You are on page 1of 16

ASURANSI SYARIAH

Siti Hardiyanti Hemas, S.E.I., M.E.I


Fak. Agama Islam
Universitas Alkhairaat Palu

Konsep asuransi
Pada dasarnya konsep asuransi adalah tentang

memberikan proteksi kepada nilai ekonomi


hidup manusia.Berbagai macam cara ditempuh
manusia untuk mengatasi risiko antara lain
Pertama, menanggung risiko sendiri
Kedua, mentransfer risiko
Ketiga, risk sharing (membagi risiko dengan
pihak lain). Pada asuransi syariah, yang
dipakai adalah risk sharing
sehingga
perusahaan asuransi syariah disebut sebagai
operator, bukan penanggung seperti pada
asuransi konvensional, dan nasabah disebut
sebagai peserta, bukan tertanggung. (Anwar,
2007).

Sejarah Asuransi Syariah

Pembahasan asuransi dalam wilayah kajian ilmu-ilmu keislaman


baru muncul pada fase lahirnya ulama kontemporer dan tokohnya
antara lain adalah Ibnu Abidin (1784-1836) Muhammad
Nejatullah al-Siddiqi, Fazlur Rahman dan lain sebagainya. Jadi
asuransi syariah merupakan hasil pemikiran ulama kontemporer
Praktik bernuansa asuransi tumbuh dari budaya suku Arab pada
zaman Nabi Muhammad SAW yang disebut aqilah.
menurut Thomas Patrick dalam bukunya Dictionary Of Islam,
menerangkan bahwa jika salah satu anggota suku yang terbunuh
oleh anggota suku lain, keluarga korban akan dibayar sejumlah
uang darah (diyat) sebagai kompensasi oleh saudara terdekat dari
pembunuh. Saudara terdekat pembunuh tersebut yang disebut
aqilah, harus membayar uang darah atas nama pembunuh.
Menurut ahli hukum Islam, dasar tanggung jawab bersama dalam
sistem aqila antara kaum muslimin Mekah dan Madinah
meletakkan dasar saling asuransi (tolong menolong).

Sejarah asuransi
Konsep asuransi sebenarnya sudah dikenal
sejak jaman sebelum masehi dimana
manusia pada masa itu telah menyelamatkan
jiwanya dari berbagai ancaman, antara lain
kekurangan bahan makanan.
Pada tahun 2000 sebelum masehi para
saudagar dan aktor di Italia membentuk
Collegia
Tennirium,
yaitu
semacam
lembaga asuransi yang bertujuan membantu
para janda dan anak-anak yatim dari para
anggota yang meninggal.

Pengertian asuransi
Dalam bahasa Arab istilah asuransi

biasa diungkapkan dengan kata attamin yang secara bahasa berarti


tumaninatun nafsi wa zawalul
khauf,
tenangnya
jiwa
dan
hilangnya rasanya takut.

Pengertian asuransi
Dalam ensiklopedi Hukum Islam
disebutkan bahwa asuransi (at-tamin)
adalah transaksi perjanjian atara dua
pihak, pihak yang satu berkewajiban
membayar iuran dan pihak yang lain
berkewajiban memberikan jaminann
sepenuhnya kepada pembayar iuran
jika terjadi sesuatu yang menimpa
pihak pertama sesuai dengan
perjanjian yang dibuat

Pengertian asuransi
Definisi Asuransi menurut Undang-Undang Republik

Indonesia
Nomor
2
Tahun
1992
tentang
usahaperasuransian Bab 1, Pasal 1 : "Asuransi atau
Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena
kerugian,
kerusakan
atau
kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan

pengertian asuransi syariah


menurut fatwa DSN-MUI, yang lebih
dikenal dengan tamin, takaful, atau
tadhamun
adalah
usaha
saling
melindungi dan tolong-menolong di
antara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru memberikan pola
pengembalian
untuk
menghadapi
risiko tertentu melalui akad yang
sesuai dengan syariah.

