You are on page 1of 39

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas,
perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada
kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri
dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada
neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal
yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya
dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar
yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya
kecemasannya dapat berkurang.
Sensasi anxietas / cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut
ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala
otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala
tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama.
Gangguan kecemasan merupakan salah satu penyakit yang paling tersering didalam ilmu
kejiwaan. Banyak pasien dengan gangguan kecemasan ini mengalami gejala fisik dan biasanya
mereka akan segera mencari dokter untuk mendapatkan pertolongan. Disamping dari begitu
banyaknya prevalensi kejadian gangguan kecemasan ini, banyak yang tidak mengetahui bahwa
mereka mempunyai gangguan kecemasan.
Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas,
perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada
kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri
mempunyai rentang yang luas dan normal sampai level yang moderat misalnya pertandingan
sepak bola, ujian, wawancara untuk masuk kerja mempunyai tingkat anxietas yang berbeda.

1
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai
sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal
sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan
tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif,
misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar
secara giat supaya kecemasannya dapat berkurang. Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul
untuk merujuk suatu respon mental dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam.
Secara mendasar lebih merupakan respon fisiologis ketimbang respon patologis terhadap
ancaman. Sehingga orang cemas tidaklah harus abnormal dalam perilaku mereka, bahkan
kecemasan merupakan respons yang sangat diperlukan. Ia berperan untuk meyiapkan orang
untuk menghadapi ancaman (baik fisik maupun psikologik). Perasaan cemas atau sedih yang
berlangsung sesaat adalah normal dan hampir semua orang pernah mengalaminya.
Cemas pada umumnya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap stress dalam kehidupan
sehari-hari. Bila cemas menjadi begitu besar atau sering seperti yang disebabkan oleh tekanan
ekonomi yang berkepanjangan, penyakit kronik dan serius atau permasalahan keluarga maka
akan berlangsung lama; kecemasan yang berkepanjangan sering menjadi patologis. Ia
menghasilkan serombongan gejala-gejala hiperaktivitas otonom yang mengenai sistem
muskuloskeletal, kardiovaskuler, gastrointestinal dan bahkan genitourinarius.
Respon kecemasan yang berkepanjangan ini sering diberi istilah gangguan kecemasan,
dan ini merupakan penyakit. Dari aspek klinik kecemasan dapat dijumpai pada orang yang
menderita stress normal; pada orang yang menderita sakit fisik berat, lama dan kronik; pada
orang dengan gangguan psikiatri berat (skizofrenia, gangguan bipoler dan depresi); dan pada
segolongan penyakit yang berdiri sendiri yang dinamakan gangguan kecemasan.
Anxietas dapat bersifat akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan datang mendadak
dan cepat menghilang. Anxietas kronik biasanya berlalu untuk jangka waktu lama walaupun
tidak seintensif anxietas akut, pengalaman penderitaan dari gejala cemas ini oleh pasien biasanya
dirasakan cukup gawat untuk mempengaruhi prestasi kerjanya. Bila dilihat dan segi jumlah,
maka orang yang menderita anxietas kronik jauh lebih banyak daripada anxietas akut.
2
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

2. EPIDEMIOLOGI
Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang datang
berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut
minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas
jumlah gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah 28,73%
untuk dewasa dan 34,39% untuk anak.
Gangguan kecemasan mengenai 19 juta Amerika dewasa. Kebanyakan gangguan
kecemasan dimulai ketika masa kanak-kanak, remaja dan dewasa muda. Gangguan kecemasan
ini banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki dan kejadian ini terjadi sama banyak pada orang
berkulit putih, African-American, dan Hispanics.
3. TUJUAN
a. Tujuan umum
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti program studi kepaniteraan klinik
dibagian Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Islam Jiwa Klender
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui dan memahami mengenai gangguan anxietas

3
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

BAB II
TINJUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak
menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini biasanya disertai dengan
reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat
berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau
rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan
gelisah. ( Harold I. LIEF) Anenvous condition of unrest ( Leland E. HINSIE dan Robert S
CAMBELL) Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan
akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman,
keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. ( J.J GROEN)

2. EPIDEMIOLOGI
Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki, walaupun
kurangnya diagnosis gangguan panik pada laki-laki mungkin berperan dalam distribusi yang
tidak sama tersebut. Perbedaan antara kelompok Hispanik, kulit putih non-Hispanik, dan kulit
hitam adalah sangat kecil. Faktor sosial satu-satunya yang dikenali berperan dalam
perkembangan gangguan panik adalah riwayat perceraian atau perpisahan yang belum lama.
Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda - usia rata-rata timbulnya adalah kirakira 25 tahun, tetapi baik gangguan panik maupun agorafobia dapat berkembang pada setiap
usia. Sebagai contohnya. gangguan panik telah dilaporkan terjadi pada anak-anak dan remaja.
dan kemungkinan kurang diagnosis pada mereka.
Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang datang
berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut
minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas

4
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

jumlah gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah 28,73%
untuk dewasa dan 34,39% untuk anak.
3. ETIOLOGI
Penyebab pasti gangguan kecemasan tidak diketahui, banyak gangguan ini disebabkan
oleh kombinasi faktor, termasuk perubahan di otak dan stres lingkungan.
Seperti penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan kecemasan dapat disebabkan oleh
ketidakseimbangan kimia dalam tubuh. Penelitian telah menunjukkan bahwa stres berat atau
jangka panjang dapat mengubah keseimbangan kimia dalam otak yang mengendalikan mood.
Penelitian lain menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kecemasan tertentu memiliki
perubahan struktur otak tertentu yang mengontrol memori atau mood. Selain itu, penelitian telah
menunjukkan bahwa gangguan kecemasan dalam keluarga, yang berarti bahwa mereka dapat
diwariskan dari satu atau kedua orang tuanya, seperti warna rambut atau mata. Selain itu, faktor
lingkungan tertentu - seperti trauma atau peristiwa penting - dapat memicu gangguan kecemasan
pada orang yang memiliki kerentanan diwariskan kepada mengembangkan kekacauan.
Faktor pencetus yang sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan faktorfaktor yang menahun seperti amarah yang direpresi atau impuls untuk melampiaskan hal sex.
Biasanya urut-urutan kejadian sebagai berikut : Ketakutan ( kecemasan akut ) represi dan
konflik ( tak sadar ) kecemasan menahun stres pencetus penurunan daya tahan dan
mekanisme untuk mengatasinya nerosa cemas.
Faktor Biologis
Penelitian tentang dasar biologis untuk gangguan panik telah menghasilkan berbagai
temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gangguan panik dapat disebabkan oleh berbagai
kelainan biologis di dalam struktur otak dan fungsi otak. penelitian tersebut dan penelitian
lainnya telah menghasilkan hipotesis yang melibatkan disregulasi system saraf perifer dan pusat
di dalam patofisiologi gangguan panik. Sistem saraf otonomik pada beberapa pasien gangguan
panik telah dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatik, beradaptasi secara lambat
5
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

