Professional Documents
Culture Documents
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari poses pengambilan minyak serai wangi
dengan penambahan steam dan air serta pemanfaatan panas dari microwave terhadap
jumlah rendemen serta mutu minyak serai wangi, mencari massa serai wangi yang tepat
untuk mendapatkan minyak serai dengan kualitas dan rendemen optimum, dan
menganalisis pengaruh lama waktu pengamatan serta suhu operasi terhadap jumlah
rendemen serta mutu minyak serai wangi.
Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan minyak serai wangi dengan metode
distilasi uap dan air (Steam and Hydro Distillation) dengan pemanfaatan gelombang mikro
(Microwave). Bahan baku yang digunakan yaitu dari daun dan batang serai wangi. Variabel
yang digunakan antara lain kondisi daun dan batang yang basah dan kering, dicacah 2
cm dan utuh, suhu distilasi, dan waktu pengamatan selama 20 menit dari distilat awal.
Kondisi operasi dalam penelitian ini menggunakan massa daun dan batang serai wangi
sebanyak 200 gram serta tekanan atmosferik.
Uap yang dihasilkan dikondensasi dan distilat yang berupa campuran minyak dan air
dipisahkan dengan menggunakan corong pemisah, kemudian destilat yang berupa air dari
proses pemisahan menggunakan corong pemisah direfluks ke labu distilasi. Minyak yang
didapat didinginkan pada temperatur 0 C untuk memurnikan minyak dari sisa air yang
terkandung dalam minyak.
B. PENDAHULUAN
B.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan minyak atsiri dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring
meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum, kosmetik, makanan,
aroma terapi dan obat-obatan. Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak
Eteris (Aetheric Oil), Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah
kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. (wikipedia.org/minyak_atsiri).
Sebagian komponen minyak atsiri adalah senyawa yang mengandung karbon dan
hidrogen, atau karbon, hidrogen, dan oksigen yang tidak bersifat aromatik. Senyawa-senyawa
ini secara umum disebut terpenoid (Guenther, 2006). Minyak atsiri yang sekarang sudah
dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor Indonesia meliputi minyak atsiri dari nilam,
akar wangi, pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada, dan kayu
manis. Minyak atsiri bisa didapatkan dari bahan-bahan diatas yang meliputi bagian daun,
bunga, batang dan akar. Dari sekian bahan atsiri diatas yang selama ini mulai tidak
dikembangkan adalah atsiri dari serai wangi (Cymbopogon winterianus), karena untuk
mendapatkan minyak atsiri tersebut menggunakan hydro distillation dansteam
distillation membutuhkan waktu yang relatif lama. Dari percobaan untuk metodehydro
distillation dihasilkan kandungan serai wangi yang dominan adalah citronellalsebesar
30,58% sedangkan untuk metode steam distillation dihasilkan citronellal sebesar 35,90% .
Padahal untuk pasar internasional kadar citronellal harus lebih besar dari 35 %
(Kadarohman,A. 2011). Tanaman serai dibagi menjadi 3 jenis yaitu serai wangi
(Cymbopogon winterianus), serai dapur (Cymbopogon flexuosus) dan rumput palmarosa
(Cymbopogon martini). Pada penelitian ini digunakan serai wangi karena sudah umum
dipakai sebagai bahan yang diambil atsiri-nya.
Serai wangi selama ini masih mendominasi dan umum diambil atsiri-nya dibanding
golongan serai lainnya. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan minyak atsiri dari serai
wangi dengan peningkatan teknologi yang sebelumnya umum digunakan, sehingga waktu
pengambilan menjadi lebih singkat dan rendemen yang dihasilkan lebih bagus dan
meningkat. Dalam hal ini perlu ditemukan metode baru untuk mendapatkan minyak serai
dengan waktu yang lebih singkat dan mendapatkan minyak serai yang bagus. Dalam hal ini
digunakan microwave, dimana microwave sudah tersedia dimana-mana dan mudah untuk
didapatkan, pengambilan minyak dengan menggunakanmicowave tersebut lebih cepat bila
dibandingkan dengan metode-metode yang lain dan lebih efektif panasnya karena
mengenai seluruh dari labu bila dibanding heater biasa.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan penelitian mengenai distilasi daun dan
batang serai wangi dengan metode microwave-distillation dengan
modifikasi steam dan
hydro dalam prosesnya untuk mempelajari pengaruhnya terhadap kualitas minyak serai
wangi yang dihasilkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Dikenal dengan nama rumput sitronella Jawa, serai wangi (Indonesia). Minyak atsiri
yang diperdagangkan bernama Java citronella. Tanaman ini tumbuh sepanjang tahun pada
daerah tropis dan sub-tropis. Curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal
adalah 2000- 2500 mm/tahun, dengan ketinggian tempat 500 mdpl, dan rata-rata suhu
harian 22- 27 C. Jenis tanaman ini dari keluarga rumput yang rimbun dan berumpun besar
serta mempunyai aroma yang kuat dan wangi. Sereh juga merupakan tanaman tahunan
yang hidup secara meliar. Tanaman ini dapat mencapai ketinggian sampai 1,2 meter. (Nur
Fatimah, 2010). Pengaruh iklim, ada kecenderungan kadar citronellal dalam minyak
cenderung lebih tinggi bila panen dilakukan pada musim kemarau dibanding panen pada
saat musim hujan (BPTP, 1956).
