Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
21
1.
2.
3.
4.
belajar yang efektif dan efisien diterapkan strategi belajar MURDER yang
diadaptasi dari buku karya Bob Nelson The Complete Problem Solver yang
merupakan gabungan dari beberapa kata yang meliputi:
1. Mood (Suasana Hati)
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan
seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat
berkembang manakalah siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan.
Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan pandangan kita
tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira, sendirian dan dengan
orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan.
Ranah suasana hati umum juga memiliki dua skala, yaitu sebagai berikut:
22
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 120.
23
Hamzah B. Uno M. Pd, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006), 82.
24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2006), 132.
kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. 25 Tetapi dalam
kenyataannya banyak para subyek belajar di sekolah-sekolah yang
melupakan unsur-unsur comprehension atau memahami ini.
Kemudian
perlu
ditegaskan
bahwa
comprehension
atau
25
Tohirin, Ms, M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2006), 152.
26
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996), 4245.
iqra
dan
memerintahkan
Nabi
Muhammad
mengulanginya. 28
Merecall tidak hanya terhadap pengetahuan tentang fakta, tetapi
juga mengingat akan konsep yang luas, generalisasi yang telah di
distribusikan, definisi, metode dalam mendekati masalah. Merecall,
27
Tohirin, Ms., M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2006), 152.
28
Tohirin, Ms., M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 56.
% waktu mengulang
membaca
100 %
0 %
65
80 %
20 %
92
60 %
40 %
98
40 %
60 %
105
20 %
80 %
137
Syaiful Bahri Jamarah, M. Ag, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2005), 108.
30
34
Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Pusataka Bani Quraisy,
2004), 17.
B.
2.
3.
35
4.
C.
Keadaan di dalam dari individu yang diperlukan untuk mencapai hasilhasil pembelajaran.
36
2.
kondisi
eksternal
adalah
berbagai
rangsangan dari
dalam
bentuk
pembagian,
matematik,
perkalian
dan
seperti
sebagainya.
penambahan,
Kecakapan
D.
2.
3.
37
Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Pusataka Bani Quraisy,
2004), 40-43.
4.
5.
b.
c.
6.
38
Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2006),
158.
makna atau arti dari suatu konsep. 39 Tetapi dalam kenyataannya banyak para
subyek
belajar
di
sekolah-sekolah
yang
melupakan
unsur-unsur
39
Pemahaman Terjemahan
Tohirin, Ms. M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2006), 152.
40
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996), 4245.
Pemahaman Penafsiran
Misalnya membedakan dua konsep yang berbeda.
3.
Pemahaman Ekstrapolasi
Yakni kesanggupan melihat dibalik yang ditulis, tersirat dan tersurat,
meramalkan sesuatu, dan memperluas wawasan. 41
41
Tohirin, Ms. M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2006), 152.
prestasi), untuk seleksi (jenis jabatan, pendidikan) untuk kenaikan kelas dan
untuk penempatan siswa.
Adapun indikator-indikator keberhasilan sebagai tolak ukur dalam
mengetahui pemahaman siswa adalah sebagai berikut:
1.
2.
42
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 120.
43
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, 121.
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Trigenda Karya,
1994), 98.
44
4. Kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan <60% yang dapat dikuasai
siswa. 45
Dengan adanya format daya serap siswa yang prosentase keberhasilan
siswa dalam mencapai TIK, maka dapat diketahui pemahaman atau
keberhasilan dalam Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan guru dan siswa.
Suatu proses belajar mengajar tentang bahan suatu pengajaran yang dinyatakan
berhasil apabila tujuan intruksional khususnya (TIK) dapat dicapai. Oleh karena
itu perlu dilalukan tes ujian formatif agar lebih cepat diketahui kemampuan
daya serap atau pemahaman siswa dalam menerima mata pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
45
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 121.
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi
juga pada kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus
mempengaruhi kegiatan belajar siswa. 46 Dalam hal ini tujuan yang
dimaksud adalah pembuatan tujuan intruksional khusus atau TIK oleh guru
yang berpedoman pada TIU. Penulisan TIK ini dinilai sangat penting dalam
proses belajar mengajar, dengan alasan:
a. Membatasi tugas dan menghilangkan segala kekaburan dan kesulitan
dalam pembelajaran.
b. Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat
dalam menetapkan kualitas dan efektifitas pengalaman pembelajaran
siswa.
c. Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal untuk
keberhasilan belajar.
d. Berfungsi sebagai rangkuman pelajaran yang akan diberikan sekaligus
sebagai pedoman awal dalam belajar. 47
Perumusan TIK oleh guru bermacam- macam akan menghasilkan hasil
belajar atau perilaku anak yang bervariasi pula. Jika siswa telah mampu
46
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 124.
