You are on page 1of 33

BAB II

LANDASAN TEORI

I. Tinjauan Tentang Strategi Belajar MURDER


A.

Pengertian Strategi Belajar MURDER


Salah satu kegiatan selama proses belajar-mengajar adalah dengan
meminta siswa untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, baik yang dikerjakan
secara mandiri maupun berkelompok. Seringkali siswa juga diminta
membaca suatu topik guna menyusun suatu laporan singkat atau untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam suatu tes.
Agar dapat melakukan hal di atas diperlukan penerapan strategi-strategi
belajar yang diterapkan mengacu pada perilaku dan proses-proses berfikir
yang digunakan siswa menyelesaikan tugas-tugasnya termasuk proses memori
atau mengingat dan metakognitif. 21
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Di hubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat strategi
dasar dalam belajar yang meliputi hal- hal sebagai berikut:

21

LPI-Hidayatullah, Strategi-Strategi Belajar, 2005.

1.

Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan


tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2.

Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan


pandangan hidup masyarakat.

3.

Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar


yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat memperoleh
tujuan.

4.

Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan. 22


Berangkat dari latar belakang masalah, untuk mengembangkan sistem

belajar yang efektif dan efisien diterapkan strategi belajar MURDER yang
diadaptasi dari buku karya Bob Nelson The Complete Problem Solver yang
merupakan gabungan dari beberapa kata yang meliputi:
1. Mood (Suasana Hati)
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan
seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat
berkembang manakalah siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan.
Ranah kecerdasan emosional ini berkaitan dengan pandangan kita
tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira, sendirian dan dengan
orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan.
Ranah suasana hati umum juga memiliki dua skala, yaitu sebagai berikut:

22

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 120.

a. Optimisme, yaitu kemampuan untuk mempertahankan sikap positif


yang realistis terutama dalam menghadapi masa- masa sulit. Dalam
pengertian luas, optimisme berarti makna kemampuan melihat sisi
tentang kehidupan dan memelihara sikap positif, sekalipun kita berada
dalam kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam
cara orang menghadapi kehidupan.
b. Kebahagiaan, yaitu kemampuan untuk mensyukuri kehidupan,
menyukai diri sendiri dan orang lain, dan untuk bersemangat serta
bergairah dalam melakukan setiap kegiatan. 23
Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran
merupakan proses yang menyenangkan bisa dilakukan, pertama, dengan
menata ruangan yang apik dan menarik, yaitu yang memenuhi unsur-unsur
kesehatan, kedua, melalui pengelolaan yang hidup dan bervariasi yakni
dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber
belajar yang relevan. 24
2. Understand (Pemahaman)
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dikatakan bahwa pemahaman
adalah mengerti benar atau mengetahui benar. Pemahaman dapat diartikan

23

Hamzah B. Uno M. Pd, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006), 82.
24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2006), 132.

juga menguasai tertentu dengan pikiran, maka belajar berarti harus


mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi
serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu
situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami
maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap
mengajar. Pemahaman memiliki arti mendasar yang meletakan bagianbagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan
sikap tidak akan bermakna.
Dalam belajar unsur comprehension atau pemahaman itu tidak
dapat dipisahkan dari unsur-unsur yang lain. Dengan motifasi, konsentrasi
dan reaksi, maka subjek belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide- ide
atau skill kemudian dengan unsur organisasi, maka subyek belajar dapat
menata hal- hal tersebut secara bertautan bersama menjadi suatu pola yang
logis, karena mempelajari sejumlah data sebagaimana adanya, secara
bertingkat atau angsur-angsur, si subyek belajar mulai memahami artinya
dan implikasi dari persoalan-persoalan secara keseluruhan.
Perlu diingat bahwa comprehension atau pemahaman, tidaklah
hanya sekedar tahu akan tetapi juga menghendaki agar subyek belajar
dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipelajari dan dipahami,
kalau sudah demikian maka belajar itu bersifat mendasar. Pemahaman
lebih tinggi satu tingkat dari pengetahuan. Pemahaman memerlukan

kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. 25 Tetapi dalam
kenyataannya banyak para subyek belajar di sekolah-sekolah yang
melupakan unsur-unsur comprehension atau memahami ini.
Kemudian

perlu

ditegaskan

bahwa

comprehension

atau

pemahaman itu adalah bersifat dinamis, dengan ini diharapkan akan


bersifat kreatif. Ia akan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang,
akan tetapi apabila subyek belajar betul-betul memahami materi yang di
sampaikan oleh para gurunya, maka mereka akan siap memberikan
jawaban-jawaban yang pasti atas partanyaan-pertanyaan atau berbagai
masalah dalam belajar. 26 Ada tiga macam pemahaman, yaitu:
a. Pemahaman Terjemahan
Yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya
misalnya memahami kalimat bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia
(terjemahan Al-Quran).
b. Pemahaman Penafsiran
Misal membedakan dua konsep yang berbeda.
c. Pemahaman Ekstrapolasi

25

Tohirin, Ms, M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2006), 152.
26
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996), 4245.

