You are on page 1of 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

K DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN :
POST OPERASI PROSTATEKTOMY
ATAS INDIKASI BENIGNA PROSTATE
HYPERPLASIA DI RUANG BOUGENVILE RSUD
CIAMIS

SUCIA FHAARISTA
AKX.13.071

LATAR BELAKANG

Di dunia hampir 30 juta pria yang


menderita BPH (Sampekalo, 2015).
Angka kejadian BPH di Indonesia
merupakan kelainan urologi kedua
setelah batu saluran kemih yang
dijumpai di klinik Urologi (Sampekalo,
2015).
Rekam medik RSUD Ciamis, urutan ke 3
dengan jumlah 74 kasus dengan
presentase 9,6 %.

PENGERTIAN

Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)


adalah pembesaran progresif dari
kelenjar prostat menyebabkan berbagai
derajat obstruksi uretral dan pembatasan
aliran urinarius (Doenges, 2012).

BPH ialah pembesaran kelenjar prostat


menyebabkan terhambatnya aliran urine
keluar dari buli-buli karena penyempitan

Anatomi sistem kelenjar


prostat

Pe r b e d a a n p r o s t a t
normal dan pembesaran
prostat

ETIOLOGI DAN DERAJAT BPH

Etiologi

1. Dihidrotestosteron
(DHT)
2. Perubahan
keseimbangan hormon
estrogen-testosteron
3. Interaksi stroma-epitel
4. Berkurangnya kematian
sel prostat
5. Teori sel stem

Derajat BPH

1.
2.
3.
4.

Derajat
Derajat
Derajat
Derajat

I
II
III
IV

PENGKAJIAN

Identitas Klien
Nama : Tn.K
Tempat tanggal lahir : 11 April 1947
Umur
: 68 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Status pendidikan : Kawin
Tanggal masuk RS : 25 Januari 2016 jam 10:00 WIB
Tanggal operasi : 26 Januari 2016 jam 13.00 WIB
Tanggal pengkajian : 29 Januari 2016 jam 08.00 WIB
No Medrek : 426244
Diagnosa Medis : Post Operasi Prostatectomy atas indikasi Benigna
Prostate Hiperplasia.

RIWAYAT KESEHATAN

Keluahan Utama masuk rumah sakit


Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan tidak bisa
BAK selama 1 minggu yang lalu, awalnya klien merasa
setiap akan BAK harus mengejan, dan terasa nyeri saat
BAK, BAK menetes, klien merasa BAK tidak puas, BAK pada
malam hari lebih dari 3 kali.

Keluahan utama saat dikaji


Klien mengatakan nyeri dibagian abdomen pada luka
post operasi. klien mengatakan nyeri bertambah ketika luka
dibersihkan dan berkurang ketika klien beristirahat, nyeri
menjalar kebagian abdomen, Nyeri dirasakan seperti
tersayat benda tajam dengan skala nyeri 6 (0-10) nyeri
dirasakan saat melakukan pergerakan.

Sistem integumen
Sistem genitourinaria
Leukosit : 9.500/mm3
Istirahat tidur
Siang

1 jam perhari

jam perhari

Malam

8 jam perhari

4-6 jam perhari

Keluhan

Tidak ada keluhan

lingkungan

terlalu

ramai, dan bising atau


berisik,

sering

terbangun, dan nyeri.

Aktivitas

Petani

dan Klien

melakukan aktivitas bedrest,


secara mandiri

aktivitas

tampak
semua
klien

dibantu
keluarga
perawat.

dan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan
Nyeri akut
berhubungan dengan
luka post operasi.
Gangguan
kebutuhan

istirahat

tidur berhubungan dengan nyeri


Gangguan
ADL
berhubungan
dengan nyeri
Kurangnya pengetahuan

tentang

penyakit

dengan

berhubungan

kurangnya informasi.
Resiko
terjadinya
berhubungan
operasi
invasive.

dan

dengan

infeksi
luka

post

pemasangan

alat

Diagnosa
keperawatan
Nyeri akut
berhubungan dengan
luka post operasi. yang
ditandai dengan : Ds :
klien mengatakan nyeri
pada daerah post
operasi.
Nyeri terasa seperti di
sayat-sayat benda
tajam
Nyeri bertambah ketika
luka dibersihkan dan
berkurang ketika klien
beristirahat.

