manis-manis, seperti cokelat, permen, es krim,
dll. Pada anak usia ini sebaiknya makanan yang banyak mengandung gula
dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau berlubang (caries). Pada usia ini,
biasanya anak sangat rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan
vitamin A, zat besi, kalori dan protein. Kekurangan vitamin A dapat
mengakibatkan gangguan fungsi pada mata, sedangkan kekurangan kalori dan
protein dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kecerdasan anak.
2. Anak usia 4-6 tahun : Pada usia ini, anak-anak masih rentan terhadap gangguan
penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap
menjadi perhatian orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah.
Pendidikan tentang nilai gizi makanan, tidak ada salahnya mulai diajarkan pada
mereka. Dan ini saat yang tepat untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak,
karena periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan
didengar dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Sehingga akhirnya anak
dapat memilih menyukai makanan yang bergizi.
Di bawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita :
1. Makanan pendamping ASI untuk balita dapat berupa bubur tepung beras atau
beras merah yang dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu formula atau air
2. Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah-buahan yang
dihaluskan dengan blender, seperti buah papaya, pisang, apel, melon, dan
alpukat.
3. Sayur-sayuran dan kacang-kacangan juga dapat dijadikan makanan
pendamping balita dengan cara direbus dan dihaluskan dengan blender.
Sebaiknya, ketika diblender, bahan makanan pendamping balita ini ditambah
dengan kaldu atau air matang supaya lebih halus. Sayuran dan kacangkacangan tersebut adalah kacang polong, kacang merah, wortel, tomat,
kentang, labu kuning, dan kacang hijau.
4. Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang tidak
mengandung lemak dan diblender.
5. Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender, yaitu ikan
yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan gindara).
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
1. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
2. Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang
3. Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi
4. Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi
makanan tidak adekuat.
20
3.2.2
KEBUTUHAN PSIKOLOGIS
Untuk dapat menjalin ikatan emosi yang erat dengan anak kita, berikut ini ada
beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman bagi orangtua atau orang yang dekat
dengan anak dalam melakukan interaksi dengan balita :
Berikan rangsangan positif kepada balita. Misalnya dengan belaian/ sentuhan
/pijatanpijatan lembut, ucapan-ucapan lembut, kecupan, dan suara-suara yang
menenangkan
Tanggap terhadap kebutuhan balita.
Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya
dengan main ciluk ba, menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan
suara-suara lucu atau menunjukkan wajah-wajah ganjil (memasang ekspresi lucu),
membadut (bicara dengan cara yang dilebih-lebihkan), kemudian tertawalah
bersama anak. Pada umumnya, kita akan merasa lebih dekat dengan seseorang
yang tertawa bersama kita, demikian pula halnya dengan anak.
Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas
pengasuhan yang baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya
hadir secara fisik saja. Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan hati
juga.
Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak
sesuai dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan
hubungan orangtua-anak menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk
memberikan kasih sayangnya.
Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap balita karena
balita juga bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya dalam
ingatannya sehingga membuat orangtua menjadi jauh terhadap anak.
Toleransi : Bertoleransi terhadap kesalahan anak, bukan kebalikan dari disiplin.
Kesalahan yang dilakukan anak sering kali hanya karena perbedaan pandang kita
sebagai orang tua atau orang dewasa dengan cara pandang anak. Menghargai
perbedaan perlu dikenalkan pada saat anak mulai dapat berbicara dan bermain
dengan teman sebayanya. Konflik yang sering terjadi karena kita tidak bisa
menghargai perbedaan. Hal terkecil tetapi penting untuk dilakukan orangtua
adalah mendengarkan dan menghargai pendapat anak.
Menjadi Motivator : Anak tidak sekedar mencontoh dan anak tidak hanya
membutuhkan keteladanan orangtua. Dorongan atau motivasi sering lebih penting
daripada ajakan. Terlebih pada usia setahun, saat anak memerlukan kemampuan
untuk mengontrol dirinya, motivasi berperan penting agar kelak tidak menjadi
anak yang pemalu atau peragu. Dorongan orang tua akan muncul dengan
sendirinya jika orangtua atau pengasuh sering mendampingi atau memfasilitasi
kegiatan bermain anak. Tentu saja dorongan untuk mendikte yang sering muncul
tanpa kita sadari harus benar-benar kita hindari.
Peran bidan dalam hal ini adalah :
Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama
pasca kelahiran.
Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif
tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan
meraba perutnya yang semakin membesar
Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi
21
22
BAB IV
KEBUTUHAN DASAR ANAK PRASEKOLAH
4.1.
Meminta maaf secara berlebihan dan menjadi sangat malu hanya karena
kesalahan kecil dan takut memulai pekerjaan baru.
Untuk itu dalam mempersiapkan anak masuk sekolah orang tua diharapakan
mampu mengembangkan rasa percaya diri anak untuk menjalankan sesuatu,
memberikan minat dan motivasi pada anak, menumbuhkan kemauan anak untuk
berusaha dan bekerja, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menumbuhkan inisiatif
dan ketekunan pada anak, sikap mau bekerjasama dan memperhatikan orang lain,
serta mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan mengambil
keputusan dengan baik. (Panduan BKB, 2001).
o
4.2.
4.2.1
KEBUTUHAN FISIK PADA ANAK PRASEKOLAH
Pemenuhan nutrisi pada anak pra sekolah
Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan
kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Penurunan normal dalam nafsu makan di usia ini
sering menimbulkan kecemasan tentang nutrisi. Sebagian terbesar, orang tua dapat
diyakinkan bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak adalah cukup. Biasanya,
orang tua bertanggung jawab untuk memberi kesehatan, makanan pada usia yang
cocok dan penentuan waktu dan tempat; anak bertanggung jawab menentukan
jumlah masukan makanan. Anak anak biasanya mengatur jumlah makanannya
untuk menyesuaikan kebutuhan tubuhnya menurut rasa lapar atau kenyang.
Masukan setiap hari bervariasi, kadang kadan luas, akan tetapi masukan selama
periode 1 minggu relative stabil. Upaya orang tua untuk mengatur masukan anak
mengganggu mekanisme pengaturan diri ini karena anak harus menyetujui atau
berontak melawan tekanan. Akibatnya adalah kelebihan atau kekurangan makanan.
Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh
makanan
yang cukup mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang
dibutuhkan. Gizi
lengkap dan seimbang harus mengandung :
Bahan makanan sumber tenaga yang berfungsi untuk beraktifitas. Contoh : beras,
roti, kentang, mie.
Bahan makanan sumber zat pembangun, berfungsi untuk pembentukan,
pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. Contoh: daging, ikan, telur (protein
hewani) tempe, tahu (protein nabati)
Bahan makanan sumber zat pengatur berfungsi untuk mengatur proses
metabolisme. Contoh : sayuran: bayam, buncis, wortel, tomat, buah-buahan:
pisang, pepaya, jeruk, apel.
Pada anak usia prasekolah :
Nafsu makan berkurang
Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya
daripada makan
Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru
Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan
Bersosialisasi dengan keluarga
Cara mengatasi kesulitan makan :
Berikan makan pada saat anak tidak lelah
24
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk
tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih anak untuk mandiri
tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan.
Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang yang
dimilikinya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk
memelihara barangnya.
Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman
Anak perlu mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orangtua
memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan
kemauan anak.
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ikatan kasih sayang :
Berikan rangsangan positif. Misalnya dengan belaian/ sentuhan / pijatan pijatan
lembut, ucapan-ucapan lembut, kecupan, dan suara-suara yang menenangkan.
Tanggap terhadap kebutuhan anak. Misalnya bila anak menangis, segera cari tahu
apa yang menyebabkannya untuk kemudian segera mengatasinya.
Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa. Misalnya
dengan main ciluk ba, menggelitikinya sesekali, memainkan boneka dengan
suara-suara lucu atau menunjukkan wajah-wajah ganjil (memasang ekspresi lucu),
membadut (bicara dengan cara yang di lebih-lebihkan), kemudian tertawalah
bersama anak. Pada umumnya, kita akan merasa lebih dekat dengan seseorang
yang tertawa bersama kita, demikian pula halnya dengan anak.
Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat memberikan kualitas
pengasuhan yang baik. Jangan menghadapi anak dengan terpaksa atau hanya
hadir secara fisik saja. Usahakan menghadapi anak dengan menghadirkan hati
juga.
Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia cacat atau tidak
sesuai dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap anak, menyebabkan
hubungan orangtua-anak menjadi tegang dan menghalangi orangtua untuk
memberikan kasih sayangnya.
Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan terhadap anak karena
anak bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan merekamnya dalam ingatannya
sehingga membuat orangtua menjadi jauh terhadap anak.