terhadap stimuli yang berulang, dan berespon secara berlebihan terhadap stimuli yang sedang.
Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan gammaaminobutyric acid (GABA).
Faktor Genetika
Bahwa gangguan ini memiliki komponen genetika yang jelas. Angka prevalensi tinggi
pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan panik. Berbagai penelitian telah
menemukan adanya peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara
derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat
pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada kembar monozigot.
Faktor Psikososial
Baik teori kognitif perilaku dan psikoanalitik telah dikembangkan untuk menjelaskan
patogenesis gangguan panik dan agoraphobia. Teori kognitif perilaku menyatakan bahwa
kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari perilaku modeling orang tua atau
melalui proses pembiasan klasik.
Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan yang tidak
berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Apa yang sebelumnya
merupakan suatu sinyal kecemasan ringan menjadi suatu perasaan ketakutan yang melanda,
lengkap dengan gejala somatik.
Peneliti menyatakan bahwa penyebab serangan panic kemungkinan melibatkan arti
bawah sadar peristiwa yang menegangkan dan bahwa patogenesis serangan panik mungkin
berhubungan dengan faktor neurofisiologis yang dipicu oleh reaksi psikologis.

6
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

3. Gambaran Klinis
Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relative singkat
dan disertai gejala somatik. Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4
dari gejala-gejala somatik berikut:
1. Palpitasi
2. Berkeringat
3. Gemetar
4. Sesak napas
5. Perasaan tercekik
6. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
7. Mual dan gangguan perut
8. Pusing, bergoyang. melayang. atau pingsan
9. Derealisasi atau depersonalisasi
10. Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila
11. Rasa takut mati
12. Parastesi atau mati rasa
13. Menggigil atau perasaan panas. Serangan panik pertama seringkali sama sekali spontan,
walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik,
aktivitas seksual, atau trauma emosional sedang. DSM-IV menekankan bahwa sekurangnya
serangan pertama harus tidak diperkirakan (tidak memiliki tanda) untuk memenuhi criteria
diagnostik untuk gangguan panic.
7
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10
menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan suatu perasaan ancaman kematian
dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu untuk menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien
mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda
fisik adalah takikardia. palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat.
Gejala Penyerta
Gejala depresif seringkali ditemukan pada serangan panik dan agoraphobia, dan pada
beberapa pasien suatu gangguan depresif ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik.
Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan
panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.
4. KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria diagnostic untuk Gangguan Panik
Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed 4.
Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman, di mana empat (atau lebih) gejala
berikut ini terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 10 menit:
(1) Palpitasi, jantung berdebar kuat, atau kecepatan jantung bertambah cepat.
(2) Berkeringat.
(3) Gemetar atau berguncang
(4) Rasa nafas sesak atau tertahan
(5) Perasaan tercekik
(6) Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
(7) Mual atau gangguan perut
8
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

(8) Perasaan pusing, bergoyang, melayang, atau pingsang.


(9) Derealisasi (perasaan tidak realitas) atau depersonalisasi (bukan merasa diri sendiri).
(10) Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila
(11) Rasa takut mati.
(12) Parestesia (mati rasa atau sensasi geli)
(13) Menggigil atau perasaan panas.
Menurut PPDGJ-III gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik. Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya
beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan :
1.

Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya.

2.

Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
(unpredictable situation)

3.

Dengan keadaan yang relatif dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara seranganserangan panik (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga anxietas antipsikotik
yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan
terjadi.

5. KLASIFIKASI
F 40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK
a. F 40.0 AGORAFOBIA
PEDOMAN DIAGNOSTIK.
Semua kriteria ini hrs dipenuhi utk :
a. Gejala psikologis/otonomik yg timbul hrs mrpk manifestasi primer dr anxietas &
bkn mrpk gejala lain yg sekunder seperti waham atau pikiran obsesif.
b. Anxietas yg timbul hrs terutama terjadi dlm sekurang2nya dua dari situasi berikut :

Banyak orang
9
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Tempat-tempat umum

Bepergian keluar rumah

Bepergian sendiri
c. Menghindari situasi fobik hrs/sdh mrpk gambaran yg menonjol
b. F 40.1 FOBIA SOSIAL
1. Mulai sejak usia remaja
2. Rasa takut diperhatikan oleh orla dlm kel yg relatif kecil
3. Menjurus pd perhindaran thd situasi sosial yg relatif kecil
4. Menjurus pd penghindaran thd situasi sosial
5. Lelaki sama dgn wanita
6. Gambarannya dpt sgt jelas mis. makan di tempat umum, berbicaradidepan umum,
menghadapi jenis kelamin lain, hampir semua situasi di luar keluarga
7. Biasanya disertai dgn harga diri yg rendah dan takut kritik
8. Dpt tercetus sbg : malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin buang air
kecil & gejala demikian dpt berkembang menjadi serangan panik
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Semua kriteria dibwh ini hrs dipenuhi utk :

Gejala2 psikologis, perilaku /otonomik hrs mrpk manifestasi primer dari anxietas
dan bukan sekundari gejala lain spt waham / pikiran obsesif