2. Serai Dapur (Cymbopogon flexuosus)
(www.essentialco.com)
Gambar C.2.3. Rumput Palmarosa (Cymbopogon martini)
Cymbopogon martini berasal dari India, dikenal di Indonesia dengan nama rumput
palmarosa. Cymbopogon martini tumbuh didaerah dengan ketinggian 150-800 (-1200)
mdpl. Curah hujan untuk pertumbuhan optimal adalah sebear 750 mm per tahun. Namun
jika panen dilakukan beberapa kali dalam setahun, maka curah hujan yang diperlukan
adalah 1500 mm/tahun dengan suplai air irigasi tambahan pada musim kemarau. Rata-rata
suhu harian untuk pertumbuhan Cymbopogon martini berkisar antara 20-25 C. Tanaman
ini tumbuh pada daerah tandus dengan kemasaman tanah bersifat basa (pH 7,5-8,5) dan
bertekstur tanah liat berpasir hingga liat.
C.3 Komposisi Minyak Serai
Minyak serai wangi tergolong dalam minyak atsiri atau minyak eteris dimana istilah
tersebut digunakan untuk minyak yang mudah menguap dengan komposisi dan titik didih
yang berbeda beda (Guenther, 1987). Komponen utama dalam minyak serai dengan
metode hydro distillation dan dianalisa menggunakan GC - MS adalah citronella (30,58%)
untuk serai wangi dan geranial (42,11%) untuk serai dapur. Minyak atsiri dari serai wangi
berwarna kuning kecoklatan sedangkan minyak atsiri dari serai dapur berwarna kuning
kehijauan jernih dan mempunyai rendemen masing- masing adalah sebesar 1,14 % untuk
serai
wangi
dan
0,46%
untuk
serai
dapur (Regalado
A,
2010).
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Asam nerik
Neril asetat
-bergamonten
Limonen
2,6 dimetil-5-heptenal
Sitonellol
Geraniol
5,7-dimetiloktahidrokumarin
-ylangen
-elemen
-karyopilen
-humulen
Germacren
-muurolen
globulol
hedikaryol
1,6-germacradien-5-ol
Karyofilen oksida
Tau-kadinol
-kadinol
Sikloprop-azulen-4-ol
0,52
1,02
0,53
3,10
0,43
13,19
25,45
13,425
0,56
1,52
5,26
0,60
0,85
0,90
4,50
3,90
2,13
0,80
0,90
1,72
0,59
(Regalado A, 2010)
(Eduardo.C, 2006)
Citronella dari serai wangi mempunyai sifat racun (desiscant) pada nyamuk, menurut
cara kerjanya racun ini seperti racun kontak yang dapat memberikan kematian karena
kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan
Berdasarkan
hubungan
kekerabatan
sesama
tumbuhan (Venkataraman,
1976)mengemukakan bahwa spesies tumbuhan yang termasuk dalam genus yang sama
dari suatu famili tumbuhan tertentu akan mengandung senyawasenyawa kimia yang sama
hanya saja intensitasnya yang bervariasi, tergantung dari tempat tumbuhan itu tumbuh.
