You are on page 1of 17

ASUHANKEPERAWATANNYAMANNYERI

1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah suatu sensasi atau pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan (jejas yang merusak) yang aktual atau potensial. Sensasi ini diteruskan
oleh persarafan khusus menuju ke sistim saraf pusat (korteks serebri) untuk diinterpretasikan sebagai
rasa nyeri dimana nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan
kesehatan. Rasa nyeri dipandang sebagai mekanisme pertahanan tubuh yang paling banyak dan paling
umum dikeluhkan seorang pasien untuk mencari perawatan kesehatan jika dibandingkan dengan
keluhan-keluhan lainnya.
Pengertian nyeri berbeda-beda dari setiap individu karena nyeri yang dialami individupun
berbeda-beda.
1.1 Definisi Nyeri Secara Medis
Mouncastle mendevinisikan nyeri sebagai pengalaman sensori yang dibawa oleh stimulus
sebagai akibat adanya ancaman atau kerusakan jaringan, dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah ketika
seseorang terluka (secara fisik).
International Association for Study of Pain (1979) mendevinisikan nyeri sebagai suatu
sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang bersifat aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi
kerusakan.
Arthur C. Curton pada tahun 1983 juga memberi pendapatnya bahwa nyeri merupakan suatu
mekanisme pruduksi bagi tubuh yang timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu
bereaksi menghilangkan rasa nyeri.

1.2 Devinisi Keperawatan


McCaffery pada tahun 1980 menyatakan bahwa neri adalah perkataan seseorang tentang nyeri
dan terjadi kapan saja saat seseorang itu mrasakan nyeri. Nyeri merupakan sesuatu yang bersifat
subjektif, tidak ada ukuran yang objektif sehingga hanyalah orang yang merasakannya yang paling
tepat dalam mendefinisika nyeri.
2.

Karakteristik Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh
stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Mahon berpendapat terdapat
empat atribut untuk pengalaman nyeri, antara lain: nyeri bersifat individu, tidak menyenangkan,
merupakan suatu kekuatan yang mendominasi, dan bersifat tidak berkesesudahan (1994).

Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, misalnya dengan menggunakan sinar-X dan dalam
pemeriksaan darah. Seseorang yang mengalami nyeri perilakunya akan berubah. Misalnya seseorang
yang kakinya terkilir akan menghindari aktivitas mengangkat barang yang terlalu berat bahkan saat
berjalan harus serba hati-hati.
3.

Penyebab Nyeri
Nyeri dapat disebabkan oleh:

a.

Adanya kerusakan viseral


Yaitu kerusakan organ dalam, misalnya hati atau paru-paru.

b.
c.

Penyumbatan suplai darah ke organ;


Adanya penyakit tertentu, misalnya yang disebabkan oleh penyakit rematik. Beberapa faktor bisa
menyebabkan timbulnya rasa sakit atau nyeri di tubuh, yaitu:

1.

Salahposisi ketika tidur sehingga membuat beberapa bagian tubuh merasa sakit keesokan harinya.
Kondisi ini seringkali membuat seseorang tidak tahu mengapa tubuhnya terasa sakit di pagi hari;

2.

Jika seseorang melakukan kegiatan fisik lalu tiba-tiba langsung beristirahat dengan memanjakan diri
maka bisa menyebabkan nyeri.

d.

Luka tertentu sehingga mengakibatkan trauma jaringan.

4.

Klasifikasi Nyeri

Nyeri diklasifikasikan menjadi 5 tipe, antara lain:


4.1 nyeri Akut
Tipe nyeri ini terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat)
dan berlangsung dalam waktu yang sikat (Meinhart & McCaffery, 1983; NIH; 1986).
Fungsi nyeri akut adalah memberi tanda akan cedera atau penyakit yang akan datang
biasanya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih
kembali.
Nyeri akut memiliki durasi kurang dar 6 bulan dengan ofset yang datang tibatiba dan terlokalisir. Trauma, bedah, dan inflasi biasanya yang memicu timbulnya
nyeri ini. Nyeri ini biasanya terasa seperti saat sakit kepala, tertusuk jarum, nyeri saat
melahirkan, nyeri sesudah tindakan pembedahan, dan lain sebagainya.
4.2 nyeri Kronik
Nyeri kronik berlangsung lebih lama dibandingkan dengan nyeri akut. Selain
itu, nyeri kronik juga memiliki durasi yang lebih lama yaitu lebih dari 6 bulan dan
intensitasnya bervariasi dari yang ringan sampai berat (McCaffery, 1986).
Nyeri kronik disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol dan pengobatan
dari kanker itu, atau gangguan dari progresif lainnya (nyeri maligna). Penderita nyeri