Dasar dan Landasan Hukum


A. Hukum Islam

1. Al Quran
Surat Al-Maidah (5) : 2
dan tolong menolonglah kamu dalam
mengerjakan kebajikan dan
takwa,dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan
pelanggaran
Bagi umat manusia yang beriman sangat dianjurkan untuk melakukan
perencanaan kedepan untuk diri dan keluarga tercinta, sesuai dengan
Al Hasyr ayat 18 :
Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah,sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

2. Hadis Nabi Muhammad SAW


Sesungguhnya
seseorang
yang
beriman itu ialah
barang siapa
yang memberi keselamatan dan
perlindungan terhadap harta dan
jiwa raga
manusia
(H.R. Ibnu
Majah)

Dasar dan Landasan Hukum


B. Hukum Operasional

1. Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum


Asuransi Syariah.
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
3.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi
dan Perusahaan Reasuransi.
4. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep.
4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem
Asuransi dan Reasuransi dengan prinsip Syariah.

Prinsip dan tujuan asuransi


syariah
Prinsip

dari
asuransi
syariah
meliputi
beberapa hal yaitu asuransi syariah dibangun
atas dasar kerjasama (taawun)
Asuransi syariah tidak bersifat muawadhoh,
tetapi tabarru atau mudhorobah
tujuan dari pendirian asuransi
1.

2.
3.

Tolong-menolong dan bekerja sama, kekayaan


yang dimiliki sebagai karunia Allah Swt hendaknya
berfungsi sosial, terutama membebaskan orang
dari penderitaan dan ketergantungan
Saling menjaga keselamatan dan keamanan
Saling bertanggung jawab

Pendapat Para Ulama tentang Asuransi


Pendapat pertama : Mengharamkan

Dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, Abdullah al-Qalqii (Mufti


Yordania), Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil al-MuthI
(Mufti Mesir). Alasannya :
Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang di
dalam Islam.
Asuransi mengandung unsur ketidak-pastian.
Asuransi mengandung unsur riba yang dilarang dalam Islam
Asuransi termasuk jual-beli atau tukar menukar mata uang
tidak secara tunai.
Asuransi obyek bisnisnya digantungkan pada hidup matinya
seseorang, yang berarti mendahului takdir Allah Swt.
Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat
menekan.

Pendapat Para Ulama tentang Asuransi


Pendapat kedua : Membolehkan

Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abd. Wahab Khalaf, Mustafa


Akhmad Zarqa (Guru Besar Hukum Islam Fakultas Syariah Universitas
Syria), Muhammad Yusuf Musa (Guru Besar Hukum Islam Universitas
Cairo Mesir), dan Abd. Rakhman Isa (Pengarang Kitab Al Muamalah alHaditsah wa Ahkamuha). Alasannya :
1. Tidak ada nash (Al-Quran dan Sunnah) yang melarang asuransi
2. Ada kesepakatan dan kerelaan kedua pihak
3. Saling menguntungkan kedua pihak
4.Asuransi termasuk akad mudharabah (bagi hasil)
5. Asuransi termasuk koperasi (Syirkah Taawuniyah)
6. Mengandung kepentingan umum sebab premi-premi yang terkumpul
bisa diinvestasikan untuk proyek-proyek yang produktif dan untuk
pembangunan.

Pendapat Para Ulama tentang Asuransi


Syariah
Pendapat ketiga :

Asuransi
haram

sosial

boleh,

dan

komersial

Pendapat ini dianut oleh Muhammad Abdu Zahrah


(Guru Besar Hukum Islam Univ. Cairo).
Alasan kelompok ini sama dengan kelompok
pertama dalam asuransi yang bersifat komersial
(haram), dan sama pula dengan alasan kelompok
dua dalam asuransi yang bersifat sosial (boleh).

Sejarah terbentuknya asuransi syariah dimulai

sejak tahun 1979 perusahaan asuransi di


Sudan, yaitu Sudanese Islamic Insurance
Kemudian pada tahun yang sama sebuah
perusahaan asuransi jiwa di Uni Emirat Arab
juga memperkenalkan asuransi syariah di
wilayah Arab.
Munculnya asuransi syariah pertama kali di
Indonesia tak lepas dari nama Asuransi
Takaful, yang dibentuk oleh holding company
PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) pada tahun
1994.

You might also like