Yakni kesanggupan melihat dibalik yang ditulis, tersirat dan tersurat,


meramalkan sesuatu, dan memperluas wawasan. 27
3. Recall (Pengulangan)
Mengulang adalah usaha aktif untuk memasukkan informasi
kedalam ingatan jangka panjang. Ini dapat dilakukan dengan mengikat
fakta kedalam ingatan visual, auditorial, atau fisik. Otak banyak memiliki
perangkat ingatan. Semakin banyak perangkat (indra) yang dilibatkan,
semakin baik pula sebuah informasi baru tercatat. Teori pengulangan
sebagai suatu teori belajar telah dinyatakan dengan jelas dalam Al-quran
dimana Allah SWT menyuruh Adam mengulangi menyebutkan namanama benda. Hal yang sama terjadi ketika Allah SWT memerintahkan
Nabi Muhammad SAW membaca secara berulang, Allah SWT
menyebutkan

iqra

dan

memerintahkan

Nabi

Muhammad

mengulanginya. 28
Merecall tidak hanya terhadap pengetahuan tentang fakta, tetapi
juga mengingat akan konsep yang luas, generalisasi yang telah di
distribusikan, definisi, metode dalam mendekati masalah. Merecall,

27

Tohirin, Ms., M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2006), 152.
28
Tohirin, Ms., M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 56.

bertujuan agar siswa memiliki kesempatan untuk membentuk atau


menyusun kembali imformasi yang telah mereka terima. 29
Jika anda ingin membuktikan tentang pentingnya mengulang, lihat
saja pengujian yang dilakukan terhadap anak usia lima belas tahun oleh
peneliti Gates. Dia memberi mereka semua suku kata tak bermakna untuk
dipelajari. Kata yang tidak makna pasti sulit dipelajari karena memang
tidak memiliki arti.
Inilah yang dia temukan, perhatikan bahwa setiap murid
melewatkan jangka waktu yang sama persis untuk tugas belajar ini, hanya
cara mereka melewatkan waktu itu yang berbeda.
% waktu

% waktu mengulang

membaca

Rata-rata jumlah suku kata


yang diingat

100 %

0 %

65

80 %

20 %

92

60 %

40 %

98

40 %

60 %

105

20 %

80 %

137

Waktu yang digunakan untuk mengulang setidaknya dapat melipat


duakan daya ingat. Waktu yang ideal untuk mengulang yang sudah
dipelajari adalah saat anda kembali ketopik tersebut setelah jeda.
Penelitian lain menunjukkan peningkatan mengingat hanya 4x lipat.
29

Syaiful Bahri Jamarah, M. Ag, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2005), 108.

Orang yang tidak mengulang saat belajar senantiasa memasukkan


informasi baru tersebut lepas. Itu membuat belajar sulit karena akan ada
lebih sedikit kata dalam otak yang dapat digunakan untuk mengaitkan atau
mengasusiasikan sejumlah informasi baru berikutnya. 30
4. Digest (Penelaahan)
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur sejauh mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi
pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata
pelajaran yang diberikan di sekolah. Sedangkan, mata pelajaran itu sendiri
adalah pengalaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara
sistematis dan logis kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan
selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa. 31
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem
pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti
dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran
diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan
manakalah tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi
pembelajaran (subject centeret teaching). 32 Untuk dapat mengusai materi
siswa tidak hanya berpedoman pada satu buku, karena pada dasarnya ada

30

Colin Rose, KUASAI Lebih Cepat, (Bandung: Kaifa, 1999), 114-115.


Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Stndart Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2006), 96.
32
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Stndart Proses Pendidikan, 58.
31

berbagai sumber yang bisa dijadikan sumber untuk memperoleh


pengetahuan. Beberapa

sumber belajar yang bisa dimanfaatkan dalam

setting proses belajar di dalam kelas diantaranya adalah:


a. Manusia Sumber
Alat dan bahan pengajaran misalnya buku-buku, majalah, koran, dan
bahan cetak lainnya, film slide, foto, gambar, dan lain- lain.
b. Berbagai Aktifitas dan Kegiatan
Yang dimaksud aktifitas adalah segala perbuatan yang disengaja
dirancang guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti
diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan dan lain- lain.
c. Lingkungan atau Setting
Adalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan siswa belajar
misalnya gedung sekolahan, perpustakaan, taman, laboratorium, kantin
sekolahan dan lain- lain. 33
5. Expand (Pengembangan)
Pengembangan merupakan hasil kumulatif dari pada pembelajaran.
Hasi dari proses pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa. Individu
akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif,
didasari dan sebagainya. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran
ialah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif,
konatif dan motorik.
33

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Stndart Proses Pendidikan, 173-174.

Yang perlu diingat ialah bahwa perubahan perilaku sebagai hasil


pembelajaran adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya
hanya salah satu aspek saja. Beberapa pakar menyebutkan adanya
beberapa jenis perilaku sebagai hasil pembelajaran. Benyamin Bloom
menyebutkan ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil pembelajaran yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Liindgren menyebutkan bahwa isi
pembelajaran terdiri atas kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. 34
6. Review (Pelajari Kembali)
Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif
apabila informasi yang dipelajari dapat diingat dengan baik dan terhindar
dari lupa. Mengingat adalah proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima melalui pengamatan,
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran setelah diberikan tafsiran.
Proses mengingat banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
meliputi faktor individu, faktor sesuatu yang harus diingat, dan faktor
lingkungan. Dari individu, proses mengingat akan lebih efektif apabila
individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode
tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran. Maka dari itulah

34

Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Pusataka Bani Quraisy,
2004), 17.

mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari merupakan usaha agar


ingatan itu tidak mudah lepas. 35

B.

Tujuan Pengajaran Strategi MURDER


Pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar,
bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan bagaimana memotifasi diri
mereka sendiri (Claire Weinstein dan Richard Meyer) dari pernyataan tersebut
mereka mengajarkan bagaimana belajar merupakan tujuan pendidikan yang
amat penting dan utama, namun tidak banyak para pendidik yang mampu
mewujudkan tujuan ini. Untuk itu Norman dalam buku strategistrategi
belajar menghimbau agar dalam pembelajaran seorang guru lebih banyak
mengajarkan bagaimana belajar. Alur berfikir Norman tersebut mengandung
pengertian mendalam dan memberikan argumen kuat untuk pentingnya
pengajaran strategi.
Untuk itu pengajaran strategi diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu
untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri, sehingga
menjadi pembelajar mandiri yang dapat melakukan empat hal sebagai berikut:
1.

Secara cermat mendiagnose suatu situasi pembelajaran tertentu.

2.

Memilih suatu strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah


belajar tertentu yang dihadapi.

3.
35

Memonitor keefektifan belajar tersebut.

Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, 72.

4.

Termotifasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah


tersebut. 36

C.

Teori Yang Mendukung Pengajaran Strategi


Dukungan teori untuk strategi ini adalah teori pemrosesan informasi
(Robert Gaagne). Teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Robert Gagne
disebut dengan teori pemrosesan informasi (information processing theory)
dan teori-teori pembelajaran (condition of learning). Asumsi yang
mendasari teori Gagne adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor ya ng
sangat penting dalam perkembangan. Pengembangan merupakan hasil
kumulatif dari pada pembelajaran. Hasil pembelajaran si individu merupakan
kumpulan keseluruhan hasil- hasil pembelajaran sebelumnya yang saling
terkait. Gagne berpendapat bahwa dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi untuk kemudian

diolah sehingga menghasilkan

keluaran dalam bentuk hasil pembelajaran. Dalam pemrosesan itu informasi


itu terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi
eksternal individu. Kondisi internal adalah:
1.

Keadaan di dalam dari individu yang diperlukan untuk mencapai hasilhasil pembelajaran.

36

Muhammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: Unipress, 2004), 5.

2.

Proses kognitif yang terjadi dari dalam individu selama proses


pembelajaran berlangsung.
Sedangkan

kondisi

eksternal

adalah

berbagai

rangsangan dari

lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.