47
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: CV. Rajawali Pers, 1991), 6.
menguasai TIK melalui tes formatif maka bisa dikategorikan bahwa anak
itu telah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dalam satu kelas anak didik yang
satu berbeda dengan yang lain, nantinya akan mempengaruhi pola dalam
keberhasilan belajar. Dalam keadaan yang demikian ini seorang guru
dituntut untuk memberikan suatu pendekatan belajar yang sesuai dengan
keadaan anak didik sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang di
harapkan. 48
3. Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah.
Maksud anak didik di sini adalah tidak terbatas oleh usia baik usia muda,
tua, atau lansia. Anak didik yang terkumpul di sekolah mempunyai
bermacam- macam karakteristik kepribadian, sehingga daya serap dan
pemahaman siswa yang didapat berbeda-beda terhadap pelajaran yang
diberikan oleh guru.
48
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 126.
6. Suasana Evaluasi
Keadaan kelas yang tenang, aman, disiplin, juga mempengaruhi
terhadap target pemahaman siswa pada materi yang berlangsung karena
dengan pemahaman materi (soal) berarti pula mempengaruhi terhadap
jawaban yang diberikan siswa. Jika
2)
3)
49
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawan, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung:
Rosda Karya, 1993), 4.
50
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 120.
51
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto, Psiklogi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1991), 105.
52
Mustakim dan Abdul Wahab, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 113.
belajar
dan
untuk
tujuan-tujuan
belajar
terhadap
setiap
5. Kemauan Belajar
Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan sebaliknya, tidak
adanya kemauan memperlemah belajar. Kemauan belajar merupakan hal
yang penting dalam belajar, karena dengan kemauan dapat tercapai tujuan
dan merupakan kekuatan dari dalam jiwa seseorang, artinya seseorang
siswa mempunyai sesuatu kekuatan dari dalam jiwanya untuk melakukan
aktifitas belajar. 53
6. Remedial Teaching
Adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau
membetulkan, atau pengajaran yang membuat menjadi baik. Proses
pengajaran ini bersifat lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis dan
sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Proses bantuan ditekankan pada
usaha perbaikan cara-cara belajar, cara mengajar, metode mengajar, dan
lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.
Adapun sasaran pokok dari tindakan dari remedial teaching adalah:
a. Siswa yang prestasinya di bawah minimal, diusahakan dapat memenuhi
kriteria keberhasilan minimal.
53
b. Siswa yang sedikit kurang atau telah mencapai bakat maksimal dalam
keberhasilan akan dapat disempurnakan atau ditingkatkan pada program
yang lebih tinggi. 54
7. Ketrampilan Mengadakan Variasi.
Variasi di sini mengandung arti suatu kegiatan guru dalam proses
belajar mengajar yang ditunjukkan untuk menguasai kebosanan murid,
sehingga situasi belajar mengajar murid senantiasa aktif dan terfokus pada
mata pelajaran yang disampaikan. Menurut Wingkel keterampilan
menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam kontek proses
belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga
dalam proses belajarnya, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan,
keantusiasan, serta berperan secara aktif. 55 Ketrampilan ini meliputi variasi
dalam mengajar, variasi dalam menggunakan media dan metode, serta
variasi interaksi guru dan murid.
Dengan keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar
mengajar ini, memungkinkan untuk membangkitkan gairah belajar,
sehingga akan ditemukan suasana belajar yang hidup artinya antara guru
dan murid saling berinteraksi, tidak ada rasa kejenuhan dalam belajar, maka
54
Abin Syamsuddin Makmun. MA, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1996), 236.
55
Hamzah B. Uno. M. Pd, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
1996), 171.
III.
memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada
proporsinya. Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.
Mengulang adalah cara untuk mengingat untuk jangkauan tertentu. Mengulang
materi dengan kata-kata siswa ini merupakan suatu cara siswa untuk memahami
suatu materi. Penelaahan ini sebagai tambahan informasi karena pada dasarnya
sumber pengetahuan tidak hanya ada pada satu sumber tetapi segala sesuatu itu
dapat dijadikan pengetahuan. Pengembangan merupakan bagaimana siswa itu
menggunakan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Tahap akhir mengulang
materi itu kembali.
Stretegi yang digunakan dalam belajar itu disesuaikan dengan tipe atau
kareteristik dari siswa itu. Bagaimana cara ia belajar untuk memahami materi
yang telah disampaikan. Dalam belajar unsur comprehension atau pemahaman itu
tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur yang lain. Di mana faktor-faktor belajar
yang basal dari individu (internal) maupun eksternal saling mempengaruhi tingkat
keberhasilan. Strategi merupakan cara atau tahapan seseorang dalam mencapai
suatu tujuan.
Berdasarkan pemaparan penulis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sementara atau hipotesa semantara bahwa strategi belajar MURDER
terhadap ranah kognitif tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI.
efektif