ini biasanya merasa nyeri kronik secara terus-menerus (setiap hari) yang dapat
berlangsung sampai kematian. Nyeri non-maligna, disebut juga dengan chronic
benign pain juga dirasakan setiap hari selama lebih dari 6 bulan (intensitas nyeri
ringan sampai berat).
Tanda dan gejala yang tampak pada nyeri kronis yaitu tanda-tanda vital sering
dalam batas normal dan tidak disertai dilatasi pupil, pasien tampak lesu, penurunan
berat badan, pasien mudah putus asa, tidak tertarik pada aktivitas fisik, mengerang,
menangis, dan menjerit.
4.3 Nyeri Kutaneus / Superfisial (Cutaneus Pain)
Nyeri kutaneus dibagi menjadi dua macam bentuk nyeri, yaitu:
a.

Nyeri dengan onset yang tiba-tiba dan mempunyai kualitas yang tajam;

b. Nyeri dengan onset lambat dan disertai rasa terbakar.


Nyeri superfisial dapat dirasakan di seluruh permukaan kulit atau tubuh klien.
Penyebab timbulnya nyeri superfisial yaitu trauma gesekan dan suhu yang terlalu
panas.
4.4 nyeri Somatis Dalam
Nyeri ini bersifat difusi (menyebar). Bagian yang sensitivitasnya tinggi
terhadap nyeri ini antara lain tendon, fascia dalam, ligamen, pembuluh darah, tulang
periosteum dan nervus-nervus.
4.5 Nyeri Visceral
Penyebab dari nyeri ini adalah semua rangsangan yang dapat menstimulasi
ujung saraf nyeri di daerah visceral (organ tubuh bagian dalam yang lebaar dan
mempunyai ruang seperti cavitas tengkorak, cavitas thorax, cavitas pelvis, dan cavitas
abdominal). Nyeri ini cenderung bersifat difus (menyebar), sulit dilokalisir, samarsamar, dan sifatnya tumpul. Contoh dari nyeri visceral, antara lain: apendiksitis akut,
penyakit kardiovaskular, dan lain sebagainya.

5. Patofisiologi Mekanisme Terjadinya Nyeri


Stimulus nyeri: biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik

stimulus nyeri menstimulasi nosiseptor di perifer

impuls nyeri diteruskan oleh serat afferen (A-delta & C) ke medula spinalis melalui

dorsal horn
Impuls bersinapsis di substansia gelatinosa (lamina II dan III)

Impuls melewati traktus spinothalamus

Impuls masuk ke formatio retikularis

Impuls langsung masuk ke thalamus

Sistem limbik

Slow pain

Timbul respon emosi


Respon otonom: TD meningkat, keringat dingin

Fast pain

Rasa nyeri:

6. Manajemen Nyeri

Manajemen nyeri merupakan suatu tindakan yang dapat mengurangi rasa nyeri
pada klien. Adapun manajemen nyeri terdiri dari:
6.1 Manajemen nyeri nonfarmakologik.
Pendekatan nonfarmakologik biasanya menggunakan terapi perilaku (hipnotis,
biofeedback),

pelemas

otot/relaksasi,akupuntur,

terapi

kognitif

(distraksi),

restrukturisasi kognisi, imajinasi dan terapi fisik.


6.2 Manajemen nyeri dengan pendekatan farmakologik
Ada tiga kelompok utama obat yang digunakan untuk menangani rasa nyeri:
a.

Analgetika golongan non narkotika;

b. Analgetika golongan narkotika;


c.

Adjuvan

6.3 Prosedur invasif


Prosedur invasif yang biasanya dilakukan adalah dengan memasukan opioid
ke dalam ruang epidural atau subarakhnoid melalui intraspinal, cra ini dapat
memberikan efek analgesik yang kuat tetapi dosisnya lebih sedikit. Prosedur invasif
yang lain adalah blok saraf, stimulasi spinal, pembedahan (rhizotomy,cordotomy)
teknik stimulasi, stimulasi columna dorsalis.
7. Kebutuhan Dasar yang Terganggu
Teori keperawatan yang membahas tentang kebutuhan dasar manusia yaitu
teori keperawatan Virginia Henderson. Virginia Henderson mengidentifikasi 14
kebutuhan dasar manusia (klien), antara lain:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup
3. Membuang kotoran tubuh
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang sesuai

7.

Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan

8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integumen
9. Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kenutuhan, rasa
takut, atau pendapat-pendapat
11. Beribadah sesuai keyakinan seseorang
12. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi
13. Bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi
14. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan
yang tersedia.
Dari ke-14 kebutuhan dasar diatas, kebutuhan dasar yang terganggu ketika
orang mengalami nyeri yaitu:
1. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
2. Tidur dan istirahat
3. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integumen
4. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi
5. bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi
6.

Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada


perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan
yang tersedia.
Hal-hal yang terganggu diatas dikarenakan keterbatasan gerak klien akibat nyeri.
Kebutuhan dasar manusia menurut maslow yang terganggu akibat nyeri, yaitu:
kebutuhan fisiologis (tidur, istirahat, latihan kegiatan, rasa nyaman, kebersihan),
kebutuhan keselamatan dan keamanan (bebas dari rasa sakit).

8. Asuhan Keperawatan Nyeri


Kasus:
seorang wanita usia 19 tahun datang ke rumah sakit Sejahtera dengan luka robek
panjang kurang lebih 10 cm, lebar 2,5 cm pada lengan kiri bawah dan luka abrasi
besar pada lutut sebelah kiri. Klien menyatakan bahwa dua hari yang lalu mengalami
kecelakaan bermotor yang mengakibatkan luka di lengan dan lututnya. Klien
mengeluh nyeri di kedua lukanya sepanjang hari dan lebih terasa saat digerakkan.

Nyeri terasa panas dan tertusuk-tusuk. Terlihat pucat dan meringis saat lukanya
dibersihkan. Klien mengaku bahwa aktivitas sehari-harinya terganggu. Semua dibantu
oleh keluarga. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapat: RR
24x/menit, TD 120/80 mmHg, nadi: 80x/menit, suhu 370 C.
8.1 Pengkajian
a.

Data objektif:
klien dengan luka robek panjang kurang lebih 10 cm, lebar 2,5 cm pada lengan kiri
bawah dan luka abrasi besar pada lutut sebelah kiri.
Terlihat pucat dan meringis saat lukanya dibersihkan.
Dalam melakukan aktivitasnya dibantu keliarga.
pemeriksaan tanda-tanda vital didapat: RR 24x/menit, TD 120/80 mmHg, nadi:
80x/menit, suhu 370 C.

b. Data subjektif:
Klien menyatakan bahwa dua hari yang lalu mengalami kecelakaan bermotor yang
mengakibatkan luka di lengan dan lututnya.
Klien mengeluh nyeri di kedua lukanya sepanjang hari dan lebih terasa saat
digerakkan.
Nyeri terasa panas dan tertusuk-tusuk.
Klien mengaku bahwa aktivitas sehari-harinya terganggu.
8.2 Diagnosa
NO.

DATA

1. Data Subjektif:
Klien menyatakan
bahwa dua hari yang
lalu mengalami
kecelakaan bermotor
yang mengakibatkan
luka di lengan dan
lututnya;
klien mengeluh nyeri
di kedua lukanya
sepanjang hari dan

MASALAH

ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Gangguan rasa
Nyeri pada bagian yang luka
nyaman

lebih terasa saat


digerakkan;
nyeri terasa panas dan
tertusuk-tusuk.
Data Objektif:
Terlihat pucat dan
meringis saat lukanya
dibersihkan.
terlihat luka robek
panjang kurang lebih
10 cm, lebar 2,5 cm
pada lengan kiri
bawah dan luka abrasi
besar pada lutut
sebelah kiri.

2. Data Subjektif:
Klien mengaku
bahwa aktivitas
sehari-harinya
terganggu.
Data Objektif:
Terlihat luka robek
panjang kurang lebih
10 cm, lebar 2,5 cm
pada lengan kiri
bawah dan luka abrasi
besar pada lutut
sebelah kiri.

Defisit perawatan diri Keterbatasan anggota gerak

8.3 Intervensi Keperawatan


Nama

: Nn. X

Usia

: 19 tahun

No. register

: 013/02/001/2011

Ruangan

: Irna-F

Tanggal Masuk RS : 5 Oktober 2011


No. Diagnosa

1.