Interaksi antara kondisi internal dan kondisi eksternal menghasilkan hasil
pembelajaran.
Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran dari
pemrosesan yang berupa kecakapan manusia (Human Capabilities) yang
terdiri atas:
1. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah hasil pembelajaran yang berupa informasi yang
dinyatakan dalam bentuk verbal (kata-kata atau kalimat) baik secara
tertulis atau lisan. Informasi verbal adalah berupa pemberian nama atau
label terhadap suatu benda atau fakta, pemberian definisi atau pengertian,
atau perumusan mengenai berbagai hal dalam bentuk verbal.
2. Kecakapan Intelektual
Kecakapan intelektual adalah kecakapan individu dalam melakukan
interaksi dengan lingkungan yang menggunakan simbol-simbol. Misalnya
simbol-simbol
pengurangan,

dalam

bentuk

pembagian,

matematik,

perkalian

dan

seperti
sebagainya.

penambahan,
Kecakapan

intelektual ini mencakup kecakapan dalam membedakan (diskriminasi).

Konsep intelektual sangat diperlukan dalam menghadapi pemecahan


masalah.
3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian
dan mengelola (management) keseluruhan aktifitasnya. Dalam proses
pembelajaran, strategi kognitif ini kemampuan mengendalikan ingatan dan
cara-cara berfikir agar terjadi aktifitas yang efektif. Kalau kecakapan
intelektual lebih banyak terarah kepada proses pemikiran pelajar. Strategi
kognitif ini memberikan kemudahan bagi para pelajar untuk memilih
informasi verbal dan kecakapan intelektual yang sesuai untuk diterapkan
selama proses pembelajaran dan berfikir.
4. Sikap
Sikap ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk
memilih berbagai tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap
dapat diartikan sebagai keadaan didalam diri individu yang akan memberi
arah kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau
rangsangan. Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang menyertai
pemikiran, dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan


pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. 37

D.

Langkah-langkah dalam Strategi Belajar MURDER


Berdasarkan dari pengertian di atas mengenai strategi belajar MURDER,
maka dalam pembahasan ini merupakan langkah- langkah penerapan strategi
belajar MURDER adalah sebagai berikut:
1.

Langkah pertama berhubungan dengan suasana hati (Mood) adalah


ciptakan suasana hati yang positif untuk belajar. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara menentukan waktu, lingkungan dan sikap belajar yang
sesuai dengan kepribadian siswa.

2.

Langkah kedua berhubungan dengan pemahaman adalah segera tandai


bahan pelajaran yang tidak dimengerti. Pusatkan perhatian pada mata
pelajaran tersebut atau ada baiknya melakukan bersama beberapa
kelompok latihan.

3.

Langkah ketiga berhubungan dengan pengulangan adalah setelah


mempelajari satu bahan dalam suatu mata pelajaran, segeralah berhenti.
Setelah itu, ulangi membahas bahan pelajaran itu dengan kata-kata
siswa.

37

Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Pusataka Bani Quraisy,
2004), 40-43.

4.

Langkah keempat yang berhubungan dengan penelaahan adalah segera


kembali pada bahan pelajaran yang tidak dimengerti. Carilah keterangan
mengenai mata pelajaran itu dari artikel, buku teks atau sumber lainnya.
Jika masih belum bisa, diskusikan dengan guru atau teman kelompok.

5.

Langkah kelima berhubungan dengan pengembangan adalah tanyakan


pada diri sendiri mengenai tiga masalah di bawah ini, begitu selesai
mempelajari satu mata pelajaran, yaitu:
a.

Andaikan bisa bertemu dengan penulis materi, pertanyaan atau


kritik apa yang diajukan?

b.

Bagaimana bisa mengaplikasikan materi tersebut pada hal yang


disukai?

c.

Bagaimana bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan


mudah dipahami oleh siswa lainnya?

6.

Langkah keenam yang berhubungan dengan review adalah pelajari


kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari. 38

II. Tinjauan Tentang Pemahaman


A. Pengertian Pemahaman
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dikatakan bahwa pemahaman adalah mengerti

38

Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2006),
158.

benar atau mengetahui benar. Pemahaman dapat diartikan juga menguasai


tertentu dengan pikiran, maka belajar berarti harus mengerti secara mental
makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya,
sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting
bagi siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya,
adalah tujuan akhir dari setiap mengajar. Pemahaman memiliki arti yang
sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya.
Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. Dalam
belajar unsur comprehension atau pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari
unsur-unsur yang lain. Dengan motifasi, konsentrasi dan reaksi, maka subjek
belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide- ide atau skill kemudian dengan
unsur organisasi, maka subyek belajar dapat menata hal- hal tersebut secara
bertautan bersama menjadi suatu pola yang logis, karena mempelajari
sejumlah data sebagaimana adanya, secara bertingkat atau angsur-angsur, si
subyek belajar mulai memahami artinya dan implikasi dari persoalanpersoalan secara keseluruhan.
Perlu diingat bahwa comprehension atau pemahaman, tidaklah hanya
sekedar tahu akan tetapi juga menghendaki agar subyek belajar dapat
memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipelajari dan dipahami, kalau sudah
demikian maka belajar itu bersifat mendasar. Pemahaman lebih tinggi satu
tingkat dari pengetahuan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap

makna atau arti dari suatu konsep. 39 Tetapi dalam kenyataannya banyak para
subyek

belajar

di

sekolah-sekolah

yang

melupakan

unsur-unsur

comprehension atau memahami.


