Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CVA (Cerebro Vascular Accident) atau Stroke merupakan penyakit
gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/ deficit neurologik akibat
gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara sederhana stroke
didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena
sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas/ lumpuh sesaat atau gejala
berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke bisa berupa iskemik
maupun perdarahan (hemoragik). (www. infostroke.wordpress.com).
Angka kejadian stroke dunia diperkirakan 200 per 100.000 penduduk,
dalam setahun. Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan dimana stroke
bukan hanya menyerang usia tua tapi juga menyerang usia muda yang masih
produktif. Mengingat kecacatan yang ditimbulkan stroke permanen, sangatlah
penting bagi usia muda untuk mengetahui informasi mengenai penyakit
stroke, sehingga mereka dapat melaksanakan pola gaya hidup sehat agar
terhindar dari penyakit stroke. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi
500.000 penduduk terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000
orang meninggal dan sisanya mengalami cacat ringan atau berat. Saat ini
stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit mematikan setelah penyakit
jantung dan kanker, sedangkan di Indonesia stroke menempati urutan pertama
sebagai penyebab kematian di rumah sakit.
Stroke hingga kini masih merupakan penyebab kematian di berbagai
rumah sakit di Tanah Air. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak
pada kelompok usia dewasa yang masih produktif. Tingginya kasus stroke ini
salah satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengatasi
berbagai risiko yang menimbulkan stroke melalui pola hidup sehat.Yayasan
Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan, angka kejadian stroke menurut data
dasar rumah sakit 63,52 per 100.000 penduduk usia di atas 65 tahun.
Sedangkan jumlah penderita yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa.
Diperkirakan, hampir setengah juta penduduk berisiko tinggi terserang stroke.
(www.hpstroke.wordpress.com).
B. Tujuan Penulisan
ii
1. Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan CVA/Stroke.
2. Tujuan Khusus
a.
d.
e.
f.
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
CVA (Cerebro Vascular Accident) merupakan kelainan fungsi otak
yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan
peredaran darah otak yang bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan
gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan cacat
berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya
ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian
(Muttaqin, 2008: 234).
CVA adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif,
cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih langsung menimbulkan kematian dan semat-mata disebabkan oleh
gangguan perdarahan otak non traumatic.(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2,
Hal 17).
CVA Infark adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak,
progresif cepat, berupa deficit neurologi local atau global yang berlangsung 24
jam terjadi karena trombositosis dan emboli yang menyebabkan penyumbatan
yang bisa terjadi di sepanjang pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.
Darah ke otak di suplay oleh dua arteri karotis interna dan dua arteri
vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung
(arcus aorta) (Suzanne, 2002, Hal 2131)
CVA Infark adalah gangguan disfungsi otak baik sinistra atau dextra
dengan sifat antara lain:
Permulaan cepat dan akut atau sub akut
Ter/jadi kurang lebih 2 minggu
CT-Scan terdapat bayangan infark setelah 3 hari.
(Arief Mansjoer, dkk. 2000).
B. Etiologi
ii
darah cerebral.
- Arteritis : radang pada arteri
2. Emboli
Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah
otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri.
Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan emboli:
-
C. Klasifikasi
Klasifikasi Stroke Non Haemoragik adalah:
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak
sepintas dan menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dala m waktu tidak
lebih dari 24 jam.
2. Reversible Iscemic Neurological Deficit (RIND)
RIND adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia
otak berlangsung lebih dari 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam
waktu 1-3 minggu.
3. Stroke in Evolution (Progressing Stroke)
ii
ii
D. Patofisiologi
ii
Non Dominan
a) Deficit Perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan
mengintepretasi diri / lingkungan) antara lain :
- Gangguan skem / maksud tubuh (amnesia atau menyangkal
-
ii
melalui indra)
Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan
Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau
tempat
Disorientasi kanan-kiri
ii
ii
I. Penatalaksanaan
Untuk mendukung pemulihan dan kesembuhan pada klien yang
mengalami stroke infark maka penatalaksanaan pada klien stroke infark terdiri
dari penatalaksanan medis/farmakologi, penatalaksanan keperawatan dan
penatalaksanaan diet.
1. Penatalaksanaan medis (Arif Mansjoer, 2000)
a. Membatasi atau memulihkan infark akut yang sedang berlangsung
dengan menggunakan trombolisis dengan rt-PA (recombinant tissue
Plasminogen Activator).
ii
ii
Intervensi:
1) Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab peningkatan
TAK dan akibatnaya.
Rasional: keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan.
2) Baringkan klie (bed rest) total dengan posisi tidur telentang tanpa
bantal.
Rasional: monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.
3) Monitor tanda-tanda vital.
Rasional: untuk mengetahui keadaan umum klien.
4) Bantu pasien untuk membtasi muntah, batuk,anjurkan klien menarik
nafas apabila bergerak atau berbalik dari tempat tidur.
Rasional: aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan intracranial dan
intraabdoment dan dapat melindungi diri diri dari valsava.
5) Ajarkan klien untuk mengindari batuk dan mengejan berlebihan.
Rasional: Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intrkranial
dan poteensial terjadi perdarahan ulang.
6) Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.
Rasional: rangsangan aktivitas dapat meningktkan tekanan intracranial.
7) Kolaborasi: pemberian terapi sesuai intruksi dokter,seperti :steroid,
aminofel, antibiotika.
Rasional: tujuan yang di berikan dengan tujuan: menurunkan
premeabilitas kapiler, menurunkan edema serebri, menurunkan
metabolic sel dan kejang.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi
secret, kemampuan batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder,
dan perubahan tingkat kesadaran.
Tujuan:
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam klien mamapu
meningkatkan dan memepertahankan keefektifan jalan nafas agar tetap
bersih dan mencegah aspirasi, dengan kriteria hasil :
1) bunyi nafas terdengar bersih
2) ronkhi tidak terdengar
3) trakeal tube bebas sumbatan
4) menunjukan batuk efektif
5) tidak ada penumpukan secret di jalan nafas
6) frekuensi pernafasan 16 -20x/menit.
Intervensi:
1) Kaji keadaan jalan nafas,
Rasional: obstruksi munkin dapat di sebabkan oleh akumulasi secret.
2) Lakukan pengisapan lendir jika d perlukan.
ii
ii
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jenis patologi stroke yang paling sering ditemukan pada pasien adalah
stroke iskemik. Sedangkan untuk stroke perdarahan paling banyak adalah
perdarahan intraserebral.
2. Gejala klinis yang dominan muncul pada pasien stroke iskemik adalah
paresis nervus kranialis dan gangguan motorik.
3. Gejala klinis yang dominan muncul pada pasien stroke perdarahan
intraserebral adalah paresis nervus kranialis dan gangguan motorik.
4. Tidak ada gejala klinis dominan yang muncul pada pasien perdarahan
subarakhnoid.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang gejala klini yang
muncul pada pasien stroke dengan perdarahan subarakhnoid dengan
jumlah pasien yang lebih banyak.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan antara
jumlah faktor risiko terhadap gejala klinis yang muncul.
3. Perlu diadakan penelitian lebih mendalam tentang hubungan masingmasing patologi terhadap gejala klinis yang muncul.
ii
ii
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta,
EGC, 2000.
Misbach, Jusuf. 2011. STROKE ASPEK DIAGNOSTIK, PATOFISIOLOGI,
MANAJEMEN. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. BUKU AJAR Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.
ii