Professional Documents
Culture Documents
THEORIES OF MOTIVATION
Motivasi adalah dorongan yang menggerakkan orang untuk berperilaku, berpikir, dan
merasakan.
1. Pendekatan evolusioner
Pendekatan evolusioner yang terdahulu menekankan pada peran insting. Insting
adalah pola biologis dari perilaku yang tidak dipelajari yang diasumsi universal pada
semua spesies. Insting digerakkan oleh stimulus tanda, yaitu sesuatu di lingkungan
yang menghidupkan pola tetap dari perilaku. Baru-baru ini, psikolog evolusioner
menekankan bagaimana motivasi manusia berakar dalam evolusi masa lalu kita.
Pendekatan evolusioner fokus pada domain hidup yang relevan pada reproduksi,
seperti perilaku seksual dan perilaku yang relevan pada kompetisi diantara anggota
spesies.
2. Drive reduction theory
Drive adalah keadaan keterbangkitan yang terjadi karena kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan adalah kekurangan yang memberikan energi kepada penggerak untuk
mengurangi kekurangan. Drive reduction theory menjelaskan bahwa penggerak
menjadi lebih kuat, ketika kita termotivasi untuk menguranginya. Tujuan dari teori ini
adalah homeostasis, yaitu kecenderungan tubuh untuk menjaga ekuilibrium atau
keseimbangan.
3. Optimum arousal theory
Optimum arousal theory menyarankan bahwa harus ada tingkatan keterbangkitan
yang ideal untuk memfasilitasi pencapaian tujuan. Motivasi dipengaruhi oleh tingkat
keterbangkitan. Di awal abad ke 20, muncul hukum Yerkes-Dodson, yang
mengemukakan bahwa penampilan yang terbaik yaitu di bawah kondisi
keterbangkitan yang sedang, daripada keterbangkitan rendah atau tinggi. Hubungan
antara keterbangkitan dan penampilan dan keterbangkitan menimbulkan overlearn.
Overlearning adalah belajar untuk menampilkan tugas dengan baik sampai menjadi
otomatis.
HUNGER, OBESITY, AND EATING DISORDER
1. The biology of hunger
a. Sinyal dari lambung
Perut memberitahu otak mengenai kenyang dan seberapa banyak nutrisi yang ada.
Hormon kolesistokinin membantu pencernaan makanan, mengalir dari otak
melalui aliran darah, dan memberi sinyal kepada kita untuk berhenti makan.
b. Kimia darah
Zat kimia yang berperan dalam lapar dan makan adalah glukosa, insulin, dan
leptin. Glukosa atau gula darah digunakan otak sebagai sumber energi. Reseptor
gula terdapat di otak dan hati. Insulin berperan dalam mengatur glukosa. Leptin
menurunkan asupan makanan dan meningkatkan metabolisme. Leptin juga
berfungsi sebagai hormon anti-obesitas.
c. Proses otak
Terdapat dua area di hipotalamus yang berperan dalam rasa lapar. Lateral
hipotalamus menstimulasi makan. Ketika lateral hipotalamus rusak, kita tidak
akan tertarik pada makan. Ventromedial hipotalamus mengurangi rasa lapar dan
membatasi makan. Ketika ventromedial hipotalamus rusak, kita akan makan terus
menerus dan menjadi obesitas. Neurotransmiter yang berperan pada rasa lapar
adalah serotonin. Serotonin akan memberikan rasa kenyang.
2. Obesity
Obesitas dan kelebihan berat badan meningkatkan resiko terhadap masalah kesehatan
seperti penyakit jantung.
a. The biology of obesity
Obesitas memiliki komponen genetik. Faktor lain dalam berat badan adalah set
point, yaitu berat badan dipelihara ketika individu tidak membuat usaha untuk
mendapatkan atau menghilangkan berat badan. Set point diatur oleh sel adiposa,
ketika sel terisi, kita tidak akan lapar.
b. Faktor psikologis dalam makan dan obesitas
Psikolog biasanya berpikir bahwa obesitas terjadi karena ketidakbahagiaan dan
isyarat eksternal dari makanan. Dari perspektif evolusioner, preferensi merasa
manusia berkembang pada saat sumber makanan yang dapat diandalkan menjadi
langka. Berdasarkan penelitian dari Brian Wansink, faktor yang memengaruhi
porsi makan adalah ukuran piring. Piring yang lebih besar mengarah pada porsi
yang lebih banyak.
3. Disordered eating
Gangguan makan dicirikan dengan gangguan yang ekstrim dalam perilaku makan.
a. Anorexia nervosa
Anorexia nervosa adalah gangguan makan yang meliputi pengejaran kekurusan
tanpa henti melalui kelaparan. Ciri-ciri anorexia nervosa adalah berat badan
kurang dari 85 persen dari berat badan normal, ketakutan bertambah berat badan
yang intens, perilaku yang tetap untuk mencegah bertambahnya berat badan,