Contoh banyak terjadi misalnya mereka para pelajar belajar pada
malam hari menjelang ujian di pagi harinya. Kegiatan belajar yang demikian
ini cenderung sekedar mengetahui sesuatu bahan pelajaran yang dituangkan
dikertas ujian, tetapi kalau ditanya pada dua atau tiga hari kemudian,
mengenai apa yang dipelajari kedalam suatu konsep atau kegiatan secara
menyeluruh .
Kemudian perlu ditegaskan bahwa comprehension atau pemahaman
itu adalah bersifat dinamis, dengan ini diharapkan akan bersifat kreatif. Ia
akan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang, akan tetapi apabila
subyek belajar atau siswa betul-betul memahami materi yang disampaikan
oleh para gurunya, maka mereka akan siap memberikan jawaban-jawaban
yang pasti atas partanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah dalam belajar. 40
Ada tiga macam pemahaman, yaitu:
1.

39

Pemahaman Terjemahan

Tohirin, Ms. M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2006), 152.
40
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996), 4245.

Yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya,


misalnya memahami kalimat bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia
(terjemahan Al-Quran)
2.

Pemahaman Penafsiran
Misalnya membedakan dua konsep yang berbeda.

3.

Pemahaman Ekstrapolasi
Yakni kesanggupan melihat dibalik yang ditulis, tersirat dan tersurat,
meramalkan sesuatu, dan memperluas wawasan. 41

B. Tolak Ukur Dalam Mengetahui Pemahaman Siswa


Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar
siswa melalui kegiatan penilaia n atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan
pengertian di atas dapat diketahui tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran dimana tingkat-tingkat keberhasilan tersebut. Kemudian ditandai
dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol. Adapun fungsi kegiatan
evaluasi hasil belajar adalah unt uk dianogtik dan pengembangan (sebagai
pendiagnosian kelemahan dan keunggulan siswa, sehingga guru dapat
mengadakan pengembangan kegitan belajar mengajar dalam meningkatkan

41

Tohirin, Ms. M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2006), 152.

prestasi), untuk seleksi (jenis jabatan, pendidikan) untuk kenaikan kelas dan
untuk penempatan siswa.
Adapun indikator-indikator keberhasilan sebagai tolak ukur dalam
mengetahui pemahaman siswa adalah sebagai berikut:
1.

Daya serap terhadap pegajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,


baik secara individual atau kelompok (nilai raport).

2.

Penilaian yang digariskan dalam tujuan pengajaran intruksiona l khusus atau


TIK telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. 42
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur

keberhasilan atau pemahaman adalah daya serap sebagaimana yang dimaksud


dalam skripsi ini. Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman
belajar dapat dilakukan melalui beberapa tes prestasi belajar antara lain:
1. Tes formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa

terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini

dimanfaatkan untuk memperbaiki PBM dalam waktu tertetu.


2. Tes sub sumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang
telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuan untuk memperoleh gambaran
daya serap siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil tes ini

42

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 120.

dimanfaatkan untuk memperbaiki KBM dan diperhitungkan nilai raport


(pra sumatif).
3. Tes sumatif, tes ini digunakan untuk menguk ur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau
satu cawu. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf
keberhasilan siswa dalam satu periode belajar. Hasil tes ini dimanfaatkan
untuk kenaikan kelas menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran
mutu sekolah. 43
Pada dasarnya keberhasilan suatu lembaga pendidikan dapat dilihat dari
segi keberhasilan proses (pendidikan mutu) dan keberhasilan produk
(meningkatkan mutu pendidikan). 44

Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah

standarisasi atau taraf keberhasilan dalam belajar mengajar adalah sebagai


berikut:
1. Istimewa (maximal) apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat
dikuasai siswa.
2. Baik sekali (optimal) apabila sebagian besar 76%-99% bahan pelajaran dapat
dikuasai siswa.
3. Baik (minimal) apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75%
yang dapat dikuasai siswa.