Tujuan

Kriteria Hasil Intruksi keperawatan

Nama

keperawatan

dan

DK.1

paraf
Ns. Y

Pasien akan

pasien mampu Kaji tingkat nyeri yang

dapat

menyatakan

beradaptasi

pengurangan menggunakan skala nyeri;

dengan rasa

rasa nyeri

Kaji mekanisme

nyeri yang

yang

pertahanan (koping) yang

dialaminya

dialaminya

dilakukan pasien terhadap

dialami pasien dengan

pada tanggal pada tanggal 6 nyeri yang dialami;


8 Oktober

Oktober 2011 Atur posisi pasien dalam

2011

keadaan aman dan


nyaman;
Ajarkan teknik
menghilangkan rasa nyeri;
Ajarkan teknik relaksasi;
Kaji efektifitas
penyuluhan yang
diberikan;
Lakukan diskusi korelasi
pasien dengan tim
kesehatan lainnya

2.

DK.2

Pasien akan

pasien mampu Kaji riwayat aktivitas

dapat

makan,

yang dilakukan sehari-

melakukan

minum, dan

hari;

Ns. Y

perawatan

mandi tanpa

Kaji perlakuan pasien

(makan,

bantuan pada terhadap aktivitas

minum,

tanggal 7

sekarang;

mandi) pada Oktober 2011 Ajarkan teknik bergerak


tanggal 8

pada pasien untuk

Oktober

membantu melakukan

2011, tanpa

aktivitasnya;

bantuan

Kaji respon pasien


terhadap tindakan yang
telah diberikan;
Dukung partisipasi pasien
dalam rencana asuhan
yang diberikan;
Libatkan keluarga dalam
memberi pelatihan pada
pasien untuk terus
mencoba berlatih.

8.4 Implementasi Keperawatan


Diagnosa
No.

Keperawatan

1.

(DK)
DK. 1

Implementasi
Keperawatan
Telah dilakukan

Respon pasien
Objektif:

Nama dan
Paraf
Ns. Y

pengkajian tingkat nyeri Skala nyeri yang


pasien dengan

ditunjukkan

menggunakan skala

pasien pada poin

nyeri (1-10)

Telah dilakukan

Objektif:

pengaturan posisi pasien pasien terlihat


dalam keadaan aman

lebih nyaman

dan nyaman

Telah diajarkan teknik


menghilangkan rasa

Subjektif:

nyeri pada pasien

Pasien
mengatakan,
Sus, nyeri saya
mendingan

2.

DK. 2

Telah dikaji perlakuan Subjektif:


pasien terhadap aktivitas Pasien
sekarang;

mengatakan,
saya tidak bisa
makan, minum,
dan minum

Telah diajarkan teknik


bergerak pada pasien
untuk membantu
melakukan aktivitasnya;

sendiri, Sus..
Objektif:
Pasien mengikuti
teknik yang

Ns. Y

Telah dilakukan diskusi diajarkan


dengan keluarga dalam
memberi pelatihan pada Objektif:
pasien untuk terus

Pasien terlihat

mencoba berlatih.

melakukan
latihan sendiri
dengan dibantu
oleh keluarga.

8.5 Evaluasi
Nama

: Nn. X

Usia

: 19 tahun

No. register

: 013/02/001/2011

Ruangan

: Irna-F

Tanggal Masuk RS : 5 Oktober 2011

Tanggal
07/10/2011

Diagnosa

Evaluasi

Keperawatan
DK. 1 S : pasien mengatakan bahwa nyerinya

Nama
Perawat
Ns. Y

berkurang.
O : pasien tidak lagi terlihat meringis.
A : masalah teratasi.
P : masalah teratasi sebagian, rencana
tindakan tetap dijalankan sampai
07/10/2011

keluhan pasien teratasi sepenuhnya.


DK. 2 S : pasien mengatakan bahwa ia sudah
bisa melakukan aktivitasnya yaitu
makan, minum, dan mandi tanpa
bantuan.
O : terlihat pasien melakukan aktivitasnya
sendiri.
A : masalah teratasi.
P : masalah teratasi sepenuhnya, rencana
tindakan dihentikan.

Ns. Y

DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Surakarta: Graha Ilmu.
Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

You might also like