Professional Documents
Culture Documents
Patomekanisme
dari
penyakit
yang
disebabkan
oleh
virus
dan
dan
dalam
darah
penderita.
Virus
ini
dapat
III.
Epidemiologi
Di negara barat kejadian varisela terutama meningkat pada
musim dingin dan awal musim semi, sedangkan di Indonesia
(Sylvia,2006).
Patogenesis
Setelah VZV masuk melaui saluran pernapasan atas, atau
setelah penderita berkontak dengan lesi kulit, selama masa
inkubasinya terjadi viremia primer. Infeksi mula-mula terjadi
pada selaput lendir saluran pernapasan atas kemudian
menyebar dan terjadi viremia primer. Pada Viremia primer ini
virus menyebar melalui peredaran darah dan system limfa ke
hepar, dan berkumpul dalam monosit/makrofag, disana virus
bereplikasi, pada kebanyakan kasus virus dapat mengatasi
pertahanan non-spesifik sehingga terjadi viremia sekunder.
Pada viremia sekunder virus berkumpul di dalam Limfosit
T, kemudian virus menyebar ke kulit dan mukosa dan
bereplikasi di epidermis memberi gambaran sesuai dengan lesi
varisela. Permulaan bentuk lesi mungkin infeksi dari kaliper
endotel pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel
dermis, folikel kulit dan glandula sebasea, saat ini timbul
V.
neurologis
lainnya.
Defisit
neurologis
yang
tanpa
sempat
mendapatkan
antibodi
yang
dikirimkan transplasental.
Wanita hamil dengan varisela pneumonia dapat menderita
hipoksia dan gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu
maupun fetus3,4,7 . Seorang anak yang ibunya mendapat
varisella selama masa kehamilan, atau bayi yang terkena
varisela
selama
bulan
awal
kelahirannya
mempunyai
penderita
immunokompromis,
dan
kehamilan.
tungkai.
Penderita
meninggal
setelah
35
hari
lebih
(Sylvia,2006).
Patogenesis
Herpes Zoster
besar
Jika
untuk
virus
tidak
mendapatkan
sepenuhnya
zoster
dapat
IV.
Dermatomal (Sylvia,2006).
Komplikasi
Herpes Zoster Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya
adalah infeksi sekunder oleh bakteri biasanya disebabkan oleh
kokus gram positif, paralysis nervus motorik atau kranialis,
ensefalitis biasanya menyebabkan kejang dan gejala kelainan
serebelar,
keratitis,
disseminata
pada
pasien
Stadium resolusi
Stadium ini berlangsung dalam waktu 2 minggu,timbul krusta dan
suhu tubuh mulai menurun. Kemudian, krusta terlepas dan
meninggalkan sikatriks yang atro. Kadang kadang dapat timbul
perdarahan yang disebabkan depresi hematopoetik dan disebut sebagai
black variola yang sering fatal. Mortilitas variola bervariasi diantara 150%.
PROFILAKSIS
Vaksinasi dengan virus vaksinia yang di berikan dengan metode
multiple puncture, meru pakan teknik yang dianggap terbaik. Pada
waktu pemberian vaksinasi tempat tersebut tidak diber sihkan dengan
alkohol tetapi cukup dengan eter atau aseton agar
alkohol tidak
timbulnya
infeksi
sekunder,
maupun
infeksi
D. Patomekanisme gatal
Akan berhubungan dengan pengeluaran histamin sebagai mediator
inflamasi yang menyebabkan pruritus atau gatal.
I.
II.
III.
V.
VI.
VII.
Dapus
Handoko, Ronny P.2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi KeTujuh .
Jakarta ; FK UI
Price,
Shylvia.
2006.
Patofisiologi
Konesp
Klinis
Proses-proses