Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK 7
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
A; DEFINISI
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu
merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan.
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga.
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang
tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun,
biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia
pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan
orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka
dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan didalam keluarga.
B; Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan
Tahap VII
: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan bagi orangtua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki
usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18
tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahannya
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua
mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga
anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya. Pasangan postparental
(pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi
lagi saat ini ; semakin banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan
sebagian masa hidupnya dalam fase postparental, dengan hubungan ikatan keluarga
hingga empat generasi, yang merupakan hal yang biasa (Troll, 1971).
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan isteri (lebih
merata), dan pada peran (diferensiasi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan
Korman, 1989). Bagi banyak keluarga yang kepuasan maupun status ekonominya
meningkat (Rollins dan Feldman, 1970), tahun-tahun ini dipandang sebagai usia
kehidupan yang paling baik. Misalnya, Olson, McCubbin, dkk (1983) dalam sebuah
survey besar, bersifat nasional dan representatif terhadap keluarga utuh kelas
menengah yang didominasi oleh kulit putih ditemukan bahwa kepuasan perkawinan
dan keluarga, serta kualitas hidup bertambah dan memuncak selama fase
postparental. Keluarga-keluarga usia pertengahan umumnya secara ekonomi lebih
baik daripada tahap-tahap siklus kehidupan lain (McCollough dan Rutenbergm 1988).
Partisipasi kekuatan buruh yang meningkat oleh wanita dan berpendapatan yang lebih
tinggi dari pada periode sebelumnya oleh pria bertanggungjawab untuk keamanan
ekonomi yang dialami oleh kebanyakan keluarga usia pertengahan. Kegiatan-kegiatan
waktu luang dan persahabatan yang dinikmati satu sama lain disebut faktor utama
yang menimbulkan kebahagiaan. Kepuasan seksual juga memiliki korelasi yang
positif dengan komunikasi yang lebih baik dan kepuasan perkawinan (Levin dan
Levin, 1975), meskipun para suami dengan usia pertengahan mungkin mengalami
penurunan kemampuan seksual. Komunikasi suami istri yang intim sangat penting
untuk mempertahankan pengertian dan keinginan satu sama lain dalam tahun-tahun
ini.
Akan tetapi bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat,
karena masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam
diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga
melewati siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan
memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan
berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman).
C; Tugas Perkembangan Keluarga
Pada saat anak bungsu meninggalkan rumah, banyak wanita yang menyalurkan
kembali tenaga dan hidup mereka dalam persiapan untuk mengisi rumah yang telah
ditinggalkan anak-anak. Bagi sejumlah wanita, krisis usia pertengahan (telah
dibicarakan dalam tahap sebelumnya) dialami selama masa awal siklus kehidupan ini.
Wanita berupaya mendorong anak mereka yang sedang sedang tumbuh agar mandiri
dengan menegaskan kembali hubungan mereka dengan anak-anak tersebut (tidak
mengusik kehidupan pribadi dan kehidupan keluarga mereka). Dalam upaya untuk
mempertahankan perasaan yang sehat dan sejahtera, lebih banyak wanita memulai
gaya hidup yang lebih sehat yaitu pengontrolan peran badan, diet seimbang, program
olahraga yang teratur, dan istirahat yang cukup, dan juga memperoleh dan menikmati
karier, pekerjaan, kecakapan yang kreatif.
Dalam hal kerja, pria mungkin mengalami frustasi dan kekecewaan yang sama
yang terdapat dapat tahap sebelumnya. Di satu pihak, pria mungkin berada pada
puncak kariernya dan tidak perlu bekerja sekeras sebelumnya, atau dilain pihak
mereka mungkin merasa pekerjaan mereka bersifat monoton setelah 20 30 tahun
menekuni pekerjaan yang sama. Banyak sekali pekerja kelas menengah menderita
karena fenomena lateau dimana tidak ada lagi kenaikan gaji dan promosi
menyebabkan mereka merasa bosan. Dalam kondisi ini, ketidakpuasan terhadap
karier catatan mencapai proporsi lampu kuning, membuat banyak orang pada kerja
pertengahan ini tidak kerja karena ketidakpuasan, bosan, dan stagnasi. Karena secara
tradisional bekerja merupakan peran sentral bagi pria dalam hidup, pengalaman
ketidakpuasan terhadap pekerjaan ini amat mempengaruhi tingkat stress dan status
kesehatan umum.