Anxietas hrs hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja

Penghindaran dari situasi fobik hrs mrpk gambaran yang menonjol


DIAGNOSIS BANDING
Gangguan depresif & agorafobia sering sulit dibedakan dgn fobia sosial.
Hendaknya diutamakan Dx agorafobia, depresi jgn ditegakkan kecuali ditemukan
sindrom depresif yg lengkap & jelas

c. F 40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)


Fobia yg terbatas pd situasi yg sgt spesifik seperti bila :
Berdekatan dgn binatang tertentu
Tempat tinggi
Petir
Kegelapan
Naik pesawat
Buang hajat ditempat umum
Makan makanan tertentu
Dokter gigi
Takut melihat darah/luka
Takut berhubungan dgn penyakit tertentu

10
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Biasanya timpul pd masa kanak2/dewasa muda ; dpt menetap puluhan tahun bila
tdk diobati
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Semua kriteria yg dibawah ini utk DX :
a. Gejala psikologis atau otonomik hrs mrpk manifestasi primer dari anxietas, dan
bkn sekunder dari gejala2 lain seperti waham atau pikiran obsesif
b. Anxietas hrs terbatas ps adanya objek situasi fobik tertentu
c. Situasi fobik tsb sedapat mungkin dihindarinya
Termasuk :

Akrofobia

Fobia binatang

Klaustrofobia

Fobia ujian

Fobia sederhana

DIAGNOSA BANDING
Gangguan hipokhondrik F 45.2
Gangguan waham F 22.0
F 40.8 gangguan fobik lainnya
F 40.9 Gangguan fobik YTT, termasuk fobia YTT, keadaan Fobik YTT
F 41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA
Gejala Utama : manifestasi klinik
Dapat disertai :
Gejala depresif
Gejala obsesif
Beberapa unsur anxietas fobik
Bersifat sekunder, ringan
a. F 41.0 GANGGUAN PANIK (Anxietas Paroksimal Episodik)
Gambaran esensial :

Serangan anxietas berat (panik) yg berulang

Tdk terbatas pada adanya situasi tertentu / suatu rangkaian kejadian

Tidak terduga

Gejala yg biasa dijumpai, onsit mendadak :


Palpitasi
Nyeri dada
11
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Perasaan tercekik
Pusing kepala
Rasa menjadi gila
Perasaan tidak riil (depersonalisasi/derealisasi)
Rasa takut mati
Kehilangan kendali

PEDOMAN DIAGNOSTIK
Untuk Dx bbrp serangan anxietas berat diserta gejala otonomik hrs terjadi dlm
periode kira2 1 bln tdk berbahaya :
a. Pada keadaan2 yg sebenarnya scr objektiv tdk ada bahaya
b. Tdk terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya
c. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas dalam periode antara
serangan2 panik (meskipun lazim terjadi anxietasantisipatorik)
Termasuk : - serangan panik

- keadaan panik

DIAGNOSIS BANDING
Gangguan panik sbg bagian fobik
Sekunder dari gangguan depresif, terutama pada lelaki
b. F 41.1 GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH
Gambaran esensial :
Anxietas yg menyeluruh & menetap
Tidak terbatas hanya pd setiap keadaan lingkungan yg tertentu saja (misalnya sifat
mengambang atau free floating)
Gejala yang sering dijumpai :
12
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Keluhan tegang yg berkepanjangan


Gemetaran
Ketegangan otot
Berkeringat
Kepala terasa ringan
Palpitasi
Pusing kepala
Keluhan epigastrik
Ketakutan dirinya/ anggota kel lain akan celaka/sakit
Khawatir & firasat lain
Pedoman Diagnostik
Hrs menunjukkan gejala primer anxietas hampir setiap hari selama bbrp minggu
bulan
GEJALA-GEJALA :
a. Kecemasan ttg masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti
diujung tanduk, sulit berkonsentrasi)
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tdk dpt santai)
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, tahikardi, keluhan
epigastorik, pusing kepala, mulut kering, dsb)
Diagnostik Banding :

Episode depresif (F 32)

Gangguan panik (F 41.0)

Gangguan obsesif-kompulsif (F 42)

Termasuk :

Neurosis anxietas

Reaksi anxietas

Keadaan anxietas

c. F 41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS & DEPRESIF


Terdapat gejala anxietas dan depresi yg masing2 tdk menunjukkan rangkaian gejala
yg cukup berat utk menegakkan diagnosa tersendiri.
Bbrp gejala otonomik harus ditemukan :
Tremor
13
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Palpitasi
Mulut kering
Sakit perut (mulas), dsb

Diagnosa Banding :

Gangguan penyesuaian F 43.2

Depresi anxietas menetap (dstimia) F 34.1

Termasuk : depresi anxietas (ringan atau tak menetap)


d. F 41.3 GANGGUAN ANXIETAS CAMPURAN LAINNYA
Gangguan yg memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh (F 41.1) dan yg
menunjukkan ciri2 yg menonjol dari gangguan lain dlm F 40-F 49
F 41.8 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA TDT
Termasuk : histeria anxietas
F 41.9 GANGGUAN ANXIETAS YTT
Termasuk : anxietas YTT

F 42 GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
Ciri utama : pikiran obsesif atau tindakan kompulsif yg berulang
Pikiran obsesional : gagasan, bayangan/impuls yg timbul dlm pikiran individu scr
berulang2 dlm bentuk yang sama tidak dikehendaki
Tindakan kompulsif : perilaku yg stereotipik, diulang berkali2 tidak bermanfaat
Gangguan obsesif-kompulsif sering disertai gangguan depresif dan sebaliknya
Pedoman Diagnostik
Dx, gejala2 obsesional atau tindakan kompulsif atau kedua2nya harus ada hampir setiap
hari selama sedikitnya dua minggu berturut2, merupakan sumber distres atau gangguan
aktivitas
Ciri2 gejala obsesional :
14
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Hrs dikenal/disadari sbg pikiran/impuls dari diri individu sendiri