Rendemen minyak yang dihasilkan dari daun serai tergantung dari bermacam-macam
faktor antara lain: iklim, kesuburan tanah, umur tanaman dan cara penyulingan.(Regalado
A, 2010). Oleh karena itu, untuk perbandingan dipilih dua spesies dari genusCymbopogon
winterianus dan Cymbopogon flexuosus tapi untuk percobaan dipilihCymbopogon
winterianus karena sudah umum digunakan dan dilakukan perbaikan metode terhadap
percobaan terdahulu. Penyulingan atau destilasi adalah proses pemisahan komponen yang
berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik
didihnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Prinsip
destilasi ini adalah penguapan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik
didih. Sebelum dilakukan penyulingan, tanaman tersebut perlu dilakukan proses pelayuan
dan pengeringan bertujuan untuk menguapkan sebagian air dalam bahan sehingga
penyulingan berlangsung lebih mudah dan lebih singkat (Ketaren, 1985).
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme dalam
tanaman. Minyak tersebut disintesa dalam kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga
yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak terpentin dari pohon pinus
(Ketaren, 1985).
C.4 Kegunaan Minyak Serai
Serai wangi berguna untuk : kosmetik, anti serangga, pewangi sabun dan detergen,
mengobati bekas luka dan memar
Serai dapur berguna untuk : sebagai anti radang, menghilangkan rasa sakit dan
melancarkan sirkulasi darah. Faedah lain yaitu untuk sakit kepala, sakit otot, ngilu sendi,
batuk, nyeri lambung, diare, menstruasi tidak teratur, bengkak sehabis melahirkan dan
memar.
C.5 Metode Distilasi Minyak Serai Wangi
Penyulingan dapat didefinisikan sebagai pemisahan komponen komponen suatu
campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan tekanan uap dari masing masing zat
tersebut (Wandiatmoko dan Tamba, 2009).
Metode terbaru yang digunakan untuk pengambilan minyak atsiri dari serai wangi ini adalah
:
Penyulingan
dengan Steam
dan
Hydro
Distillation
dengan
Microwave
Gambar C.5.1 Skema Peralatan Steam and Hydro Distilllation dengan Microwave
Bahan tanaman di dalam distillation flash yang terbuat dari gelas atau plastik agar
dapat ditembus oleh radiasi microwave akan menyerap radiasi tersebut hingga
mencapaikelenjar glandular dan system vascular bahan tanaman di dalam dinding sel.
Peristiwa ini menimbulkan panas sehingga dinding sel akan pecah dan minyak atsiri di
dalamnya dapat bebas keluar. Adanya air di dalam bahan tanaman yang juga panas akibat
menyerap energi elektomagnetik akan berdifusi ke dalam minyak atsiri sehingga
menimbulkan peristiwa hidrodifusi. Minyak atsiri dan air menguap bersamaan berdasarkan
prinsip
distilasi
campuran
tak
saling
larut
lalu
dikondensasikan.
C.6 Parameter Minyak Atsiri
Beberapa parameter yang biasanya dijadikan standar untuk mengenali kualitas
minyak atsiri meliputi:
C.6.1. Berat Jenis
Nilai berat jenis minyak atsiri didefinisikan sebagai perbandingan antara berat
minyak dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak. Berat jenis
sering dihubungkan dengan fraksi berat komponen-komponen yang terkandung
didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, maka semakin
besar pula nilai densitasnya (Sastrohamidjojo, 2004).
C.6.2. Indeks Bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara
dengan kecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu tertentu(http:/wikipedia/indeksbias/). Indeks bias minyak atsiri berhubungan erat dengan komponen-komponen yang
tersusun dalam minyak atsiri yang dihasilkan. MenurutGuenther, nilai indeks juga
dipengaruhi salah satunya dengan adanya air dalam kandungan minyak tersebut. Semakin
banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indek biasnya. Ini karena sifat dari air
yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi minyak atsiri dengan nilai indeks
bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai indeks bias
yang kecil (Sastrohamidjojo, 2004).
C.6.3. Bilangan Asam
Bilangan asam menunjukkan kadar asam / lemak bebas dalam minyak atsiri. Bilangan
asam yang semakin besar dapat mempengaruhi terhadap kualitas minyak atsiri. Yaitu
senyawa-senyawa asam tersebut dapat merubah bau khas dari minyak atsiri. Hal ini dapat
disebabkan oleh lamanya penyimpanan minyak dan adanya kontak antara minyak atsiri
yang dihasilkan dengan sinar dan udara sekitar ketika berada pada botol sampel minyak
pada saat penyimpanan. Karena sebagian komposisi minyak atsiri jika kontak dengan
udara atau berada pada kondisi yang lembab akan mengalami reaksi oksidasi dengan
udara (oksigen) yang dikatalis oleh cahaya sehingga akan membentuk suatu senyawa
asam. Jika penyimpanan minyak tidak diperhatikan atau secara langsung kontak dengan
udara sekitar, maka akan semakin banyak juga senyawa-senyawa asam yang terbentuk.