43

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, 121.
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Trigenda Karya,
1994), 98.
44

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan <60% yang dapat dikuasai
siswa. 45
Dengan adanya format daya serap siswa yang prosentase keberhasilan
siswa dalam mencapai TIK, maka dapat diketahui pemahaman atau
keberhasilan dalam Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan guru dan siswa.
Suatu proses belajar mengajar tentang bahan suatu pengajaran yang dinyatakan
berhasil apabila tujuan intruksional khususnya (TIK) dapat dicapai. Oleh karena
itu perlu dilalukan tes ujian formatif agar lebih cepat diketahui kemampuan
daya serap atau pemahaman siswa dalam menerima mata pelajaran yang
disampaikan oleh guru.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa


Pencapaian terhadap TIK merupakan awal dari suatu keberhasilan.
Karena pencapaian terhadap TIK berarti seseorang siswa telah mengalami fase
pemahaman pada materi yang diberikan guru, sekaligus akan mencapai suatu
keberhasilan dalam belajar melalui tes yang diadakan lembaga di sekolah.
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah
sebagai berikut:

45

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 121.

1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi
juga pada kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru sekaligus
mempengaruhi kegiatan belajar siswa. 46 Dalam hal ini tujuan yang
dimaksud adalah pembuatan tujuan intruksional khusus atau TIK oleh guru
yang berpedoman pada TIU. Penulisan TIK ini dinilai sangat penting dalam
proses belajar mengajar, dengan alasan:
a. Membatasi tugas dan menghilangkan segala kekaburan dan kesulitan
dalam pembelajaran.
b. Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian yang tepat
dalam menetapkan kualitas dan efektifitas pengalaman pembelajaran
siswa.
c. Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal untuk
keberhasilan belajar.
d. Berfungsi sebagai rangkuman pelajaran yang akan diberikan sekaligus
sebagai pedoman awal dalam belajar. 47
Perumusan TIK oleh guru bermacam- macam akan menghasilkan hasil
belajar atau perilaku anak yang bervariasi pula. Jika siswa telah mampu

46

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 124.
47
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: CV. Rajawali Pers, 1991), 6.

menguasai TIK melalui tes formatif maka bisa dikategorikan bahwa anak
itu telah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dalam satu kelas anak didik yang
satu berbeda dengan yang lain, nantinya akan mempengaruhi pola dalam
keberhasilan belajar. Dalam keadaan yang demikian ini seorang guru
dituntut untuk memberikan suatu pendekatan belajar yang sesuai dengan
keadaan anak didik sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang di
harapkan. 48
3. Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah.
Maksud anak didik di sini adalah tidak terbatas oleh usia baik usia muda,
tua, atau lansia. Anak didik yang terkumpul di sekolah mempunyai
bermacam- macam karakteristik kepribadian, sehingga daya serap dan
pemahaman siswa yang didapat berbeda-beda terhadap pelajaran yang
diberikan oleh guru.

48

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 126.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa anak didik adalah unsur


manusia yang mempengaruhi kegiatan belajar sekaligus hasil belajar yaitu
pemahaman siswa.
4. Kegiatan Pengajaran
Yakni proses terjadinya interaksi antara guru dengan anak didiknya
dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran ini meliputi
bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar, strategi belajar yang
digunakan, metode dan media pembelajaran serta evaluasi pengajaran. Di
mana hal- hal tersebut dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan
mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.
5. Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum
yang sudah dipelajari siswa dalam rangka ulangan (evaluasi).
Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi
diantaranya adalah benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi,
dan essai. Yang mana guru dalam menggunakannya tidak hanya satu alat
evaluasi tetapi menggunakan lebih dari satu alat evaluasi. Hal ini untuk
melengkapi kekurangan-kekurangan dari setiap alat evaluasi penguasaan
secara penuh (pemahaman) siswa tergantung pula pada bahan evaluasi ya ng
diberikan oleh guru kepada siswa. Hal ini berarti jika siswa telah mampu
mengerjakan atau menjawab bahan evaluasi dengan baik maka siswa dapat
dikatakan paham terhadap meteri yang diberikan waktu lalu.

6. Suasana Evaluasi
Keadaan kelas yang tenang, aman, disiplin, juga mempengaruhi
terhadap target pemahaman siswa pada materi yang berlangsung karena
dengan pemahaman materi (soal) berarti pula mempengaruhi terhadap
jawaban yang diberikan siswa. Jika

pemahaman siswa tinggi maka

keberhasilan proses belajar mengajar pun akan tercapai.