Setidaknya ada satu pikiran atau tindakan yg masih tidak berhasil dilawan,

meskipun ada lainnya yg tidak lagi dilawan oleh penderita

Pikiran utk melaksanakan tindakan tsb diatas bukan mrpk hal yg memberi

kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan/anxietas tidak tanggap
sbg kesenangan seperti dimaksud diatas)

Pikiran, bayangan atau impuls tsb hrs mrpk pengulangan yg tdk menyenangkan

Tersamuk :

Neurosis anankastik

Neurosis obsesional

Neurosis obsesif-kompulsif

Diagnosis banding

Gangguan depresif primer

Sikzofrenia

Sindrom teurette

F 42.0 PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU PENGULANGAN


Dapat berupa gagasan, bayangan mental atau dorongan utk berbuat distres
F 42.1 PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF (OBSESSION RITUAL)

Tindakan kompulsif berkaitan dgn kebersihan

Memeriksa berulang utk meyakinkan bahwa situasi yang dianggapnya berpotensi


nahaya tidak dibiarkan terjadi, atau masalah kerapian dan keteraturan.

Merupakan ikhtiar simbolik atau sia-sia untuk menghindari bahaya tersebut

15
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Menyita banyak waktu ketidak mampuan mengambil keputusan dan


keterlambatan yang mencolok

Jarang disertai oleh depresi dibandingkan dengan pikiran obsesional, lebih


responsif terhadap terapi tingkah laku

F 42.2 CAMPURAN TINDAKAN DAN PIKIRAN OBSESIONAL

Pasien obsesif-kompulsif memperlihatkan unsur pikiran yg obsesional maupun


tindakan yang kompulsif

Keduanya (obsesif & kompulsif) hrs seimbang sama2 menonjol

F 43 CAMPURAN THD STRES BERAT & GANGGUAN PENYESUAIAN


Diidentifikasikan atas dasar :

Simtomatologi dan perjalanan penyakit

Faktor pencetus :

Stres kehidupan yang luar biasa stres akut

Perubahan penting dalam kehidupan situasi tidak enak gangguan


penyesuaian

Terdapat pada semua kelompok umur


F 43.0 REAKSI STRES AKUT

Gangguan sementara yg cukup parah bbrp jam/hari

Stressor

berupa

pengalaman

traumatik

luar

biasa

ancaman

keamanan/integritas fisik individu sendiri atau orang2 yg dicintai mis :

Bencana alam

Kecelakaan

Peperangan

16
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

serius

t/n

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Serangan tindakan kriminal

Perubahan luar biasa yang mendadak

Penting : kerentanan individual & kemampuan menyesuaikan diri seseorang

Pedoman Diagnostik :
1. Gambaran gejala campuran yg biasanya berubah2

Depresif

Keadaan terpaku/bengong

Anxietas

Kemarahan

Kekecewaan

Overaktif

Penarikan diri

b. Kasus2 yg dpt dialihkan dari lingkup stresornya gejala2nya dpt menghilang dgn cepat
(bbrp jam). Bila stres berkelanjutan/tak dapat dialihkan gejala mereda seletah 1-3 hari
Termasuk :

Reaksi krisis akut

Kelelahan bertempur

Keadaan krisis

shock psikis

17
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

F 43.1 GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA

Timbul sbg akibat/respons yg berkepanjangan & atau tertunda thd kejadian atau situasi
yg menimbulkan stres

Faktor predisposisi yaitu ciri kepribadian (misalnya kompulsif astenik) dpt menurunkan
kadar ambang

Gejala khas : episode2 bayangan kejadian traumatik terulang kembali (flash backs)
atau mimpi, terjadi perasaan beku dan penumpukan emosi, menjauhi orla, tdk responsif
thd lingkungannya, anhedomamenghindari aktivitas2/situasi yg berkaitan menghindari
ingatan traumatik, bisa mendadak ketakutan, panik atau agresif

Terjadi bangkitan otonomik berlebihan dgn kenekatan yg berlebih, mudah kaget,


tertegun, insomnia. Bisa dsertai anxietas & depresi, dan ide bunuh diri

Onset bbrp minggu bulan = 6 bulan


Perjalanan berfluktuasi

Pedoman Diagnostik

Timbulnya dlm waktu 6 bln, disebabkan oleh suatu peristiwa traumatik yg luar biasa
berat

Onset > 6 bln dgn manifest klinis khas seperti yg telah disebutkan

Termasuk : Neurosis Traumatik


F 43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN

Keadaan stres yg subjektif & gangguan emosional yg biasanya menganggu kinerja dan
fungsi sosial

Timbul pd periode adaptasi t/n suatu perubahan dlm hidup yg bermakna / kehidupan
penuh stress

Predisposisi/kerentanan individual berperan dlm resiko terjadinya gangguan kepribadian

18
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Pedoman Diagnostik
DX tergantung pd suatu evaluasi yg teliti t/n hubungan antara :
1. Bentuk, isis, keparahan gejala
2. Riwayat & kepribadian sebelumnya
3. Kejadian / situasi penuh stres/krisis kehidupan
Termasuk : Culture Shock, reaksi berkabung, hopitalisasi pada anak
Tak termasuk : gangguan anxietas perpisahan masa kanak

Jika kriteria gangguan penyesuaian telah dipenuhi, maka bentuk klinis/peri domain dapat
ditentukan dengan menggunakan karakter ke 5:

F43.20 Reaksi depresif singkat : bersifat sementara dgn jangka waktu < 1 bulan
F43.21 Reaksi depresif berkepanjangan : depresi ringan sbg respon t/n stress
berkepanjangan denghan jangka waktu <2 tahun
F43.22 Reaksi campuran Anxietas dan depresif : gejala anxietas & depresif keduanya
menonjol, tapi tdk melebihi F41.2/F41.3
F43.23 dgn predominan gangguan emosi lainnya : gejala-gejala adl anxietas, depresi,
kekhawatiran. Ketegangan, amarah. Kategori ini juga hrs dipakai untuk reaksi pada anakanak dgn prilaku regresif, ngompol atau menghisap jempol
F43.24 dgn predominan gangguan tingkah laku. Gangguan utama : tingkah laku, Raksi
duka cita remaja prilaku agresif/disosial
F43.25 dgn gangguan campuran emosi dan tingkah laku. Gejala emosional dan tingkah
laku merupakan ciri menonjol
F43.28 dgn gejala predominan lainnya YDT

19
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

F43.8 Reaksi Terhadap Stress Berat Lainnya


F43.9 Reaksi Terhadap Stress Berat YTT
6. BENTUK ANXIETAS

Gangguan Panik

Gangguan Fobik

Gangguan Obsesif-kompulsif

Gangguan Stres Pasca Trauma

Gangguan Stres Akut

Gangguan Anxietas Menyeluruh.

