Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asma dalam bahasa yunani yang artinya terengah engah dan berarti
serangan napas pendek. Meskipun dahulu istilah ini digunakan untuk
menyatakan gambaran klinis napas pendek tanpa memandang sebabnya,
sekarang istilah ini hanya ditunjukan untuk keadaan keadaan yang
menunjukan respon abnormal saluran napas terhadap berbagai rangsangan
yang menyebabkan penyempitan jalan napas yang meluas. Perubahan
patofisiologi yang menyebabkan obstruksi jalan napas terjadi pada bronkus
ukuran sedang dan bronkiolus yang berdiameter 1 mm. penyempitan jalan
napas disebabkan oleh bronkospasme,edema mukosa dan hipersekresi mucus
yang kental.
penderita asma, saluran napas menjadi sempit dan hal ini membuat
sulit bernapas. Terjadi beberapa perubahan pada saluran napas penyandang
asma, yaitu dinding saluran napas membengkak, adanya sekumpulan lendir
dan sel-sel yang rusak menutupi sebagian saluran napas, hidung mengalami
iritasi dan mungkin menjadi tersumbat, dan otot-otot saluran napas
mengencang tetapi semuanya dapat dipulihkan ke kondisi semula dengan
terapi yang tepat. Selama terjadi serangan asma, perubahan dalam paru-paru
secara tiba-tiba menjadi jauh lebih buruk, ujung saluran napas mengecil, dan
aliran udara yang melaluinya sangat jauh berkurang sehingga bernapas
menjadi sangat sulit .
Asma merupakan suatu penyakit kronik yang mengenai jalan napas
pada paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh laki-laki. Asma
memiliki gejala berupa batuk kronik, mengi, napas yang pendek, dan atau
sesak pada dada yang dapat menyebabkan gangguan dalam hidup penderita,
diantaranya kurang tidur, merasa lelah saat melakukan kegiatan yang berimbas
pada penurunan jumlah aktifitas dan ketidakhadiran di sekolah serta tempat
kerja. Tentunya juga diikuti dengan biaya tidak murah yang harus dikeluarkan
untuk pengobatan asma (Smeltzer C suzanne, 2002)
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran napas yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai
Poltekkes kemenkes
palembang
Asuhan keperawatan
Poltekkes kemenkes
palembang
penyakit asma.
1.4.4.3 Penulis dapat mengaplikasikan tentang teori asma secara
benar kepada Pasien dengan penyakit asma dalam praktek
lahan
Poltekkes kemenkes
palembang
diagnosa
keperawatan,
perencanaan,
Poltekkes kemenkes
palembang
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep dasar penyakit asma
A. Definisi asma
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu. Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan napas,
Poltekkes kemenkes
palembang
B. Etiologi
Etiologi Asthma Bronchial belum diketahui dengan pasti namun
suatu hal yang sering kali terjadi pada semua panderita Asthma Adalah
FenomenaI Hiperaktivitas Bronkus penderita Asthma sangat peka terhadap
rangsangan Imunologi maupun Nonimunologi karna sifat tersebut maka
rangsangan Asthma bisa terjadi akibat berbagai rangsangan baik fisik,
metabolisme kimia. Alergen, infeksi dan sebagainya. Faktor penyebab
Poltekkes kemenkes
palembang
2.
jalan napas
Pembengkakan membran yang melapisi bronki
Poltekkes kemenkes
palembang
3.
menyebabkan
pelepasan
produksi
disebut
Poltekkes kemenkes
palembang
10
Pathway
Alergen
Masuk dalam
tubuh
Menempel pada
sel mast
Degranulasi
Nyeri
Mengeluarkan
mediator,histami
ne,platelet,
bradikinin
palembang
Kelelahan
Cema
s
Poltekkes kemenkes
11
Ketidak seimbangan
nutrisi
Permiabilitas
kapiler
meningkat
Edema
mukosa,sekresi
produktif,
kontriksi otot.
Intake tidak
adekuat,metabolisme
meningkat diaporesi
Bersihak jalan
napas tidak
efektif
Serangan
asma
Sesak
nafas
gelisah
Hospitalis
asi tx
inhalasi
tind
D. Manifestasi klinis
Tiga gejala umum asma adalah batuk, dispnea, dan mengi. Pada
beberapa keadaan, batuk mungkin merupakan satu-satunya gejala.