Pengupayaan aktifitas dan hobbi di waktu luang sangat berarti selama
berlangsungnya tahap ini, karena lebih banyak waktu yang tersedia dan persiapan
kecil harus berlangsung secara lebih terencana.
Tugas perkembangan yang penting pada tahap ini adalah penentuan lingkungan
yang sehat (Tabel 10). Dalam masa inilah upaya untuk melaksanakan gaya hidup
sehat menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataannya bahwa
mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri
selama 45 65 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, mereka lebih baik
sekarang dari pada tidak pernah adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk
mengembalikan perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi serti aertritis akibat
in aktivitas, tekanan darah tinggi karena kurangnya olahraga, stress yang
berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.
D; UPAYA
banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa
maupun periode menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, kemungkinan besar
pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal
tanpa kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus
berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap
membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya
sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai
perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami
istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan
kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap
pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur
sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti
jantung koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan
penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka
perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan
suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting
dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara
mereka berdua dapat dipulihkan,"
E; MASALAH
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena lebih baik sekarang dari pada tidak
pernah adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan
begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan
darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya
kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup
mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang
dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan
jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang
teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk
mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan
pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga
dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai
penyebab kamatian urutan ke empat.
2; Hubungan Serasi Dan Memuaskan Dengan Anak- Anaknya Dan Sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga
dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini
mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal
131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus
merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari
posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24
jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara
khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak
dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan
membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang
lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal
memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal
132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah
dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang
merasa berada dalam himpitan generasi dalam upaya mereka mengimbangi
kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucucucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
3; Meningkatkan Keakraban Pasangan Atau Hubungan Perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahunbertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun
muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan
pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai
pasangan menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam
Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai
reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang
terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan
perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian
satu sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun
dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan,
melainkan menimbulkan kebohongan. Menurut Kerckhoff (1976, dalam
Friedman, 1988, hal 132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa
ketika timbul perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan,
seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya.
Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan
berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
Tugas tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita
sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu
sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam
masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya
hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas
perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi
yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu
jalinan hubungan berkeluarga.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A; PENGKAJIAN
1; Data Umum
a;Identitas kepala keluarga
b;
Komposisi anggota keluarga
c;Tipe keluarga
d;
Genogram
e;Suku bangsa
f; Agama
g;
Status sosial ekonomi keluarga
2; Pengkajian Lingkungan
a;Fungsi Afektif.
b;
Fungsi Sosialisasi
c;Fungsi ekonumi
5; Stres dan koping keluarga
B; DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi:
1; Gali kebutuhan akan peran masing-masing anggota keluarga.
a; Berikan penjelasan tentang peran masing-masing anggota keluarga.
b; Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap peran masing-masing
anggota keluarga.
2; Identifikasikan akibat-akibat jika peran masing-masing anggota keluarga
tidak dilaksanakan.
a; Mendiskusikan pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga yang
efektif.
b; Mendorong keluarga untuk mengatur jadwal harian seefektif mungkin.
3; Gali sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
a; Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dalam
2; Diagnosa 2
Intervensi:
1; Gali pengetahuan keluarga tentang komunikasi.
a; Diskusikan tentang manfaat dan pentingnya komunikasi pada
keluarga.
b; Motivasi keluarga melakukan komunikasi dengan anggota keluarga
c; Beri kesempatan pada keluaraga untuk mengulangi apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat.
2; Jelaskan akibat konflik yang terjadi di keluarga.
a; Jelaskan alternatif-alternatif untuk mengatasi konflik
b; Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi
konflik
c; Evaluasi sejauh mana keluarga sudah mengambil keputusan
3; Diagnosa 3
tempat tinggal.
Intervensi :
1; Gali kebutuhan keluarga untuk bersosialisasi dengan masyarakt.
a; Identifikasi wadah ke,asyarakatan yang ada disekitar lingkungan
tempat tinggal
b; Identifikasi akibat kurang peran serta aktif keluarga dalam masyarakat.