Sedangkan faktor- faktor lain mempengaruhi pemahaman belajar siswa
adalah:
1. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) meliputi:
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang dimaksud faktor ini adalah panca indra yang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit,
cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsi
kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
b. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, terdiri atas:
1)

Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu


kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu
prestasi yang dimiliki.

2)

Faktor non intelektif yaitu unsur- unsur kepribadian tertentu


seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motifasi, emosi,
dan penyesuaian diri.

3)

Faktor kema tangan fisik maupun psikis.

2. Faktor yang berasal dari luar (ekternal)


a. Faktor sosial yang terdiri atas:
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok.
b. Faktor budaya, seperti adat si tiadat, ilmu penge tahuan, teknologi,
dan kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
d. Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan. 49
Demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang bersifat secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.

D. Langkah-langkah dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa


1. Memperbaiki Proses Pengajaran
Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses
pemahaman siswa dalam belajar perbaikan proses pengajaran meliputi
memperbaiki tujuan pembelajaran, khususnya TIK, bahan (materi)
pengajaran, metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi ini

49

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawan, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung:
Rosda Karya, 1993), 4.

bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap


materi yang disajikan. Evaluasi ini dapat berupa tes formatif, subformatif. 50
2. Adanya Kegiatan Bimbingan Belajar
Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu tertentu siswa agar dapat mencapai taraf perkembangan
dan kebahagiaan secara optimal. Ini menunjukkan bahwa bimbingan belajar
ini hanya diberikan kepada individu tertentu yaitu siswa terbimbing yang
dipandang memerlukan bimbingan belajar tersebut. Adapun tujuan
bimbingan belajar adalah:
a. Mencari cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran.
c. Memberikan informasi dalam memilih bidang studi, program jurusan,
yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan dan lain- lain.
d. Menunjukkan cara-cara menyelesaikan kesulitan belajar. 51
3.

Penambahan Waktu Belajar dan Mengajar Feed Back (Umpan Ba lik)


Dalam Belajar.
Berdasarkan penemuan Jhon Charoll (1936) dalam observasinya
mengatakan bahwa bakat belajar siswa menurut waktu yang disediakan
pada tingkat tertentu. 52 Ini mengandung arti bahwa seorang siswa dalam

50

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1996), 120.
51
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto, Psiklogi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1991), 105.
52
Mustakim dan Abdul Wahab, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), 113.

belajar harus diberikan waktu yang sesuai dengan bakat mempelajari


pelajaran, tugas kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dan kualitas
pelajaran itu sendiri, sehingga dengan demikian siswa akan dapat belajar
dan mencapai pemahaman yang optimal.
Di samping penambahan waktu belajar, guru juga harus sering
mengadakan feed back (umpan balik) sebagai pemantapan belajar. Umpan
balik merupakan observasi terhadap akibat perbuatan (tindakan) dalam
belajar. Hal ini dapat memberikan kepastian kepada siswa apakah kegiatan
belajar telah atau belum mencapai tujuan bahkan dengan adanya feed back
jika terjadi kesalahpahaman pada anak, maka anak akan segera
memperbaikinya.
4. Motifasi Belajar
Adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktifitasaktifitas

belajar

dan

untuk

tujuan-tujuan

belajar

terhadap

setiap

disekitarnya. Motifasi ini dapat memberikan dorongan yang akan


menunjang kegiatan belajar siswa-siswi. Motivasi belajar dapat berupa
motivasi ektrinsik dan intrinsik. Motivasi ektrinsik adalah dorongan yang
timbul untuk mencapai tujuan yang datang dari luar dirinya. Misalnya guru
memberikan pujian atau penghargaan, hadiah, perhatian atau menciptakan
suasana belajar yang sehat. Sedangkan motivasi intrinsik adalah dorongan
agar siswa melakukan kegiatan belajar atas dasar keinginan dan kebutuhan
serta kesadaran diri sendiri sebagai siswa.

5. Kemauan Belajar
Adanya kemauan dapat mendorong belajar dan sebaliknya, tidak
adanya kemauan memperlemah belajar. Kemauan belajar merupakan hal
yang penting dalam belajar, karena dengan kemauan dapat tercapai tujuan
dan merupakan kekuatan dari dalam jiwa seseorang, artinya seseorang
siswa mempunyai sesuatu kekuatan dari dalam jiwanya untuk melakukan
aktifitas belajar. 53
6. Remedial Teaching
Adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau
membetulkan, atau pengajaran yang membuat menjadi baik. Proses
pengajaran ini bersifat lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis dan
sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Proses bantuan ditekankan pada
usaha perbaikan cara-cara belajar, cara mengajar, metode mengajar, dan
lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.
Adapun sasaran pokok dari tindakan dari remedial teaching adalah:
a. Siswa yang prestasinya di bawah minimal, diusahakan dapat memenuhi
kriteria keberhasilan minimal.