Serangan asma sering ali terjadi pada malam hari. Penyebabnya tidak
dimengerti dengan jelas, tetapi mungkin berhubungan dengan variasi
sirkadian, yang mempengaruhi ambang reseptor jalan napas.
Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dn rasa
sesak dalam dada, disertai dengan pasan lambat, mengi, laborius. Ekspirasi
selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi, yang medorong pasien
untuk duduk tegak dan menggunakan otot-otot aksesori pernafasan. Jalan
napass yang tersumbat yang menyebabkan dispnea. Batuk pada awalnya
susah dan kering tetapi segera menjadi lebih kuat. Sputum, yang terdiri
Poltekkes kemenkes
palembang
12
13
1. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi selama terjadi serangan asma dapat dibagi
atas tiga bagian dan disesuaikan dengan gambaran emfisema paru
Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis ke kanan dan
rotasi searah jarum jam
2. Pemeriksaan sputum
Kristal kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinofil
3. Uji kulit
4. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
5. Foto dada
pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma,
gambaran ini menunjukkan hiperinflasi paru berupa rradiolusen yang
bertambah, dan pelebaran rongga interkostal serta diagfragma yang
menurun
6. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi,
sedangkan leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat
komplikasi asma
G. Penatalaksanaan
Prinsip Umum Pengobatan Asthma Bronchial :
1. Menghilangkan Obstruksi Jalan Nafas dengan segera
2. Mengenal dan menghidari Faktor-faktor yang mencetuskan
serangan Asthma.
3. Memberikan Penerangan kepada Penderita ataupun Keluarganya
mengenai Penyakit Asthma, baik Pengobatannya maupun tentang
perjalanan Penyakitnya
4. sehingga Penderita mengerti Tujuan Pengobatan yang diberikan
dan bekerja sama dengan Dokter atau Perawat yang merawat.
a. Pemberian Penyuluhan
b. Menghindari Faktor Pencetus
c. Pemberian Cairan
d. Beri O2 bila perlu
Tujuan terapi asma adalah:
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
b. mencegah kekambuhan
c. mengupayakan fungsi paru, senormal mungkin serta
mempertahankan nya
Poltekkes kemenkes
palembang
14
Poltekkes kemenkes
palembang
15
ditempat tidur.
Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya:
pernapasan.
l. Penurunan berat badan karena anoreksia.
7.
Hubungan sosial
a. Keterbatasan mobilitas fisik.
b. Susah bicara atau bicara terbata-bata.
c. Adanya ketergantungan pada orang lain.
8. Seksualitas
Penurunan libido (hawa nafsu)
16
C. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1 Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
berhubungan dengan akumulasi mukus.
Tujuan : Jalan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil :
a.
b.
c.
d.
e.
Sesak berkurang
Batuk berkurang
Klien dapat mengeluarkan sputum
Wheezing berkurang/hilang
TTV dalam batas normal keadaan umum baik.
Intervensi :
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya :
mengi, erekeis, ronkhi.
b. Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan
c.
ekspirasi.
Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya peninggian
:
Poltekkes kemenkes
palembang
17
:
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan
Tinggikan kepala tempat tidur
Kaji secara rutin kulit dan warna membrane mukosa
Bantu mengeluarkan sputum
Auskultasi bunyi nafas
Palpasi Fremitus
Awasi tingkat kesadaran
4. Diagnosa Keperawatan 4 :
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil :
a.
b.
c.
d.
palembang
18
:
a.
b.
konjungtiva)
Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi
tubuh
c. Timbang berat badan dan tinggi badan.
d. Anjurkan klien minum air hangat saat makan.
e. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering..
f. Kolaborasi
1. Consul dengan tim gizi/tim mendukung
nutrisi.
2. Berikan obat sesuai indikasi.
3. Vitamin B squrb 21.
4. Antiemetik rantis 21
D. Implementasi
Implemantasi tindakan yang merupakan tindakan yang sesuai
dengan yang telah direncanakan
kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan
analisis dan kesimpulan perawat dan buku atas petunjuk kesehatan.
F. Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan dari klien yang menggalami
penyakit asma dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak
dicapai. Semua tindakan yang dilakukan diharapkan memberi hasil:
1. Tekanan darah normal
2. Sesak berkurang
3. Klien sudah terlihat tenang
4. Asupan nutrisi klien sudah membaik/ meningkat.
5. Klien sudah bisa mampu mengatasi asma
yang
dideritannya.
6. Klien sudah dapat melakukan aktifitasnya.
Poltekkes kemenkes
palembang
19
Poltekkes kemenkes
palembang