Oksidasi komponen-komponen minyak atsiri terutama golongan aldehid dapat membentuk
gugus asam karboksilat sehingga akan menambah nilai bilangan asam suatu minyak atsiri.
Bilangan asam adalah ukuran dari asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat
molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai
jumlah milligram KOH 0,1N yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang
terdapat
dalam
1
gram
minyak
atau
lemak(Sastrohamidjojo,
2004).
D. METODOLOGI PERCOBAAN
D.1 Garis Besar Penelitian
Pada destilasi minyak atsiri ini digunakan bahan yaitu serai wangi (Cymbopogon
winterianus) sedangkan perlakuan percobaannya adalah daun dan batang serai wangi
segar dan layu serta dilakukan perajangan/dicacah 0,5 2 cm dan tidak dirajang/dicacah.
Metode penyulingan yang digunakan adalah Steam and Hidro Distillation dengan
Microwave. Dalam pemanfaatan microwave akan ditambahkan solvent berupa air untuk
mengambil minyak di dalam daun dan batang serai wangi serta dibantu oleh steam. Kondisi
operasi untuk metode ini adalah pada massa 100 gram dan tekanan 1 atm. Uap yang
dihasilkan dikondensasi dan destilat yang berupa campuran minyak dan air dipisahkan
dengan menggunakan corong pemisah, kemudian destilat yang berupa air dari proses
pemisahan menggunakan corong pemisah direfluks ke labu destilasi. Minyak yang didapat
didinginkan untuk memurnikan minyak dari sisa air yang terkandung dalam minyak.
D.2 Bahan dan Alat
D.2.1 Bahan
1.
Daun dan Batang Serai Wangi
Bahan baku daun dan batang yang digunakan adalah daun dan batang serai wangi
(segar dan layu) serta dilakukan perajangan/dicacah 2 cm dan utuhyang diperoleh dari
Desa Wonosalam Kab. Jombang.
2. Air
Air ini digunakan sebagai solvent untuk pemanfaatan microwave, selain itu juga
digunakan sebagai proses pendinginan pada kondensor untuk destilat berupa campuran air
dan minyak atsiri yang dihasilkan dari proses destilasi serta digunakan untuk pemanasan
air yang dimanfaatkan steam-nya.
3. Ethanol 90%
Ethanol dengan konsentrasi 90% digunakan untuk mengondisikan pH 7 pada
sampel (minyak atsri serai wangi) dalam titrasi untuk analisa bilangan asam.
4. Larutan KOH 0,1 N
Larutan KOH 0,1 N digunakan sebagai penitran dalam titrasi untuk analisa
bilangan asam.
5. Indikator PP
Phenolpthalein digunakan sebagai indikator dalam analisa bilangan asam. Indikator
ini memiliki perubahan warna dari tidak bewarna ke merah muda seiring kenaikan pH.
D.2.2 Alat
Gambar D.2.2.1. Skema Peralatan Steam and Hydro Distillation dengan Microwave
D.3. Prosedur Penelitian
Menimbang daun dan batang serai wangi masing-masing sebanyak 200 gram.Memasukkan
daun dan batang serai wangi yang telah ditimbang dan diperlakukan sesuai variabel
tersebut pada alat distilasi dan menambahkan air sampai bahan baku terendam untuk
pemanfaatan microwave dengan
penambahan
air. Menyalakan
pemanasmicrowave. Mengatur daya microwave sesuai dengan variabel suhu. Menghitung
waktu distilasi mulai tetes pertama keluar dari kondensor. Menghentikan proses sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Menampung distilat dalam corong pemisah. Memisahkan
minyak dari air dengan menggunakan corong pemisah, kemudian menampung minyak
tersebut pada tabung reaksi. Menyimpan tabung reaksi yang berisi minyak ke dalam freezer
untuk mendapatkan minyak yang bebas dari air. Mengambil minyak yang bebas dari
kandungan air tersebut dengan pipet dan memindahkan ke botol sampel. Melakukan
analisa terhadap minyak yang dihasilkan
Sumber :
http://caesarvery.blogspot.com/2012/11/pengambilan-minyak-atsiri-dari-daundan.html diakses tanggal 3 April 2013.