GANGGUAN PANIK [Panic Disorder]


Istilah panik berasal dari kata Pan, dewa Yunani yang setengah hantu, tinggal
dipegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Di tahun 1895 deskripsi gangguan
panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam kasus agorafobia. Serangan panik
merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta diyakini akan segera terjadi. Individu yang
mengalami serangan panik berusaha untuk melarikan diri dari keadaan yang tidak pernah
diprediksi.
Gangguan panik adalah ditandai dengan terjadinya serangan panik yang spontan dan
tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan
relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala somatik tertentu
seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi pasien dengan gangguan panik mengalami serangan
panik adalah bervariasi dari serangan multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan
selama setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti dibidang gangguan panik percaya

20
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

bahwa agoraphobia hampir selalu berkembang sebagai suatu komplikasi pada pasien yang
memiliki gangguan panik.
Serangan panik sering dimulai pada masa remaja akhir atau dewasa awal, namun tidak semua
orang yang mengalami serangan panik akan mengembangkan gangguan panik. Banyak orang
hanya memiliki satu serangan dan tidak pernah lagi. Terjadi pada wanita lebih sering daripada
laki-laki. Ada dua kriteria gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan
panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik.
GAMBARAN KLINIS
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan
panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau
trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang
sering mendahului serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang
meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat,
suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan
sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat.
Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30
menit.
Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit
mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali
mereka keluar rumah.
GEJALA PENYERTA
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada beberapa pasien
suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik. Penelitian telah
menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah
lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.
DIAGNOSA BANDING
Penyakit kardiovaskuler : anemia, hipertensi, infark iniokardium, dsb.
Penyakit pulmonum : asma, hiperventilasi, emboli paru-paru.
21
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Penyakit neurologis : penyakit serebrovaskular, epilepsi, inigrain, tumor, dsb.


Penyakit endokrin : diabetes, hipertroidisme, hipoglikemi, sindroma pramestruasi, gangguan
menopause, dsb.
lntoksikasi obat, putus obat.
Kondisi lain : anafilaksis, gangguan elektrolit, keracunan logam berat, uremia dsb
TERAPI Konseling dan medikasi.
Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri
untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa
takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut.

Medikasi :
Banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan
sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25
mg malam hari, dosis bisa sampai 100-150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang
dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1
mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.

22
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

GANGGUAN FOBIK

FOBIA adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang
disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti.
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa
tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah
dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau
situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan
itu tidak ada dasarnya.
Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita banyak
wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agpra = tempat berkumpul, pasar.
Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut
kerumunan, takut bepergian.
Banyak yang minta pertolongan. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja
dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan
menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.
Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:
a. Fobia Spesifik
Sebuah fobia spesifik adalah rasa takut, intens irasional dari sesuatu yang sedikit atau tidak
menimbulkan bahaya yang sebenarnya. Beberapa fobia spesifik lebih umum dipusatkan di
tempat-tempat tertutup, ketinggian, eskalator, terowongan, jalan raya mengemudi, air, terbang,
anjing, dan cedera yang melibatkan darah. fobia seperti ini tidak hanya sangat takut, mereka
ketakutan irasional terhadap suatu hal tertentu.Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda,
atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan
terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap
kancing baju, dsb.

23
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

b. Fobia Sosial
Fobia sosial, juga disebut gangguan kecemasan sosial, didiagnosa ketika orang-orang menjadi
sangat cemas dan terlalu sadar diri dalam situasi sosial sehari-hari. Orang dengan fobia sosial
memiliki ketakutan yang kuat, gigih, dan kronis sedang diawasi dan dinilai oleh orang lain dan
melakukan hal-hal yang akan mempermalukan mereka. Mereka bisa khawatir selama berharihari atau berminggu-minggu sebelum situasi yang ditakuti. Ketakutan berlebih pada kerumunan
atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi
individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan
umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah.
TERAPI
Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi
yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan
konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan
lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa
menimbulkan ketergantungan. Beta bloker dapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik
bila rasa takut menetap.

GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan
adalah 2-3 persen. Waktu tidak diobati, OCD dapat mengganggu semua aspek kehidupan. Anakanak bisa menderita OCD juga . OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak
bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak
bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa
pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah
ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti
ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap
perilaku ini wajar. Dewasa muda, mengikuti kejadian yang penuh stres: kehamilan, kelahiran,

24
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

konflik keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, keadaan depresi. Penderita obsesif-kompulsif sering
menderita depresi.
Ada 5 bentuk obsesi:
1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara
baik (75% dari pasien).
2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada
kejadian yang akan datang (34% dari pasien).
3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%).
4. Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang
memalukan (26%)
5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%).
Kompulsi (2 macam).
1. Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).
2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan
tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10.