53

Mustakim dan Abdul Wahab, Psikologi Pendidikan, 65.

b. Siswa yang sedikit kurang atau telah mencapai bakat maksimal dalam
keberhasilan akan dapat disempurnakan atau ditingkatkan pada program
yang lebih tinggi. 54
7. Ketrampilan Mengadakan Variasi.
Variasi di sini mengandung arti suatu kegiatan guru dalam proses
belajar mengajar yang ditunjukkan untuk menguasai kebosanan murid,
sehingga situasi belajar mengajar murid senantiasa aktif dan terfokus pada
mata pelajaran yang disampaikan. Menurut Wingkel keterampilan
menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam kontek proses
belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga
dalam proses belajarnya, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan,
keantusiasan, serta berperan secara aktif. 55 Ketrampilan ini meliputi variasi
dalam mengajar, variasi dalam menggunakan media dan metode, serta
variasi interaksi guru dan murid.
Dengan keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar
mengajar ini, memungkinkan untuk membangkitkan gairah belajar,
sehingga akan ditemukan suasana belajar yang hidup artinya antara guru
dan murid saling berinteraksi, tidak ada rasa kejenuhan dalam belajar, maka

54

Abin Syamsuddin Makmun. MA, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1996), 236.
55
Hamzah B. Uno. M. Pd, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
1996), 171.

dalam keadaan demikian pemahaman siswa akan tercapai bahkan akan


menemukan keberhasilan yang diinginkan.

III.

Pengaruh Strategi Belajar MURDER terhadap Penguasaan Pemahaman


Pada Mata Pelajaran PAI
Daya serap atau pemahaman terhadap materi pelajaran merupakan salah
satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap siswa dalam proses belajar mengajar.
Para guru berusaha semaksimal mungkin untuk memanipulasi materi supaya anak
didiknya dapat memahami materi yang akan disampaikan secara mendalam.
Namun perlu diingat bahwa dalam proses belajar mengajar disekolah, tidak semua
aktivitas berjalan lancar, seperti apa yang kita harapkan efisiensi dan keberha silan
belajar.
Pendekatan belajar dan strategi serta metode belajar termasuk faktorfaktor yang menentukan tingkat keberhasilan belajar. Karena dengan hal tersebut
maka dalam pencapaian tujuan akan terarah sesuai tahapan yang ingin dicapai.
Salah satu strategi yang digunakan dalam belajar adalah strategi belajar
MURDER yang merupakan gabungan kata yang terdiri dari Mood (Suasana
Hati), Understand (Pemahaman), Recall (Pengulangan), Digest (Penelaahan),
Expand (Pengembangan), Review (Pelajari Kembali). Dari tahapan-tahapan
tersebut mempunyai pengaruh penting terhadap proses belajar mengajar. Mood
atau suasana hati dalam belajar hal ini perlu karena dalam diri siswa materi yang
disampaikan mudah masuk apabila dalam hatinya ada rasa senang. Pemahaman

memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada
proporsinya. Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.
Mengulang adalah cara untuk mengingat untuk jangkauan tertentu. Mengulang
materi dengan kata-kata siswa ini merupakan suatu cara siswa untuk memahami
suatu materi. Penelaahan ini sebagai tambahan informasi karena pada dasarnya
sumber pengetahuan tidak hanya ada pada satu sumber tetapi segala sesuatu itu
dapat dijadikan pengetahuan. Pengembangan merupakan bagaimana siswa itu
menggunakan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Tahap akhir mengulang
materi itu kembali.
Stretegi yang digunakan dalam belajar itu disesuaikan dengan tipe atau
kareteristik dari siswa itu. Bagaimana cara ia belajar untuk memahami materi
yang telah disampaikan. Dalam belajar unsur comprehension atau pemahaman itu
tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur yang lain. Di mana faktor-faktor belajar
yang basal dari individu (internal) maupun eksternal saling mempengaruhi tingkat
keberhasilan. Strategi merupakan cara atau tahapan seseorang dalam mencapai
suatu tujuan.
Berdasarkan pemaparan penulis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sementara atau hipotesa semantara bahwa strategi belajar MURDER
terhadap ranah kognitif tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI.

efektif

You might also like