2; Motivasi keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dalam
masyarakat:
a; Motivasi keluarga uuntuk menggunakan waktu yang luang
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
b; Motivasi keluarga agar secara aktif ikut dalam wadah kegiatan sosial
masyarakat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus
Ny.S (45th) istri dari Bpk.A (50th) mempunyai dua orang anak Tn. Z (25 th) seorang
laki-laki berkerja di pabrik sepatu dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD.
Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit
Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu pasien pernah diRS
karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat
penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja
di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri
dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas
sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan,
meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya
dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat
MRS karena Hipertensi sebelumnya.
Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga
: Tn. A
: Tuban
: pedagang toko
: SMP
5. Komposisi Keluarga
No
Nama
Jenis
Hubungan
Umur
Pendidikan
dengan KK
Suami
50 th
SMA
1.
Tn. A
Kelamin
L
2.
Ny. S
Istri
45 th
SMP
3.
Tn. Z
Anak
25 th
SMP
4.
An. D
Anak
6 th
SD
Genogram :
Keterangan :
: Laki-Laki
: Hub. Perkawinan
: Perempuan
: Klien
: Menikah
____ : Garis Keturunan
: Meninggal Laki-laki
: Meninggal Perempuan
________
Tinggal
serumah
Keluarga inti terdiri dari Bpk. A , Ny.S dan kedua anak kand
7. Suku bangsa.
Jawa Indonesia. Bpk. A berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.
8. Agama.
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk
pada status kesehatan keluarga Ny.S
Imunisasi
No
Nama
Umur
BB
Keadaan
(BCG/Polio/
Masalah
Kg
Kesehatan
DPT/HB/
kesehatan
Tindakan
Yang tela
dilakukan
Campak
50 th
45 th
13 th
6 th
60
48
Baik
27
Sakit
25
Baik
Baik
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Gangguan
nutrisi
-
Tn. A
1.
2.
3.
4.
Ny. S
An.Z
An. D
Membant
pemenuha
nutrisi Ny
tanpa
membawa
pelayanan
kesehatan
-
Lingkungan
1; Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu
ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan
gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah
permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi
sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah
terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur.
Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang
berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
2;
3;
4;
5;
Keluaga Ny.S dan bpk.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ankanaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa
mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang
jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak
segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.
2; Struktur Peran Keluarga
Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan bpk.A
menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3; Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
bpk. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
Tn. Z sebagai anak pertama berkerja di pabrik.
An. D sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.
4; Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit
menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan
karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan
kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional
V.
Fungsi Keluarga
1; Fungsi Afektif :
Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan
saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil
antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga
berbaikan lagi.
2; Fungsi Sosial
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.
3; Fungsi Perawatan Kesehatan :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya
dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan bpk.A
hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.
2; Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak
menjadi anak yang berguna.
3; Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali
bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap
anaknya.
4; Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan.
VII.
No
Pemeriksaan Fisik.
bpk. A
Ny.S
Tn. Z
An. D
Fisik
1
Kepala
Simetris,
berwarna
hitam, ketombe,Rambut
Leher
leher
nampak
hitam, berwarna
hitam,
adanya nampak
adanya nampak
peningkatan
tekanan
rambut
berwarna
tidak leher
peningkatan
rambut Simetris,
peningkatan
vena tekanan
vena tekanan
peningkatan
vena tekanan
vena
jugularis dan arteri jugularis dan arteri jugularis dan arteri jugularis dan arteri
carotis,
tidak carotis,
teraba
adanya teraba
pembesaran
Mata
tiroid kelenjar
(struma).
tidak
adanya teraba
pembesaran
tiroid kelenjar
(struma).
tidak carotis,
adanya teraba
pembesaran
kelenjar
3.
tidak carotis,
adanya
pembesaran
tiroid kelenjar
(struma).
tiroid
(struma).
anemis, terlihat
anemis, terlihat
anemis, terlihat
anemis,
tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak, tidak ada katarak,
penglihatan jelas
4.
5.