DIAGNOSIS BANDING
Kondisi fisik
- Gangguan neurologis (epilepsi lobul temporalis, komplikasi trauma, dsb)
Kondisi psikiatrik
- Skizofrenia, gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, fobia, gangguan depresif.
TERAPI
Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang
dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan
25
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari
perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150
mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik bila kondisi
tidak berkurang atau menetap.
GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)
Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari: - pengalaman kembali trauma melalui mimpi
dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan
responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang
sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif(contoh
pemusatan perhatian yang buruk)
Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasca-trauma diperkirakan I sampai 3 persen
populasi umum, 5 sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan yang subklinis. Walaupun
gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol
pada usia dewasa muda. PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya
dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD bisanya
muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6
bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD.
Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk: perkosaan,
peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai, melihat
orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat
santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang
menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau.
Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering terjadi
mimpi buruk atau gangguan tidur.
Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang,
serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam.
Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan
orang dewasa. Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku: ramai
26
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

pendiam. Riwayat psikopatologi pada keluarga memegang peranan psikoterapi. Dapat melalui
terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari teman-temannya.
PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA
A. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati:
o

mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman


kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau
ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain

respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya

B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara berikut:
o

rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian

Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian

berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali

penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau
eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik

reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang
menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatik

C. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma


D. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut:
kesulitan tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut
yang berlebihan.
E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.
F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
Pengobatan
27
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Perawatan utama bagi orang-orang dengan PTSD adalah psikoterapi (sering disebut terapi
bicara), obat-obatan, atau keduanya. Setiap orang berbeda, sehingga pengobatan yang bekerja
untuk satu orang mungkin tidak bekerja bagi orang lain.

REAKSI STRES AKUT


Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya
gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar
biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat berupa
pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu dan kemampuan menyesuaikan diri
memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut. Harus ada kaitan
waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan
gejala. Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah kejadian. Selain itu
ditemukan (a) terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala
permulaan berupa keadaan terpaku , semua gejala berikut mungkin tampak: depresif, anxietas,
kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan tetapi tidak satupun dan jenis gejala
tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang
dapat dialihkan dan stresomya, gejala-gejalanya dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa
jam); dalam hal dimana stres tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda
setelah 24 - 48 jam dan biasanya menghilang setelah 3 hari.

28
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


(Generalized Anxiety Disorder)
Penyakit Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang
berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6
bulan atau lebih.
Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang menyeluruh dan
menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang
berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing
kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhankeluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa
dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam
waktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan. Kecemasan dan kekhawatiran ini
sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan.
Mereka tidak dapat santai, mudah terkejut, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi.
Seringkali mereka sulit tidur atau tidur. gejala fisik yang sering menyertai kegelisahan meliputi
kelelahan, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri otot, kesulitan menelan, gemetar, gugup, lekas
marah, berkeringat, mual, ringan, harus pergi ke kamar mandi sering, merasa kehabisan napas,
dan hot flashes.
Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:
Gelisah
Mudah lelah
Sulit berkonsentrasi
Mudah tersinggung
Ketegangan otot
Gangguan tidur
29
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Penyakit ini sering terjadi, sekitar 3-5% orang dewasa pernah mengalaminya 2 kali lebih
sering terjadi pada wanita. Seringkali berawal pada masa kanak-kanak atau remaja. Keadaan ini
berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun.
Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan
terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung
berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut
kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa
ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk
mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah,
sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan
mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah,
tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.
Penderita harus menujukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja ( sifatnya free floating atau
mengambang).
Gejala - gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a) Kecemasan ( khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi,
dsb.);
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);
c) Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance)
serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menojol.

30
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

TERAPI
Seperti gangguan kecemasan lainnya, GAD adalah bisa diobati. terapi kognitif-perilaku
yang efektif bagi banyak orang, membantu mereka untuk mengidentifikasi, memahami, dan
memodifikasi pemikiran yang salah dan pola perilaku. Hal ini memungkinkan orang dengan
GAD belajar untuk mengendalikan khawatir mereka. Beberapa orang dengan GAD juga minum
obat.
Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya
mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi dampak stres
merupakan pertolongan yang paling efektif. Mengenali, menghadapi dan menantang
kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas. Kenali kekhawatiran yang
berlebihan atau pikiran yang pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi
merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap.
Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu, Beta bloker
dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik
bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan.
Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya benzodiazepin); tetapi
karena pemberian jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan fisik, maka dosisnya harus
dikurangi secara perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba. Buspiron merupakan obat lainnya
yang juga efektif untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat ini tampaknya tidak
menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu atau lebih,
sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah pemberian obat.
Terapi perilaku biasanya tidak efektif, karena keadaan yang memicu terjadinya
kecemasan tidak jelas. Kadang dilakukan relaksasi dan teknik biofeed-back. Penyakit kecemasan
menyeluruh bisa berhubungan dengan pertentangan psikis.
Pertentangan ini seringkali berhubungan dengan rasa tidak aman dan sikap kritis yang
merusak diri sendiri. Pada keadaan ini dilakukan psikoterapi untuk membantu memahami dan
menyelesaikan pertentangan psikis.
31
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati
disertai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna dan fungsi sosial atau pekerjaan
atau penderitaan yang jelas bagi pasien.
Gejala
Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan
kewaspadaan kognitif. Ketegangan motorik sering ditunjukkan dengan gemetarm gelisah serta
nyeri kepala. Gejala lain yang mengikuti, pasien mudah tersinggung dan dikejutkan. Gangguan
seperti

ini

terjadi

secara

kronik

dan

mungkin

bisa

berlangsung

seumur

hidup.

Pengobatan
Pengobatan yang efektif untuk gangguan ini adalah dengan mengkombinasikan terapi psikologis
dan farmakoterapi.
GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI
Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas maupun depresi, di
mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diaognosis tersendiri.
Obat
Obat tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, tetapi bisa tetap di bawah kontrol
sedangkan orang yang menerima psikoterapi. Obat utama yang digunakan untuk gangguan
kecemasan adalah antidepresan, obat anti-kecemasan, dan-beta blockers untuk mengendalikan
beberapa gejala fisik. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang dengan gangguan kecemasan
dapat memimpin normal, memenuhi hidup.
Antidepresan
Antidepresan dikembangkan untuk mengobati depresi tetapi juga efektif untuk gangguan
kecemasan. Meskipun pengobatan ini mulai mengubah kimia otak setelah dosis pertama, efek
penuh mereka memerlukan serangkaian perubahan terjadi, biasanya sekitar 4 sampai 6 minggu
32
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