Do:
Terdapat luka post
operasi di daerah
abdomen
Panjang luka operasi
10 cm
Skala nyeri 6 (0-10).
Wajah klien tampak
meringis
Tekanan darah : 120-80
mmhg
Nadi : 89 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,60 C

Intervensi
Tujuan

Tindakan

Nyeri teratasi setelah


dilakukan perawatan
selama 3x24 jam klien
mengatakan nyeri
berkurang. Dengan
kriteria hasil :
Klien mengatakan nyeri
berkurang atau hilang.
Klien mengatakan tidak
nyeri saat luka
dibersihkan atau pada
saat beraktivitas.
Skala nyeri 3 (0-10)
Tekanan darah dalam
batas normal 120/80
mmHg
Ekspresi wajah klien
tidak meringis
Klien tampak tenang

1.
2.

Kaji

Rasional

intensitas,

lokasi,

1.

Berguna dalam pengawasan

karakteristik nyeri.

keefektifan obat, kemajuan

Pertahankan patensi kateter

penyembuhan,

dan

pada karakteristik nyeri.

sistem

pertahankan

drainase,

selang

bebas

2.

perubahan

Mempertahankan

fungsi

dari lekukan dan bekuan.

katateter dan sistem drainase,

3.

Observasi tanda-tanda vital

menurunkan

4.

Ajarkan

distensi/spasme

teknik

relaksasi

seperti nafas dalam.


5.
6.

Beri

posisi

tidur

resiko
kandung

kemih.
yang

3.

Tanda-tanda vital berguna

nyaman : semi fowler

untuk mengetahui keadaan

Lanjutkan untuk pemberian

umum klien.

obat analgetik ketorolac 3x30

4.

mg.

Menurunkan tegangan otot,


memfokuskan

kembali

perhatian.
5.

Membantu

mengurangi

ketegangan otot abdomen.


6.

Obat

analgetik

pengurang rasa sakit.

sebagai

EVALUASI
No.

Tanggal

Evaluasi

1.

1 februari 2016

S : klien mengatakan nyeri berkurang


O : terlihat ekspresi klien tidak tampak meringis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x /menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,6 0C
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

PEMBAHASAN

Kesenjangan diagnosa yang ada di teori dan yang muncul


pada Tn. K, yang ada di teori namun tidak muncul pada
Tn. K sebanyak 3 diagnosa. Dan yang muncul pada Tn. K
namun tidak ada di teori sebanyak 2 diagnosa.
Perencanaan dibuat berdasarkan Prioritas diagnosa
keperawatan dalam rencana keperawatan kline Tn.K
dibuat berdasarkan berat dan ringannya masalah.
Pelaksanaan tidak ada yang tidak dilakukan.
Dalam kasus Tn.K semua masalah teratasi dan klien
diperbolehkan untuk pulang.
Pada tanggal 01 Februari 2016 dilakukan evaluasi
sumatif untuk diagnosa
keperawatan I,II,III,IV dan V. hasilnya semua masalah
teratasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Tn.K, maka


akan memperoleh data yang menunjukkan tetang masalah
pasien, dengan melakukan pemeriksaan fisik dan
melakukan anamnesa yang lengkap agar hasil yang
didaptakan maksimal sesuai dengan harapan. Data yang
diperoleh dalam melakukan pemeriksaan fisik dan
anamnesa klien mengeluh nyeri pada bagian abdomen di
bekas luka operasinya. mengatakan susah tidur karena
nyeri, dan klien selalu menanyakan tentang penyakitnya.
Pada pengkajian ADL ditemukan selalu dibantu oleh
keluarga untuk melakukan aktivitas. Klien juga mengatakan
sering terbangun di malam hari akibat nyeri dan
lingkungan rumah sakit, sehingga kebutuhan tidur klien
terganggu.

SARAN

Untuk Rumah Sakit


Bagi institusi rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan
mutu pelayanan dengan melengkapi alat-alat yang ada
diruangan, sehingga perawat mampu melaksanakan proses
keperawatan secara maksimal dan terfokus serta tetap menjaga
kesterilan setiap melakukan tindakan.

Untuk Pendidikan
Diharapkan mampu memenuhi ketersediaan literature
terbitan baru terutama mengenai Benigna Prostat Hyperplasia
(BPH) sehingga dapat menambah wawasan keilmuan mahasiswa
dan mahasiswi selama pendidikan.

TERIMA KASIH

You might also like