4.2.3 ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK PRASEKOLAH
Deteksi
Deteksi dini tumbuh kembang adalah langkah antisipasi yang dilakukan
untuk menemukan kasus penyimpangan tumbuh kembang sejak dini dan
mengetahui serta mengenali faktor risiko penyimpangan tersebut. Penyimpangan
tumbuh kembang dapat bersifat positif, misalnya anak mempunyai tingkat
kecerdasan di atas rata-rata, atau negatif, misalnya balita yang mengalami
keterlambatan perkembangan.
Intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang adalah upaya intervensi
segera yang diberikan sesuai dengan keadaan anak untuk membantu anak
mencapai kemampuan yang optimal. Contohnya, pemberian sirup Fe pada balita
dengan anemia, pemberian suplementasi makan rutin dan makan tambahan pada
balita dengan KEP, stimulasi perkembangan pada balita dengan keterlambatan
27
IMUNISASI
PADA
NEONATUS,
BAYI,
BALITA,
DAN
ANAK
PRASEKOLAH
Imunisasi berasal dari kata Imun, kebal atau resistan. Imunisasi berarti
pemberian kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tujuan dari pemberian
imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu, bila terjadi
penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat dan kematian. Macam macam imunisasi adalah sebagai
berikut :
1. Imunisasi BCG (bacille celmette guerin)
Vaksin ini agar tubuh bayi kebal terhadap bakteri tuberkulosis (TBC). BCG
diberikan sekali sebelum anak berumur dua bulan. Imunisasi polio diberikan
empat kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal empat minggu.
Imunisasi Campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11 bulan. Imunisasi
hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval
minimal empat minggu. Imunisasi ini bersifat wajib dan disubsidi pemerintah.
2. Imunisasi DPT
28
ini
bisa
menyebabkan
meningitis,
pneumonia
dan
infeksi
tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Sampai saat ini,
imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup
mahal. Dua jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.
7. Imunisasi Meningitis
Imunisasi ini belum diwajibkan pemerintah karena biayanya masih cukup besar.
Imunisasi dilakukan bagi bayi di bawah usia satu tahun hingga balita. Imunisasi
ini mencegah terjadinya infeksi meningitis atau lapisan otak yang banyak
terjadi pada bayi dan balita.
8. Imunisasi Varisella
Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.
9. ImunisasiHBV
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah
infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Karena itu
29
ini
sebenarnya
tidak
berbahaya
dan
dapat
sembuh
dengan
Vaksin
Lah
ir
23
45
Tahun
69
1
15
2
18
2 3
56
1
0
12
Polio
3
1
5
30
DTP
Campak
6 dT
atau TT
5
2
3
1
Tifoid
Hepatiti
sA
31
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan bahwa
neonatal
adalah
jabang bayi baru lahir hingga berumur empat minggu. Kebutuhan Fisik-Biologis
neonatal meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi,
kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.Kebutuhan psikologi neonatal
meliputi kebutuhan asih (kebutuhan emosional), kebutuhan asah (kebutuhan
stimulasi). Asuhan kebidanan pada neonatus segera lakukan penilaian (selintas)
berikut :
Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan resusitasi.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H,
2006).Kebutuhan Fisik pada balita meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan,
bermain, aktivitas fisik, tidur. Kebutuhan psikologi pada balita dengan memberikan
rangsangan positif kepada balita, Ajak anak bermain yang dapat membuatnya
gembira atau tertawa,tanggap terhadap kebutuhan balita, dan lain- lain. Asuhan
kebidanan pada balita meliputi:
Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak
Penyuluhan kesehatan kepada keluarga :Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi
perkembangan meliputi asuhan terhadap kebutuhan dasar neonatus, balita dan anak
pra sekolah.
33
DAFTAR PUSTAKA
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DepKes.RI
DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RI
Saifuddin, abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan
Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jumiarni, dkk 1995. Asuhan Perawatan Perinatal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC) ( Ibrahim, Kristiana. 1984. Perawatan Kebidanan jilid II. Bandung : Bhratara )
(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia tahun 1985)
Mirriamstoppard, complete baby and child care, 1995
Varney, H. 1997. Varneys Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal.
623-625
Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco California.
Hal. 330-335
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum.
Hal. 30-37
Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan.
Jakarta : Salemba MedikaHasni. (2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita
imunisasi
.<http://www.
asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan.html> [
24
Septembar 2013]
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat.
Yogyakarta: Pustaka Salomon
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat
Bayi dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset
Muaris.H. (2006). Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Anggraini dan Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta:
Demedia
34