sebelum gejala mulai pudar. Hal ini penting untuk melanjutkan pengambilan obat ini cukup lama
untuk membiarkan mereka bekerja.
SSRI
Beberapa antidepresan terbaru Reuptake disebut inhibitor serotonin selektif, atau SSRI. SSRI
mengubah tingkat serotonin neurotransmitter di otak, yang, seperti neurotransmiter lain,
membantu sel-sel otak berkomunikasi dengan satu sama lain.
Fluoxetine (Prozac ), sertraline (Zoloft ), escitalopram ( Lexapro), paroxetine (Paxil ),
dan citalopram (Celexa ) adalah beberapa dari SSRIs umumnya diresepkan untuk gangguan
panik, OCD, PTSD, dan fobia sosial. SSRI juga digunakan untuk mengobati gangguan panik
ketika itu terjadi dalam kombinasi dengan OCD, fobia sosial, atau depresi. Venlafaxine (Effexor
), obat yang berhubungan erat dengan SSRI, digunakan untuk mengobati GAD. Obat-obat ini
dimulai dengan dosis rendah dan secara bertahap meningkat sampai mereka memiliki efek yang
menguntungkan.
SSRI memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan antidepresan lebih tua, tetapi mereka
kadang-kadang menghasilkan sedikit mual atau kegugupan ketika orang pertama mulai
membawa mereka. Beberapa orang juga mengalami disfungsi seksual dengan SSRI, yang
mungkin dibantu oleh menyesuaikan dosis atau beralih ke SSRI yang lain.
Tricyclics
Tricyclics lebih tua dari SSRIs dan kerja serta SSRI untuk gangguan kecemasan selain OCD.
Mereka juga dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur meningkat. Mereka kadangkadang menyebabkan pusing, mengantuk, mulut kering, dan berat badan, yang biasanya dapat
diperbaiki dengan mengubah dosis atau beralih ke obat trisiklik lain.
Tricyclics termasuk imipramine (Tofranil ), yang diresepkan untuk gangguan panik dan GAD,
dan clomipramine (Anafranil ), yang merupakan antidepresan trisiklik hanya berguna untuk
mengobati OCD.

33
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

MAOIs
oksidase inhibitor monoamina (MAOIs) adalah kelas tertua obat antidepresan. The MAOIs
paling sering diresepkan untuk gangguan kecemasan adalah phenelzine (Nardil ), diikuti oleh
tranylcypromine (Parnate ), dan isocarboxazid (Marplan ), yang berguna untuk mengobati
gangguan panik dan fobia sosial. Orang-orang yang mengambil MAOIs tidak bisa makan
berbagai makanan dan minuman (termasuk keju dan anggur merah) yang mengandung tyramine
atau mengambil obat tertentu, termasuk beberapa jenis pil KB, penghilang rasa sakit (seperti
Advil , Motrin , atau Tylenol ) , suplemen dingin dan obat alergi, dan herbal; zat-zat yang
dapat berinteraksi dengan MAOIs menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya.
Pengembangan patch kulit MAOI baru dapat membantu mengurangi risiko ini. MAOIs juga
dapat bereaksi dengan SSRI untuk menghasilkan suatu kondisi serius yang disebut "sindrom
serotonin," yang dapat menyebabkan kebingungan, halusinasi, berkeringat meningkat, kekakuan
otot, kejang, perubahan tekanan darah atau irama jantung, dan kondisi berpotensi mengancam
kehidupan lainnya.
Obat Anti-Anxiety
High-potensi benzodiazepine memerangi kecemasan dan memiliki beberapa efek samping selain
ngantuk. Karena orang-orang bisa terbiasa dengan mereka dan mungkin memerlukan dosis yang
lebih tinggi dan lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama, benzodiazepine umumnya
diresepkan untuk jangka waktu yang singkat, terutama bagi orang-orang yang telah
menyalahgunakan obat atau alkohol, dan yang menjadi tergantung pada obat-obatan dengan
mudah. Satu pengecualian terhadap peraturan ini adalah orang dengan gangguan panik, yang
dapat mengambil benzodiazepine sampai setahun tanpa membahayakan.
Clonazepam (Klonopin ) digunakan untuk fobia sosial dan GAD, lorazepam (Ativan ) sangat
membantu untuk gangguan panik, dan alprazolam (Xanax ) berguna untuk kedua gangguan
panik dan GAD.
Beberapa orang mengalami gejala-gejala penarikan diri jika mereka berhenti mengambil
benzodiazepine tiba-tiba bukan lentik off, dan kecemasan dapat kembali setelah pengobatan
34
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