Telinga
Hidung
penglihatan jelas
bersih,Fungsi
bersih,Fungsi
bersih,Fungsi
bersih,Fungsi
pendengaran baik
pendengaran baik
pendengaran baik
pendengaran baik
Simetris,keadaan
Simetris,keadaan
Simetris,keadaan
Simetris,keadaan
kelainan
ada bersih,Tidak
Mukosa
kelainan
yang kelainan
ditemukan
agak
sedikit lembab,keadaan
makan
bersih,Tidak ada
kotor, kelainan
1x/hari
porsi habis .
ada
yang kelainan
ada kering,Mulut
sedikit
ada bersih,Tidak
ditemukan
mulut Mukosa
lembab,keadaan
bersih,Tidak
ada bersih,Tidak
yang kelainan
ditemukan
Mulut
penglihatan jelas
bersih,Tidak
6.
penglihatan jelas
yang
ditemukan
Mukosa
mulut
lemb,keadaan
bersih,Tidak
kelainan
ada
7.
Dada
Pergerakan
terlihat
dada Pergerakan
simetris, terlihat
dada Pergerakan
simetris, terlihat
dada Pergerakan
simetris, terlihat
dada
simetris,
S2 dan
tunggal,tidak
S2 dan
tunggal,tidak
S2 dan
tunggal,tidak
S2
tunggal,tidak
(-), ronchi
wheezing (-)
8.
Abdomen
(-), ronchi
wheezing (-)
(-), ronchi
wheezing (-)
(-),
wheezing (-)
tidak abdomen
tidak abdomen
tidak abdomen
tidak
kembung, tidak
pergerakan
kembung, tidak
pergerakan
peristaltik
kembung, tidak
pergerakan
usus peristaltik
kembung,
pergerakan
usus peristaltik
usus peristaltik
usus
35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada
bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi
9.
TTV
dan TD
ekstremitas
120/80 TD
mmHg,
160/100mmHg, N R: 18 x/mnt
R: 18 x/mnt
N : 74x/m,
N: 72 x/mnt
S : 360C
36,50C
100x/m,
: N: 84 x/mnt
S: 37,2OC
S: 370C
R: 20x/m
R: 20x/m
5
4 4
5
5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
.
VIII.
Harapan Keluarga.
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik.
Etiologi
Masalah
DS:
Gangguan
Ny.S
mengatakan
pemenuhan nutrisi
kurang
Kompensasi tubuh
kebutuhan tubuh.
(pusing)
mempengaruhi hipothalamus
makan.
Mukosa bibir kering.
DS:
Pasien mengatakan pusing dan
lemas.
Ny.S
mengatakan
menderita
Vasokontriksi vaskular
suka
mengkonsumsi
dari
Hipertensi
makanan
berlemak,
seperti
Kekuatan otot:
4
5
Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota
keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn. A
terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :
1.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.
No
1.
Kriteria
Sifat masalah
Perhitungan
Skor
Pembenahan
3/3 x 1
1.aktual (3)
tindakan segera.
3. potensial (1)
2.
Kemungkinan
masalah
dapat
1/2x 2
Sumber-sumber
untuk
yang
ada
dan
diubah
tindakan
me-mecahkan
1.tinggi (2)
2. sedang (1)
3. rendah (0)
3.
4.
Potensi
untuk
mence-gah
3/3 x 1
3/3
masalah
memper-buruk
Mudah (3)
Cukup (2)
Tidak dapat (1)
dilakukan
dengan
Ny.S
keadaan
dapat
dan
keluarga
memperbaiki
perilaku
hidup sehat.
Menonjolnya masalah
2/2 x 1
Keluarga
menyadari
adanya
3/3
Kriteria
Sifat masalah
Perhitungan
Skor
Pembenahan
3/3 x 1
Actual (3)
Resiko tinggi (2)
Potensial (1)
2.
Kemungkinan
masalah
dapat
1/2 x 2
3.
4.
diubah
kesehatan
Tinggi (2)
Sedang (1)
Rendah (0)
Potensi
untuk
mence-gah
2/3 x 1
2/3
untuk
mendapatkan
masalah
Mudah (3)
Cukup (2)
Tidak dapat (1)
makan.