dihentikan. Masalah-masalah ini potensial menyebabkan beberapa dokter untuk menghindar dari
menggunakan obat atau menggunakannya dalam dosis yang tidak memadai.
Buspirone (BuSpar ), sebuah azapirone, adalah obat anti-kecemasan baru digunakan untuk
mengobati GAD. Kemungkinan efek samping termasuk pusing, sakit kepala, dan mual. Tidak
seperti benzodiazepine, buspirone harus diambil secara konsisten selama minimal 2 minggu
untuk mencapai efek anti-kecemasan.
Beta-bloker
Beta-blocker, seperti propranolol (Inderal ), yang digunakan untuk merawat kondisi jantung,
dapat mencegah gejala-gejala fisik yang menyertai gangguan kecemasan tertentu, terutama fobia
sosial. Ketika situasi takut dapat diprediksi (seperti memberikan pidato), dokter mungkin
meresepkan beta-blocker untuk menjaga gejala fisik kecemasan di bawah kontrol.
Psikoterapi
Psikoterapi melibatkan berbicara dengan kesehatan mental yang terlatih profesional, seperti
psikiater, psikolog, pekerja sosial, atau konselor, untuk menemukan apa yang menyebabkan
gangguan kecemasan dan bagaimana menangani gejala.
Cognitive-Behavioral Therapy Cognitive-Behavioral Therapy
terapi kognitif-perilaku (CBT) sangat berguna dalam pengobatan gangguan kecemasan. Bagian
kognitif membantu orang mengubah pola pikir yang mendukung ketakutan mereka, dan bagian
perilaku membantu orang mengubah cara mereka bereaksi terhadap situasi kecemasanmerangsang.
Misalnya, CBT dapat membantu orang dengan gangguan panik belajar bahwa serangan panik
mereka tidak benar-benar serangan jantung dan membantu orang dengan fobia sosial belajar
bagaimana untuk mengatasi keyakinan bahwa orang lain selalu mengawasi dan menilai mereka.
Ketika orang siap untuk menghadapi ketakutan mereka, mereka menunjukkan cara menggunakan
teknik eksposur untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh diri untuk situasi-situasi yang
memicu kecemasan mereka.
35
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Orang dengan OCD yang takut kotoran dan kuman yang didorong untuk mendapatkan tangan
mereka kotor dan menunggu meningkatnya jumlah waktu sebelum mencuci mereka. Terapis
membantu orang mengatasi kecemasan yang menunggu menghasilkan; setelah latihan telah
diulang beberapa kali, kegelisahan berkurang. Orang dengan fobia sosial dapat didorong untuk
menghabiskan waktu dalam situasi sosial takut tanpa menyerah pada godaan untuk melarikan
diri dan membuat kesalahan sosial kecil dan amati bagaimana orang menanggapi mereka. Karena
respon biasanya jauh lebih keras daripada orang ketakutan, kecemasan tersebut berkurang. Orang
dengan PTSD dapat didukung melalui mengingat peristiwa traumatik mereka dalam situasi yang
aman, yang membantu mengurangi rasa takut itu menghasilkan. CBT terapis juga mengajarkan
napas dalam-dalam dan jenis-jenis latihan untuk mengurangi kecemasan dan mendorong
relaksasi.
terapi perilaku Eksposur berbasis telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati fobia
spesifik. Orang yang secara bertahap menemukan objek atau situasi yang ditakuti, mungkin pada
awalnya hanya melalui gambar atau kaset, kemudian tatap muka. Seringkali terapis akan
menemani seseorang ke situasi takut untuk memberikan dukungan dan bimbingan.
CBT dilakukan ketika orang memutuskan mereka siap untuk itu dan dengan izin mereka dan
kerja sama. Agar efektif, terapi harus diarahkan pada kecemasan tertentu orang tersebut dan
harus sesuai dengan kebutuhan nya. Ada efek samping tidak lain ketidaknyamanan sementara
kecemasan meningkat.
CBT atau terapi perilaku sering berlangsung sekitar 12 minggu. Ini dapat dilakukan secara
individual atau dengan sekelompok orang yang memiliki masalah yang sama. Kelompok terapi
sangat efektif untuk fobia sosial. Sering kali "PR" diberikan bagi peserta untuk menyelesaikan
antara sesiAda beberapa bukti bahwa manfaat dari CBT bertahan lebih lama dibandingkan
dengan pengobatan untuk orang dengan gangguan panik, dan yang sama mungkin benar untuk
OCD, PTSD, dan fobia sosial. Jika gangguan yang berulang di kemudian hari, terapi yang sama
dapat digunakan untuk mengobati dengan sukses untuk kedua kalinya.
Obat dapat dikombinasikan dengan psikoterapi untuk gangguan kecemasan yang spesifik, dan ini
adalah pendekatan pengobatan terbaik untuk orang banyak
36
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

7. PROGNOSIS
Gangguan panik biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja akhir atau masa
dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak, remaja awal, dan usia pertengahan dapat
terjadi. Biasanya kronik dan bervariasi tiap individu. Frekuensi dan kepasrahan serangan panic
mungkin berfluktuasi. Serangan panik dapat terjadi beberapa kali sehari atau kurang dari satu
kali dalam sebulan. Penelitian follow up jangka panjang gangguan panik sulit diinterpretasikan.
Namun demikian kira-kira 30-40% pasien tampaknya bebas dari gejala follow up jangka
panjang, kira-kira 50% memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak mempengaruhi
kehidupannya secara bermakna dan kira-kira 10-21 % terus memiliki gejala yang bermakna.
Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40-80 % dari semua pasien.
Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama gejala singkat cenderung memiliki
prognosis yang baik.

37
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

BAB III
KESIMPULAN

Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak
menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu
atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang.
Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat
berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai
dengan rasa ingin bergerak dan gelisah.

Wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki


Etiologi :

Biologis : norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA).

Genetika : peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak
saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan
sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya.
Demikian juga pada kembar monozigot.

Psikososial : Teori kognitif,teori psikoanalitik

Gejala : Palpitasi, berkeringat, gemetar, sesak napas, perasaan tercekik, nyeri dada atau
perasaan tidak nyaman, mual dan gangguan perut, pusing, bergoyang. melayang. atau
pingsan.

Bentuk

anxietas

Gangguan

Panik,gangguan

kompulsif,Gangguan Stres Pasca Trauma,gangguan


Menyeluruh.

38
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

Fobik,Gangguan

Obsesif-

Stres Akut, Gangguan Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS

Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Daftar Pustaka
1.

American Psychiatric Association, Diagnostic Creteria, DSM -IV - TR, 2005 : 209 -223

2.

Departemen Kesehatan R.l. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di


Indonesia III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 1993: 171 -195.

3.

Anxiety Disorder. Diunduh dari : http://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/mentalhealth-anxiety-disorders?page=2 tanggal 25 maret 2011

4.

Departemen Kesehatan R.l. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat , Direktorat Jenderal


Bina Kesehatan Masyarakat: Gangguan Anxietas.

5.

Sadock BJ, Sadock VA: Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry 10 th.ed. Lippincott
Williams & Wilkins, 2007:579- 633.

6.

Setyonegoro KR, IskandarY : Anxietas. Yayasan Drama Usada, Yakarta, 1980:2-4.

7.

Stahl SM: Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical


Applications 2nd ed Cambridge University Press . 2002 : 300

39
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa
Rumah Sakit Islam Jiwa Klender FK YARSI

You might also like