Menonjolnya masalah
2/2 x 1
belum stabil.
penanganan segera (2)
Masalah dirasakan, tidak perlu
di tangani segera (2) RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S
Masalah tidak di rasakan (0)
Total Skor
No
3 2/3
Diagnosis Kep.
Tujuan
Keluarga
1
Gangguan
nutrisi
Umum
pemenuhan Setelah
kurang
Kriteria Evaluasi
Khusus
Kriteria
di Setelah di lakukan
dari lakukan
kunjungan sampai
1 hari selama 30
menit diharapkan
kekurangefektifan
pasien
keluarga
membantu
kebutuhan
kebutuhan
dalam nutrisinya
memenuhi pasien
nutrisi terpenuhi
secara
sembang
keluarga
dan
mampu
memahami tentang
pentingnya nutrisi.
Verbal
Standart
Mengetahui Membe
Setelah di lakukan
Perilaku
1. Menjel
Makan 3x sehari
dan
gelas
air / hari.
2.
Tn.A dilakukan
dengan kunjungan
ketidakmampuan
keluarga
karakteristik
mengenal
berangsur
hipertensi
perawat
2.
jelasKeturunan
dan perawatannya
Pengertian
1. Berrik
keperawatan, Keluarga
mengenal keadaan
Pasien
a.
pen-
perawat
3. Membe
Kelelahan
Kurang olah raga
yakit hipertensi
membaik
Mend
4. Mende
5. Menan
Penyakit tekanan
6. Membi
darah tinggi
7. Berikan
Menjawab
pertanyaan dengan
baik dan benar.
2. setelah dilakukan
Verbal
membuat
kepu-
dibuat
yang
1. Mendis
keluarga berob
Pentingnya
Keluarga
ke
Keputusan
upaya
Ny.S
sarana
dan
- Manfaa
2. Berikan
Beri pu
keputus
bersedia
memberikan
perawatan
yang
pada
pertemuan
Keluarga
akhir Perilaku
Pasien
sepakat melaksanakn
- melakukan olah
1. Menjel
jika
dengan
EVALUASI
No
Diagnosa
1 Gangguan
pemenuhan
Implementasi
Tgl 11-04-2016 Jam 08.30-S:
09.00
Evaluasi
Waktu
Tgl
11-04-
Jam
Keluarga menjawab salam 2016
Tn.A mengatakan Ny.S masih08.30-09.00
nutrisi
penjelasan
apasaat dijelaskan.
Keluarga mendengarkan
yang sudah kita ajarkan.
Memberitahu keluarga untukpenjelasan yang diberikan.
lebih aktif dalam membantu Keluarga membantu proses
pemenuhan kebutuhan nutrisipemenuhan kebutuhan nutrisi
Ny.S sampai akhirnya bisa
secara parsial.
Memberikan motivasi pasienmakan dan minum.
dan
membantu
anggota Ny.S belum menghabiskan
keluarga
Ny.S
untuk
P:
Lanjutkan intervensi.
2 Hipertensi padaTgl 11-04-2016 Jam 08.30-S:
Ny.S
keluarga09.00
Tn.A
berhubungan
Tgl
Jam
Keluarga menjawab salam 2016
Tn.A mengatakan Ny.S masih08.30-09.00
Mengucapkan salam
Memvalidasi
keadaansedikit pusing dan belum bisa
keluarga
sepenuhnya
melakukan
Mengingatkan kontrak
aktifitas.
ketidakmampuan
Menjelaskan tujuan
Keluarga
menyetujui
keluarga
TUK
pertemuan saat ini selama 30
mengenal
Memberikan pendidikanmenit tentang pentingnya
karakteristik
kesehatan tentang Hipertensiaktifitas sehari-hari.
penyakit
dan
Keluarga
dan
pasien
yang meliputi:
perawatannya
Pengertian hipertensi
mengatakan
belum
Tanda dan gejala
sepenuhnya memahami apa
Penyebab dan pencegahan
Memeberikan masukan /saranitu yang berkaitan dengan
dengan
kepada
13-04-
keluarga
untukhipertensi.
Lanjutkan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice Nursing.
Philadelpia: Lippincott.
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept and Practice.
Lippincott: California.
Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.
Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4th Edition. Connecticu :
Aplenton
Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.